- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[INFO] Turis Asing Bakal Dipajaki US$ 10 jika Buka Usaha di Bali
TS
faktapajak
[INFO] Turis Asing Bakal Dipajaki US$ 10 jika Buka Usaha di Bali
Pemerintah Daerah (Pemda) Bali berencana memungut pajak dari pelancong asing yang bekerja di Indonesia, terutama di Pulau Dewata. Pihaknya bakal mematok saweran wajib itu sekitar US$ 10 dan akan masuk ke kantong pemda setempat.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan, pihaknya bakal memberlakukan pajak Heritage Place kepada turis-turis asing yang justru mencari nafkah di Pulau Bali.
"Iya lah kami akan mulai memajakkan usahanya kalau dia bekerja di Bali. Masa dia mengeruk uang di sini tapi tidak mau bayar pajak," tegas dia saat berbincang dengan wartawan di acara APEC High Level Policy Dialogue on Travel Facilitation di Bali, Selasa (1/10/2013).
Sayangnya ketika ditanya lebih jauh mengenai jumlah pengusaha di Bali yang berasal dari luar negeri, Made tidak menyebut data secara detail.
"Pajak itu nantinya akan dikenakan bagi para pengusaha di Bali, karena jumlahnya sangat banyak," sambungnya.
Dia mengaku, akan memberlakukan pengenaan pajak sekitar US$ 10 dolar. Jika diperinci, sebesar US$ 5 sebagai pungutan pajak dan US$ 5 sisanya bakal masuk ke kantong pemda sebagai pendapatan daerah.
"Targetnya bisa menambah pendapatan daerah sekitar Rp 150 miliar per tahun dari heritage place. Lumayan kan bisa berpeluang menambah pendapatan kami," ujar Made.
Dia memastikan, kebijakan tersebut akan menggunakan payung hukum baru dan mulai dapat direalisasikan pada tahun ini. Meski begitu, dia belum bersedia apakah pajak US$ 10 tersebut akan dikenakan setiap hari atau setiap bulan.
Made juga menambahkan, melalui event-event ineternasional, seperti Asia Pacific Economic Coorperation (APEC) dan Miss World tentu akan mengerek pendapatan daerah Bali.
"Dengan acara berkelas dunia ini, pendapatan daerah akan meningkat, karena perekonomian skala Usaha Kecil Menengah (UKM) terangkat, contohnya pedagang suvenir," tutur dia.
Dia berharap, turis asing dapat tinggal berlama-lama di Pulau Dewata supaya konsumsi dan belanja semakin besar.
"Kalau makin lama di Bali, spending money nya juga membesar. Sehingga banyak dolar bertebaran di mana-mana, jadi pedagang, pengrajin ataupun pengusaha lainnya ikut kecipratan wisatawan mancanegara," pungkas Made. (Fik/Sis/Nur)
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/7074...-usaha-di-bali
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan, pihaknya bakal memberlakukan pajak Heritage Place kepada turis-turis asing yang justru mencari nafkah di Pulau Bali.
"Iya lah kami akan mulai memajakkan usahanya kalau dia bekerja di Bali. Masa dia mengeruk uang di sini tapi tidak mau bayar pajak," tegas dia saat berbincang dengan wartawan di acara APEC High Level Policy Dialogue on Travel Facilitation di Bali, Selasa (1/10/2013).
Sayangnya ketika ditanya lebih jauh mengenai jumlah pengusaha di Bali yang berasal dari luar negeri, Made tidak menyebut data secara detail.
"Pajak itu nantinya akan dikenakan bagi para pengusaha di Bali, karena jumlahnya sangat banyak," sambungnya.
Dia mengaku, akan memberlakukan pengenaan pajak sekitar US$ 10 dolar. Jika diperinci, sebesar US$ 5 sebagai pungutan pajak dan US$ 5 sisanya bakal masuk ke kantong pemda sebagai pendapatan daerah.
"Targetnya bisa menambah pendapatan daerah sekitar Rp 150 miliar per tahun dari heritage place. Lumayan kan bisa berpeluang menambah pendapatan kami," ujar Made.
Dia memastikan, kebijakan tersebut akan menggunakan payung hukum baru dan mulai dapat direalisasikan pada tahun ini. Meski begitu, dia belum bersedia apakah pajak US$ 10 tersebut akan dikenakan setiap hari atau setiap bulan.
Made juga menambahkan, melalui event-event ineternasional, seperti Asia Pacific Economic Coorperation (APEC) dan Miss World tentu akan mengerek pendapatan daerah Bali.
"Dengan acara berkelas dunia ini, pendapatan daerah akan meningkat, karena perekonomian skala Usaha Kecil Menengah (UKM) terangkat, contohnya pedagang suvenir," tutur dia.
Dia berharap, turis asing dapat tinggal berlama-lama di Pulau Dewata supaya konsumsi dan belanja semakin besar.
"Kalau makin lama di Bali, spending money nya juga membesar. Sehingga banyak dolar bertebaran di mana-mana, jadi pedagang, pengrajin ataupun pengusaha lainnya ikut kecipratan wisatawan mancanegara," pungkas Made. (Fik/Sis/Nur)
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/7074...-usaha-di-bali
0
968
8
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan