- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Hasil] Blusukan Memburu Garuda Muda ala Indra Syafri
TS
anjroid
[Hasil] Blusukan Memburu Garuda Muda ala Indra Syafri
Sukses menahan tiga tendangan penalti saat mengalahkan Vietnam 7-6 dalam laga final Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) di Sidoarjo, Ahad malam lalu, membuat penjaga gawang timnas U-19 Ravi Murdianto dielu-elukan bak pahlawan. Namun, pemain dengan tinggi badan 183 sentimeter itu menepis bahwa dirinya yang membawa Indonesia meraih gelar juara. “Gelar itu adalah usaha tim,” kata Ravi kepada Tempo, Senin, 23 September 2013.
Pemain asal Grobogan, Jawa Tengah, itu mengatakan kunci kemenangan tim adalah kerja keras dan kekompakan. Tidak ada pemain yang merasa hebat di antara yang lain. Kemenangan Indonesia ditentukan penendang terakhir, Ilham Udin Armaiyn, yang juga cucu Gubernur Maluku Utara, Thaib Armaiyn. Inilah untuk pertama kalinya Indonesia menggondol Piala AFF selama 22 tahun berlaga dalam kompetisi ini.
Rahasia lain, kata pemain yang pernah menimba ilmu sepak bola di Sekolah Sepak Tugu Muda Semarang itu, adalah tangan dingin pelatih kepala Indra Syafri. Di luar lapangan, ia suka bercanda dan mengayomi seperti orang tua. Namun, di dalam lapangan, ia tegas dan disiplin. “Saya pernah dimarahi ketika melakukan kesalahan,” kata Ravi.
Gelandang Muhammad Hargianto mengiyakan cerita Ravi. Selama tiga bulan tim digojlok di Yogyakarta dan menjalani beberapa pertandingan uji coba menghadapi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, ia sangat merasakan manfaatnya. “Tidak ada kata menyerah,” kata pemain yang ikut memperkuat timnas U-16 dalam kualifikasi Piala Asia 2011 dan timnas U-16 yang menjuarai Turnamen HKFA di Hong Kong tahun lalu itu.
Indra Syafri mengaku selama dua tahun terakhir harus blusukan untuk mencari pemain. Pemain PSP Padang 1985-1993 itu mengunjungi 49 kota untuk menemukan 160 anak berbakat. Jumlah itu diseleksi menjadi 96 orang yang dipanggil untuk mengikuti pembinaan di Yogyakarta. Dari situlah, Indra memilih 20 anak yang kemudian dibentuk menjadi skuad Garuda Muda.
Kesuksesan ini membuat Ketua Badan Tim Nasional La Nyalla Mahmud Mattaliti mengingatkan agar para pemain dijauhkan dari kegiatan non-sepak bola. Ia berkeberatan soal stasiun-stasiun televisi yang mengejar-ngejar Ilham Udin Armayn dan kawan-kawan untuk tampil dalam acara mereka. “Bisa-bisa malah merusak mental anak-anak. Mereka masih harus fokus. Masa depannya masih panjang," kata La Nyalla, yang juga Wakil Ketua Umum PSSI.
Setelah ini, skuad Garuda Muda masih punya tugas. Mulai Oktober mendatang, mereka bakal bertarung dalam kualifikasi AFC U-19 Grup G menghadapi Korea Selatan, Laos, dan Filipina.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ru-Garuda-Muda
Yang ini baru bener, blusukan g perlu koar2 yg penting hasilnya. Asal jgn masuk ranah politik&infotainment sj
Pemain asal Grobogan, Jawa Tengah, itu mengatakan kunci kemenangan tim adalah kerja keras dan kekompakan. Tidak ada pemain yang merasa hebat di antara yang lain. Kemenangan Indonesia ditentukan penendang terakhir, Ilham Udin Armaiyn, yang juga cucu Gubernur Maluku Utara, Thaib Armaiyn. Inilah untuk pertama kalinya Indonesia menggondol Piala AFF selama 22 tahun berlaga dalam kompetisi ini.
Rahasia lain, kata pemain yang pernah menimba ilmu sepak bola di Sekolah Sepak Tugu Muda Semarang itu, adalah tangan dingin pelatih kepala Indra Syafri. Di luar lapangan, ia suka bercanda dan mengayomi seperti orang tua. Namun, di dalam lapangan, ia tegas dan disiplin. “Saya pernah dimarahi ketika melakukan kesalahan,” kata Ravi.
Gelandang Muhammad Hargianto mengiyakan cerita Ravi. Selama tiga bulan tim digojlok di Yogyakarta dan menjalani beberapa pertandingan uji coba menghadapi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, ia sangat merasakan manfaatnya. “Tidak ada kata menyerah,” kata pemain yang ikut memperkuat timnas U-16 dalam kualifikasi Piala Asia 2011 dan timnas U-16 yang menjuarai Turnamen HKFA di Hong Kong tahun lalu itu.
Indra Syafri mengaku selama dua tahun terakhir harus blusukan untuk mencari pemain. Pemain PSP Padang 1985-1993 itu mengunjungi 49 kota untuk menemukan 160 anak berbakat. Jumlah itu diseleksi menjadi 96 orang yang dipanggil untuk mengikuti pembinaan di Yogyakarta. Dari situlah, Indra memilih 20 anak yang kemudian dibentuk menjadi skuad Garuda Muda.
Kesuksesan ini membuat Ketua Badan Tim Nasional La Nyalla Mahmud Mattaliti mengingatkan agar para pemain dijauhkan dari kegiatan non-sepak bola. Ia berkeberatan soal stasiun-stasiun televisi yang mengejar-ngejar Ilham Udin Armayn dan kawan-kawan untuk tampil dalam acara mereka. “Bisa-bisa malah merusak mental anak-anak. Mereka masih harus fokus. Masa depannya masih panjang," kata La Nyalla, yang juga Wakil Ketua Umum PSSI.
Setelah ini, skuad Garuda Muda masih punya tugas. Mulai Oktober mendatang, mereka bakal bertarung dalam kualifikasi AFC U-19 Grup G menghadapi Korea Selatan, Laos, dan Filipina.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ru-Garuda-Muda
Yang ini baru bener, blusukan g perlu koar2 yg penting hasilnya. Asal jgn masuk ranah politik&infotainment sj
0
7.7K
107
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan