- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengingat Masa Lalu Malioboro Yogjakarta


TS
huller
Mengingat Masa Lalu Malioboro Yogjakarta
Masih inget ga sama Malioboro Yogya Di masa lalu gan? Ini Beberapa yang menjadi bagian dari masa lalu Malioboro Yogyakarta
Quote:
Awas Telur Palsu
Zaman dulu, ketika harga-harga masih selangit dan Yogyakarta ikut dilanda inflasi, telur-telur ini banyak yang “dipalsukan”. Soalnya harga telur memang mahal sekali waktu itu. Jadi alasan “pemalsuan” ini bukan tujuan kejahatan murni, tetapi bias dikategorikan (zaman sekarang) sebagai “kenakalan remaja” belaka.
Tetapi anehnya si pembeli tak pernah protes atas tipu daya pedagang telur yang selalu berulang dari tahun ke tahun. Mereka memang mengeluh tetapi setelah jauh dari pedagang. Mbok-mbok pedagang pun tenang saja mendapat rasanan begitu.
“lho, mana buktinya kalau telur itu sampean beli di tempat saya, “ paling-paling itu jawaban dari si pedagang.
Yang agak berbau njawani paling-paling hanya akan berkata sambil melempar senyum khas pedagang, “Mohon maaf, berkah, dan rezeki pada kami, pedagang ini. Nanti rezeki bapak-ibu akan bertambah-tanbah. Tenan…….”
Tetapi bagaimana pula sebuah telur bias dipalsukan ternyata agak rumit dan perlu keahlian khusus. Telur mula-mula diambil isinya lewat lubang kecil yang dibuat tepat pada kedua ujung bulatan ovalnya. Di tempat ini nanti akan dimasukkan sunduk atau tusukan dari belahan bambu tadi.
Isi telur baik yang kuning maupun yang merah, diolah dan dijual sebagai telur goreng. Nah, kulit atau cangkang yang kini berisi udara itulah yang kemudian diisi udara itulah yang kemudian diisi beras dan direbus jadi telur-teluran.
Zaman dulu, ketika harga-harga masih selangit dan Yogyakarta ikut dilanda inflasi, telur-telur ini banyak yang “dipalsukan”. Soalnya harga telur memang mahal sekali waktu itu. Jadi alasan “pemalsuan” ini bukan tujuan kejahatan murni, tetapi bias dikategorikan (zaman sekarang) sebagai “kenakalan remaja” belaka.
Tetapi anehnya si pembeli tak pernah protes atas tipu daya pedagang telur yang selalu berulang dari tahun ke tahun. Mereka memang mengeluh tetapi setelah jauh dari pedagang. Mbok-mbok pedagang pun tenang saja mendapat rasanan begitu.
“lho, mana buktinya kalau telur itu sampean beli di tempat saya, “ paling-paling itu jawaban dari si pedagang.
Yang agak berbau njawani paling-paling hanya akan berkata sambil melempar senyum khas pedagang, “Mohon maaf, berkah, dan rezeki pada kami, pedagang ini. Nanti rezeki bapak-ibu akan bertambah-tanbah. Tenan…….”
Tetapi bagaimana pula sebuah telur bias dipalsukan ternyata agak rumit dan perlu keahlian khusus. Telur mula-mula diambil isinya lewat lubang kecil yang dibuat tepat pada kedua ujung bulatan ovalnya. Di tempat ini nanti akan dimasukkan sunduk atau tusukan dari belahan bambu tadi.
Isi telur baik yang kuning maupun yang merah, diolah dan dijual sebagai telur goreng. Nah, kulit atau cangkang yang kini berisi udara itulah yang kemudian diisi udara itulah yang kemudian diisi beras dan direbus jadi telur-teluran.
Quote:
Teriak Bisa Di Denda
Perda nomer 10/1968 yang dimuat dalam lembaran daerah DIY seri B nomer 17 tahun 1973 Bab 2 pasal 2 huruf a sampai dengan o, dinyatakan. Siapa pun dilarang menggunakan jalan umum sebagai tempat penyimpanan atau penempatan barang-barang sehingga lalu lintas terganggu. Menggunakan jalan umum untuk bermain-main, mengadakan pertunjukan melakukan peraturan-peraturan di luar kesopanan dan kesusilaan.
Pada huruf f dinyatakan siapa pun dilarang berkelai atau mertengkar, menjerit-jerit, berteriak-teriak, mengadakan bunyi-bunyian dengan suara yang keras.
“Dilarang menggiring ternak di jalan umum di waktu malam tanpa membawa obor atau lampu yang menyala terang, antara atahari terbenam dan matahari terbit dan menggunakan tempat umum untuk menginap.”
Perda nomer 10/1968 yang dimuat dalam lembaran daerah DIY seri B nomer 17 tahun 1973 Bab 2 pasal 2 huruf a sampai dengan o, dinyatakan. Siapa pun dilarang menggunakan jalan umum sebagai tempat penyimpanan atau penempatan barang-barang sehingga lalu lintas terganggu. Menggunakan jalan umum untuk bermain-main, mengadakan pertunjukan melakukan peraturan-peraturan di luar kesopanan dan kesusilaan.
Pada huruf f dinyatakan siapa pun dilarang berkelai atau mertengkar, menjerit-jerit, berteriak-teriak, mengadakan bunyi-bunyian dengan suara yang keras.
“Dilarang menggiring ternak di jalan umum di waktu malam tanpa membawa obor atau lampu yang menyala terang, antara atahari terbenam dan matahari terbit dan menggunakan tempat umum untuk menginap.”
Quote:
Kolang-Kaling
Tahun 1900-an dengan uang satu sen apa yang dapat diperbuat ? Ternyata amat banyak, paling tidak kita bias memperoleh secangkir wedang kolang-kaling dan sepotong goring pisang. Kalau yang sedang ngetop drink coca-cola, malioboro sejak seabad lalu sudah punya slogan drink kolang-kaling. Wedang kolang kaling yang menjelma jadi wedang ronde dengan irisan kolang kaling tak pernah punah alias still going strong.
Wedang ronde pernah popular, begitu juga melinjo goreng atau klathak. Tapi klathak lebih dulu KO, ditonjok makanan ringan buatan pabrik seperti chiki, taro, dan sejenisnya. Kasihan……….
Pada waktu upacara grebekan yang ditandai keluarnya gunungan di Alun-alun Lor, wedang dan sate kolang kaling yang berwarna jambon menyala, tersebar dimana-mana. Tatkala Sekolah Rakyat (SR) `Netral` masih berlokasi di Malioboro, sebelum digusur bangunan hotel Mutiara dan took Samijaya, setiap hari banyak penjual kolang kaling yang nangkring di halaman sekolah.
Tahun 1900-an dengan uang satu sen apa yang dapat diperbuat ? Ternyata amat banyak, paling tidak kita bias memperoleh secangkir wedang kolang-kaling dan sepotong goring pisang. Kalau yang sedang ngetop drink coca-cola, malioboro sejak seabad lalu sudah punya slogan drink kolang-kaling. Wedang kolang kaling yang menjelma jadi wedang ronde dengan irisan kolang kaling tak pernah punah alias still going strong.
Wedang ronde pernah popular, begitu juga melinjo goreng atau klathak. Tapi klathak lebih dulu KO, ditonjok makanan ringan buatan pabrik seperti chiki, taro, dan sejenisnya. Kasihan……….
Pada waktu upacara grebekan yang ditandai keluarnya gunungan di Alun-alun Lor, wedang dan sate kolang kaling yang berwarna jambon menyala, tersebar dimana-mana. Tatkala Sekolah Rakyat (SR) `Netral` masih berlokasi di Malioboro, sebelum digusur bangunan hotel Mutiara dan took Samijaya, setiap hari banyak penjual kolang kaling yang nangkring di halaman sekolah.
SUMBER :http://huller88.blogspot.com/
0
5.4K
Kutip
75
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan