Metrotvnews.com, Medan: Ramdan Efendi alias Anton Medan membeberkan modus pemerasan oleh jajaran Polresta Medan, Sumatra Utara, terhadap suami keponakannya, Peter Dragono.

Menurut Anton saat di Medan, Jumat (20/9), mengungkapkan suami keponakannya itu ditahan dalam kasus penggelapan saham PT Tani Subur senilai Rp9 juta. Ajaibnya, untuk penangguhan penahanan, Peter Dragono dimintai Rp10 miliar oleh Kasat Reskrim Polresta Medan Jean Calvin Simanjuntak.

Anton mengungkapkan, uang itu disebut akan dibagi-bagi ke sejumlah unsur di Polresta Medan, seperti Kapolresta, penyidik. Bahkan, lanjut dia, Kasat Reskrim Polresta Medan juga menawarkan Rp100 juta untuk dirinya selaku perantara.

Anton Medan merasa tersinggung ketika ditawari uang. Sehingga, dia mengamankan uang yang akan diserahkan untuk penangguhan penahanan dan mengadukan percobaan pemerasan ke Divisi Propam Mabes Polri.

Istri Peter Dragono, Wilda, mengaku hadir dalam pertemuan dengan Kasat Reskrim Polresta Medan di salah satu hotel. Dia menjelaskan, awalnya dimintai Rp10 miliar. Setelah negosiasi, akhirnya disepakati Rp3 miliar untuk dibagi Rp2,5 miliar ke Kapolresta Medan sedangkan sisanya dibagikan ke anggota.

Kasat Reskrim Polresta Medan Jean Calvin Simanjuntak membantah telah memeras dan mengaku tidak mau berpolemik dalam tudingan kasus pemerasan tersebut. Sebab, dirinya masih fokus dalam pengungkapan dua kasus perampokan bersenjata api dan upaya pengantisipasi kasus serupa terjadi kembali.

Menurut dia, kasus Peter Dragono dalam tahap pengajuan ke Kejaksaan Negeri Medan.

http://www.metrotvnews.com/metronews...olisi-di-Medan