mudah-mudahan ane ga dianggap telat untuk ngomong ginian,karena bikin threadnya bukan di bulan Agustus yang merupakan bulan kemerdekaan
ini sekedar curahan hati atau renungan seorang yang ga bisa apa2 gan, yang sok punya uneg2 tentang nusa bangsanya. okelah kalo begitu langsung ke TKP aja deh.
Apakah bangsa kita bangsa yang percaya diri?apakah bangsa kita bangsa yang punya jati diri? Pertanyaan itu sontak terlintas dipikiran saya ketika dari hari kehari semakin banyak hal-hal yang membuat saya pengen muntah (maaf kasar). Saya melihat salah satu fenomena yang semakin digandrungi masyarakat disekitar kita, yaitu keinginan untuk mempunyai wajah putih merona. Banyak sekali iklan-iklan di TV yang menawarkan wajah putih merona dalam waktu yang singkat. Iklan tersebut menggambarkan seolah-olah betapa tersingkirnya, betapa hinanya orang-orang yang mempunyai wajah sawo matang, saya miris melihat hal tersebut. Apakah cantik identik dengan putih? Apakah memang kulit putih merona identik dengan sehat?apakah kulit putih merona identik dengan kesuksesan?apakah tidak ada lagi yang namanya natural?bukankah kulit sawo matang itu, identitas kita?kalaupun ada dari saudara-saudara kita yang mempunyai kulit putih, yaudah ga jadi masalah toh itu memang bawaan dari lahir. Apakah yang sawo matang harus merasa terkucilkan dengan warna kulitnya? Apakah yang namanya jati diri selalu berubah sesuai dengan tren yang sedang ada saat ini?kapan kita berani menunjukan kepada dunia bahwa kita bukan bangsa yang latah,kita bangsa yang percaya diri, kita bangsa yang punya jati diri.
Selain itu banyak dari kita merasa mempunyai nasionalisme yang tinggi, yang katanya disebut aktivis turun ke jalan membawa bendera organisasi yang besar berteriak lantang dengan gagah berani bagaikan panglima perang yang siap menyingkirkan apapun yang menghalanginya, meninggalkan kuliah demi unjuk rasa yang tidak tau esensinya, merusak fasilitas umum. Tetapi ketika ditanya apakah mau mengabdi kepada bangsa dengan cara mengajar anak-anak di daerah terpencil?dia bingung menjawab(pengalaman ane liat sendiri hal begituan). Apakah dengan teriakan yang lantang terus menyalahkan pemerintah, merupakan sebuah sikap nasionalis?mungkin iya untuk hal yang paling kecil, tetapi ketika kita dirasa bisa berbuat untuk hal yang lebih besar kenapa tidak? Kalo pemerintah ga usah disalahin emang udah banyak salahnya
Sebenarnya nasionalisme itu seperti apa? Apakah seperti para aktivis yang ketika mendapatkan kursi basah menjadi sama buasnya dengan korputor-korputor terdahulu bahkan mungkin lebih buas?
Katanya nasionalisme? Ketika melihat barang buatan luar negeri kita selalu menilainya bagus dengan kwalitas terjamin dan merasa puas ketika kita memilikinya bahkan bangga ketika kita menggunakannya untuk aktualisasi diri, ketika melihat barang produksi saudara sendiri, kita selalu memandang sebelah mata bahkan gengsi untuk menggunakannya.
Ketika melihat sebuah kesenian bangsa lain, kita selalu merasa kagum dan memberikan apresiasi terhadap hasil karya bangsa lain dengan berlebihan bahkan merendahkan kesenian bangsa sendiri.
Ketika melihat orang asing berkunjung ke negara kita, kita selalu meninggikan mereka dengan kesan bahwa mereka selalu berada jauh di depan kita dari berbagai aspek.
Ketika bangsa lain sibuk beramai-ramai mempromosikan kesenian dan kebudayaan mereka, kita terlena bahkan tidak peduli dengan kesenian dan kebudayaan kita sendiri
Ketika kebudayaan kita diakui oleh negara lain, baru kita sibuk memaki dengan umpatan-umpatan kotor dan sibuk berkata bahwa kebudayaan ini adalah milik kami.
Kita selalu menganggap bahwa pemerintah tidak bisa bekerja, pemerintah tidak bertindak dan bla,bla,bla. Apakah menjaga persatuan dan kesatuan serta menjunjung nilai-nilai pancasila itu hanyalah tugas pemerintah? Mungkin iya, tapi tidak 100%.
Tidak ada larangan untuk melihat mengagumi dan mempelajari apa yang bangsa lain punya, tetapi janganlah kita melupakan jati diri kita sebagai bangsa yang besar.
bagi yang tidak sependapat atau apapun,ane minta maaf gan dan silahkan dikomeng ya gan.