- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Film - Film terbaik tahun 2013 Sejauh ini
TS
Calengklik
Film - Film terbaik tahun 2013 Sejauh ini
Di separuh tahun website movienthusiast.com mencoba menghadirkan apa-apa saja film terbaik versi mereka. Tentu saja karena masih berumur enam bulan list ini kemungkinan besar akan mengalami banyak perubahan signifikan di akhir tahun nanti apalagi mengingat masih banyak film-film bagus yang sudah menunggu untuk menggantikan posisi film-film terbaik sementara ini.
Di mulai dari urutan 10
10. Stoker | Park Chan-wook
Banyak menderita di naskahnya yang terlalu generik meskipun kemudian kualitas penyajian yang dihadirkan Park Chan-wook mampu sedikit menyelamatkan Stoker dari sebuah kehancuran total. Ya, bukan yang terbaik yang pernah dihasilkan Park Chan-wook, tetapi setidaknya ia tidak berusaha untuk bermain aman untuk menghadirkan sebuah thriller dengan segala ciri khasnya yang cantik, puitis sekaligus gelap dan kejam apalagi ia juga punya Mia Wasikowska yang tampil prima.
#9. Word War Z | Marc Forster
World War Z jelas adalah kejutan yang menyenangkan di musim panas ini. Sampai akhir tahun lalu kita tidak merasakan kehadirannya namun traillernya memberikan kita sedikit gambaran apa yang ditawarkan dan coba lihat apa yang terjadi sekarang? Ini adalah salah satu film zombie terbaik yang pernah ada, bukan hanya karena menawarkan skala super besar, efek CGI canggih dengan budget raksasa serta disutrdarai sutradara sekaliber Marc Forster dengan bintang Brad Pitt saja namun ini adalah semua kombinasi maut dari semua keasikan yang kamu temukan dalam film-film zombie dengan polesan ketegangan dan keseruan yang jempolan
#8. To The Wonder | Terrence Malick
itu jelas cantik sama cantiknya dengan film-film Malick lainnya, kemampuannya untuk membuat kita merasakan emosi visualnya tidak terbantahkan, tetapi ada sesuatu yang kurang di sini. Tidak ada plot yang kuat, narasinya tampak mengambang di dalam ‘akuarium’ yang indah bersama ‘ikan-ikan’ yang hampa, membuatnya seperti video klip indah yang panjang dengan mood dan momen yang lebih intim nan personal. Ya, mungkin saja kali ini Malick terlalu cepat merilis karyanya, mungkin butuh 7 tahun lagi untuk membuat To The Wonder lebih sempurna.
7. The Place Beyond the Pines | Derek Cianfrance
Tiga cerita berbeda tentang tentang dosa masa lalu, pengorbanan dan hubungan ayah-anak dengan bungkusan teknis yang bagus ala Derek Cianfrance sukses digerakan oleh penampilan 2 aktor paling “panas” dekade ini, Ryan Gosling dan Bradley Cooper. Mungkin durasinya sedikit terlalu panjang, tetapi bagaimanpun ini adalah sebuah drama menyentuh dari sutradara Blue Valentine
6. Man of Steel | Zack Synder
Skalanya dinaikan dua kali lipat lebih besar ketimbang Superman Returns. Zack Snyder dengan dukungan nama-nama besar di balik kesuksesan reboot Batman membawa kembali kisah si Manusia Baja kembali ke awal, memodifikasinya dengan sentuhan modern dan mencoba menyeimbangkan drama tentang pencarian jati diri yang manusiawi dan parade action dahysat, meskipun kombinasinya terasa bekerja di satu sisi saja, namun ini adalah awal yang bagus dari franchise sebesar Superman.
5. Spring Breakers | Harmony Korine
Pesta musim semi, bikini, erotisme, drugs, hedonisme, free spirit, coming of age, komedi gelap, senjata, mobil mewah, gangster musik mengehentak dan elemen crime kental, sebutkan itu semua maka Harmony Korine akan memberikanmu segalanya dalam sebuah paket beraroma neon memabukan nan absurd di sepanjang 94 menit durasinya. Ya, Spring Breakers adalah kejutan besar menyenagkan di separuh awal tahun ini, sebuah pesta semi arthouse dengan dentuman yang menghipnotis
4. Star Trek Into Darkness | J.J. Abrams
Star Trek Into Darkness adalah contoh sebuah sekuel hebat dari reboot yang sama hebatnya. Tidak peduli kamu adalah Trekkies atau sekedar penonton biasa Into The Darkness akan memberikan kesenangan sama besarnya. Penuh kejutan, adrenalin, dan emosi dalam satu paket sci-fi ala J.J. Abrams yang tahu benar bagaimana memperlakukan franchise fiksi ilmiah legendaris ini dengan hormat dan membawanya ke jalur baru yang lebih solid dan menjanjikan.
3. The Act of Killing | Joshua Oppenheimer
The Act of Killing seperti versi tandingan Pengkhianatan G30S/PKI-nya Arifin C. Noer. Mungkin saja ia berakhir sebagai sebuah propaganda semata, mungkin saja tidak, tetapi bagaimanapun sulit untuk kemudian bisa menutup mata dari apa yang terungkap di sini di mana di masa lalu ada rahasia besar yang coba ditutup-tutupi bangsa ini dalam tugas ‘mulianya’ menjaga kesatuan republik tercinta ini dengan tumpahan darah dan ribuan nyawa melayang secara brutal. Ya, apa yang disajikan Joshua Oppenheimer secara berani, provokatif, jujur dan blak-blakan ini seperti menjadi sebuah kenyataan pahit yang pada akhirnya harus kita terima, suka atau tidak.
2. Upstream Color | Shane Carruth
Dua film, dua ide besar yang terbungkus dalam semangat sci-fi yang kental, ya, tidak pernah mudah menghadirkan konsep-konsep brilian seperti yang sudah dilakukan Shane Carruth, apalagi hampir semuanya ia lakukan sendiri (akting, naskah, sutradara. penata suara, sinematografi, editing dan produser) Upstream Color adalah contoh sebuah sci-fi kecil yang mampu berbicara besar, sebesar tema tentang kehidupan, cinta dan takdir yang ditawarkannya plus mengundang perdebatan asik setelah menontonnya. Semuanya ini sukses dihadirkan dalam semangat indie ala Carruth yang memesona, subtle dan juga emosional.
#1. Side Effects | Steven Soderbergh
Berada di teritori yang sama dengan Contagion, tetapi Side Effects punya ruang lingkup yang lebih sempit dengan kadar misteri, kejutan dan kekompleksan yang lebih tinggi. Rooney Mara tampil bagus sebagai wanita kesepian yang stres dengan tingkat kemisteriusan yang sanggup membuat Jude Law menjadi detektif dadakan untuk menyelamatkan kariernya. Ya, seperti judulnya Side Effects punya efek samping lain yang sanggup membuatnya menjadi tontonan yang lebih besar ketimbang masalah kejiwaan semata.
10. Stoker | Park Chan-wook
Banyak menderita di naskahnya yang terlalu generik meskipun kemudian kualitas penyajian yang dihadirkan Park Chan-wook mampu sedikit menyelamatkan Stoker dari sebuah kehancuran total. Ya, bukan yang terbaik yang pernah dihasilkan Park Chan-wook, tetapi setidaknya ia tidak berusaha untuk bermain aman untuk menghadirkan sebuah thriller dengan segala ciri khasnya yang cantik, puitis sekaligus gelap dan kejam apalagi ia juga punya Mia Wasikowska yang tampil prima.
#9. Word War Z | Marc Forster
World War Z jelas adalah kejutan yang menyenangkan di musim panas ini. Sampai akhir tahun lalu kita tidak merasakan kehadirannya namun traillernya memberikan kita sedikit gambaran apa yang ditawarkan dan coba lihat apa yang terjadi sekarang? Ini adalah salah satu film zombie terbaik yang pernah ada, bukan hanya karena menawarkan skala super besar, efek CGI canggih dengan budget raksasa serta disutrdarai sutradara sekaliber Marc Forster dengan bintang Brad Pitt saja namun ini adalah semua kombinasi maut dari semua keasikan yang kamu temukan dalam film-film zombie dengan polesan ketegangan dan keseruan yang jempolan
#8. To The Wonder | Terrence Malick
itu jelas cantik sama cantiknya dengan film-film Malick lainnya, kemampuannya untuk membuat kita merasakan emosi visualnya tidak terbantahkan, tetapi ada sesuatu yang kurang di sini. Tidak ada plot yang kuat, narasinya tampak mengambang di dalam ‘akuarium’ yang indah bersama ‘ikan-ikan’ yang hampa, membuatnya seperti video klip indah yang panjang dengan mood dan momen yang lebih intim nan personal. Ya, mungkin saja kali ini Malick terlalu cepat merilis karyanya, mungkin butuh 7 tahun lagi untuk membuat To The Wonder lebih sempurna.
7. The Place Beyond the Pines | Derek Cianfrance
Tiga cerita berbeda tentang tentang dosa masa lalu, pengorbanan dan hubungan ayah-anak dengan bungkusan teknis yang bagus ala Derek Cianfrance sukses digerakan oleh penampilan 2 aktor paling “panas” dekade ini, Ryan Gosling dan Bradley Cooper. Mungkin durasinya sedikit terlalu panjang, tetapi bagaimanpun ini adalah sebuah drama menyentuh dari sutradara Blue Valentine
6. Man of Steel | Zack Synder
Skalanya dinaikan dua kali lipat lebih besar ketimbang Superman Returns. Zack Snyder dengan dukungan nama-nama besar di balik kesuksesan reboot Batman membawa kembali kisah si Manusia Baja kembali ke awal, memodifikasinya dengan sentuhan modern dan mencoba menyeimbangkan drama tentang pencarian jati diri yang manusiawi dan parade action dahysat, meskipun kombinasinya terasa bekerja di satu sisi saja, namun ini adalah awal yang bagus dari franchise sebesar Superman.
5. Spring Breakers | Harmony Korine
Pesta musim semi, bikini, erotisme, drugs, hedonisme, free spirit, coming of age, komedi gelap, senjata, mobil mewah, gangster musik mengehentak dan elemen crime kental, sebutkan itu semua maka Harmony Korine akan memberikanmu segalanya dalam sebuah paket beraroma neon memabukan nan absurd di sepanjang 94 menit durasinya. Ya, Spring Breakers adalah kejutan besar menyenagkan di separuh awal tahun ini, sebuah pesta semi arthouse dengan dentuman yang menghipnotis
4. Star Trek Into Darkness | J.J. Abrams
Star Trek Into Darkness adalah contoh sebuah sekuel hebat dari reboot yang sama hebatnya. Tidak peduli kamu adalah Trekkies atau sekedar penonton biasa Into The Darkness akan memberikan kesenangan sama besarnya. Penuh kejutan, adrenalin, dan emosi dalam satu paket sci-fi ala J.J. Abrams yang tahu benar bagaimana memperlakukan franchise fiksi ilmiah legendaris ini dengan hormat dan membawanya ke jalur baru yang lebih solid dan menjanjikan.
3. The Act of Killing | Joshua Oppenheimer
The Act of Killing seperti versi tandingan Pengkhianatan G30S/PKI-nya Arifin C. Noer. Mungkin saja ia berakhir sebagai sebuah propaganda semata, mungkin saja tidak, tetapi bagaimanapun sulit untuk kemudian bisa menutup mata dari apa yang terungkap di sini di mana di masa lalu ada rahasia besar yang coba ditutup-tutupi bangsa ini dalam tugas ‘mulianya’ menjaga kesatuan republik tercinta ini dengan tumpahan darah dan ribuan nyawa melayang secara brutal. Ya, apa yang disajikan Joshua Oppenheimer secara berani, provokatif, jujur dan blak-blakan ini seperti menjadi sebuah kenyataan pahit yang pada akhirnya harus kita terima, suka atau tidak.
2. Upstream Color | Shane Carruth
Dua film, dua ide besar yang terbungkus dalam semangat sci-fi yang kental, ya, tidak pernah mudah menghadirkan konsep-konsep brilian seperti yang sudah dilakukan Shane Carruth, apalagi hampir semuanya ia lakukan sendiri (akting, naskah, sutradara. penata suara, sinematografi, editing dan produser) Upstream Color adalah contoh sebuah sci-fi kecil yang mampu berbicara besar, sebesar tema tentang kehidupan, cinta dan takdir yang ditawarkannya plus mengundang perdebatan asik setelah menontonnya. Semuanya ini sukses dihadirkan dalam semangat indie ala Carruth yang memesona, subtle dan juga emosional.
#1. Side Effects | Steven Soderbergh
Berada di teritori yang sama dengan Contagion, tetapi Side Effects punya ruang lingkup yang lebih sempit dengan kadar misteri, kejutan dan kekompleksan yang lebih tinggi. Rooney Mara tampil bagus sebagai wanita kesepian yang stres dengan tingkat kemisteriusan yang sanggup membuat Jude Law menjadi detektif dadakan untuk menyelamatkan kariernya. Ya, seperti judulnya Side Effects punya efek samping lain yang sanggup membuatnya menjadi tontonan yang lebih besar ketimbang masalah kejiwaan semata.
source : http://movienthusiast.com/2013/07/mo...f-2013-so-far/
0
6.9K
55
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan