- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Indonesia Pasok 43% Kebutuhan Mutiara Dunia


TS
Fariz25
Indonesia Pasok 43% Kebutuhan Mutiara Dunia


Sebelumya Minta
Ama 
Mudah Mudahan HT ya gan
Tanpa Basa Basi Gan


Mudah Mudahan HT ya gan

Tanpa Basa Basi Gan
Spoiler for Mutiara:
Mutiara adalah suatu benda keras yang diproduksi di dalam jaringan lunak (khususnya mantel) dari moluska hidup. Sama seperti cangkang-nya, mutiara terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal yang telah disimpan dalam lapisan-lapisan konsentris. Mutiara yang ideal adalah yang berbentuk sempurna bulat dan halus, tetapi ada juga berbagai macam bentuk lain. Mutiara alami berkualitas terbaik telah sangat dihargai sebagai batu permata dan objek keindahan selama berabad-abad, dan oleh karena itu, kata "mutiara" telah menjadi metafora untuk sesuatu yang sangat langka, baik, mengagumkan, dan berharga.
Mutiara sangat mahal harganya kalau di jual dan dijadikan perhiasan sangat bagus untuk dunia fashion. Mutiara berharga terdapat di alam liar, tapi dalam kuantitas yang sangat jarang. Mutiara budidaya atau mutiara yang berasal dari tiram merupakan mayoritas dari mutiara-mutiara yang dijual di pasaran. Mutiara laut dihargai lebih tinggi dari mutiara air tawar. Yang banyak dijual dengan harga murah adalah mutiara imitasi, tapi kualitasnya biasanya jelek. Secara umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari mutiara asli. Mutiara banyak dibudidaya untuk digunakan sebagai perhiasan. Namun pada masa lalu, mutiara juga digunakan sebagai hiasan pada pakaian-pakaian mewah. Mutiara juga bisa dihancurkan dan digunakan dalam kosmetik, obat-obatan, atau dalam formula cat.
Mutiara yang dianggap berkualitas hampir selalu berwarna-warni dan menyerupai mother of pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang mampu menghasilkan mutiara yang sedikit kurang bersinar atau berbentuk kurang bulat seperti bola. Meskipun mereka mungkin juga sah disebut sebagai "mutiara" oleh laboratorium gemologi dan juga di bawah aturan US Federal Trade Commission dan terbentuk dengan cara yang sama, kebanyakan dari mereka tidak bernilai, kecuali sebagai barang antik.
Hampir semua moluska bercangkang bisa menghasilkan beberapa jenis mutiara, melalui proses alami, ketika suatu obyek mikroskopis terperangkap di dalam mantel lipatan moluska, tetapi sebagian besar dari mutiara tidak dihargai sebagai batu permata.
Sebuah mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, di alam liar, dan sangat jarang terjadi. Kira-kira ratusan kerang mutiara harus dikumpulkan dan dibuka, dan dengan demikian dibunuh, hanya untuk menemukan satu mutiara liar, dan selama berabad-abad itulah satu-satunya cara untuk memperoleh mutiara. Ini adalah alasan utama mengapa mutiara termasuk sangat berharga pada masa lalu. Mutiara budidaya, di sisi lain, merupakan salah jenis mutiara yang dibentuk dengan melibatkan manusia, di sebuah peternakan mutiara.
Mutiara sangat mahal harganya kalau di jual dan dijadikan perhiasan sangat bagus untuk dunia fashion. Mutiara berharga terdapat di alam liar, tapi dalam kuantitas yang sangat jarang. Mutiara budidaya atau mutiara yang berasal dari tiram merupakan mayoritas dari mutiara-mutiara yang dijual di pasaran. Mutiara laut dihargai lebih tinggi dari mutiara air tawar. Yang banyak dijual dengan harga murah adalah mutiara imitasi, tapi kualitasnya biasanya jelek. Secara umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari mutiara asli. Mutiara banyak dibudidaya untuk digunakan sebagai perhiasan. Namun pada masa lalu, mutiara juga digunakan sebagai hiasan pada pakaian-pakaian mewah. Mutiara juga bisa dihancurkan dan digunakan dalam kosmetik, obat-obatan, atau dalam formula cat.
Mutiara yang dianggap berkualitas hampir selalu berwarna-warni dan menyerupai mother of pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang mampu menghasilkan mutiara yang sedikit kurang bersinar atau berbentuk kurang bulat seperti bola. Meskipun mereka mungkin juga sah disebut sebagai "mutiara" oleh laboratorium gemologi dan juga di bawah aturan US Federal Trade Commission dan terbentuk dengan cara yang sama, kebanyakan dari mereka tidak bernilai, kecuali sebagai barang antik.
Hampir semua moluska bercangkang bisa menghasilkan beberapa jenis mutiara, melalui proses alami, ketika suatu obyek mikroskopis terperangkap di dalam mantel lipatan moluska, tetapi sebagian besar dari mutiara tidak dihargai sebagai batu permata.
Sebuah mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, di alam liar, dan sangat jarang terjadi. Kira-kira ratusan kerang mutiara harus dikumpulkan dan dibuka, dan dengan demikian dibunuh, hanya untuk menemukan satu mutiara liar, dan selama berabad-abad itulah satu-satunya cara untuk memperoleh mutiara. Ini adalah alasan utama mengapa mutiara termasuk sangat berharga pada masa lalu. Mutiara budidaya, di sisi lain, merupakan salah jenis mutiara yang dibentuk dengan melibatkan manusia, di sebuah peternakan mutiara.
Taukah Anda Bahwa Indonesia Pasok 43% Kebutuhan Mutiara Dunia
Spoiler for Indonesia Dan Mutiara:
Indonesia merupakan produsen South Sea Pearl atau mutiara laut selatan terbesar di dunia dengan memasok 43% kebutuhan dunia. Nilai perdagangan Indonesia menempati urutan ke-9 dunia dengan nilai ekspor sebesar US$ 29.4 juta atau 2,07% dari total nilai ekspor mutiara di dunia yang mencapai US$1.4 miliar.
Nilai perdagangan Indonesia masih di bawah Hongkong, China, Jepang, Australia, Tahiti, USA, Swiss dan Inggris.Sedangkan negara tujuan ekspor mutiara Indonesia adalah Jepang, Hongkong, Australia, Korea Selatan, Thailand, Swiss, India, Selandia Baru dan Perancis. Demikian dijelaskan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C. Sutardjo, pada acara Pre Launching program Indonesian South Sea Pearls Book, di Nusa Dua, Bali, Sabtu (7/9).
Sharif menegaskan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimis dapat meningkatkan nilai ekspor mutiara, mengingat Indonesia memiliki dan menguasai faktor-faktor pendukung, seperti areal budidaya, tenaga kerja, peralatan pendukung dan teknologi. Untuk merealisasikan target tersebut, KKP telah melakukan 6 (enam) dukungan. Pertama, pembangunan Broodstock Center kekerangan di Karang Asem, Bali.
Kedua, membentuk Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi di bawah Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP. Ketiga, membentuk Sub Komisi Mutiara Indonesia pada Komisi Hasil Perikanan di bawah koordinasi Ditjen P2HP. Keempat, mendorong terbitnya Standar Nasional Indonesia (SNI) mutiara yang sekarang telah terbit (SNI 4989:2011). Terbitnya SNI mutiara (SNI 4989:2011). Kelima, KKP bekerjasama dengan ASBUMI setiap tahun menyelenggarakan Indonesia Pearls Festival sebagai salah satu media meningkatkan kualitas, kuantitas, serta pemasaran mutiara di pasar domestik maupun internasional. "Untuk melindungi produsen mutiara Indonesia, KKP telah mengeluarkan Peraturan Menteri KP No. 8 tahun 2013 tentang Pengendalian Mutu Mutiara yang Masuk ke Dalam Wilayah Negara RI," jelasnya.
Indonesia merupakan penghasil mutiara South Sea Pearl (SSP) yang berasal dari kerang Pinctada maxima baik dari alam maupun hasil budidaya. Sentra pengembangan Pinctada maxima di Indonesia tersebar di beberapa daerah yaitu Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. "SSP Indonesia memiliki keunikan, berupa warna maupun kilaunya yang mempesona dan abadi sepanjang masa, sehingga sangat digemari di pasar internasional, dan biasanya diperdagangkan dalam bentuk loose dan jewelery," jelas Sharif.
Mutiara, kata Sharif merupakan salah satu komoditas unggulan dari sektor kelautan dan perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki prospek pengembangan usaha, Tercatat, dari peningkatan permintaan mutiara dan harganya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk itu, sebagai upaya meningkatkan daya saing mutiara Indonesia dan meningkatkan kinerja pemasaran mutiara Indonesia, KKP menyambut baik terbitnya buku Indonesian South Sea Pearl dalam rangka penguatan branding South Sea Pearls Indonesia di pasar domestik dan internasional.
Buku ini juga sebagai upaya meningkatkan daya saing mutiara Indonesia dan meningkatkan kinerja pemasaran mutiara Indonesia. "Pada kesempatan ini KKP menyampaikan apresiasi dan selamat kepada penulis buku Indonesian South Sea Pearls Ibu Ingrid Mutiara Sutardjo dan Ibu Nunik Anurningsih dalam rangka mempromosikan South Sea Pearls kepada dunia," tutupnya. (Ant)
Nilai perdagangan Indonesia masih di bawah Hongkong, China, Jepang, Australia, Tahiti, USA, Swiss dan Inggris.Sedangkan negara tujuan ekspor mutiara Indonesia adalah Jepang, Hongkong, Australia, Korea Selatan, Thailand, Swiss, India, Selandia Baru dan Perancis. Demikian dijelaskan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C. Sutardjo, pada acara Pre Launching program Indonesian South Sea Pearls Book, di Nusa Dua, Bali, Sabtu (7/9).
Sharif menegaskan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimis dapat meningkatkan nilai ekspor mutiara, mengingat Indonesia memiliki dan menguasai faktor-faktor pendukung, seperti areal budidaya, tenaga kerja, peralatan pendukung dan teknologi. Untuk merealisasikan target tersebut, KKP telah melakukan 6 (enam) dukungan. Pertama, pembangunan Broodstock Center kekerangan di Karang Asem, Bali.
Kedua, membentuk Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi di bawah Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP. Ketiga, membentuk Sub Komisi Mutiara Indonesia pada Komisi Hasil Perikanan di bawah koordinasi Ditjen P2HP. Keempat, mendorong terbitnya Standar Nasional Indonesia (SNI) mutiara yang sekarang telah terbit (SNI 4989:2011). Terbitnya SNI mutiara (SNI 4989:2011). Kelima, KKP bekerjasama dengan ASBUMI setiap tahun menyelenggarakan Indonesia Pearls Festival sebagai salah satu media meningkatkan kualitas, kuantitas, serta pemasaran mutiara di pasar domestik maupun internasional. "Untuk melindungi produsen mutiara Indonesia, KKP telah mengeluarkan Peraturan Menteri KP No. 8 tahun 2013 tentang Pengendalian Mutu Mutiara yang Masuk ke Dalam Wilayah Negara RI," jelasnya.
Indonesia merupakan penghasil mutiara South Sea Pearl (SSP) yang berasal dari kerang Pinctada maxima baik dari alam maupun hasil budidaya. Sentra pengembangan Pinctada maxima di Indonesia tersebar di beberapa daerah yaitu Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. "SSP Indonesia memiliki keunikan, berupa warna maupun kilaunya yang mempesona dan abadi sepanjang masa, sehingga sangat digemari di pasar internasional, dan biasanya diperdagangkan dalam bentuk loose dan jewelery," jelas Sharif.
Mutiara, kata Sharif merupakan salah satu komoditas unggulan dari sektor kelautan dan perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki prospek pengembangan usaha, Tercatat, dari peningkatan permintaan mutiara dan harganya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk itu, sebagai upaya meningkatkan daya saing mutiara Indonesia dan meningkatkan kinerja pemasaran mutiara Indonesia, KKP menyambut baik terbitnya buku Indonesian South Sea Pearl dalam rangka penguatan branding South Sea Pearls Indonesia di pasar domestik dan internasional.
Buku ini juga sebagai upaya meningkatkan daya saing mutiara Indonesia dan meningkatkan kinerja pemasaran mutiara Indonesia. "Pada kesempatan ini KKP menyampaikan apresiasi dan selamat kepada penulis buku Indonesian South Sea Pearls Ibu Ingrid Mutiara Sutardjo dan Ibu Nunik Anurningsih dalam rangka mempromosikan South Sea Pearls kepada dunia," tutupnya. (Ant)
BAYANGKAN GAN APA LAGI YANG KURANG DARI INDONESIA TANAH AIR KITA SEMUA ADA DI TANAH INDONESIA JADI KITA HARUS BISA MENJAGA TANAH AIR KITA GAN..
Spoiler for BONUS:

SUMBER 1
SUMBER 2
jangan pelit




Spoiler for Monggo Gan Mampir:
Diubah oleh Fariz25 30-09-2013 11:57
0
1.4K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan