- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dubes RI untuk AS Antagonis Sesungguhnya


TS
guruhtama
Dubes RI untuk AS Antagonis Sesungguhnya

Gerakan yang menolak terpilihnya Fauzi Bowo sebagai Dubes Indonesia untuk Jerman membuat saya tersenyum sinis. Jujur saja saya bukanlah pendukung Foke beserta kebijakan-kebijakannya selama masih menjabat Gubernur. Saya hanya mencoba menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Daripada terus menyudutkan Foke dengan alasan yang tidak relevan, lebih baik kita membahas sosok lain yang lebih layak duduk di kursi panas.
Nama Budi Bowoleksono mungkin masih terasa asing di telinga. Tapi “Bowo” yang satu ini ternyata dipandang layak oleh pemerintah untuk mewakili Indonesia di Amerika Serikat. Budi Bowo berhasil lulus proper tes, dan sebentar lagi resmi menjabat Dubes Indonesia di negri Kapitalis.
Sebelum bercerita lebih lanjut, ada baiknya saya paparkan sekelumit dosa-dosa sang Duta Besar. Sekitar tahun 2011, Budi pernah diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus korupsi anggaran kegiatan Departemen Luar Negri. Meski cuma berstatus saksi, siapa yang berani menjamin budi benar-benar bersih? Sebagai penerus Sudjana Parnohadiningrat, Sekjen Deplu yang merupakan tersangka utama kasus ini, pasti terdapat benang merah yang menghubungkannya dengan Budi.
Masih belum cukup? Budi juga pernah tersangkut kasus Pelanggaran Undang-Undang Tata Usaha Negara (UU TUN), serta Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB). Aksi Budi yang mengeluarkan SK Sekjen Kemenlu menyeret nama diplomat muda bernama Taufik Rigo. Sengketa kedua belah pihak bahkan sampai ke jenjang Mahkamah Agung. Ternyata semua itu Cuma akal-akalan Budi guna mencemarkan nama baik Taufik Rigo. Kendati demikian, skema licik Budi tidak berjalan sesuai skenario. MA kemudian mencabut kasasi Budi tertanggal 25 Februari 2013. Sebagai bentuk konsekuensi, Sang Dubes paman Sam wajib mencabut SK dagelan dan memulihkan nama baik Taufik Rigo.
Setelah semua informasi saya kemukakan, masih layakkah Budi mengemban tugas yang sedemikian krusial? Walaupun lolos uji kelayakan, rekam jejak antek partai penguasa ini seharusnya menjadi bahan pertimbangan elite politik republik ini. Saya pun sampai pada pertanyaan pamungkas, “Apakah seorang yang pernah tersangkut kasus korupsi pantas mewakili Indonesia di forum internasional?” Tahan dulu jawaban anda, karena masih banyak skenario lain yang belum terkuak.
Terbongkarnya berbagai kasus korupsi yang menyeret sejumlah elite partai Demokrat menggelitik rasa penasaran saya. Sejumlah nama yang dianggap berbahaya terhadap eksistensi partai perlahan disingkirkan. Tengok lah nama-nama populer seperti Muhammad Nazarudin dan Angelina Sondakh, yang kini meringkuk di sel layaknya pesakitan. Mereka Ibarat tumbal dari kokohnya rezim SBY dan partai kebanggaannya. Mumpung masih setahun lagi memegang tampuk pemerintahan, Demokrat berniat mengamankan kroni-kroninya yang masuk daftar hitam. Kebetulan posisi srategis Dubes AS tak pernah lepas dari cengkraman partai penguasa. Setelah Dino Patijalal meletakan jabatan Dubes periode sebelumnya, Demokrat tinggal menukar pion dengan mengirim Budi Bowoleksono ke Amerika. Sebuah langkah yang menurut saya cukup strategis, untuk menghimpun kekuatan menjelang Pemilu 2014.
Menurut pandangan saya sebagai orang awam yang melek politik, dosa-dosa Budi Bowoleksono lebih serius ketimbang Fauzi Bowo. Nama boleh saja mirip. Terlebih lagi mereka sama-sama terafiliasi dengan partai Demokrat. Namun jika ditarik perbandingan antara kedua Bowo tersebut, Foke jelas lebih layak mewakili Indonesia di Forum internasional. Maka dari itu, saya menghimbau kepada seluruh komponen masyarakat untuk membuka mata lebar-lebar. Mempermasalahkan terpilihnya Foke sebagai Dubes RI di Jerman jelas salah alamat, karena tokoh antagonis yang sesungguhnya justru dikirim ke negri penuh harapan dan kebebasan.




0
3K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan