exasaAvatar border
TS
exasa
Mengapa Anak Suka Melawan dan Susah Diatur
Sekedar share aja ni, kebetulan nemu buku bagus tentang parenting kali aja berguna buat orang tua ato calon ortu emoticon-Kiss

Apakah anak anda termasuk anak yang suka melawan dan susah diatur ?
Jangan salahkan si anak, karena letak kesalahan sebenarnya ada pada anda, orang tuanya. Pernahkan anda menyadari kebisaan anda yang menyebabkan anak menjadi anak yang suka melawan dan susah diatur.
Menurut Ayah Edi dalam bukunya “MENGAPA ANAK SAYA SUKA MELAWAN DAN SUSAH DIATUR”, ada 37 kebiasaan orang tua yang menyebabkan sifat buruk anak tersebut.

1. Raja yang Tak Pernah Salah
Sewaktu anak masih kecil sering kali kita menyalahkan orang atau benda apabila si anak mengalami hal yang tidak menyenangkan. Contoh kecil saja, saat anak belajar jalan, seringkali si anak terjatuh atau menabrak kursi atau meja. Lalu ia menangis. Umumunya, yang dilakukan orang tua supaya tangisan anak berhenti, kita memukul kursi atau meja atau mengajurkan si anak memukul meja atau kursi tersebut. Secara otomatis akan terbentuk sifat pada si anak kalo dia tidak pernah salah.
Lalu bagaimana sebaiknya ?
Anjurkan si anak supaya lebih berhati-hati.

2. Berbohong Kecil dan Sering
Seringkali tanpa sadar kita berbohong kepada anak untuk menghindari permintaan nya.
Contoh kecil , sering kali si anak menangis saat akan ditinggal orang tua nya untuk bekerja. “ Papa/mama hanya sebentar koq, cuma ke depan saja.” Ini awal dari dari ketidak percayaan anak kepada orang tua.
Lalu bagaimana sebaiknya?
Berkatalah jujur pada si anak, beri pengertian kalau orang tuanya harus bekerja.

3. Banyak Mengancam
Rasa ingin tahu anak kecil sangat tinggi. Seringkali si anak melakukan tindakan tanpa ia ketahui resiko nya. Jangan pernah membentak ataupun mengancam anak apabila ia melakukan perbuatan yang membahayakan. Dampingi si anak dan beri pengertian untuk semua tindakan nya.

4. Bicara Tidak Tepat Sasaran
Pernahkan kita menghardik anak dengan kata-kata, “Papa gak mau kamu begini atau begitu” atau “ Papa gak mau kamu begitu lagi. ” Namun kita lupa menjelaskan secara rinci mereka harus seperti apa. Akhirnya si anak beranggapan semua tindakannya tidak disukai orang tua.
Sebaiknya gimana ?
Komunikasikan dengan si anak apa yang kita inginkan dan jangan lupa memberi pujian atas pengertian nya dan ucapkan juga terima kasih dengan tulus.

5. Menekankan pada Hal-Hal yang Salah
Saat anak-anak bermain dengan tenang, mungkin orang tua tidak menyapa atau mendiamkan saja. Tapi saat mereka bertengkar kita memarahi dan tidak jarang membentak mereka. Menurut anak dengan bertengkar mereka akan mendapat perhatian orang tua. Jadi, sapa dan berilah pujian pada anak-anak saat mereka bermain dengan akur. Peluk mereka sebagai ungkapan senang dan sayang.

6. Merendahkan Diri Sendiri
Jangan pernah menakuti-nakuti anak dengan sosok yang lain apabila ia tidak mendengarkan anda. “Nanti mama bilangin papa kalau kamu maen terus.” Dengan demikian orang tua (ibu) memberikan kesan kalau dia sosok yang tidak mampu memberi perintah pada si anak. Yang terpenting adalah buatkan aturan buat si anak, contohnya, saat anak bermain buat kesepakatan si anak bisa bermain sampai berapa lama.

7. Papa dan Mama tidak Kompak
Mendidik anak adalah tugas ibu dan bapak. Jangan serahkan tanggung jawab terhadap ibu nya saja. Apabila anak melanggar aturan, papa dan ibu harus kompak. Contoh kecil, anak yang asyik menonton dan tidak mengerjakan tugas dianjurkan ibunya terlebih dahulu mengerjakan tugasnya. Tapi si bapak membela anak dengan alasan supaya anaknya tidak stres. Dalam hal ini anak akan beranggapan ibunya jahat dan bapaknya adalah orang yang baik.

8. Campur Tangan Kakek, Nenek, Tante atau Pihak Lain
Saat orang tua kompak menetapkan aturan buat anak, seringkali pihak ketiga (kakek, nenek ataupun tante nya) malah membela si anak. Anak akan membangkang ke orang tua dan akan berlindung dibalik orang yang membelanya.
Jadi, komunikasikan juga ke pihak ketiga tersebut aturan-aturan yang kita buat untuk si anak.

9. Menakuti Anak
Saat anak menangis, orang tua sering kali menakut-nakuti anak supaya anak diam. “Kalo nangis terus, ntar disunik dokter lho….” Mungkin si anak akan diam, tapi sadarkah anda bahwa perkataan itu sudah menumbuhkan rasa benci dalam diri si anak. Rasa benci terhadap dokter atau rasa benci terhadap orang yang kita sebutkan.
Bagaimana dong?
Anak juga bisa berfikir dewasa, jadi jelaskan pokok permasalahan sesungguhnya. Apa yang menjadi penyebab anak Anak juga bisa berfikir dewasa, jadi jelaskan pokok permasalahan sesungguhnya. Apa yang menjadi penyebab anak menangis.

10. Ucapan dan Tindakan Tidak Sesuai
Kalau menjanjikan sesuatu kepada anak jangan pernah lupa untuk menepatinya. Jika anda tidak menepatinya maka anak tidak akan percaya kepada anda dan anak mulai membangkang.

11. Hadiah untuk Perilaku Buruk Anak
Pernahkah anak anda menagis di tempat umum minta dibelikan sesuatu (mis: permen). Jawaban pertama anda “Tidak boleh.” Tapi si anak pasti tidak akan kehabisan akal supaya keinginannya terpenuhi. Mungkin tangisnya semakin kencang dan orang tua akhirnya menyerah. “ Ya udah ambil, tapi satu saja yah.” Ini akan membentuk karakter si anak juga, bahwa untuk memenuhi keinginannya dia akan member perlawanan yang heboh dan di tempat yang ‘strategis’. Konsisten lah ! Sekali berkata tidak tetap tidak. Jangan pernah tolerir perilaku buruk anak.

12. Merasa Bersalah Karena Tidak Bisa Memberi yang Terbaik
Karena tuntutan kehidupan/pekerjaan, seringkali waktu bersama dengan anak sangat minim. Karena keterbatasan waktu ini, orang tua seringkali merasa bersalah dan membenarkan semua perilaku si anak termasuk perilaku buruk. Semakin kita merasa bersalah, kita akan membiarkan semua tindakannya dan anak akan semakin sering melakukan nya. Ingat, kualitas pendekatan kita yang perlu dengan waktu yang minim itu.

13. Mudah Menyerah dan Pasrah
Dominan flegmatis adalah ciri sebagian orang tua yang kurang tegas, mudah menyerah, selalu takut salah dan cenderung mengalah, pasrah. Dalam kondisi ini, si anak justu lebih keras dan tegas. Akhirnya orang tua seringkali menyerah/pasrah dengan segala tindakan buruk si anak . Jadi, belajarlah untuk lebih tegas dalam mengambil keputusan terlebih untuk perkembangan sifat anak.

14. Marah yang Berlebihan
Ingat!!! Marah adalah cara mendidik yang paling buruk. Saat marah kita tidak mendidik tapi hanya pelampiasan kekesalan. Usahkan bisa berbicara tegas bukan keras.

15. Gengsi untuk Menyapa
Kita pasti pernah terlanjur marah besar kepada anak dan biasanya efek dari kemarahan ini akan terbawa-bawa ke kehidupan sehari-hari. Rasa kesal yang berujung kita gengsi untuk menyapa. Hubungan menjadi tidak normal. Jadi siapa yang harus mencairkan suasana ini ? Orang tua yang harus memulai, bila perlu minta maaf atas semua kejadian sebelumnya.

16. Memaklumi yang Tidak Pada Tempatnya
Hal ini sering terjadi pada kebanyakan orang tua. Orang tua sering memaklumi kekeliruan yang dilakukan si anak. Misalnya kalau anak laki-laki jahil atau usil, “Maklumlah namanya juga laki-laki” atau yang lebih ekstrim kalau anak memukul atau melukai temannya, orang tua masih sempat mengatakan “Maklumlah, namanya juga anak-anak.” Apabila kita sudah coba memakluminya, si anak akan berfikir bahwa tindakan nya benar. Ini akan sering terbawa-bawa hingga si anak besar. Dan semakin besar maka akan lebih sulit dikendalikan. Jadi kalau memang anak salah, beri dia pengertian atas tindakannya.

17. Penggunaan Istilah yang Tidak Jelas Maksudnya
Gunakan kata-kata yang benar-benar dimengerti anak. Kata-kata "awas yach kalo nakal" atau "Jangan macam-macam" akan membingungkan si anak. Ia akan mencoba menafsirkan kata-kata nakal atau macam-macam itu dengan pengertiannya sendiri. Ada baiknya ungkapkan yang lebih spesifik. "Sayang, ntar tidak boleh minta permen yah" atau " Ntar jangan teriak-teriak yah sayang."

18 Mengharap Perubahan Instan
Seringkali orang tua mengharapkan perubahan total dari seorang anak. Misalnya, susah bangun, susah makan, tidak membereskan tempat tidur. Apabila memaksakan dalam waktu singkat, ketika tidak berhasil ia akan frustasi dan akan cenderung membangkang. Jadi, setiap kali akan membuat perubahan diskusikan dengan anak. Ajak anak untuk melakukan perubahan yang paling mudah menurut nya. Beri pujian setiap kali dia melakukan perubahan.

19 Pendengar yang Buruk
Mayoritas dari orang tua susah mendengar penjelasan dari anak. Yang biasa terjadi adalah langsung menyela, menyalahkan dan menasehati. Jarang bertanya permasalahan dan penyebab suatu kejadian/masalah. Contoh kecil, kita menunggu anak yang terlambat pulang sekolah dalam waktu cukup lama. Seringkali kita langsung menasehati tanpa bertanya kenapa dia harus terlambat.

20. Selalu Menuruti Permintaan Anak
Ini adalah cikal-bakal kemanjaan terhadap si anak. Seberapa sayang pun kita terhadap anak tadi tindakan ini bukanlah tindakan mendidik.

21. Terlalu Banyak Larangan
Ini adalah kebalikan dari no. 20. Bangunlah sifat mempercayai si anak. Terlalu banyak larangan akan membuat si anak kedepannya lebih mudah membangkang.

22. Terlalu Cepat Menyimpulkan
Apabila si anak memberi penjelasan atas suatu kejadian, dengarkanlah sampai tuntas. Jangan terlalu cepat memotong pembicaran ataupun menyimpulkan. Anak akan beranggapan kita itu orang yang sok tau, tidak mau mendengar dan menyebalkan.

23. Mengungkit Kesalahan Masa Lalu
Sebagai orang tua, kita pasti tidak suka apabila kesalahan kita di masa lalu diungkit-ungkit. Demikian juga si anak.

24. Suka Membandingkan
Sama halnya seperti sebelumnya, kita sebagai orang tua pasti tidak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain. Jangan bandingkan anak dengan kakak/adiknya. Si anak akan berfikir kita orang tua suka pilih kasih dan anak pembanding akan merasa tinggi hati dan cenderung arogan.

25. Paling Benar atau Paling Tahu Segalanya
"Ah, kamu tau apa sih, masih anak kemaren sore aja. Papa/Mama ini sudah lebih tau apa yang harus dilakukan. Kamu tau apa sih?" Kata-kata ini seringkali terlontar dari orang tua, yang mengakibatkan komunikasi akan buntu. Anak akan beranggapan orang tuanya adalah orang yang sombong.

26. Saling Melempar Tanggung Jawab
Pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua tanpa harus mengecualikan ayah maupun ibu. Keberhasilan si anak adalah campur tangan berdua, jadi orang tua harus saling bekerja sama mendidik anak.

27. Kakak Harus Selalu Mengalah
Kita tidak boleh membenarkan tindakan adik yang salah dengan menunjuk si kakak sebagai biang kesalahan. Hal ini akan mengakibatkan si kakak merasa minder dan tidak percaya diri dan si adik merasa superior dan selalu dibela atas semua tindakannya. Yang salah tetap salah. Komunikasin dengan anak dan yang salah harus minta maaf.

28. Menghukum Secara Fisik
Perhatikan, anak yang sering bertindak kasar (suka memukul) di luar rumah adalah anak sering mendapat kekerasan fisik di rumah. Kekerasan fisik yang sering diterima anak akan menjadikan dia menjadi pribadi yang kejam dan suka kekerasan.

29. Menunda atau Membatalkan Hukuman
Buat kesepakatan dengan anak untuk semua tindakan yang tidak bisa ditolerir. Dan apabila si anak melanggar jangan tunda atau membatalkan hukuman karena alasan lupa atau kasihan. Si anak akan beranggapan orang tua hanya mengancam. Tapi ingat hukuman bukanlah kekerasan fisik.

30. Terpancing Emosi
Untuk memaksakan kehendak, seringkali si anak menguji emosi kita dengan perilakunya yang mengesalkan seperti menangis, merengek. Pada umumnya kita terpancing emosi dan marah. Saat marah ini kita sering jadi mengalah dan si anak akan merasa menang.

31. Menghukum Anak Saat Kita Marah
Jangan pernah memberikan sanksi pada anak saat emosi kita memuncak. Pada saat emosi memuncak, apapun keluar dari mulut kita dan cenderung tindakan kita akan menyakiti. Jadi, kalau sedang benar-benar emosi jauhilah si anak dan berikan sanksi kalau emosi sudah reda.

32. Mengejek
Orang tua yang biasa menggoda anak sering kali secara tidak sadar telah membuat anak kesal. Ingat, jangan buat anak sebagai bahan candaan atau tertawaan kita. Kalau bisa sebaliknya kita yang jadi bahan tertawaan (badut) buat si anak.

33. Menyindir
Sering kali kita, orang tua, tidak tahu cara menyampaikan suatu hal yang baik pada anak. Karena sudah tidak sabar orang tua sering menyindir anak. "Tumben hari gini udah pulang" atau "Sering-sering aja pulang malam atau gak pulang sekalian" atau " Kamu pikir papa/mama ini satpam yang selalu jaga pintu tiap malam?" Ungkapan ini akan memperlebar jarak dengan anak. Tak seorang pun bisa berubah dengan sindiran. Akan lebih baik dengan kata-kata "Sayang, papa/mama khawatir sekali loh sama keselamatan kamu kalo pulang malam-malam."

34. Memberikan Julukan yang Buruk
Siapa pun diantara kita tidak suka dengan julukan yang buruk. Tapi tanpa sadar kita sering memberikan julukan buruk pada anak kita. Contohnya, si bawel, si lemot, si kuntet atau yang lainnya. Ini akan berpengaruh pada perkembangan psikologis anak yang akan menimbulkan rasa minder/rendah diri pada si anak. Jadi berikanlah julukan yang baik pada si anak.

35. Mengumpan Anak yang Rewel
Saat anak rewel meminta sesuatu kita sering kali mengalihkan perhatiannya ke objek yang lain. Biasanya akan akan bertambah marah, jadi selesaikan permasalahannya dengan apa yang menjadi fokus si anak. Kalau kita belum bisa memenuhi, beri pengertian pada si anak.

36. Televisi sebagai Agen Pendidik Anak
Sadarkah kita para orang tua, bahwa banyak siaran televisi terlebih sinetron akan merusak perkembangan si anak. Siaran televisi/sinetron banyak mengajarkan kekerasan, balas dendam dengki dan iri. Jadi, stop menonton itu di depan anak-anak. Gantilah dengan program yang mendidik atau permainan yang lebih edukatif.

37. Mengajari Anak Untuk Balas Dendam
Apabila si anak menjadi objek atau yang tersakiti, karena alasan sayang, kita menyuruh anak untuk balas dendam. Sadar atau tidak, kita sudah mendidik si anak untuk membalas semua perbuatan yang menyakiti dia. Jangan heran jika suatu saat si anak akan membalas ke orang tua apabila ia merasa tersakiti. Sebaiknya, hind dari yang menyebabkan dia merasa tersakiti. Atau jika si anak disakiti oleh temannya, laporkan ke orang tuanya.
Diubah oleh exasa 29-09-2013 08:33
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
7.4K
57
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan