- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Di Duga Keracunan Makan Getuk Saat Seminar Nutrisi, 115 Mahasiswa IPB
TS
wissnnu
Di Duga Keracunan Makan Getuk Saat Seminar Nutrisi, 115 Mahasiswa IPB
BOGOR — Sebanyak 121 mahasiswa mengeluh
mual, muntah, dan diare setelah makan getuk lindri dan
talam jagung saat seminar nasional Pekan Nutrisi di Institut
Pertanian Bogor, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
Minggu (22/9). Lima mahasiswa masih harus dirawat di Rumah
Sakit Medika Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin (23/9).
Ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB Budi Setiawan saat
jumpa pers mengatakan, seminar nasional dilaksanakan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi IPB. Panitia memilih getuk
lindri dan talam jagung agar selaras dengan tema seminar
"Pemanfaatan Pangan Lokal dalam Penanganan Masalah
Gizi".
Kedua kue lokal tradisional itu dibeli dari toko di dekat
kampus. Kue dipasok oleh pembuat getuk dan pembuat talam.
Seminar diikuti 1.800 peserta dan melibatkan 100 anggota
panitia. Kue dibagikan pukul 08.00 saat pendaftaran peserta
seminar.
Pukul 10.00, lima peserta dari IPB mengeluh mual, mulas,
bahkan muntah sehingga ditangani panitia. Pukul 13.00,
semakin banyak mahasiswa yang mengeluh serupa. Ada yang
pulang lebih dulu untuk memeriksakan diri ke klinik dan rumah
sakit.
Yang mengeluh sakit ternyata 121 mahasiswa, yang terdiri
dari 115 mahasiswa IPB, 1 dari Universitas Pakuan, 1 dari
Universitas Ibnu Khaldun, dan 4 dari Jakarta. Mereka dibawa
ke RS Medika Dramaga, Klinik dan Rumah Bersalin dr Katili
(Boulkin), serta RS Karya Bhakti Bogor
Menurut Manajer Umum RS Medika Dramaga Reza Herwanda,
tim dokter sempat menangani 84 mahasiswa. Namun, yang
masih perlu dirawat lima orang.
Widya Astuti (20), mahasiswa Program Studi Gizi Masyarakat
IPB, yang dirawat, mengatakan, tak ada yang aneh pada
getuk dan talam yang dibagikan. "Tetapi, setelah makan itu,
saya jadi mual, muntah, dan diare," ujarnya.
Bukan tindak pidana
Kepala Kepolisian Sektor Dramaga Ajun Komisaris Saefudin
Gayo mengatakan, dugaan mahasiswa keracunan makanan
telah dilaporkan dan diselidiki. "Kami segera memanggil
perajin kue," katanya.
Budi Setiawan mengatakan, IPB meminta penyelesaian kasus
ini tidak secara hukum. IPB masih meneliti 14 sampel kue
untuk mencari kemungkinan ada-tidaknya zat berbahaya di
dalamnya. IPB lebih menginginkan penyelesaian berupa
perbaikan dalam produksi.
"Jangan membuat takut pembuat kue lokal dan tradisional.
Yang terpenting ialah memastikan dan menjamin bahwa
produk makanan itu aman dikonsumsi masyarakat"
Penampakan Getuk nih gann ..
0
3.5K
33
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan