- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Harga Cukrik Minuman Pencabut Nyawa Mulai Rp 11-60 Ribu


TS
GPO2A
Harga Cukrik Minuman Pencabut Nyawa Mulai Rp 11-60 Ribu
Surabaya - Minuman keras jenis Cukrik ini sangat terkenal di kalangan kelas bawah karena harganya yang terjangkau. Minuman pencabut nyawa 14 orang itu, harganya bervariatif sesuai dengan ukuran, mulai Rp 11 ribu hingga Rp 60 ribu.
"Ya macam-macam harganya. Kalau ukuran segelas atau seperempat, bisa Rp 11 ribu bisa Rp 12 ribu dan dibungkus plastik," ujar Mugi, salah satu warga Surabaya yang biasa minum cukrik, Sabtu (21/9/2013).
Mugi mengatakan, ada paket pembelian cukrik dan bir. Katanya paket tersebut dijual oleh pedagangnya sekitar Rp 60 ribu. "Kalau mau beli tergantung permintaannya. Bisa seperempat, bisa setengah atau seliter," katanya.
Sementara itu, penjual cukrik yang diperiksa anggota Polsek Sawahan, Giman mengatakan, dirinya membeli cukrik dari agen atau distributor yakni Budi (DPO Polsek Sawahan) sebanyak dua kardus.
"Biasanya sekali beli langsung dua kardus. Masing-masing kardus berisikan 24 botol masing-masing ukuran 600 ml," katanya.
Dalam sehari, Giman mampu menjual cukrik sebanyak 3-5 atau dalam kurun waktu dua minggu, 2 dus cukrik itu ludes. "Saya belinya Rp 10 ribu dan saya jual lagi Rp 15 ribu," tandasnya.
[url]http://m.detik..com/news/read/2013/09/21/084327/2365328/475/harga-cukrik-minuman-pencabut-nyawa-mulai-rp-11-60-ribu[/url]
ayo yang pengen cepett mati tu tengak ajaa murah kok kalau ane ora sudi
Pembuat Cukrik yang Tewaskan 14 Orang Adalah Mantan Polisi
Surabaya - Pembuat cukrik maut yang telah menewaskan 14 orang, Budi Utomo, terus diburu polisi. Berdasarkan penyelidikan, Budi ternyata adalah mantan polisi.
"Budi adalah pecatan polisi," kata Kompol Manang Soebeti kepada detikcom, Sabtu (21/9/2013).
Kapolsek Sawahan tersebut mengatakan, Budi terakhir berdinas di Polwiltabes Bojonegoro. Budi dipecat sebagai polisi karena ia terlibat dalam kasus illegal logging.
"Dipecat 2 tahun lalu," ujar Manang.
Dari informasi yang dihimpun, Budi adalah seorang tamtama berpangkat Kopral Kepala (Kopka). Dia adalah anggota Perwira Pembina (Pabin) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bojonegoro. Di kesatuannya, Budi dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
Budi dua kali terjerat kasus hukum. Pertama, dia pernah melakukan pencurian kayu jati di hutan Lamongan. Setelah tertangkap dan dipenjara, Budi masih beruntung bisa diterima di kesatuannya kembali.
Namun pria berperawakan gemuk itu kembali mengulangi kesalahannya. Budi kembali melakukan pencurian kayu jati. Kali ini pria asal Ngimbang, Lamongan tersebut mencuri jati di Hutan Bubulan, Bojonegoro.
Budi sempat menjadi buron sebelum akhirnya tertangkap. Kali ini Budi langsung dipecat sebagai polisi setelah vonis hakim memaksanya tinggal di Lembaga Pemasyarakatan Bojonegoro selama 6 bulan. Tak ada kabar lagi tentang Budi setelah itu.
Nama Budi kembali disebut saat 7 orang warga Surabaya tewas setelah meminum minuman keras (miras) jenis cukrik. Ternyata , cukrik yang diminum para korban berasal dari Budi. Di Surabaya, Budi memang mempunyai rumah di Jalan Kutai. Dan Budi menyewa sebuah rumah di dekat rumahnya sebagai tempat mengoplos cukrik.
Namun setelah kabar tewasnya para korban mencuat ke permukaan. Budi seakan lenyap. Polisi pun terus memburu Budi yang dianggap telah membuat cukrik beracun yang menewaskan peminumnya.
[url]http://m.detik..com/news/read/2013/09/21/011927/2365288/475/[/url]
pembuatnya si wereng
"Ya macam-macam harganya. Kalau ukuran segelas atau seperempat, bisa Rp 11 ribu bisa Rp 12 ribu dan dibungkus plastik," ujar Mugi, salah satu warga Surabaya yang biasa minum cukrik, Sabtu (21/9/2013).
Mugi mengatakan, ada paket pembelian cukrik dan bir. Katanya paket tersebut dijual oleh pedagangnya sekitar Rp 60 ribu. "Kalau mau beli tergantung permintaannya. Bisa seperempat, bisa setengah atau seliter," katanya.
Sementara itu, penjual cukrik yang diperiksa anggota Polsek Sawahan, Giman mengatakan, dirinya membeli cukrik dari agen atau distributor yakni Budi (DPO Polsek Sawahan) sebanyak dua kardus.
"Biasanya sekali beli langsung dua kardus. Masing-masing kardus berisikan 24 botol masing-masing ukuran 600 ml," katanya.
Dalam sehari, Giman mampu menjual cukrik sebanyak 3-5 atau dalam kurun waktu dua minggu, 2 dus cukrik itu ludes. "Saya belinya Rp 10 ribu dan saya jual lagi Rp 15 ribu," tandasnya.
[url]http://m.detik..com/news/read/2013/09/21/084327/2365328/475/harga-cukrik-minuman-pencabut-nyawa-mulai-rp-11-60-ribu[/url]
ayo yang pengen cepett mati tu tengak ajaa murah kok kalau ane ora sudi

Pembuat Cukrik yang Tewaskan 14 Orang Adalah Mantan Polisi
Surabaya - Pembuat cukrik maut yang telah menewaskan 14 orang, Budi Utomo, terus diburu polisi. Berdasarkan penyelidikan, Budi ternyata adalah mantan polisi.
"Budi adalah pecatan polisi," kata Kompol Manang Soebeti kepada detikcom, Sabtu (21/9/2013).
Kapolsek Sawahan tersebut mengatakan, Budi terakhir berdinas di Polwiltabes Bojonegoro. Budi dipecat sebagai polisi karena ia terlibat dalam kasus illegal logging.
"Dipecat 2 tahun lalu," ujar Manang.
Dari informasi yang dihimpun, Budi adalah seorang tamtama berpangkat Kopral Kepala (Kopka). Dia adalah anggota Perwira Pembina (Pabin) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bojonegoro. Di kesatuannya, Budi dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
Budi dua kali terjerat kasus hukum. Pertama, dia pernah melakukan pencurian kayu jati di hutan Lamongan. Setelah tertangkap dan dipenjara, Budi masih beruntung bisa diterima di kesatuannya kembali.
Namun pria berperawakan gemuk itu kembali mengulangi kesalahannya. Budi kembali melakukan pencurian kayu jati. Kali ini pria asal Ngimbang, Lamongan tersebut mencuri jati di Hutan Bubulan, Bojonegoro.
Budi sempat menjadi buron sebelum akhirnya tertangkap. Kali ini Budi langsung dipecat sebagai polisi setelah vonis hakim memaksanya tinggal di Lembaga Pemasyarakatan Bojonegoro selama 6 bulan. Tak ada kabar lagi tentang Budi setelah itu.
Nama Budi kembali disebut saat 7 orang warga Surabaya tewas setelah meminum minuman keras (miras) jenis cukrik. Ternyata , cukrik yang diminum para korban berasal dari Budi. Di Surabaya, Budi memang mempunyai rumah di Jalan Kutai. Dan Budi menyewa sebuah rumah di dekat rumahnya sebagai tempat mengoplos cukrik.
Namun setelah kabar tewasnya para korban mencuat ke permukaan. Budi seakan lenyap. Polisi pun terus memburu Budi yang dianggap telah membuat cukrik beracun yang menewaskan peminumnya.
[url]http://m.detik..com/news/read/2013/09/21/011927/2365288/475/[/url]
pembuatnya si wereng





tien212700 dan nona212 memberi reputasi
2
2.8K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan