- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Petani = Pemberi Makan Masyarakat


TS
dickskiki
Petani = Pemberi Makan Masyarakat
Quote:
24 September adalah hari lahirnya undang-undang pokok agraria dan menandakan Hari Tani Indonesia. Malam ini tepat tanggal 24 September 2013 dimulai pukul 19.00 WIB (Waktu Malang Raya) tepat di depan gerbang utama Universitas Muhammadiyah Malang diadakan teatrikal peringatan Hari Tani Indonesia. Gerak riuh mulai terasa sekitar pukul 18.45 WIB ketika para peserta sudah mulai memerankan perannya masing-masing dan diramaikan dengan kehadiran aktivis mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus sebagai penonton. Mungkin bagi sebagian orang pekerjaan petani adalah pekerjaan sebelah mata, karena stigma masyarakat Indonesia sampai saat ini mengatakan baik dalam hati maupun secara lisan kehidupan petani jauh dari kata layak. Terima kasih atas waktunya bagi para pembaca kompasiana yang Insya Allah tidak demikian seperti kata mayoritas masyarakat Indonesia. Sebagai mahasiswa saya merasa miris ketika melihat perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk yang luar biasa akan tetapi tidak diimbangi dengan kestersediaan bahan pangan sebagai sumber utama penghidupan manusia ataupun ketersediaan lahan tempat tinggal untuk melindungi manusia dari panas dan hujan.
Quote:
Tujuan tulisan ini bukan untuk menghujat ataupun menyalahkan pemerintah tapi lebih membuka pikiran bukan sebagai ceremonial biasa yang akan hilang ketika ada peringatan hari-hari lain yang akan dilakukan. Saya sering bertanya kepada diri saya sendiri ataupun teman-teman saya kenapa harus ada jurusan Pertanian ketika Petani sendiri belum mampu sejahtera? Bukankah jurusan Pertanian itu bertujuan untuk membentuk Sarjana-sarjana pertanian handal yang akan membuat sebuah Revolusi di bidang teknologi pertanian? Jujur saya ingin sekali mencontoh negara-negara seperti Jepang, Australia, Amerika bahkan Negara-Negara tropis yang memiliki kemajuan di bidang pertanian untuk dijadikan sebagai contoh dan panutan oleh Indonesia. Sekitar 2 bulan lalu yakni sekitar tanggal 3 Juli sampai 3 Agustus saya melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai mata kuliah wajib yang dilaksanakan secara serentak oleh Universitas dengan menempatkan mahasiswanya di masing-masing tempat yang telah ditentukan. Kebetulan saya mendapatkan jatah tempat di sebuah Desa yang bernama Desa Sukodono yang terletak di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang atau sekitar 3 jam perjalanan dari Kota Malang dengan Menggunakan kendaraan roda 4.
Quote:
Desa yang luar biasa menurut saya, desa dengan lahan dan hasil pertanian yang sangat melimpah. Kopi, salak dan pisang adalah komoditi utama Desa ini. Desa ini terdiri atas 5 Dusun. Yakni Dusun Petung Sigar, Dusun Sawur, Dusun Kampung Teh, Wonosari dan Wonorejo. Pekerjaan sehari-hari mayoritas warganya adalah petani, dengan mengarap lahan sendiri pertanian mereka. Hampir dalam setahun kita dapat menemukan Kopi, Salak dan Pisang yang dihasilkan walaupun hasil melimpah didapatkan pada musim-musim (bulan) tertentu. Namun saya tidak menyangka karena dalam pikiran saya Pulau Jawa adalah Pulau yang paling sejahtera dibandingkan pulau-pulau lain di Indonesia. Namun itu terpatahkan oleh kehadiran saya ketika mengabdi untuk masyarakat sebagai mahasiswa KKN. Jalanan berbatu cadas (makadam), hutan rimba, sungai bersih adalah pemandangan sehari-hari. Hawa sejuk jauh dari polusi adalah kesenangan ketika mengabdi di Desa itu. Selama hampir 1 bulan mengabdi kami banyak mendapatkan pengalaman maupun cerita tentang kejayaan pertanian Desa Sukodono masa lampau. Sebut saja Kopi Sukodono saat ini mungkin telinga orang malang akan asing mendengarnya namun tidak demikian ketika jaman pasca kemerdekaan. Kopi Sukodono “katanya” adalah komoditas terkenal yang digemari oleh orang Belanda dan sempat terkenal di Telinga orang-orang eropa. Sejarah tetaplah hampa tanpa bukti kuat yang menjadi pendamping sejarah itu sendiri.
Quote:
Dari 31 orang Mahasiswa KKN ada salah seorang Mahasiswi yang berasal dari jurusan pertanian. Namanya KKN pasti tujuan kita mengabdi untuk masyarakat dengan membuat program kerja terstruktur dengan tujuan lebih mensejahterakan masyarakat baik dari segi ekonomi, kesehatan ataupun pendidikan. Misi kami mengemban amanah sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah dan bertugas sebagai Mahasiswa Pengabdi dan Pencipta menuntut kita untuk kreatif. Kembali lagi kepada Mahasiswi Pertanian ini. Dia adalah kawan baik saya selama di pertanian. Saya sering berbagi cerita tentang Fakultas kita masing-masing. Suatu ketika di kesempatan saya sempat bertanya. Dan inti dari pertanyaan saya mengarah kepada judul Yakni “Mengapa Harus Ada Jurusan Pertanian Kalau Petani Indonesia Belum Sejahtera”. Jawaban beliau sangat bijak “Ketika saya lulus kelak saya akan bergabung bersama teman-teman yang sudah lebih dulu mengabdikan dirinya untuk kemajuan pertanian”.
Quote:
Perlahan namun pasti itulah mungkin hal saya dapatkan. Ternyata saat ini sudah mulai tumbuh generasi muda yang mencintai pertanian dan membuat revolusi teknologi pertanian. Memang miris jika saya melihat kondisi ekonomi para petani yang ada di desa tempat saya mengadi (KKN). Petani kopi tetapi tidak bisa menikmati jalanan mulus aspal, mereka menghasilkan kopi, tetapi untuk sampai menjualnya harus terhalang oleh cuaca (tidak bisa menjemur kopi), infrastruktur (jalanan makadam) dan biaya transport yang sangat mahal yang kemudian berdampak pada hasil yang mereka peroleh. Belum lagi jika harga musiman seperti harga pupuk mahal, maka petani harus memutar otak ketika mereka tidak memiliki modal dan terpaksa harus bermodal (meminjam) kepada koperasi atau bahkan para rentenir. Mungkin ini adalah salah satu potrait buruknya infrastruktur di Indonesia yang tidak mendukung Pertanian akibat kebijakan yang tidak jelas.
Quote:
Saya sangat bangga kepada teman-teman mahasiswa jurusan pertanian yang sudah mampu menemukan teknologi pertanian yang akan digunakan untuk kesejahteraan petani Indonesia. Bahkan saya jauh lebih bangga ketika ada seorang anak petani yang juga bercita-cita sebagai petani untuk meneruskan pengabdian orang tuanya. (Mungkin sudah jarang). Petani sangatlah luar biasa, mulai menggarap tanahnya, menanam, merawat hingga memanen bahkan proses sampai menjual mereka lakukan sendiri dengan harapan bisa memperoleh hasil yang bisa untuk menghidupi kehidupan mereka ketika masa panen belum tiba. Petani tetap berjuang di tengah persaingan peralihan tanah untuk tempat tinggal sehingga membuat berkurangnya lahan pertanian di Indonesia, bahkan tanah produktif sekalipun tetap digunakan untuk hal yang tidak sesuai peruntukannya seperti pembanungan Ruko, Perumahan Pabrik dan lain-lain. Semoga semua doa dan harapan para petani Indonesia segera terwujud. Mulai kendala Infrastruktur, Bibit, Pupuk dan lain sebagainya. Majulah Petani Indonesia. Selamat Hari Tani Nasional. Merdeka!!
Sekian Postingan ini, bila ada salah mohon maaf. Wassalam.

0
2.6K
Kutip
34
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan