- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Takut sama penjahat, polisi ini menolak nolong warga
TS
bolangnusantara
Takut sama penjahat, polisi ini menolak nolong warga
Ini Dia Bukti Ketakutan Polisi Pascapenembakan Misterius.
KBR68H, Jakarta- Ketakutan aparat polisi terhadap aksi penembakan misterius di tengah malam akhirnya terbukti. Anggota Pos Polisi Kebon Nanas, Jakarta Timur menolak untuk melindungi penolong aksi perampokan di kawasan jembatan Cipinang.
Cerita penolakan itu berawal saat seorang pria berinisial MM (27) menolong wanita yang dirampok oleh dua orang pria pengendara motor, Kamis malam (26/9 sekitar Pk 22.30 WIB. MM terpaksa meninggalkan motornya untuk menyelamatkan diri, setelah terjatuh dan tusukan pisau di bahu kanan.
"Saya meninggalkan motor saya, karena terancam mati mau di tusuk. Bahu saya sudah ditusuk," kata MM sambil meminta bantuan kepada pengendara motor yang melintas di daerah itu.
Jurnalis KBR68H berinisial ASP di tengah jalan untuk menolong MM. Dengan kecepatan tinggi, keduanya kabur menuju Pos Polisi Kebon Nanas untuk meminta pertolongan. Mereka dikejar oleh kedua pelaku perampokan hingga ke depan Pospol itu. "Awas, saya bunuh kalian, mati kamu ya! "ancam salah satu pelaku sambil menyabitkan pisau ke arah korban.
Kantor polisi ternyata bukan lagi menjadi tempat aman untuk meminta perlindungan. Petugas Pospol Kebon Nanas I Wayan Telaga menolak untuk menolong dan menolak untuk memberi jaminan keamanan kepada korban. "Itu bukan wilayah kami, saya tidak bisa berikan jaminan keamanan. Kalian lapor saja sendiri ke polisi wilayah Pulo Gadung, " kata I Wayan.
"Resiko seorang penolong perampokan memang terancam nyawanya. Kami saja polisi ditembak dari belakang langsung mati. Untung kalian hanya terancam saja nyawanya," tambah I Wayan.
Melihat respon polisi, ASP berinisiatif meminta pertolongan ke kantornya di kawasan Utan kayu Jakarta Timur. Setelah menunggu lebih dari satu jam, akhirnya seorang jurnalis KBR68H lainnya menjemput ASP ke Pospol itu. "Polisi hanya memberikan solusi untuk menukar motor agar tidak dikenali perampok yang diperkirakan masih menunggu di depan pospol," ungkap jurnalis lainnya tersebut.
Sementara itu, korban penusukan perampok MM akhirnya pergi sendiri melapor ke Polsek Pulo Gadung. Ketika dihubungi lewat telpon genggam, ia mengaku kecewa dengan kinerja polisi. "Saya sama polisi sudah ke TKP, ternyata motor saya sudah hilang," katanya dengan nada terputus-putus menahan rasa takut. Hingga kini, polisi masih membuat Berkas Acara Pemeriksaan MM.
pak Polisi
Sumber :: PortalKBR.com
Apa masih pantas kita gaji aparat yang seperti itu..?? kalau polisi yang pegang senjata saja sudah jadi pengecut macam itu lalu bagaimana kita warga biasa..??
Faaakkkkk buat polisi pengecut itu....
KBR68H, Jakarta- Ketakutan aparat polisi terhadap aksi penembakan misterius di tengah malam akhirnya terbukti. Anggota Pos Polisi Kebon Nanas, Jakarta Timur menolak untuk melindungi penolong aksi perampokan di kawasan jembatan Cipinang.
Cerita penolakan itu berawal saat seorang pria berinisial MM (27) menolong wanita yang dirampok oleh dua orang pria pengendara motor, Kamis malam (26/9 sekitar Pk 22.30 WIB. MM terpaksa meninggalkan motornya untuk menyelamatkan diri, setelah terjatuh dan tusukan pisau di bahu kanan.
"Saya meninggalkan motor saya, karena terancam mati mau di tusuk. Bahu saya sudah ditusuk," kata MM sambil meminta bantuan kepada pengendara motor yang melintas di daerah itu.
Jurnalis KBR68H berinisial ASP di tengah jalan untuk menolong MM. Dengan kecepatan tinggi, keduanya kabur menuju Pos Polisi Kebon Nanas untuk meminta pertolongan. Mereka dikejar oleh kedua pelaku perampokan hingga ke depan Pospol itu. "Awas, saya bunuh kalian, mati kamu ya! "ancam salah satu pelaku sambil menyabitkan pisau ke arah korban.
Kantor polisi ternyata bukan lagi menjadi tempat aman untuk meminta perlindungan. Petugas Pospol Kebon Nanas I Wayan Telaga menolak untuk menolong dan menolak untuk memberi jaminan keamanan kepada korban. "Itu bukan wilayah kami, saya tidak bisa berikan jaminan keamanan. Kalian lapor saja sendiri ke polisi wilayah Pulo Gadung, " kata I Wayan.
"Resiko seorang penolong perampokan memang terancam nyawanya. Kami saja polisi ditembak dari belakang langsung mati. Untung kalian hanya terancam saja nyawanya," tambah I Wayan.
Melihat respon polisi, ASP berinisiatif meminta pertolongan ke kantornya di kawasan Utan kayu Jakarta Timur. Setelah menunggu lebih dari satu jam, akhirnya seorang jurnalis KBR68H lainnya menjemput ASP ke Pospol itu. "Polisi hanya memberikan solusi untuk menukar motor agar tidak dikenali perampok yang diperkirakan masih menunggu di depan pospol," ungkap jurnalis lainnya tersebut.
Sementara itu, korban penusukan perampok MM akhirnya pergi sendiri melapor ke Polsek Pulo Gadung. Ketika dihubungi lewat telpon genggam, ia mengaku kecewa dengan kinerja polisi. "Saya sama polisi sudah ke TKP, ternyata motor saya sudah hilang," katanya dengan nada terputus-putus menahan rasa takut. Hingga kini, polisi masih membuat Berkas Acara Pemeriksaan MM.
pak Polisi
Sumber :: PortalKBR.com
Apa masih pantas kita gaji aparat yang seperti itu..?? kalau polisi yang pegang senjata saja sudah jadi pengecut macam itu lalu bagaimana kita warga biasa..??
Faaakkkkk buat polisi pengecut itu....
0
26K
454
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan