MEDIA ADALAH RAJA DEMOKRASI KITA.. Yaa.. Saat ini Media merupakan tools yang kuat untuk mencetak opini masyarakat untuk like / dislike terhadap karakter seseorang.

Bisa dilihat, perbandingan headline media kompas.com pada tanggal 1 Oktober ini, 2 hal yang sama tentang Upacara Pancasila Sakti tetapi satu berita yang membumbungkan Ahok yang menegakkan Pancasila saat beliau memimpin upacara tersebut, (lihat : http://megapolitan.kompas.com/read/2....Pasti.Tumbang)

tetapi satu sisi, ada satu berita yang menampilkan foto Presiden SBY namun headline berita tersebut bermotif negatif, tidak ada pesan dari seorang kepala Negara tentang semangat Pancasila Sakti seperti pemberitaan upacara yang dipimpin oleh Ahok. (lihat : http://megapolitan.kompas.com/read/2...i.Lubang.Buaya)

Saya yakin 100%, pasangan Jokowi - Ahok digandoli oleh kepentingan-kepentingan oknum penguasa media untuk memuluskan "deal-deal" tertentu..

Jokiwi - Ahok jujur memang pantas mengalahkan Foke - Nara pada Pemilukada 2012 lalu, tetapi bukan berarti mereka berdua adalah Nabi, setiap saat harus dipuja dan dielu-elukan.. Harus tetap dikontrol..

Baru 1 Tahun Tepat Bulan Ini, Jokowi - Ahok memimpin DKI, tetapi biarlah mereka memiliki hasil yang nyata dari aksi kampanyenya..

Demikian Pula, Presiden SBY, seburuknya beliau dalam melakukan malpraktek mengemban tugas negara, bukan berarti beliau tidaklah berjasa pada negeri ini. Beliau ada jasa dan bakti kepada NKRI dalam masa bakti 2004-2014 ini. Biarlah proses hukum negara ini yang bisa memidanakan beliau kalau ada kesalahan, tetapi bukan berarti tiap hari media harus menyudutkan wibawa seorang Presiden RI.

2 Tetangga kita Singapura dan Malaysia hampir setiap hari memiliki porsi berita yang meliput perkembangan dinamika politik dan kehiduapan kita (karena berita dalam negeri mereka sangat amat kurang dan melihat Indonesia adalah negara yang patut diamati karena akses persnya yang begitu bebas dan luas, tidak ada di negara mereka). Apa yang Terjadi? Aksi Demo, Tawuran, Kejelekan Negeri Ini, Penyudutan nama Presiden Tercium oleh mereka.. Sehingga wibawa negeri ini jatuh atas nama tingkah laku Media Massa Indonesia. inilah KAPITALIS, berusaha dengan cara apapun untuk dapat profit, semakin banyak kontroversi, semakin banyak pula profit media massa.

Media massa merupakan dari kita Media -> Medium, yaitu penengah, tidaklah elok kalo media massa dewasa ini menjadi kekuatan satu kutub tertentu, ini merupakan lambang kehancuran proses demokrasi kita.. Media Massa haruslah OBJEKTIF disegala kondisi, tempat dan waktu.

Mari rakyat Indonesia, jadilah Pancasila Sakti ini membuat kita menjadi masayrakkat majemuk yang cerdas dan memiliki semangat untuk membangun bangsa ini melalui kemampuan dan moral yang kita pupuk sebagai bangsa dengan tradisi Timur yang masih kuat. Janganlah pengaruh kapitalis merusak pandangan kita terhadap bangsa kita sendiri.