Kaskus

Entertainment

chingerlAvatar border
TS
chingerl
Ban Jerman Ini Anti Paku dan Menutup Lubang
Produsen ban asal Jerman Continental kembali hadir di IIMS 2013. Kali ini Continental menyuguhkan bermacam produk dan teknologi terbaru. Termasuk diantaranya ban ContiMaxContact MC5 edisi Piala Dunia Brasil 2014.

Ban ini hadir dengan beberapa keunggulan, seperti pemakaian teknologi yang disebut ContiSeal. Continental telah mengembangkan sebuah sistem yang memungkinkan kendaraan untuk melanjutkan perjalanan meskipun telah tertusuk sekrup atau paku. Sebuah lapisan pelindung di dalam tapak segera menutup lubang yang berkembang ketika sekrup atau paku menusuk ban, sehingga tidak ada udara yang dapat keluar.

"Seal bekerja pada hampir semua kebocoran yang disebabkan oleh benda dengan diameter maksimal hingga 5 milimeter," kata Aries Abdullah, Customer Services Manager Continental Tyre Indonesia.

Spoiler for :


Lainnya, kendati ContiSeal signifikan mengurangi insiden ban kempis, pengemudi harus waspada terhadap setiap perubahan kinerja dinamis seperti peningkatan kebisingan, getaran atau perubahan penanganan. Perubahan tersebut bisa menjadi indikasi bahwa salah satu atau lebih dari ban harus diperiksa dengan segera.

Self Supporting Runflat Tyres (SSR)

Continental telah mengembangkan konsep untuk membuat mobil dapat tetap berjalan dengan kecepatan hingga 80km/jam bahkan jika ban kempis terkena tusukan, seperti paku. Teknologi Self Supporting Runflat Tyres dari Continental memungkinkan pengendara untuk melanjutkan perjalanan dan tetap dalam kondisi safe ketika ban mobil kehilangan tekanan.

Namun demikian, karena pengendara mobil sering kali tidak menyadari bahwa benda asing telah menembus ban. Pihak Continental merekomendasikan pengemudi untuk memeriksa ban secara teratur terhadap kemungkinan tertusuk benda-benda asing, seperti sekrup atau paku. Paling tidak sebulan sekali ban harus rutin diperiksa.

Teknologi ContiSeal menghilangkan kebutuhan untuk ban cadangan, membuat bobot kendaraan menjadi lebih ringan. ContiSeal merupakan teknologi yang dibuat oleh Continental untuk menjawab permintaan dari Volkswagen dan Rolls-Royce.

Spoiler for :


Berbeda dengan ketika ban konvensional tiba-tiba mengalami kehilangan tekanan angin, velg dan ban menanggung bobot penuh kendaraan hingga menyebabkan dinding samping ban menjadi rusak. Kendaraan hampir tidak bisa bermanuver dan ban hancur dalam jarak pendek. Namun dengan Teknologi SSR, hal itu tidak akan terjadi.

Prinsip SSR didasarkan pada dinding samping yang diperkuat secara mandiri. Hal ini untuk mencegah bagian dalam ban berada dalam posisi terjepit antara jalan dan velg ketika terjadi ban bocor. Dengan sidewall yang diperkuat, dalam kondisi ban kempis, memungkinkan mobil untuk tetap melanjutkan perjalanan pada kecepatan maksimum 80 km / jam dalam jarak tempuh hingga 80 km.

Spoiler for :


"Dalam kondisi demikian, mobil bisa berjalan sampai 60 km, sama seperti dari Jakarta ke Bogor, atau lebih. Ban tidak benar-benar kempis, sehingga tidak merusak velg, karena velg tidak menempel pada ban dan aspal. Bahkan bisa dipacu hingga 80 km/jam," ungkap Aries.

Dengan menggunakan ban SSR, kendaraan tetap dapat bergerak dalam kondisi ban kempis. Sehingga pengendara dapat mencapai tujuan atau fasilitas servis ban tanpa repot-repot harus mengganti ban yang kempis dengan ban serep

Spoiler for :


Sistem SSR sebaiknya disediakan bersama sistem informasi tekanan angin - baik TPMS (Tire Pressure Monitoring System) atau DDS (Deflasi Detection System), yang keduanya juga dikembangkan oleh Continental. Sistem akan ini memperingatkan pengemudi ketika terjadi penurunan tekanan ban dan memerlukan investigasi melalui layar pada panel instrumen.

Spoiler for :


Sumber: Otosia
0
3.9K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan