Anak perusahaan migas raksasa asal Amerika Serikat (AS) ini menghasilkan 359 juta kaki kubik feed per hari (mmscfd) hingga 22 Agustus 2013.

Namun produksi ConocoPhilis belum mencapai target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (WP&B) yakni sebesar 390 mmscfd, tetapi mampu mencapai target yang ditentukan dalam APBN-Perubahan yakni sebesar 339 mmscfd.

Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini merupakan perusahaan paling banyak keempat dalam produksi gas bumi di Indonesia.

Saat ini produksi ConocoPhilips (Grissik) mencapai 795 mmscfd, produksinya belum mencapai target yang ditetapkan dalam APBN-Perubahan yakni sebesar 800 mmscfd maupun WP&B yakni sebesar 845 mmscfd.

Seperti diketahui target produksi gas (lidting gas) ditargetkan dalam APBN sebesar perubahan sebesar 7.175 mmscfd. Namun dari 53 perusahaan migas yang produksi gas di Indonesia hingga 22 Agustus hanya sebesar 6.811 mmscfd.

Anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina (Persero) ini mampu memproduksi gas hingga sebanyak 904 mmscfd.

Walaupun masuk peringkat 3 produksi gas terbesar dari total 53 perusahaan migas, produksi gas Pertamina EP belum mencapai target APBN P sebesar 949 mmscfd dan dalam WP&B sebesar 942 mmscfd.

Berdasarkan target penerimaan negara dari gas bumi pada 2013 sebesar US$ 23,512 juta. Jumlah tersebut dibagi untuk bagian negara sebesar US$ 11,526 juta, untuk cost recovery sebesar US$ 6,110 juta dan bagian kontraktor atau net contractor share sebesar US$ 5,876 juta.

Anak usaha BP yang merupakan perusahaan asal Inggris ini hingga 22 Agustus 2013 mampu produksi gas mencapai 938 mmscfd.

Produksi tersebut mampu mencapai target yang ditentukan dalam WP&B (target yangg ditentukan perusuahaan dan SKK Migas) sebesar 911 mmscfd, namun belum mencapai target produksi dalam APBN-P 2013 sebesar 949 mmscfd.

Seperti diketahui dalam beberapa tahun lalu produksi gas hampir sebagian besar diekspor ke luar negeri.

Berdasarkan data tahun 2008 gas yang diekspor mencapai 4.397 BBTUD namun untuk domestik hanya 1.480 BBTUD.

Seiring terus meningkatnya kebutuhan gas bumi dalam negeri apalagi pengusaha dalam negeri tak henti-hentinya teriak kekurangan gas, tahun 2013 alokasi gas untuk dalam negeri lebih tinggi sedikit yakni sebesar 3.632 BBTUD sementara untuk ekspor sebesar 3.399 BBTUD.

Perusahaan asal Prancis ini menjadi andalan produksi gas di Indonesia sejak lama yakni merupakan kontraktor paling besar produksinya yakni mencapai 1.676 mmscfd.

Produksi Total di Blok Mahakam, Kalimantan Timur tersebut mampu melampaui target WP&B yakni sebesar 911 mmscfd, namun belum mencapai target dalam APBN P sebesar 1.706 mmscfd.