- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jangan Sampai Ada `Political Assassination`


TS
kemalmahendra
Jangan Sampai Ada `Political Assassination`
Rangkaian penembakan terhadap anggota polisi beberapa waktu terakhir ini diingatkan untuk tidak hanya dilihat sebagai kasus pembunuhan biasa. Dalam kaca mata intelijen, tindakan penembakan terhadap polisi hanya pintu masuk untuk kemudian sasaran akhirnya adalah pembunuhan bermotif politik.
Peringatan tersebut paling tidak sudah disampaikan mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono. Dalam dialog di acara "Primetime News" di Metrotv, Hendropriyono meminta agar kasus penembakan terhadap anggota polisi dicermati secara betul.
Entah benar atau tidak, hari Jumat dini hari terjadi teror yang berbeda. Teror dengan pelemparan granat diarahkan ke kediaman Direktur PT Kertas Nusantara Winston Pola. Tidak ada korban jiwa, kecuali bagian depan dalam rumah Winston porak-peranda.
Mengapa aksi pelemparan granat tersebut kita kaitkan dengan aksi pembunuhan bermotif politik? Karena Winston bekerja di perusahaan milik Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto. Kita tahu bahwa Prabowo merupakan salah seorang calon presiden yang akan bertarung dalam Pemilihan Umum 2014.
Prabowo sendiri tidak berani menganalisis motif dari pelemparan granat ke rumah anak buahnya. Ia hanya merasa heran ada teror seperti itu dan meminta polisi untuk mendalami kasus serta mengungkap motif di belakang aksi teror tersebut.
Kita mendukung perlunya pengungkapan aksi teror tersebut. Aksi kekerasan seperti itu jelas mengganggu rasa aman kita semua. Bayangkan ada orang yang tidak kita ketahui tiba-tiba bisa melemparkan granat ke dalam rumah kita. Bahan peledak itu bisa mematikan orang yang terkena pecahan bajanya.
Kita kembali ingin mempertanyakan mengapa begitu banyak senjata api dan bahan peledak yang bisa mematikan berada di tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab? Begitu mudahnyakah orang biasa untuk mendapatkan barang-barang mematikan seperti itu?
Kemarin ketika banyak senjata api beredar di tengah masyarakat, kita meminta agar ditinjau ulang aturan kepemilikan senjata api. Sekarang tentunya kita lebih mendesakkan dilakukannya pengawasan yang lebih ketat, karena bahan peledak seperti granat bisa dimiliki orang biasa.
Ditempatkan di dalam konteks tahun politik yang sedang kita masuki, hal ini tentunya perlu lebih mendapat perhatian lagi. Apalagi sudah ada peringatan dari mantan Kepala BIN bahwa ujung dari rangkaian teror ini mengarah kepada political assassination.
Kita harus mencegah jangan sampai itu terjadi, karena akan merusak pembangunan demokrasi yang sedang kita lakukan. Kita akan jauh mundur ke belakang apabila sampai terjadi pembunuhan bermotif politik di negeri kita tercinta ini.
Sejauh ini kita tidak pernah mengenal pembunuhan bermotif politik dengan sasaran para pelaku politik. Di zaman Orde Lama pernah sekali ada upaya pembunuhan terhadap Presiden Soekarno. Ketika itu ada pelemparan granat yang diarahkan kepada Presiden Soekarno di Cikini.
Namun setelah itu, kita tidak pernah melihat ada upaya pembunuhan yang dilakukan secara terbuka kepada pimpinan nasionalkita. Di tengah persaingan politik seketat apa pun, kita tidak pernah melihat cara-cara kotor yang dipergunakan untuk menyingkirkan saingan politik.
Ketika kita pertama kali menyelenggarakan pemilu yang demokratis pada tahun 1955 dan kemudian tahun 1999, banyak pengamat luar memperkirakan bahwa pesta politik kita akan berdarah-darah. Namun ternyata kita bisa melaluinya dengan baik, tanpa ada setetes pun darah yang terbuang sia-sia.
Kalau banyak orang menghargai proses demokrasi yang kita jalankan, itu karena kita mampu menjauhkan kekerasan dari politik. Tidak banyak negara yang baru memulai pembangunan demokrasinya, bisa melewatinya dengan mulus seperti yang kita lakukan.
Lihatlah "Arab Spring" yang digadang-gadang akan membawa sistem demokrasi yang lebih baik di Timur Tengah. Kita melihat bagaimana demokrasi yang dibangun di Mesir kemudian harus diwarnai dengan pertumpahan darah. Rakyat saling membunuh hanya demi merebut kekuasaan.
Kita harus menjauhkan hal seperti itu terjadi di Indonesia. Kita tidak boleh membiarkan adanya pertumpahan darah hanya demi kepentingan kekuasaan. Semua harus dibangun dengan cara-cara damai dan beradab.
Kita sangat berharap polisi bisa cepat bekerja untuk mengungkap kasus pelemparan granat di kawasan Cirendeu. Kecepatan polisi dalam bertindak akan membuat orang-orang yang memiliki motif membuat keonaran, berpikir dua kali untuk bertindak lagi.
Peringatan tersebut paling tidak sudah disampaikan mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono. Dalam dialog di acara "Primetime News" di Metrotv, Hendropriyono meminta agar kasus penembakan terhadap anggota polisi dicermati secara betul.
Entah benar atau tidak, hari Jumat dini hari terjadi teror yang berbeda. Teror dengan pelemparan granat diarahkan ke kediaman Direktur PT Kertas Nusantara Winston Pola. Tidak ada korban jiwa, kecuali bagian depan dalam rumah Winston porak-peranda.
Mengapa aksi pelemparan granat tersebut kita kaitkan dengan aksi pembunuhan bermotif politik? Karena Winston bekerja di perusahaan milik Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto. Kita tahu bahwa Prabowo merupakan salah seorang calon presiden yang akan bertarung dalam Pemilihan Umum 2014.
Prabowo sendiri tidak berani menganalisis motif dari pelemparan granat ke rumah anak buahnya. Ia hanya merasa heran ada teror seperti itu dan meminta polisi untuk mendalami kasus serta mengungkap motif di belakang aksi teror tersebut.
Kita mendukung perlunya pengungkapan aksi teror tersebut. Aksi kekerasan seperti itu jelas mengganggu rasa aman kita semua. Bayangkan ada orang yang tidak kita ketahui tiba-tiba bisa melemparkan granat ke dalam rumah kita. Bahan peledak itu bisa mematikan orang yang terkena pecahan bajanya.
Kita kembali ingin mempertanyakan mengapa begitu banyak senjata api dan bahan peledak yang bisa mematikan berada di tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab? Begitu mudahnyakah orang biasa untuk mendapatkan barang-barang mematikan seperti itu?
Kemarin ketika banyak senjata api beredar di tengah masyarakat, kita meminta agar ditinjau ulang aturan kepemilikan senjata api. Sekarang tentunya kita lebih mendesakkan dilakukannya pengawasan yang lebih ketat, karena bahan peledak seperti granat bisa dimiliki orang biasa.
Ditempatkan di dalam konteks tahun politik yang sedang kita masuki, hal ini tentunya perlu lebih mendapat perhatian lagi. Apalagi sudah ada peringatan dari mantan Kepala BIN bahwa ujung dari rangkaian teror ini mengarah kepada political assassination.
Kita harus mencegah jangan sampai itu terjadi, karena akan merusak pembangunan demokrasi yang sedang kita lakukan. Kita akan jauh mundur ke belakang apabila sampai terjadi pembunuhan bermotif politik di negeri kita tercinta ini.
Sejauh ini kita tidak pernah mengenal pembunuhan bermotif politik dengan sasaran para pelaku politik. Di zaman Orde Lama pernah sekali ada upaya pembunuhan terhadap Presiden Soekarno. Ketika itu ada pelemparan granat yang diarahkan kepada Presiden Soekarno di Cikini.
Namun setelah itu, kita tidak pernah melihat ada upaya pembunuhan yang dilakukan secara terbuka kepada pimpinan nasionalkita. Di tengah persaingan politik seketat apa pun, kita tidak pernah melihat cara-cara kotor yang dipergunakan untuk menyingkirkan saingan politik.
Ketika kita pertama kali menyelenggarakan pemilu yang demokratis pada tahun 1955 dan kemudian tahun 1999, banyak pengamat luar memperkirakan bahwa pesta politik kita akan berdarah-darah. Namun ternyata kita bisa melaluinya dengan baik, tanpa ada setetes pun darah yang terbuang sia-sia.
Kalau banyak orang menghargai proses demokrasi yang kita jalankan, itu karena kita mampu menjauhkan kekerasan dari politik. Tidak banyak negara yang baru memulai pembangunan demokrasinya, bisa melewatinya dengan mulus seperti yang kita lakukan.
Lihatlah "Arab Spring" yang digadang-gadang akan membawa sistem demokrasi yang lebih baik di Timur Tengah. Kita melihat bagaimana demokrasi yang dibangun di Mesir kemudian harus diwarnai dengan pertumpahan darah. Rakyat saling membunuh hanya demi merebut kekuasaan.
Kita harus menjauhkan hal seperti itu terjadi di Indonesia. Kita tidak boleh membiarkan adanya pertumpahan darah hanya demi kepentingan kekuasaan. Semua harus dibangun dengan cara-cara damai dan beradab.
Kita sangat berharap polisi bisa cepat bekerja untuk mengungkap kasus pelemparan granat di kawasan Cirendeu. Kecepatan polisi dalam bertindak akan membuat orang-orang yang memiliki motif membuat keonaran, berpikir dua kali untuk bertindak lagi.
0
2.5K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan