- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jumlah Pelajar RI di China Makin Bertambah


TS
zhouxian
Jumlah Pelajar RI di China Makin Bertambah
JAKARTA, suaramerdeka.com - Jumlah warga Indonesia yang belajar ke China kian meningkat. Salah satu penyebabnya adalah makin pentingnya posisi China dalam perdagangan dan hubungan internasional.
Universitas Huaqiao di Kota Quanzhou belakangan ini menjadi salah satu tempat belajar favorit bagi warga Indonesia yang ingin menimba pendidikan tinggi di China. "Dari tahun ke tahun jumlah pelajar Indonesia dan juga negara-negara Asia Tenggara lainnya yang belajar di kampus kami semakin bertambah," kata Zhu Qihuan, Wakil Presiden Universitas Huaqiao.
Terletak di provinsi Fujian, unversitas yang khusus disediakan untuk kaum China perantau itu tahun ini menerima 356 pelajar dari Indonesia. "Sebagian besar dari mereka belajar bahasa Mandarin, yaitu 230 orang. Lalu 70 orang mengambil jurusan bisnis dan manajemen internasional. Sisanya lagi belajar ilmu arsitektur dan teknik sipil," kata Zhu saat menerima kunjungan delegasi jurnalis ASEAN.
Linda, mahasiswi asal Medan mengaku sudah lima tahun belajar di Huaqiao. "Saya menempuh S-1 di sini selama empat tahun dan kini sedang menempuh program magister dengan studi yang sama, Bisnis Internasional," ujar perempuan asal 24 tahun itu.
Dia mengaku sengaja memilih China sebagai tempat melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Teman-temannya pun memilih tujuan yang sama. "Dalam sepuluh tahun terakhir China berkembang pesat dan kini menjadi kekuatan ekonomi utama dunia. Maka saya memilih kuliah ilmu bisnis sambil belajar Bahasa Mandarin, karena dalam perdagangan saat ini banyak negara mengarah ke China," kata Linda, yang berencana akan menimba pengalaman bekerja di China sebelum kembali ke Indonesia.
Pendapat yang sama juga disampaikan Gullius. Dia menempuh kuliah S-1 jurusan keuangan di Universitas Huaqiao. "Saya memilih kuliah di Tiongkok agar bisa melanjutkan usaha keluarga di Palembang. Soalnya, bicara ekspor impor pasti melibatkan pengusaha China. Jadi kita harus tahu bagaimana berbisnis dengan mereka," lanjut pemuda berusia 21 tahun itu.
Pendapat dua pelajar Indonesia itu sejalan dengan prakiraan pejabat perdagangan China mengenai kinerja negara mereka. Pemerintah China bahkan optimistis bahwa tahun ini negara mereka bisa geser posisi AS sebagai negara dagang terbesar, ungkap juru bicara Kementerian Perdagangan Shen Danyang seperti dikutip China Daily.
Data pemerintah mengungkapkan bahwa total volume ekspor dan impor China pada 2012 sebesar US$3,86 triliun, atau kedua terbesar di bawah AS dengan selisih US$15,64 miliar. Namun, dalam delapan bulan pertama pada 2013 volume perdagangan China naik 8,3 persen dari tahun sebelumnya, dimana ekspor naik 9,2 persen dan impor bertambah 7,3 persen.
Shen juga menilai bahwa porsi ekspor China di tingkat global akan terus bertambah, dari 10,3 persen pada 2010 menjadi 11,5 persen di paruh kedua 2013..
http://www.suaramerdeka.com/v1/index...akin-Bertambah
makin banyak gan
Universitas Huaqiao di Kota Quanzhou belakangan ini menjadi salah satu tempat belajar favorit bagi warga Indonesia yang ingin menimba pendidikan tinggi di China. "Dari tahun ke tahun jumlah pelajar Indonesia dan juga negara-negara Asia Tenggara lainnya yang belajar di kampus kami semakin bertambah," kata Zhu Qihuan, Wakil Presiden Universitas Huaqiao.
Terletak di provinsi Fujian, unversitas yang khusus disediakan untuk kaum China perantau itu tahun ini menerima 356 pelajar dari Indonesia. "Sebagian besar dari mereka belajar bahasa Mandarin, yaitu 230 orang. Lalu 70 orang mengambil jurusan bisnis dan manajemen internasional. Sisanya lagi belajar ilmu arsitektur dan teknik sipil," kata Zhu saat menerima kunjungan delegasi jurnalis ASEAN.
Linda, mahasiswi asal Medan mengaku sudah lima tahun belajar di Huaqiao. "Saya menempuh S-1 di sini selama empat tahun dan kini sedang menempuh program magister dengan studi yang sama, Bisnis Internasional," ujar perempuan asal 24 tahun itu.
Dia mengaku sengaja memilih China sebagai tempat melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Teman-temannya pun memilih tujuan yang sama. "Dalam sepuluh tahun terakhir China berkembang pesat dan kini menjadi kekuatan ekonomi utama dunia. Maka saya memilih kuliah ilmu bisnis sambil belajar Bahasa Mandarin, karena dalam perdagangan saat ini banyak negara mengarah ke China," kata Linda, yang berencana akan menimba pengalaman bekerja di China sebelum kembali ke Indonesia.
Pendapat yang sama juga disampaikan Gullius. Dia menempuh kuliah S-1 jurusan keuangan di Universitas Huaqiao. "Saya memilih kuliah di Tiongkok agar bisa melanjutkan usaha keluarga di Palembang. Soalnya, bicara ekspor impor pasti melibatkan pengusaha China. Jadi kita harus tahu bagaimana berbisnis dengan mereka," lanjut pemuda berusia 21 tahun itu.
Pendapat dua pelajar Indonesia itu sejalan dengan prakiraan pejabat perdagangan China mengenai kinerja negara mereka. Pemerintah China bahkan optimistis bahwa tahun ini negara mereka bisa geser posisi AS sebagai negara dagang terbesar, ungkap juru bicara Kementerian Perdagangan Shen Danyang seperti dikutip China Daily.
Data pemerintah mengungkapkan bahwa total volume ekspor dan impor China pada 2012 sebesar US$3,86 triliun, atau kedua terbesar di bawah AS dengan selisih US$15,64 miliar. Namun, dalam delapan bulan pertama pada 2013 volume perdagangan China naik 8,3 persen dari tahun sebelumnya, dimana ekspor naik 9,2 persen dan impor bertambah 7,3 persen.
Shen juga menilai bahwa porsi ekspor China di tingkat global akan terus bertambah, dari 10,3 persen pada 2010 menjadi 11,5 persen di paruh kedua 2013..
http://www.suaramerdeka.com/v1/index...akin-Bertambah

0
1.4K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan