- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
SELURUH INDONESIA HARUS MENCONTOH DAERAH INI
TS
ant1maho
SELURUH INDONESIA HARUS MENCONTOH DAERAH INI
SELAMAT SIANG GAN
YUK LANGSUNG AJA GAN,TANPA BASA BASI LAGI
Quote:
Puja Mandala : Cermin Keberagaman & Keberagamaan di Pulau Seribu Pura
Bali adalah satu dari sekian cerminan tanah surga negara ini. Begitu banyak sapaan audio maupun visual nan ramah yang bisa kita temukan ketika menginjakkan kaki di Pulau ini. Hampir seluruh pelosok wilayahnya dihiasi pemandangan kehidupan bermasyarakat yang tertata apik. Backsound gending Bali yang mengalun di beberapa titik berpadu dengan soundscape alam yang bersahut-sahutan. Sungguh sebuah harmoni yang selaras untuk dinikmati hampir di sepanjang waktu.
Selama ini, Bali memang terkenal sebagai wilayah dengan potensi wisata yang begitu tinggi. Selain itu, nuansa alam & proses interaksi yang bersahabat menjadi salah satu alasan lain, mengapa orang betah tinggal di Pulau Seribu Pura ini. Propinsi dengan 8 kabupaten dan 1 kotamadya ini terasa begitu menghargai heterogenitas dan kehidupan toleransi antar manusia dalam bermasyarakat. Termasuk kepada perbedaan-perbedaan yang ada. Sebut saja Kompleks Puja Mandala sebagai salah satu buktinya.
Puja Mandala adalah sebuah Kompleks yang berlokasi di Jl. Kuru Setra Bualu Benoa Nusa Dua Bali. Di dalam kompleks ini berdiri kelima tempat ibadah yang terdiri dari Masjid, Gereja Katolik, Wihara, Gereja Kristen Protestan dan Pura. Seluruhnya tertata rapi, berdiri anggun, megah, dengan tinggi bangunan yang rata & sejajar, memiliki nilai estetika dan spiritual tentunya. Selain mengangkat nilai-nilai kebudayaan, disini pula terletak suatu keunikan.
Mungkin beberapa diantara rekan-rekan yang belum mengenal kawasan ini, sempat terheran-heran bagaimana kelima tempat ibadah agama-agama yang diakui di nusantara ini dapat berdiri dengan begitu megahnya di satu tempat, satu kompleks lebih tepatnya. Sebuah Masjid berlantai dua bertajuk Ibnu Batutah, bersanding anggun dengan Gereja Katholik Bunda Maria Segala Bangsa, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, Wihara Budhina Guna dan Pura Jagat Nata. Terkait aspek historis, kelimanya berdiri atas keterlibatan banyak pihak, salah satunya PT. BTDC atau Bali Tourism Development Corporation.
Berbagai macam faktor dan pertimbangan yang mendasari pembangunan kompleks rumah ibadah ini. Bermula dari sebuah ide dan keinginan untuk membangun Masjid di kawasan Nusa Dua, kemudian disusul dengan ide dan inisiatif dari pemerintah pusat untuk mendirikan sebuah kompleks dengan lima tempat ibadah yang berdiri di satu tempat. Atas bantuan hibah tanah dari PT. BTDC, mulai dibangunlah komplek Puja Mandala ini pada tahun 1994.
Tanah hibahan PT. BTDC saat itu dibagi sama besar & luas. Sempat saya mendapat informasi, bahwa tinggi bangunan antar satu rumah ibadah dengan rumah ibadah lainnya juga harus sama dan sejajar. Ketika diresmikan tahun 1997, rupanya Wihara Budhina Guna dan Pura Jagat Natha masih belum selesai dibangun. Wihara selesai pembangunannya pada tahun 2003 silam. Sementara Pura Jagat Natha, selesai beberapa tahun setelahnya.
Beberapa waktu lalu saat mengadakan kunjungan singkat ke rumah saudara yang lumayan dekat dengan Kompleks Puja Mandala, saya sempatkan menengok sejenak ke Masjid Ibnu Batutah dan Komplek Puja Mandala. Waktu itu hari Minggu dan pagi hari, halaman depan Gereja tampak ramai. Parkir mulai dipenuhi kendaraan jemaat. Rupanya umat Kristiani tengah melakukan ritual peribadatan mereka di hari Minggu. Suasana cukup kondusif, dan tak ada noise yang mengusik dari empat rumah ibadah lainnya yang bersanding di sebelahnya. Begitu pula ketika hari Jum’at siang. Masjid Ibnu Batutah ramai akan jama’ah yang akan melaksanakan shalat jumat. Sungguh tertib, nyaman, khidmat dan penuh rasa toleransi.
Kelima rumah ibadah yang berjajar anggun di Komplek Puja Madala ini adalah salah satu bukti keunikan dan mempunyai nilai tinggi sebagai penunjang kepariwisataan di Pulau Dewata. Selain sebagai wisata rohani, rumah-rumah ibadah ini dibangun guna memfasilitasi penduduk sekitar serta para wisatawan yang ingin beribadah. Nampak sekali nilai-nilai toleransi yang diaplikasikan di kawasan ini. Jika berkunjung ke Pulau Dewata, sempatkan mampir boleh lho,
Bali adalah satu dari sekian cerminan tanah surga negara ini. Begitu banyak sapaan audio maupun visual nan ramah yang bisa kita temukan ketika menginjakkan kaki di Pulau ini. Hampir seluruh pelosok wilayahnya dihiasi pemandangan kehidupan bermasyarakat yang tertata apik. Backsound gending Bali yang mengalun di beberapa titik berpadu dengan soundscape alam yang bersahut-sahutan. Sungguh sebuah harmoni yang selaras untuk dinikmati hampir di sepanjang waktu.
Selama ini, Bali memang terkenal sebagai wilayah dengan potensi wisata yang begitu tinggi. Selain itu, nuansa alam & proses interaksi yang bersahabat menjadi salah satu alasan lain, mengapa orang betah tinggal di Pulau Seribu Pura ini. Propinsi dengan 8 kabupaten dan 1 kotamadya ini terasa begitu menghargai heterogenitas dan kehidupan toleransi antar manusia dalam bermasyarakat. Termasuk kepada perbedaan-perbedaan yang ada. Sebut saja Kompleks Puja Mandala sebagai salah satu buktinya.
Puja Mandala adalah sebuah Kompleks yang berlokasi di Jl. Kuru Setra Bualu Benoa Nusa Dua Bali. Di dalam kompleks ini berdiri kelima tempat ibadah yang terdiri dari Masjid, Gereja Katolik, Wihara, Gereja Kristen Protestan dan Pura. Seluruhnya tertata rapi, berdiri anggun, megah, dengan tinggi bangunan yang rata & sejajar, memiliki nilai estetika dan spiritual tentunya. Selain mengangkat nilai-nilai kebudayaan, disini pula terletak suatu keunikan.
Mungkin beberapa diantara rekan-rekan yang belum mengenal kawasan ini, sempat terheran-heran bagaimana kelima tempat ibadah agama-agama yang diakui di nusantara ini dapat berdiri dengan begitu megahnya di satu tempat, satu kompleks lebih tepatnya. Sebuah Masjid berlantai dua bertajuk Ibnu Batutah, bersanding anggun dengan Gereja Katholik Bunda Maria Segala Bangsa, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, Wihara Budhina Guna dan Pura Jagat Nata. Terkait aspek historis, kelimanya berdiri atas keterlibatan banyak pihak, salah satunya PT. BTDC atau Bali Tourism Development Corporation.
Berbagai macam faktor dan pertimbangan yang mendasari pembangunan kompleks rumah ibadah ini. Bermula dari sebuah ide dan keinginan untuk membangun Masjid di kawasan Nusa Dua, kemudian disusul dengan ide dan inisiatif dari pemerintah pusat untuk mendirikan sebuah kompleks dengan lima tempat ibadah yang berdiri di satu tempat. Atas bantuan hibah tanah dari PT. BTDC, mulai dibangunlah komplek Puja Mandala ini pada tahun 1994.
Tanah hibahan PT. BTDC saat itu dibagi sama besar & luas. Sempat saya mendapat informasi, bahwa tinggi bangunan antar satu rumah ibadah dengan rumah ibadah lainnya juga harus sama dan sejajar. Ketika diresmikan tahun 1997, rupanya Wihara Budhina Guna dan Pura Jagat Natha masih belum selesai dibangun. Wihara selesai pembangunannya pada tahun 2003 silam. Sementara Pura Jagat Natha, selesai beberapa tahun setelahnya.
Beberapa waktu lalu saat mengadakan kunjungan singkat ke rumah saudara yang lumayan dekat dengan Kompleks Puja Mandala, saya sempatkan menengok sejenak ke Masjid Ibnu Batutah dan Komplek Puja Mandala. Waktu itu hari Minggu dan pagi hari, halaman depan Gereja tampak ramai. Parkir mulai dipenuhi kendaraan jemaat. Rupanya umat Kristiani tengah melakukan ritual peribadatan mereka di hari Minggu. Suasana cukup kondusif, dan tak ada noise yang mengusik dari empat rumah ibadah lainnya yang bersanding di sebelahnya. Begitu pula ketika hari Jum’at siang. Masjid Ibnu Batutah ramai akan jama’ah yang akan melaksanakan shalat jumat. Sungguh tertib, nyaman, khidmat dan penuh rasa toleransi.
Kelima rumah ibadah yang berjajar anggun di Komplek Puja Madala ini adalah salah satu bukti keunikan dan mempunyai nilai tinggi sebagai penunjang kepariwisataan di Pulau Dewata. Selain sebagai wisata rohani, rumah-rumah ibadah ini dibangun guna memfasilitasi penduduk sekitar serta para wisatawan yang ingin beribadah. Nampak sekali nilai-nilai toleransi yang diaplikasikan di kawasan ini. Jika berkunjung ke Pulau Dewata, sempatkan mampir boleh lho,
Spoiler for sumbernya gan:
CONTOH LAGI 1 GAN
Spoiler for berita gan:
Puja Mandala – Simbol Kerukunan Umat Beragama
Keperluan Dari setiap hotel untuk membangun tempat ibadah, di hotel masing-masing
Dalam desain kriteria Kawasan Pariwisata Nusa Dua disebutkan bahwa kawasan Nusa Dua dibangun berbasis kepada budaya bali yang bersumber dari agama hindu. karena itu desain komite BTDC merekomendasikan pembangunan tempat ibadah secara terpadu diluar kawasan.
Dan di setiap hotel dibangun mushola sesuai dengan keperluan. Di BTDC juga dibangun mushola yaitu di daerah nursery . Karena kebutuhan umat akhirnya mushola tersebut bukan saja dimanfaatkan orang dalam atau internal BTDC, tapi juga masyarakat muslim diluar kawasan.
Ketika mushola tersebut mengalami kerusakan bangunan. Dirut BTDC waktu itu pak Nadir minta dibangun tempat ibadah yang lebih permanen di lapangan mini. Oleh ketua desain komite waktu itu diarahkan lebih ke barat pada lokasi skr agar tidak terlalu mencolok dari pandangan umum. Belakangan mushola juga dimanfaatkan oleh umat diluar kawasan Nusa dua
Pada waktu Nusa Dua Beach Hotel dibeli oleh Sultan Bolkiah, ada wacana untuk membangun mesjid kecil di dalam Nusa Dua beach hotel. Bapak Joop Ave selaku dirjen Pariwisata pada waktu itu meminta supaya dipikirkan untuk dibuat semua tempat ibadah karena salah satu kebutuhan wisatawan disamping makan minum rekreasi dan istirahat adalah beribadah,
rencana tsb kemudian dicarikan alternatif lokasi oleh Ir Mandra dan Bpk ketut Wirya bagian Perencanaan BTDC antara lain di ujung selatan (lapangan golf) diujung utara di lagoon dan kebetulan dipeta ditemui ada tanah BTDC yang terpencil di kampial seluas 2,5 Ha, lokasi ini kemudian diusulkan kepada bpk Sunetja direktur Utama BTDC untuk disampaikan kepada bpk jove Ave,
Bapak Joop Ave menyetujui dan mengarahkan agar ditempat tersebut segera dibangun semua tempat ibadah umat beragama yang mencerminkan Bhineka Tunggal Ika dan keharmonisan dalam perbedaan. Maka daerah seluas 2,5 ha tsb di bagi menjadi 5 kavling masing-masing setengah hektar dan diperuntukan untuk pembangunan 5 tempat ibadah yaitu pura, gereja protestan, vihara, gereja katolik, dan masjid.
Pembangunan tempat ibadah tersebut dibiayai secara swadaya oleh masing-masing umat kecuali tempat parkir serta taman dibiayai oleh BTDC.
Diresmikan oleh menteri agama RI pada waktu itu Bapak Tarmizi Taher pada tanggal…. Bulan… tahun 1996.
Sebelum diresmikan, Bapak Mandra minta pertimbangan kepada Bapak Wiyana, untuk nama kawasan tersebut. Yang kemudian disepakati untuk mengusulkan nama : Puja Mandala Yang artinya tempat pemujaan
Tempat tersebut diharapkan menjadi obyek wisata religius dan spiritual dengam lingkungan yang ditata agar tidak bernuansa komersial. Diatur oleh masing-masing pimpinan umat dimana btdc ikut sebagai pengarah maupun penasihat
Keperluan Dari setiap hotel untuk membangun tempat ibadah, di hotel masing-masing
Dalam desain kriteria Kawasan Pariwisata Nusa Dua disebutkan bahwa kawasan Nusa Dua dibangun berbasis kepada budaya bali yang bersumber dari agama hindu. karena itu desain komite BTDC merekomendasikan pembangunan tempat ibadah secara terpadu diluar kawasan.
Dan di setiap hotel dibangun mushola sesuai dengan keperluan. Di BTDC juga dibangun mushola yaitu di daerah nursery . Karena kebutuhan umat akhirnya mushola tersebut bukan saja dimanfaatkan orang dalam atau internal BTDC, tapi juga masyarakat muslim diluar kawasan.
Ketika mushola tersebut mengalami kerusakan bangunan. Dirut BTDC waktu itu pak Nadir minta dibangun tempat ibadah yang lebih permanen di lapangan mini. Oleh ketua desain komite waktu itu diarahkan lebih ke barat pada lokasi skr agar tidak terlalu mencolok dari pandangan umum. Belakangan mushola juga dimanfaatkan oleh umat diluar kawasan Nusa dua
Pada waktu Nusa Dua Beach Hotel dibeli oleh Sultan Bolkiah, ada wacana untuk membangun mesjid kecil di dalam Nusa Dua beach hotel. Bapak Joop Ave selaku dirjen Pariwisata pada waktu itu meminta supaya dipikirkan untuk dibuat semua tempat ibadah karena salah satu kebutuhan wisatawan disamping makan minum rekreasi dan istirahat adalah beribadah,
rencana tsb kemudian dicarikan alternatif lokasi oleh Ir Mandra dan Bpk ketut Wirya bagian Perencanaan BTDC antara lain di ujung selatan (lapangan golf) diujung utara di lagoon dan kebetulan dipeta ditemui ada tanah BTDC yang terpencil di kampial seluas 2,5 Ha, lokasi ini kemudian diusulkan kepada bpk Sunetja direktur Utama BTDC untuk disampaikan kepada bpk jove Ave,
Bapak Joop Ave menyetujui dan mengarahkan agar ditempat tersebut segera dibangun semua tempat ibadah umat beragama yang mencerminkan Bhineka Tunggal Ika dan keharmonisan dalam perbedaan. Maka daerah seluas 2,5 ha tsb di bagi menjadi 5 kavling masing-masing setengah hektar dan diperuntukan untuk pembangunan 5 tempat ibadah yaitu pura, gereja protestan, vihara, gereja katolik, dan masjid.
Pembangunan tempat ibadah tersebut dibiayai secara swadaya oleh masing-masing umat kecuali tempat parkir serta taman dibiayai oleh BTDC.
Diresmikan oleh menteri agama RI pada waktu itu Bapak Tarmizi Taher pada tanggal…. Bulan… tahun 1996.
Sebelum diresmikan, Bapak Mandra minta pertimbangan kepada Bapak Wiyana, untuk nama kawasan tersebut. Yang kemudian disepakati untuk mengusulkan nama : Puja Mandala Yang artinya tempat pemujaan
Tempat tersebut diharapkan menjadi obyek wisata religius dan spiritual dengam lingkungan yang ditata agar tidak bernuansa komersial. Diatur oleh masing-masing pimpinan umat dimana btdc ikut sebagai pengarah maupun penasihat
Spoiler for sumber:
MOHON PENILAIAN DARI AGAN AGAN SEMUA
KALO BERKENAN GAN
MOHON BANTU
MAAF THREADNYA BERANTAKAN GAN,,LAGI PUSING SOALNYA,HABIS MUTER2 DI JALAN TOL BALI
0
2.1K
Kutip
12
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan