- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Demokrat Nggak Terima Jokowi Lebih Hebat Dari SBY
TS
soehastio
Demokrat Nggak Terima Jokowi Lebih Hebat Dari SBY
Jakarta-Kluget.Com, Ungkapan pendeta Palti Pandjaitan yang meminta agar SBY belajar dari Jokowi soal bagaimana menyelesaikan masalah kebhinekaan Indonesia, dan bagaimana Jokowi secara cerdas menjunjung tinggi nilai-nilai substansial demokrasi di Indonesia membuat berang penggede di tubuh Partai Demokrat.
Pihak Partai Demokrat mempertanyakan kapasitas Jokowi yang hanya sebagai Gubernur DKI sementara Presiden SBY tingkatnya sudah nasional. Jokowi yang hanya sebatas Gubernur tentunya tidak sebanding dengan Presiden SBY. Wakil Ketua Umum Nurhayati Ali Assegaf menyatakan bahwa SBY beda kaliber dengan Jokowi "Apalagi Pak SBY dibandingkan dengan Jokowi. Bayangkan Presiden dibandingkan gubernur yang baru saja menjabat. Tidak pantas," kata Nurhayati di gedung Parlemen hari Senin (30/9/2013).
Sebelumnya Pendeta Palti Pandjaitan mengatakan seperti dilansir dari Kompas.Com bahwa Jokowi mengajarkan kepada publik bahwa pegangan di wilayah publik adalah "taat konstitusi" Palti menilai seharusnya SBY belajar dari Jokowi bagaimana membaca persoalan kebhinekaan.
Menurut Palti banyak rumah ibadah ditutup, bahkan ada jama'ah dari rumah ibadah seperti dari Gereja Katolik Yasmin di Bogor sampai beribadah di depan Istana, tapi Presiden SBY tampak tidak peduli dan tidak mau mengajak omong para unjuk rasa, beda misalnya dengan Jokowi.
Dalam kasus Lurah Yasmin, Jokowi sudah mengajarkan bagaimana kecerdasan membaca irama persoalan sosial yang dikoridor masalah konstitusi dengan indah dibaca Jokowi. Bahkan Jokowi walau keras dengan prinsip profesionalitas Lurah Susan, Jokowi juga mengundang makan siang pendemo lurah Susan untuk menganalisa masalahnya.
Disini Jokowi jelas memberikan contoh bagaimana pemimpin harus masuk ke dalam persoalan rakyat sehari-hari dan mengerti suasana kebatinannya, bukan pemimpin yang senang cari aman dan mengandalkan pencitraan seperti penghargaan toleransi tapi sikapnya sama sekali tidak peduli terhadap kekerasan-kekerasan yang memuat unsur intoleransi.
Sumber : kluget.com
Pihak Partai Demokrat mempertanyakan kapasitas Jokowi yang hanya sebagai Gubernur DKI sementara Presiden SBY tingkatnya sudah nasional. Jokowi yang hanya sebatas Gubernur tentunya tidak sebanding dengan Presiden SBY. Wakil Ketua Umum Nurhayati Ali Assegaf menyatakan bahwa SBY beda kaliber dengan Jokowi "Apalagi Pak SBY dibandingkan dengan Jokowi. Bayangkan Presiden dibandingkan gubernur yang baru saja menjabat. Tidak pantas," kata Nurhayati di gedung Parlemen hari Senin (30/9/2013).
Sebelumnya Pendeta Palti Pandjaitan mengatakan seperti dilansir dari Kompas.Com bahwa Jokowi mengajarkan kepada publik bahwa pegangan di wilayah publik adalah "taat konstitusi" Palti menilai seharusnya SBY belajar dari Jokowi bagaimana membaca persoalan kebhinekaan.
Menurut Palti banyak rumah ibadah ditutup, bahkan ada jama'ah dari rumah ibadah seperti dari Gereja Katolik Yasmin di Bogor sampai beribadah di depan Istana, tapi Presiden SBY tampak tidak peduli dan tidak mau mengajak omong para unjuk rasa, beda misalnya dengan Jokowi.
Dalam kasus Lurah Yasmin, Jokowi sudah mengajarkan bagaimana kecerdasan membaca irama persoalan sosial yang dikoridor masalah konstitusi dengan indah dibaca Jokowi. Bahkan Jokowi walau keras dengan prinsip profesionalitas Lurah Susan, Jokowi juga mengundang makan siang pendemo lurah Susan untuk menganalisa masalahnya.
Disini Jokowi jelas memberikan contoh bagaimana pemimpin harus masuk ke dalam persoalan rakyat sehari-hari dan mengerti suasana kebatinannya, bukan pemimpin yang senang cari aman dan mengandalkan pencitraan seperti penghargaan toleransi tapi sikapnya sama sekali tidak peduli terhadap kekerasan-kekerasan yang memuat unsur intoleransi.
Sumber : kluget.com
0
2.6K
31
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan