- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PANTURA : Minim Lowongan Pekerjaan, Banyak Suami Yang Tak Bisa Nafkahi Keluarga


TS
matbaiktit
PANTURA : Minim Lowongan Pekerjaan, Banyak Suami Yang Tak Bisa Nafkahi Keluarga
Quote:
SUBANG TVBERITA.com- Berulang kali gagal mendapatkan pekerjaan tentu menjadi pukulan yang berat bagi siapapun. Apalagi bagi seorang pria yang sudah berkeluarga. Menganggur adalah hal yang paling ditakuti pria dalam hidup ini.Dipantura saat ini ratusan bahkan ribuan suami banyak jadi pengangguran sehingga tak bisa menafkahi istri dan anaknya, hal ini dikarenakan minimnya lowongan kerja bagi kaum laki-laki diwilayah pantura khususnya dan subang umumnya, hingga akhirnya sang istri harus bekerja banting tulang di pabrik guna mencukupi kebutuhan hidup rumah tangga.
Padahal disubang saat ini Industri sedang menjamur khususnya industry garmen, retail, dan finance. Dengan masuknya sector industry ke Kabupaten Subang khususnya dibidang industry garmen, membuat peluang kerja di Kabupaten Subang khususnya diwilayah pantura jumlahnya cukup banyak mencapai sekitar seribu orang. Namun, sayangnya lowongan kerja ini lebih dikhususkan untuk wanita. Sedangkan kesempatan kerja untuk laki-laki masih sangat minim.
Seperti halnya yang dialami oleh Satriyo(39) lulusan pria lulusan SMP ini dengan teman-temannya terpaksa mencari kerja serabutan apa adanya demi menafkahi anak dan istri karena tidak punya pekerjaan tetap hingga akhirnya terpaksa harus kerja serabutan, itupun kalau ada yang menyuruh kerja seperti kesawah dan kerjaan serabutan lainnya seperti kuli angkut dan bangunan
Satriyo mengatakan “sebagai seorang laki-laki dan juga suami saya bisa dikatakan gagal menafkahi keluarga dan ini menjadi beban social yang amat besar bagi saya karena menganggur dan tak punya kerjaan tetap hingga menjadi sorotan dimasyarakat dan membuat malu sang istri”
Seperti inilah saya bila tidak ada yang menyuruh kerja, saya dan teman-teman secara sukarela memperbaiki jalan rusak dan bolong-bolong dengan berharap ada belas kasihan dari para pengendara yang melewati jalan ini”ujarnya
Tak ada lagi kerjaan yang biasa dilakukan, karena saya tak punya modal untuk usaha, mau kerja dipabrik tak punya keahlian dan tak ada lowongan bagi laki-laki”ungkapnya
Sementara itu Nuralim (32) warga Pamanukan seorang tukang becak mengungkapkan”mencari kerja saat ini untuk laki-laki sangat susah sekali, tak ada yang bisa dilakukan guna menyambung hidup didunia ini, menarik becapun saya jalani”
Jadi tukang becak bagi saya lebih mulia dibandingkan sebagai pengangguran, walaupun awalnya malu dan terasa hina tapi demi rejeki yang halal akhirnya terus saya jalani”ujarnya
Sementara itu, Jaya Sonjaya (28) seorang sarjana yang masih mengagur menuturkan” saya tak pernah mengeluh, meski saat ini saya masih belum mendapatkan pekerjaan, bagi saya tak ada yang salah dengan pengangguran”
meski saya hanya pengangguran yang berjalan tak tentu arah dalam mencari pekerjaan tapi saya tetap berusaha mencari pekerjaan dengan semangat meskipun hasilnya belum maksimal, mungkin saya hanya belum mendapat kesempatan untuk bekerja”katanya
Melihat banyaknya pengangguran dan akan semakin mengancam khususnya dipantura Subang, dalam hal ini pemda Subang harus bertanggung jawab dan masalah pengangguran ini harus benar-benar diseriusi”tegasnya
“Maraknya berbagai tindak kriminal, salah satu pemicunya yaitu tingginya angka pengangguran. Maka pemerintah harus mampu menekan angka pengangguran dan membuka seluas mungkin lapangan kerja menjadi “tandasnya
Lanjut jaya Sonjaya, langkah aktraktif harus dilakukan pemerintah sejak dini, untuk menanggulangi dampak pengangguran khususnya laki laki yang semakin meningkat, misalnya disubang banyak perusahaan garmen yang umumnya membutuhkan tenaga kerja wanita, dalam hal ini pemerintah harus bisa menekan pemilik perusahaan agar bisa menggunakan tenaga kerja laki-laki”
Semua itu bisa dilakukan oleh pemerintah kalau emang pemerintah serius ingin mengatasi pengangguran khususnya kaum laki-laki karena pemerintah daerah yang punya wilayah lebih punya wewenang ketimbang pengusaha”pungkasnya(Ahya NURDIN)
Padahal disubang saat ini Industri sedang menjamur khususnya industry garmen, retail, dan finance. Dengan masuknya sector industry ke Kabupaten Subang khususnya dibidang industry garmen, membuat peluang kerja di Kabupaten Subang khususnya diwilayah pantura jumlahnya cukup banyak mencapai sekitar seribu orang. Namun, sayangnya lowongan kerja ini lebih dikhususkan untuk wanita. Sedangkan kesempatan kerja untuk laki-laki masih sangat minim.
Seperti halnya yang dialami oleh Satriyo(39) lulusan pria lulusan SMP ini dengan teman-temannya terpaksa mencari kerja serabutan apa adanya demi menafkahi anak dan istri karena tidak punya pekerjaan tetap hingga akhirnya terpaksa harus kerja serabutan, itupun kalau ada yang menyuruh kerja seperti kesawah dan kerjaan serabutan lainnya seperti kuli angkut dan bangunan
Satriyo mengatakan “sebagai seorang laki-laki dan juga suami saya bisa dikatakan gagal menafkahi keluarga dan ini menjadi beban social yang amat besar bagi saya karena menganggur dan tak punya kerjaan tetap hingga menjadi sorotan dimasyarakat dan membuat malu sang istri”
Seperti inilah saya bila tidak ada yang menyuruh kerja, saya dan teman-teman secara sukarela memperbaiki jalan rusak dan bolong-bolong dengan berharap ada belas kasihan dari para pengendara yang melewati jalan ini”ujarnya
Tak ada lagi kerjaan yang biasa dilakukan, karena saya tak punya modal untuk usaha, mau kerja dipabrik tak punya keahlian dan tak ada lowongan bagi laki-laki”ungkapnya
Sementara itu Nuralim (32) warga Pamanukan seorang tukang becak mengungkapkan”mencari kerja saat ini untuk laki-laki sangat susah sekali, tak ada yang bisa dilakukan guna menyambung hidup didunia ini, menarik becapun saya jalani”
Jadi tukang becak bagi saya lebih mulia dibandingkan sebagai pengangguran, walaupun awalnya malu dan terasa hina tapi demi rejeki yang halal akhirnya terus saya jalani”ujarnya
Sementara itu, Jaya Sonjaya (28) seorang sarjana yang masih mengagur menuturkan” saya tak pernah mengeluh, meski saat ini saya masih belum mendapatkan pekerjaan, bagi saya tak ada yang salah dengan pengangguran”
meski saya hanya pengangguran yang berjalan tak tentu arah dalam mencari pekerjaan tapi saya tetap berusaha mencari pekerjaan dengan semangat meskipun hasilnya belum maksimal, mungkin saya hanya belum mendapat kesempatan untuk bekerja”katanya
Melihat banyaknya pengangguran dan akan semakin mengancam khususnya dipantura Subang, dalam hal ini pemda Subang harus bertanggung jawab dan masalah pengangguran ini harus benar-benar diseriusi”tegasnya
“Maraknya berbagai tindak kriminal, salah satu pemicunya yaitu tingginya angka pengangguran. Maka pemerintah harus mampu menekan angka pengangguran dan membuka seluas mungkin lapangan kerja menjadi “tandasnya
Lanjut jaya Sonjaya, langkah aktraktif harus dilakukan pemerintah sejak dini, untuk menanggulangi dampak pengangguran khususnya laki laki yang semakin meningkat, misalnya disubang banyak perusahaan garmen yang umumnya membutuhkan tenaga kerja wanita, dalam hal ini pemerintah harus bisa menekan pemilik perusahaan agar bisa menggunakan tenaga kerja laki-laki”
Semua itu bisa dilakukan oleh pemerintah kalau emang pemerintah serius ingin mengatasi pengangguran khususnya kaum laki-laki karena pemerintah daerah yang punya wilayah lebih punya wewenang ketimbang pengusaha”pungkasnya(Ahya NURDIN)
Pantesan dangdut pantura dan kafe remang-remang rame di Pantura.
Si istri kerja gituan, suami pura-pura bego ngemong anak sambil nyambi jadi tukang parkir

Diubah oleh matbaiktit 21-09-2013 00:08
0
2.4K
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan