Kaskus

News

AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
Paguyuban Rektor aliran Nasionalis (FRI) Mulai Giring Opini Publik Pilih Capres ttt?
Mega-Prabowo Adu Konsep di Acara Forum Rektor
Sabtu, 28 September 2013 , 02:15:00

JAKARTA - Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarno Putri dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto akan meramaikan acara Pertemuan Regional Forum Rektor Indonesia di kampus Universitas Diponegoro, Semarang, Sabtu (28/9). Keduanya dijadwalkan untuk mengadu konsep serta pemikiran di hadapan 300 rektor perguruan tinggi, KPU, KPUD, Bawaslu dan Bawaslu Daerah serta aktivis Mahasiswa se-Jawa Tengah.

"Megawati dan Prabowo masing-masing akan memaparkan pemahaman mereka akan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, serta visi dan misi dari partai politik yang mereka pimpin," kata Ketua Forum Rektor Indonesia, Laode M. Kamaluddin, dalam keterangan persnya kepada Wartawan di Jakarta, Jumat (27/9).

Laode mengatakan, kegiatan ini berusaha memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat bahwa elektabiltas dan popularitas seorang capres tidak cukup untuk memimpin transformasi bangsa Indonesia. Karena itu, diharapkan kedua tokoh yang pernah maju sebagai pasangan di Pilpres 2009 lalu itu dapat memperlihatkan sosok pemimpin yang berkemampuan mumpuni.

Rektor Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang itu juga menegaskan, kualitas presiden hasil pemilu 2014 akan sangat menentukan masa depan Indonesia. Jika yang terpilih tidak memiliki kemampuan yang baik, maka bukan tidak mungkin ekonomi akan terpuruk dan Indonesia menjadi negara gagal.

"Indonesia saat ini sedang berada di persimpangan jalan. Jika di Pemilu 2014 bangsa Indonesia memilih pemimpin yang handal, kita bisa menjadi negara yang sangat kuat, negara yang sangat diperhitungkan di Asia bahkan di dunia," harapnya.

Laode menambahkan, acara ini digelar atas kerjasama dengan KPU dan akan dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Acara ini juga merupakan bagian rangkaian agenda Forum Rektor Indonesia yang telah dilaksanakan di enam regional seluruh Indonesia dan akan menjadi rangkaian agenda Forum Rektor Indonesia di seluruh provinsi se-Pulau Jawa. "Acara ini diharapkan turut memberikan kontribusi positif terhadap masa depan Indonesia yang akan ditentukan oleh pemimpinnya," katanya
http://www.jpnn.com/index.php?mib=be...tail&id=193114

Mendikbud: Forum Rektor jangan terjebak politik praktis
Selasa, 1 Oktober 2013 18:52 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengharapkan agar Forum Rektor tidak terjebak dalam politik praktis guna dukung mendukung calon presiden tertentu. "Jauh lebih bagus menyampaikan persoalan yang sedang dihadapi bangsa, dan sebaiknya ke depan seperti apa. Itu lebih elegan sekaligus menjaga untuk tidak terjebak pada politik praktis," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Hal itu dikatakan M Nuh menanggapi pertanyaan wartawan seputar rencana Forum Rektor Indonesia yang akan menggelar acara konvensi calon Presiden.

Menurut M Nuh, penyelenggaran konvensi itu merupakan hak setiap warga negara dalam iklim demokratis. Namun demikian, menurut dia, perguruan tinggi tidak dalam kapasitas untuk mengajukan calon Presiden. Calon Presiden saat ini menjadi ranah partai-partai politik. Untuk itu, katanya, yang bisa disumbangkan oleh para rektor tersebut adalah dengan memberikan berbagai gambaran dan pandangan-pandangan tentang kondisi Indonesia untuk diperbaiki. "Justru dari parpol manapun capresnya dan siapapun orangnya, yang penting pokok pikirannya bisa dimanfaatkan. Jadi lebih pada substansi, apa yang sedang dihadapi bangsa. Perguruan tinggi tidak dalam kapasitas menyeleksi capres," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Forum Rektor Indonesia (FRI) akan menggelar forum untuk mencari calon pemimpin bangsa ke depan. Rencananya, forum itu akan mengutamakan program yang diusung untuk mengatasi persoalan bangsa. "Dalam forum ini, yang paling pokok adalah `platform` semua partai dan semua calon presiden itu harus dalam program. Tidak lagi popularitas dan elektabilitas," kata Ketua FRI Prof Laode M. Kamaluddin di Semarang, Sabtu lalu.

Ia mengakui langkah tersebut merupakan terobosan baru yang dilakukan kalangan perguruan tinggi demi nasib bangsa Indonesia ke depan, mengingat hal semacam ini dulu menjadi semacam langkah yang tabu. "Ini sebuah langkah baru dan menjadi kesepakatan FRI yang beranggotakan sebanyak 3.200 rektor. Semuanya (rektor) setuju dengan pandangan itu, sebagai penjaga gawang hati nurani bangsa," katanya. Nantinya, kata dia, sebagaimana diprogramkan, FRI akan mengundang semua tokoh yang memiliki program mengatasi persoalan bangsa dan berani berdialog turun ke kampus dalam sebuah konvensi capres pada Desember 2013.
http://www.antaranews.com/berita/398...olitik-praktis

Forum Rektor Indonesia Siapkan Konvensi Capres
Rabu 02 Oktober 2012

SEMARANG – Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Laode M Kamaluddin mengatakan pihaknya berencana menggelar konvensi calon presiden (capres) berdasarkan aspirasi rakyat pada Desember 2013.

“Kami (FRI) hanya menyeleksi putraputri terbaik bangsa agar mereka dapat kesempatan. Ini dibuka untuk semuanya, baik pria maupun wanita,” katanya di Semarang kemarin. Laode yang juga Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang itu mengungkapkan seluruh perguruan tinggi akan bersikap terbuka untuk menerima calon-calon alternatif yang dinilai mampu tampil dalam bursa kepemimpinan nasional ke depan.

Unissula sudah mengawalinya dengan menghadirkan Rizal Ramli untuk berdiskusi soal gagasannya dalam mengupas permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dan upaya penyelesaiannya lewat model kuliah umum. “Ini baru serial pertama yang akan dilanjutkan serial-serial berikutnya yang dilakukan kampus-kampus lain dengan menghadirkan tokoh-tokoh nasional yang lain. Semua perguruan tinggi terbuka,” katanya.

Menurut dia, calon pemimpin bukan saatnya lagi sekadar memperjuangkan programprogramnya di jalanan, tetapi harus berani berbagi gagasan dan berdialog di lingkungan akademis, yakni di perguruan tinggi. Nantinya, kata dia, semua tokoh yang dinilai mampu dan layak memimpin bangsa ke depan akan diundang dalam suatu konvensi demokrasi capres pilihan rakyat yang diawali dari dialog-dialog yang digelar di kampus.

“Dalam perjalanannya konvensi nanti, masyarakat yang akan menilai yang mana yang terbaik untuk bangsa ke depan. Rencananya konvensi pada Desember 2013. Kita buka dulu, banyakyangberminat,” katanya. Namun, Laode belum bisa menyebutkan tokoh-tokoh yang akan diundang dalam konvensi capres FRI mendatang karena masih menunggu kampuskampus lain yang membuka kesempatan bagi tokoh-tokoh nasional untuk tampil.

Yang jelas, dia mengatakan sudah ada kesepakatan di FRI bahwa jika sudah mendapatkan tokoh-tokoh alternatif yang diinginkan masyarakat, pihaknya akan memperjuangkan mereka untuk maju dalam bursa kepemimpinan nasional. “Sekali kita mendapatkan tokoh-tokoh itu, kampus akan bekerja. Masak tidak ada partai politik yang mau? Ini kan pilihan kita, yang kita percaya. Nantinya, harus ada kontrak dengan rakyat,” kata Laode.

Sementara itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli mengingatkan masyarakat agar tak memilih pemimpin berdasarkan modal popularitas tanpa melihat karakter, visi, dan kompetensinya. “Kalau memilih calon pemimpin berdasarkan popularitas saja, Indonesia tidak akan pernah menjadi the next China, the next Japan, atau mungkin the next Korea,” katanya seusai memberikan kuliah umum berjudul “Membangun Perekonomian di Era Asia” di Unissula Semarang.

Menurut Rizal, kalau sekadar mengandalkan modal popularitas dalam memilih pemimpin, hal itu akan menjadi seperti Filipina yang menjadikan popularitas sebagai kriteria nomor satu untuk memilih pemimpinnya. Ekonom senior itu mengungkapkan model rekrutmen kepemimpinan semacam itu membuat banyak orang yang menjadi bupati, gubernur, presiden di Filipina biasanya dari mantan artis, aktor, atau presenter televisi. “Kemudian, biasanya adalah anak orang kaya dari 200 konglomerat di Filipina,” katanya.

Rizal menjelaskan, negaranegara yang berhasil memakmurkan rakyatnya dan menyamakan diri dengan negara Barat menerapkan model rekrutmen kepemimpinan berdasarkan tiga aspek penting, yakni karakter, visi, dan kompetensinya. “Setelah itu, baru keempatnya populer. Sebab, karakter, visi, dan kompetensi itu tidak bisa direkayasa. Beda dengan popularitas yang paling gampang direkayasa,” katanya.

Pemimpin yang tidak memenuhi kriteria berkarakter, menurut dia, mudah sekali digoyang oleh situasi sehingga memilih calon pemimpin harus yang berkarakter dan dinilai sebagai yang paling utama. “Pemimpin juga harus memiliki visi. Kita lihat di negara-negara Afrika, banyak di ibu kotanya terdapat Jalan Soekarno. Karena mereka mengingat peran Soekarno dalam melawan kolonialisme. Itu pentingnya visi,” katanya. Selain itu, Rizal menegaskan bahwa kompetensi seperti aspek leadership dan kompetensi teknis wajib pula dijadikan sebagai kriteria untuk memilih calon pemimpin, bukan sekadar karena modal popularitas.
http://m.koran-sindo.com/node/332036


Nama – nama ketua forum rektor Indonesia

  • Pendiri sekaligus Ketua FRI 1998, Prof. Drs. Ir. Lilik Hendrajaya,MSc,Ph.D. (Rektor Institut Teknologi Bandung)
  • Ketua FRI 1999, Prof. Dr. K Sukardika. (Rektor Universitas Udayana)
  • Ketua FRI 2000, Prof. Dr. Thoby Mutis. (Rektor Universitas Trisakti)
  • Ketua FRI 2000-2002, Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc. (Rektor Universitas Diponegoro)
  • Ketua FRI 2002-2003, Prof. Dr. Zulkifli Husin. (Rektor Universitas Trisakti)
  • Ketua FRI 2003-2004, Prof. Dr. H. Marlis Rahman, M.Sc (Universitas Andalas)
  • Ketua FRI 2004-2005, Prof. Drs. ec. Wibisono Hardjopranoto,MS. (Rektor Universitas Surabaya)
  • Ketua FRI 2006-2007, Prof.Dr. Sofian Effendi (Universitas Gajah Mada)
  • Ketua FRI 2007-2008, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso (Rektor Universitas Indonesia)
  • Ketua FRI 2008-2009, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec (Rektor Universitas Islam Indonesia)
  • Ketua FRI 2009-2010, Prof. Chairil Effendy (Rektor Universitas Tanjungapura)
  • Ketua FRI 2010-2011, Prof. Dr. Badia Perizade, M.B.A. (Rektor Universitas Sriwijaya)
  • Ketua FRI 2011-2012, Prof. Dr. Usman Rianse. (Rektor Universitas Haluoleo)
  • Ketua FRI 2012-2013, Prof. Laode M Kamaludin. M. Sc., M. Eng. (Rektor Universitas Islam Sultan Agung)

source: http://fri2013.unissula.ac.id/kepeng...tor-indonesia/

DAFTAR PERGURUAN TINGGI SIMPUL FORUM REKTOR INDONESIA
1. Universitas Jambi
2. Universitas Lambung Mangkurat
3. Universitas Mulawarman
4. Universitas Pasundan
5. Universitas Haluoleo
6. Universitas Sriwijaya
7. Universitas Medan Area
8. Universitas Andalas
9. Universitas Bengkulu
10. Universitas Lampung
11. Universitas Trisakti
12. Universitas Islam Indonesia
13. Universitas Surabaya
14. Universitas Udayana
15. Universitas Nusa Cendana
16. Universitas Tanjungpura
17. Universitas Palangkaraya
18. Universitas Hasanudin
19. Universitas Tadulako
20. Universitas Pattimura
21. Universitas Brawijaya
22. Institut Teknologi Sepuluh November
23. Universitas Samratulangi (UNSRAT)
24. Universitas Negeri Papua Manokwari
25. Universitas Syiah Kuala
26. Universitas Islam Negeri Riau
27. Universitas Diponegoro
28. Universitas Mataram
29. Universitas Cendrawasih
30. Universitas Sumatera Utara
31. Universitas Riau
32. Universitas Gadjah Mada
33. Universitas Indonesia
34. Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
35. Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
source: http://www.untan.ac.id/wp-content/up..._INDONESIA.doc

Peringatan Mendikbud M Nuh pada para Rektor di FRI:
Forum Rektor Tak Punya Kapasitas Seleksi Capres
Selasa, 1 Oktober 2013 | 17:37 WIB

Paguyuban Rektor aliran Nasionalis (FRI) Mulai Giring Opini Publik Pilih Capres ttt?
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh saat diwawancarai KOMPAS.com di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (19/12/2011). KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI | BANAR FIL

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh berpendapat, sebaiknya Forum Rektor Indonesia (FRI) tidak perlu menggelar Konvensi Calon Presiden 2014. Lebih baik, menurut Nuh, FRI membuat kajian mengatasi berbagai permasalahan Indonesia untuk diselesaikan pemimpin selanjutnya. "(Konvensi) ini bagian dari demokrasi. Tapi lebih bagus dari para rektor memberikan pemikiran kepada siapa saja yang maju (pilpres) untuk kemajuan bangsa. Itu lebih elok sehingga tidak terjebak politik praktis," kata Nuh di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/10/2013), ketika dimintai tanggapan rencana FRI menggelar konvensi.

Menurut Nuh, FRI terlalu jauh berpikir soal seleksi bakal capres. Pasalnya, kata dia, yang berhak untuk mengajukan capres-cawapres adalah partai politik. Bakal menjadi persoalan jika ternyata tidak ada parpol yang mau mengusung hasil Konvensi FRI lantaran parpol peserta pemilu sudah memiliki kandidat masing-masing. "Jadi, dari parpol manapun, siapapun capresnya, yang penting pokok pikiran para rektor bisa dimanfaatkan. Lebih pada substansi apa yang sedang dihadapi. Itu lebih elegan, menjaga untuk tidak terjebak politik praktis. Perguruan tinggi tidak dalam kapasitas menyeleksi capres," pungkas Nuh.

Seperti diberitakan, FRI beralasan konvensi untuk memberikan banyak kandidat pemimpin selanjutnya. FRI menyebut tengah menyusun mekanisme konvensi. Diusahakan Desember 2013 bisa mulai berjalan.
http://nasional.kompas.com/read/2013...Seleksi.Capres

----------------------------------

Bisik-bisik di kalangan mahasiswa, sebagian besar Rektor yang bergabung di FRI, dulunya ketika masih menjadi mahasiswa adalah aktivis GMNI. Dan Ketua yang sekarang, Lao Ode Kamaluddin, adalah bekas orang Golkar yang pernah jadi anggota DPR fraksi Golkar. Mereka dalam program politiknya terkait Pemilu dan Pilpres, memang cenderung 'anti-Barat', 'anti-Amerika' dan sejenisnya ...dan selalu bersuara seakan-akan pro-rakyat! ... Berikut liputan media seputar kegiatan dan statmen Forum Rektor Indonesia itu:



emoticon-Sorry
Diubah oleh AkuCintaNanea 02-10-2013 05:28
0
2K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan