- Beranda
- Komunitas
- Games
- Can You Solve This Game?
Chain Murders
TS
Riolex
Chain Murders
Quote:
Tanggal 15 September 2013, sore yang cerah, sepulangnya dari kantor aku duduk santai sambil menikmati kopi diteras rumahku, tepat pukul jam 18.00 terdengar suara jeritan dari seberang rumahku. Akupun langsung berdiri dan berlari keluar rumah menghampiri rumah tersebut, dan ternyata Asni si pembantu yang bekerja dirumah tersebut berteriak histeris melihat majikannya Pak Jusman telah terbujur kaku didalam kamarnya dengan posisi terbaring dilantai, ia mengenakan kaus putih dan celana pendek, namun tidak ada bekas luka atau pukulan.
Kemudian aku bersama beberapa orang tetangga mengangkat mayat Pak Jusman dari kamarnya dan dinaikkan ke ambulan untuk langsung dibawa ke RS. Salah satu tetangga yang juga datang menyaksikan kejadian tersebut juga telah menghubungi pihak kepolisian terdekat. Dan beberapa saat kemudian, polisi pun tiba di TKP untuk melakukan penyelidikan. Polisi pun menemukan beberapa barang bukti di kamar TKP yakni 1 pcs lipstick, 1 pcs handphone milik Pak Jusman, dan 1 lembar sobekan kertas bertuliskan “10112187”.
Pak Jusman, seorang pria berusia 42 tahun yang tidak memiliki anak, sedangkan istrinya bekerja disebuah perusahaan ternama dan memiliki pendapatan yang lebih besar daripada penghasilan sang suami yang berpenghasilan dari usaha tokonya, kesehariannya ia jarang terlihat berada dirumah karena sibuk mengurusi usaha toko alat elektronik yang letaknya tidak jauh dari rumah karena perumahan tempatku tinggal berada dekat dengan pasar.
Dan pihak kepolisian pun telah mengumpulkan beberapa nama untuk diperiksa dan dimintai keterangan di kantor polisi :
Aku
Mungkin kebetulan karena rumahku berseberangan dengan rumah Pak Jusman, maka aku termasuk orang yang ikut dipanggil menghadap ke kantor Polisi untuk dimintai keterangan. Namun karena alibiku tidak cukup kuat untuk mengetahui kejadian tersebut, akhirnya Polisi pun menyuruhku pulang.
Asni
Seorang gadis berusia 22 tahun, bekerja sebagai PRT dirumah korban sejak 3 tahun lalu, menurut pengakuannya ia baru saja tiba dirumah majikannya pada sore itu setelah sebulan cuti dari pulang kampung. Saat dimintai keterangan ia pun mengaku bahwa lipstick yang ditemukan di TKP itu miliknya yang dulunya adalah barang pemberian dari korban.
Kamto
Supir pribadi dan kurir toko milik korban yang telah bekerja selama 10 tahun, berusia 47 tahun, ia tinggal di pemukiman yang jaraknya 2 km dari pasar. Menurut keterangan ybs, pada hari itu ia hanya bertemu dengan korban pada pagi hari disaat toko baru buka, kemudian si korban menyuruhnya mengantar barang pesanan kerumah pelanggan. Sore harinya saat ia tiba di toko kembali, ternyata toko majikannya sudah tutup lebih awal dari biasanya. Ia pun mendengar kabar tentang meninggalnya majikannya tsb setelah dikabari lewat telepon oleh Asni.
Azwar
Tetangga sebelah toko korban dipasar yang memiliki usaha toko sembako yang cukup ramai pelanggan, berusia 39 tahun. Namun karena kesibukannya ia tidak terlalu akrab dengan korban, dan hanya sesekali tegur-sapa jika ybs bertemu dipasar. Ia mengaku hanya melihat si korban terlihat tergesa-gesa menutup tokonya pada jam 15.00, namun ia tidak sempat menyapanya saat itu.
Mira
Wanita berusia 33 tahun dan diketahui ybs adalah istri korban. Ia hanya bertemu korban pada jam 12.30 saat ia sedang istirahat jam kantor, dan kantor tempat ybs bekerja berada cukup jauh dari pasar. Menurut keterangannya, siang itu korban terlihat baik-baik saja, namun ia sempat berselisih paham dengan korban karena seluruh nomor-nomor telepon didalam phonebook dihandphone milik korban terhapus. Ybs baru mengetahui kematian suaminya setelah mendapat info dari teman-teman kerjanya saat ia sedang lembur dikantor.
Yola
Seorang janda cantik berusia 28 tahun, memiliki usaha toko emas yang tokonya berada satu pasar dengan korban. Menurut keterangannya, terakhir ia bertemu dengan korban pada dua hari yang lalu, saat itu si korban datang ke toko emas mendatanginya dan meminta untuk menandatangani sebuah surat. Namun pada hari kejadian tokonya sedang tutup karena ia sedang pergi keluar kota.
Rendy
Seorang pemilik konter dan agen penjual pulsa yang tempatnya berada satu pasar dengan toko milik korban dan Azwar. Saat itu sekitar jam 15.00 si korban hanya mampir untuk menanyakan sebuah kode lagu nada sambung pribadi, kemudian ybs pun menuliskan kodenya tersebut diatas sobekan kertas meskipun sebenarnya ybs merasa enggan untuk menuliskannya. Diketahui ybs dan korban sama-sama sedang memperebutkan seorang perempuan yang juga memiliki salah satu toko dipasar itu, ia sering merasa cemburu karena wanita tsb lebih memilih si korban ketimbang dirinya.
Setelah pemanggilan itu, pihak kepolisian hanya menyatakan bahwa Pak Jusman meninggal karena penyakit jantung. Sementara ini pihak kepolisian belum bisa menyatakan kasus ini sebagai kasus kriminal dan belum bisa menentukan siapa yang diduga menjadi pelaku dalam kasus kematian Pak Jusman, meski aku dan beberapa orang tersebut telah dimintai keterangan oleh polisi.
Keesokan harinya, seusai pelaksanaan pemakaman Pak Jusman, tiba-tiba ada seorang pria yang mengajakku berkenalan, dan ternyata pria itu adalah dokter yang menangani pengobatan atas penyakit yang belakangan ini diderita oleh Pak Jusman. Ia menceritakan bahwa Pak Jusman bersama kekasihnya mendatangi kliniknya pada sebulan yang lalu, Pak Jusman pun dinyatakan tengah mengidap penyakit jantung yang mengharuskan ia meminum obat yang diberikannya sebanyak 1 x perhari-nya tanpa jeda selama 6 bulan kedepan. Tiap tanggal tertentu disetiap bulannya ia diharuskan datang ke klinik kembali untuk mengecek kondisi dan perkembangan atas penyembuhan penyakitnya tersebut, dan pada setiap pengecekan ia diberikan obat yang jumlahnya diperhitungkan akan cukup dikonsumsi selama sebulan.
Setelah pertemuan dengan dokter itu, aku mulai merasa aneh dengan penyebab kasus kematian Pak Jusman, kemudian akupun berkunjung ke situs pencari untuk memastikan satu hal, dan ….wow !!! ternyata hasilnya benar sesuai dengan dugaanku.
Kemudian aku bersama beberapa orang tetangga mengangkat mayat Pak Jusman dari kamarnya dan dinaikkan ke ambulan untuk langsung dibawa ke RS. Salah satu tetangga yang juga datang menyaksikan kejadian tersebut juga telah menghubungi pihak kepolisian terdekat. Dan beberapa saat kemudian, polisi pun tiba di TKP untuk melakukan penyelidikan. Polisi pun menemukan beberapa barang bukti di kamar TKP yakni 1 pcs lipstick, 1 pcs handphone milik Pak Jusman, dan 1 lembar sobekan kertas bertuliskan “10112187”.
Pak Jusman, seorang pria berusia 42 tahun yang tidak memiliki anak, sedangkan istrinya bekerja disebuah perusahaan ternama dan memiliki pendapatan yang lebih besar daripada penghasilan sang suami yang berpenghasilan dari usaha tokonya, kesehariannya ia jarang terlihat berada dirumah karena sibuk mengurusi usaha toko alat elektronik yang letaknya tidak jauh dari rumah karena perumahan tempatku tinggal berada dekat dengan pasar.
Dan pihak kepolisian pun telah mengumpulkan beberapa nama untuk diperiksa dan dimintai keterangan di kantor polisi :
Aku
Mungkin kebetulan karena rumahku berseberangan dengan rumah Pak Jusman, maka aku termasuk orang yang ikut dipanggil menghadap ke kantor Polisi untuk dimintai keterangan. Namun karena alibiku tidak cukup kuat untuk mengetahui kejadian tersebut, akhirnya Polisi pun menyuruhku pulang.
Asni
Seorang gadis berusia 22 tahun, bekerja sebagai PRT dirumah korban sejak 3 tahun lalu, menurut pengakuannya ia baru saja tiba dirumah majikannya pada sore itu setelah sebulan cuti dari pulang kampung. Saat dimintai keterangan ia pun mengaku bahwa lipstick yang ditemukan di TKP itu miliknya yang dulunya adalah barang pemberian dari korban.
Kamto
Supir pribadi dan kurir toko milik korban yang telah bekerja selama 10 tahun, berusia 47 tahun, ia tinggal di pemukiman yang jaraknya 2 km dari pasar. Menurut keterangan ybs, pada hari itu ia hanya bertemu dengan korban pada pagi hari disaat toko baru buka, kemudian si korban menyuruhnya mengantar barang pesanan kerumah pelanggan. Sore harinya saat ia tiba di toko kembali, ternyata toko majikannya sudah tutup lebih awal dari biasanya. Ia pun mendengar kabar tentang meninggalnya majikannya tsb setelah dikabari lewat telepon oleh Asni.
Azwar
Tetangga sebelah toko korban dipasar yang memiliki usaha toko sembako yang cukup ramai pelanggan, berusia 39 tahun. Namun karena kesibukannya ia tidak terlalu akrab dengan korban, dan hanya sesekali tegur-sapa jika ybs bertemu dipasar. Ia mengaku hanya melihat si korban terlihat tergesa-gesa menutup tokonya pada jam 15.00, namun ia tidak sempat menyapanya saat itu.
Mira
Wanita berusia 33 tahun dan diketahui ybs adalah istri korban. Ia hanya bertemu korban pada jam 12.30 saat ia sedang istirahat jam kantor, dan kantor tempat ybs bekerja berada cukup jauh dari pasar. Menurut keterangannya, siang itu korban terlihat baik-baik saja, namun ia sempat berselisih paham dengan korban karena seluruh nomor-nomor telepon didalam phonebook dihandphone milik korban terhapus. Ybs baru mengetahui kematian suaminya setelah mendapat info dari teman-teman kerjanya saat ia sedang lembur dikantor.
Yola
Seorang janda cantik berusia 28 tahun, memiliki usaha toko emas yang tokonya berada satu pasar dengan korban. Menurut keterangannya, terakhir ia bertemu dengan korban pada dua hari yang lalu, saat itu si korban datang ke toko emas mendatanginya dan meminta untuk menandatangani sebuah surat. Namun pada hari kejadian tokonya sedang tutup karena ia sedang pergi keluar kota.
Rendy
Seorang pemilik konter dan agen penjual pulsa yang tempatnya berada satu pasar dengan toko milik korban dan Azwar. Saat itu sekitar jam 15.00 si korban hanya mampir untuk menanyakan sebuah kode lagu nada sambung pribadi, kemudian ybs pun menuliskan kodenya tersebut diatas sobekan kertas meskipun sebenarnya ybs merasa enggan untuk menuliskannya. Diketahui ybs dan korban sama-sama sedang memperebutkan seorang perempuan yang juga memiliki salah satu toko dipasar itu, ia sering merasa cemburu karena wanita tsb lebih memilih si korban ketimbang dirinya.
Setelah pemanggilan itu, pihak kepolisian hanya menyatakan bahwa Pak Jusman meninggal karena penyakit jantung. Sementara ini pihak kepolisian belum bisa menyatakan kasus ini sebagai kasus kriminal dan belum bisa menentukan siapa yang diduga menjadi pelaku dalam kasus kematian Pak Jusman, meski aku dan beberapa orang tersebut telah dimintai keterangan oleh polisi.
Keesokan harinya, seusai pelaksanaan pemakaman Pak Jusman, tiba-tiba ada seorang pria yang mengajakku berkenalan, dan ternyata pria itu adalah dokter yang menangani pengobatan atas penyakit yang belakangan ini diderita oleh Pak Jusman. Ia menceritakan bahwa Pak Jusman bersama kekasihnya mendatangi kliniknya pada sebulan yang lalu, Pak Jusman pun dinyatakan tengah mengidap penyakit jantung yang mengharuskan ia meminum obat yang diberikannya sebanyak 1 x perhari-nya tanpa jeda selama 6 bulan kedepan. Tiap tanggal tertentu disetiap bulannya ia diharuskan datang ke klinik kembali untuk mengecek kondisi dan perkembangan atas penyembuhan penyakitnya tersebut, dan pada setiap pengecekan ia diberikan obat yang jumlahnya diperhitungkan akan cukup dikonsumsi selama sebulan.
Setelah pertemuan dengan dokter itu, aku mulai merasa aneh dengan penyebab kasus kematian Pak Jusman, kemudian akupun berkunjung ke situs pencari untuk memastikan satu hal, dan ….wow !!! ternyata hasilnya benar sesuai dengan dugaanku.
Spoiler for Clue-1:
Quote:
Karena penasaran, aku mencoba mendatangi polisi yang sebelumnya melakukan investigasi atas kasus tersebut, lalu aku menceritakan beberapa hal yang kutemui setelah kematian Pak Jusman.
Setelah mendengar ceritaku, polisi itupun juga merasakan adanya kejanggalan, dan ia pun kembali memeriksa Barang Bukti yang ditemukan di TKP.
Sambil berjalan ke ruang penyimpanan Barang Bukti, Polisi itu bercerita tentang Yola saat dimintai keterangan olehnya, Yola hanya terus-menerus menangis, dan perkataannya hampir tidak bisa dicerna oleh Polisi, tapi ada 1 kalimat yang sempat terdengar olehnya : "...Saya tidak tahu isi surat itu Pak, tapi karena Pak Jusman terus memaksa saya untuk menandatanganinya maka akhirnya sayapun menandatanganinya. Setelah itu saya tidak pernah menghubunginya lagi karena saya masih merasa marah dengan pemaksaan itu, tapi ada beberapa hari sebelum dia menyodorkan surat itu dia pernah meminta fotokopi KTP saya...."
Diruang penyimpanan barang bukti, ia mulai melihat kembali lipstik yang ditemukannya saat itu, dan setelah tutup lipstiknya dibuka .......,
Spoiler for lipstik:
...ouw !!! batang isi lipstiknya tiba-tiba terjatuh dan terlihat ada sebuah benda kecil didalamnya,....
Spoiler for isi:
Spoiler for Clue-2:
Quote:
Karena Polisi tsb juga ikut penasaran, iapun segera mengambil barang bukti kedua yakni handphone milik korban.
Lalu Polisi itupun menyalakan handphonenya dan langsung memeriksa bagian Calls dan Phonebook, namun didalamnya tidak satupun data dan nomor telepon yang tercantum, dugaanku bahwa ada orang lain atau si korban sendirilah yang telah menghapus data-datanya.
Kemudian Polisi memeriksa bagian Message, didalamnya hanya terdapat 1 sms dari operator seluler yang isinya :
"...anda telah mengaktifkan RBT dengan kode 10112187...."
(waktu terima tanggal 15-09-2013 jam 15.45)
Setelah membaca isi sms itu, Polisi itu langsung berucap, "Lho, kode RBT-nya kok sama dengan angka yang ada di sobekan kertas ya? kertas sobekan itu juga saya temukan di TKP"
Akupun telah mengetahui kode RBT tersebut sebelumnya saat aku mencarinya di G**gle dengan mengetikkan NSP 10112187, dan hasilnya adalah lagu yang berjudul "Yolanda".
Tapi aku tetap merasa aneh dengan RBT yang diaktifkannya, kenapa kok si korban menyempatkan diri untuk mengaktifkan RBT yang menurutku tidak penting? apa itu sebuah petunjuk? Polisi itu memandangku seolah ia berpikir yang sama denganku, lalu akupun membuka handphoneku dan memeriksa apakah aku masih menyimpan nomor hp Pak Jusman, dan "nah, ada nih Pak nomornya Pak Jusman, saya coba telepon ke nomornya ya pak?" kataku, dan polisi itupun mengangguk. Saat kutelepon dengan menggunakan loudspeaker, bunyi RBT-nya :
"...kamu dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa...."
Lalu Polisi itupun menyalakan handphonenya dan langsung memeriksa bagian Calls dan Phonebook, namun didalamnya tidak satupun data dan nomor telepon yang tercantum, dugaanku bahwa ada orang lain atau si korban sendirilah yang telah menghapus data-datanya.
Kemudian Polisi memeriksa bagian Message, didalamnya hanya terdapat 1 sms dari operator seluler yang isinya :
"...anda telah mengaktifkan RBT dengan kode 10112187...."
(waktu terima tanggal 15-09-2013 jam 15.45)
Setelah membaca isi sms itu, Polisi itu langsung berucap, "Lho, kode RBT-nya kok sama dengan angka yang ada di sobekan kertas ya? kertas sobekan itu juga saya temukan di TKP"
Akupun telah mengetahui kode RBT tersebut sebelumnya saat aku mencarinya di G**gle dengan mengetikkan NSP 10112187, dan hasilnya adalah lagu yang berjudul "Yolanda".
Tapi aku tetap merasa aneh dengan RBT yang diaktifkannya, kenapa kok si korban menyempatkan diri untuk mengaktifkan RBT yang menurutku tidak penting? apa itu sebuah petunjuk? Polisi itu memandangku seolah ia berpikir yang sama denganku, lalu akupun membuka handphoneku dan memeriksa apakah aku masih menyimpan nomor hp Pak Jusman, dan "nah, ada nih Pak nomornya Pak Jusman, saya coba telepon ke nomornya ya pak?" kataku, dan polisi itupun mengangguk. Saat kutelepon dengan menggunakan loudspeaker, bunyi RBT-nya :
"...kamu dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa...."
Spoiler for Clue-3:
Quote:
Tiba-tiba telepon dikantor polisi itu berdering, dan polisi yang sedang bersamaku diruang penyimpanan bergegas keluar untuk mengangkat teleponnya.
Dan alangkah terkejutnya ia ketika mendengar kabar bahwa Asni ditemukan telah tewas di terminal bus dengan dijerat lehernya saat ia sedang menunggu bus yang ditumpanginya berangkat. Aku dan Pak Polisi itu langsung berangkat kesana untuk memeriksa TKP.
Di TKP, si pelakunya tidak dapat diidentifikasi karena hanya si kernet bus-lah yang menemukannya sudah tak bernyawa dalam posisi duduk di kursi paling belakang bus, terlihat ada bekas jerat dileher korban. Korban saat itu hanya membawa sebuah tas yang ritsletingnya telah terbuka yang hanya berisi dompet dan pakaiannya, selain itu korban juga mengantongi handphone miliknya.
Saat Polisi memeriksa isi handphone milik Asni ada beberapa sms yang dikirimkan dari Pak Jusman pada tanggal 15-09-2013, ada dua isi sms-nya yang kuanggap sebagai petunjuk :
"...mbak, hari ini jadi datang ya? kalo bisa datang agak siangan..."
(terima jam 08.30)
"...tau kan kantor Camat, sempatkan ambil suratnya ya mbak..."
(terima jam 12.00)
Dan yang mengejutkan adalah pada bagian Incoming dan Outgoing Calls pada tanggal dihari Asni tewas, didalamnya tercantum banyaknya panggilan keluar-masuk dari orang yang bernama :
"Pak Kamto Supir"
Untuk memastikan satu hal, aku langsung meminta Polisi memeriksa panggilan keluar yang dilakukan oleh Asni pada tanggal dihari kematian Pak Jusman. Dan dugaanku ternyata tepat, bahwa Asni benar telah menghubungi
Kamto pada sore hari tepat pada jam disaat ia menemukan majikannya telah tak bernyawa didalam kamarnya. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Kamto saat dimintai keterangan oleh Polisi, bahwa ia mengetahui kematian majikannya setelah dihubungi oleh Asni.
Dan alangkah terkejutnya ia ketika mendengar kabar bahwa Asni ditemukan telah tewas di terminal bus dengan dijerat lehernya saat ia sedang menunggu bus yang ditumpanginya berangkat. Aku dan Pak Polisi itu langsung berangkat kesana untuk memeriksa TKP.
Di TKP, si pelakunya tidak dapat diidentifikasi karena hanya si kernet bus-lah yang menemukannya sudah tak bernyawa dalam posisi duduk di kursi paling belakang bus, terlihat ada bekas jerat dileher korban. Korban saat itu hanya membawa sebuah tas yang ritsletingnya telah terbuka yang hanya berisi dompet dan pakaiannya, selain itu korban juga mengantongi handphone miliknya.
Saat Polisi memeriksa isi handphone milik Asni ada beberapa sms yang dikirimkan dari Pak Jusman pada tanggal 15-09-2013, ada dua isi sms-nya yang kuanggap sebagai petunjuk :
"...mbak, hari ini jadi datang ya? kalo bisa datang agak siangan..."
(terima jam 08.30)
"...tau kan kantor Camat, sempatkan ambil suratnya ya mbak..."
(terima jam 12.00)
Dan yang mengejutkan adalah pada bagian Incoming dan Outgoing Calls pada tanggal dihari Asni tewas, didalamnya tercantum banyaknya panggilan keluar-masuk dari orang yang bernama :
"Pak Kamto Supir"
Untuk memastikan satu hal, aku langsung meminta Polisi memeriksa panggilan keluar yang dilakukan oleh Asni pada tanggal dihari kematian Pak Jusman. Dan dugaanku ternyata tepat, bahwa Asni benar telah menghubungi
Kamto pada sore hari tepat pada jam disaat ia menemukan majikannya telah tak bernyawa didalam kamarnya. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Kamto saat dimintai keterangan oleh Polisi, bahwa ia mengetahui kematian majikannya setelah dihubungi oleh Asni.
Spoiler for Clue-4:
Quote:
Hari sudah malam, aku meminta izin kepada polisi tersebut untuk pulang, kamipun bertukar nomor telepon untuk dapat saling mengabari jika ada perkembangan atau info terbaru mengenai kasus tersebut.
Diperjalanan pulang, sambil melihat kanan-kiri aku sempat melihat Klinik tempat dokter praktek yang berkenalan denganku waktu pemakaman pak Jusman itu, lampu papan tulisan dihalaman tempat prakteknya masih menyala dan tulisan yang sempat terbaca olehku "Hari Minggu dan Hari Besar Tutup".
Setibanya dirumah, aku memperhatikan kalender dimejaku, ..."Lho? tanggal 15 September 2013 itu kan hari minggu?" pikirku. "Oh iya, waktu itu kan aku juga kena tugas lembur dikantor. Hmm, jangankan kantor camat, dokter aja tutup, apalagi kantoran".
Sambil berbaring diranjang, aku mulai memikirkan soal hubungan antara KTP Yola dengan kantor Camat yang dibahas dalam smsnya Pak Jusman kepada Asni tsb, "apa aku dan polisi itu harus mendatangi kantor camat untuk menanyakan tentang surat itu?" tapi aku khawatir jika si pembunuh itu malah mengejarku karena aku telah menelusuri dan mengetahui kasus ini terlalu dalam, aku takut nasibku malahan akan berakhir sama seperti Asni.
Lalu aku membuka kembali situs pencari lewat hpku, kuketikkan "akta Camat" dan Search...., yup !! hasilnya sesuai dugaanku.
Diperjalanan pulang, sambil melihat kanan-kiri aku sempat melihat Klinik tempat dokter praktek yang berkenalan denganku waktu pemakaman pak Jusman itu, lampu papan tulisan dihalaman tempat prakteknya masih menyala dan tulisan yang sempat terbaca olehku "Hari Minggu dan Hari Besar Tutup".
Setibanya dirumah, aku memperhatikan kalender dimejaku, ..."Lho? tanggal 15 September 2013 itu kan hari minggu?" pikirku. "Oh iya, waktu itu kan aku juga kena tugas lembur dikantor. Hmm, jangankan kantor camat, dokter aja tutup, apalagi kantoran".
Sambil berbaring diranjang, aku mulai memikirkan soal hubungan antara KTP Yola dengan kantor Camat yang dibahas dalam smsnya Pak Jusman kepada Asni tsb, "apa aku dan polisi itu harus mendatangi kantor camat untuk menanyakan tentang surat itu?" tapi aku khawatir jika si pembunuh itu malah mengejarku karena aku telah menelusuri dan mengetahui kasus ini terlalu dalam, aku takut nasibku malahan akan berakhir sama seperti Asni.
Lalu aku membuka kembali situs pencari lewat hpku, kuketikkan "akta Camat" dan Search...., yup !! hasilnya sesuai dugaanku.
Spoiler for Clue-5:
Quote:
Tiba-tiba aku terbangun oleh suara dering handphoneku, dengan mata yang masih agak mengantuk aku membaca sms yang dikirim oleh Pak Polisi :
"pagi tadi warga menemukan mayat ditepi sungai yang berada tidak jauh dari pasar, mayat itu diketahui bernama Rendy, namun tidak ada bekas luka atau pukulan ditubuhnya".
Kemudian aku bergegas mandi dan bersiap untuk pergi, semalam akupun telah meminta izin kepada atasanku untuk tidak masuk kerja dulu hari ini.
Saat aku hendak berangkat, ahhh... dasar sial, ban motorku kempes. Terpaksa aku harus berjalan kaki untuk menuju ke pasar, namun ketika aku baru keluar dari rumahku, tukang ojek yang kebetulan lewat mendatangiku "mas.., mas.., ojek mas" tegurnya. Dan tanpa pikir panjang aku langsung naik ojek itu, meski pasar dengan rumahku hanya berjarak sekitar 200 meter saja.
Mungkin karena si tukang ojek itu melihat rumahku berseberangan dengan rumah Pak Jusman diperjalanan kami sempat berbincang-bincang,
Ojek : "kasihan ya Pak Jusman, sewaktu dia ditinggal pergi sama istrinya, penyakitnya malah kambuh".
Aku :"Lho, emang istrinya pergi kemana pak?"
Ojek : "Masnya ini masa nggak tau, kan udah beberapa bulan terakhir ini dia sama istrinya sudah nggak tinggal serumah lagi mas".
Aku : "Hah,...?? (bingung mau bilang apa)"
Ojek : "Iya mas, waktu sebelum dia meninggal itu, kan saya yang nganter dia kerumahnya, ya pake motor ini juga".
Aku : "dia waktu itu ndak diantar pulang sama supirnya ya pak?".
Ojek : "Nggak tau ya mas, lha wong saya juga ketemunya pas lewat dijalan, tiba-tiba saya ngeliat dia lagi jalan kaki tapi kayak orang kecapekan gitu, karena kasihan makanya saya antar beliau sampe dirumahnya".
Aku : "Hmmm,..." (rasanya ada yang aneh dengan Pak Jusman yang pulang dengan jalan kaki begitu)
Karena aku merasa ada yang ganjil, akhirnya aku memutuskan untuk mengubah arah tujuanku.
"pak, balik arah aja ya pak, antar saya ke klinik berobat".
"pagi tadi warga menemukan mayat ditepi sungai yang berada tidak jauh dari pasar, mayat itu diketahui bernama Rendy, namun tidak ada bekas luka atau pukulan ditubuhnya".
Kemudian aku bergegas mandi dan bersiap untuk pergi, semalam akupun telah meminta izin kepada atasanku untuk tidak masuk kerja dulu hari ini.
Saat aku hendak berangkat, ahhh... dasar sial, ban motorku kempes. Terpaksa aku harus berjalan kaki untuk menuju ke pasar, namun ketika aku baru keluar dari rumahku, tukang ojek yang kebetulan lewat mendatangiku "mas.., mas.., ojek mas" tegurnya. Dan tanpa pikir panjang aku langsung naik ojek itu, meski pasar dengan rumahku hanya berjarak sekitar 200 meter saja.
Mungkin karena si tukang ojek itu melihat rumahku berseberangan dengan rumah Pak Jusman diperjalanan kami sempat berbincang-bincang,
Ojek : "kasihan ya Pak Jusman, sewaktu dia ditinggal pergi sama istrinya, penyakitnya malah kambuh".
Aku :"Lho, emang istrinya pergi kemana pak?"
Ojek : "Masnya ini masa nggak tau, kan udah beberapa bulan terakhir ini dia sama istrinya sudah nggak tinggal serumah lagi mas".
Aku : "Hah,...?? (bingung mau bilang apa)"
Ojek : "Iya mas, waktu sebelum dia meninggal itu, kan saya yang nganter dia kerumahnya, ya pake motor ini juga".
Aku : "dia waktu itu ndak diantar pulang sama supirnya ya pak?".
Ojek : "Nggak tau ya mas, lha wong saya juga ketemunya pas lewat dijalan, tiba-tiba saya ngeliat dia lagi jalan kaki tapi kayak orang kecapekan gitu, karena kasihan makanya saya antar beliau sampe dirumahnya".
Aku : "Hmmm,..." (rasanya ada yang aneh dengan Pak Jusman yang pulang dengan jalan kaki begitu)
Karena aku merasa ada yang ganjil, akhirnya aku memutuskan untuk mengubah arah tujuanku.
"pak, balik arah aja ya pak, antar saya ke klinik berobat".
Spoiler for Clue-6:
Quote:
Dalam perjalanan, pikiranku terus bertanya-tanya dan memikirkan hal-hal yang menurutku rancu :
"kenapa Pak Jusman rela menyerahkan 'miliknya' ke orang lain tanpa mendapatkan imbalan apapun?"
"masa iya sih bangunan tokonya itu diperebutkan orang?"
"padahal tokonya Pak Jusman itu meski letaknya dipinggir jalan raya, tetap saja tidak terlihat karena posisi bangunannya yang terlalu mundur, tidak seperti toko disebelahnya yang...., hmm..."
Akupun kembali bertanya kepada si tukang ojek yang sedang kutumpangi:
Aku : "Pak, denger-denger katanya mau ada pelebaran jalan ya?"
Ojek : "Iya mas, katanya sih sekitar bulan Oktober atau November udah mulai tuh."
Aku :"Ooohh gitu ya pak, ya udah pak agak cepet jalannya deh, biar cepet sampai".
Sesampainya di klinik berobat, aku meminta si tukang ojek itu menungguku, dan ternyata disana banyak sekali pasien tunggu yang hendak berobat.
Ahh, tapi aku kesini kan bukan untuk berobat, akupun langsung bertanya ke petugas bagian pendaftarannya :
Aku : "Siang mbak, mau tanya data nama pendaftar atau pasien yang berobat dibulan Agustus bisa nggak?"
Petugas : "Boleh mas, masnya ini darimana dan keperluannya apa ya?"
Aku : "Eh anu, saya dari asuransi mbak, mau mengurusi berkas asuransi jiwanya, karena pasien itu sudah meninggal dunia" (terpaksa aku berbohong, untung saja kebetulan aku juga bekerja di perusahaan asuransi)
Petugas : "Ooh, namanya siapa dan tanggal berapa ya?"
Aku : "Jusman Wijayanto, coba cek tanggal 15 Agustus 2013 mbak".
Petugas : "nggak ada datanya nih mas, ...ups sebentar mas, kalo tanggal 16 Agustus 2013 ada nih namanya Jusman Wijayanto umurnya 42 tahun".
Aku : "Yaa, itu mbak, bener tuh". (sambil aku melirik kearah buku pendaftaran yang sedang dibukanya, dan aku melihat satu nama yang agaknya tak asing bagiku)
Aku : "Kalo nama yang dibawahnya Jusman Wijayanto itu siapa ya mbak?"
Petugas : "Yola Afni Pratiwi, kalo yang ini bukan pasien yang berobat ke dokter mas, dia ke bidan".
Aku : "...!!!??"
"kenapa Pak Jusman rela menyerahkan 'miliknya' ke orang lain tanpa mendapatkan imbalan apapun?"
"masa iya sih bangunan tokonya itu diperebutkan orang?"
"padahal tokonya Pak Jusman itu meski letaknya dipinggir jalan raya, tetap saja tidak terlihat karena posisi bangunannya yang terlalu mundur, tidak seperti toko disebelahnya yang...., hmm..."
Akupun kembali bertanya kepada si tukang ojek yang sedang kutumpangi:
Aku : "Pak, denger-denger katanya mau ada pelebaran jalan ya?"
Ojek : "Iya mas, katanya sih sekitar bulan Oktober atau November udah mulai tuh."
Aku :"Ooohh gitu ya pak, ya udah pak agak cepet jalannya deh, biar cepet sampai".
Sesampainya di klinik berobat, aku meminta si tukang ojek itu menungguku, dan ternyata disana banyak sekali pasien tunggu yang hendak berobat.
Ahh, tapi aku kesini kan bukan untuk berobat, akupun langsung bertanya ke petugas bagian pendaftarannya :
Aku : "Siang mbak, mau tanya data nama pendaftar atau pasien yang berobat dibulan Agustus bisa nggak?"
Petugas : "Boleh mas, masnya ini darimana dan keperluannya apa ya?"
Aku : "Eh anu, saya dari asuransi mbak, mau mengurusi berkas asuransi jiwanya, karena pasien itu sudah meninggal dunia" (terpaksa aku berbohong, untung saja kebetulan aku juga bekerja di perusahaan asuransi)
Petugas : "Ooh, namanya siapa dan tanggal berapa ya?"
Aku : "Jusman Wijayanto, coba cek tanggal 15 Agustus 2013 mbak".
Petugas : "nggak ada datanya nih mas, ...ups sebentar mas, kalo tanggal 16 Agustus 2013 ada nih namanya Jusman Wijayanto umurnya 42 tahun".
Aku : "Yaa, itu mbak, bener tuh". (sambil aku melirik kearah buku pendaftaran yang sedang dibukanya, dan aku melihat satu nama yang agaknya tak asing bagiku)
Aku : "Kalo nama yang dibawahnya Jusman Wijayanto itu siapa ya mbak?"
Petugas : "Yola Afni Pratiwi, kalo yang ini bukan pasien yang berobat ke dokter mas, dia ke bidan".
Aku : "...!!!??"
Spoiler for Clue-7:
Quote:
Tiba-tiba aku menerima sms yang lagi-lagi dari Pak Polisi,
"kalo sempat nanti temui saya di Kantor Polisi, ada Mira datang menyerahkan diri, tapi ybs belum bisa saya mintai keterangannya karena masih kelihatan syok".
Tapi kok aku malahan merasa aneh disini, tidak mungkin bagiku kalau Mira melakukan semua ini sendirian, semuanya terlalu rapi dan bahkan nyaris sempurna. Akupun langsung pergi meninggalkan petugas pendaftaran itu dan keluar dari klinik, sambil berjalan menghampiri si tukang ojek aku mencoba mengingat jurusan bus yang ditumpangi Asni diwaktu hari kematiannya,
??...nah aku ingat, "ayo pak, antar saya ke Desa Sindangkerta, ongkosnya nanti saya tambahin deh" kataku kepada si tukang ojek itu, meski aku sendiri masih bingung dengan cara dan tujuanku untuk pergi kesana.
Dalam perjalanan, kami sempat melewati pasar, akupun sempat melihat tokonya Pak Jusman yang tutup dan toko milik Azwar yang tetap ramai pengunjung. "Lho, tunggu, tunggu, kok mobilnya Pak Jusman nggak ada didepan tokonya ya? trus tadi pagi mobilnya juga nggak ada didepan rumahnya juga?" pikirku.
Sambil dalam perjalanan diatas motor ojek itu aku menghubungi Pak Polisi :
Aku : "Halo pak, maaf ganggu pak, tapi ini penting sekali, kira-kira bapak tau alamat rumahnya Yola nggak?"
Polisi : "Ehm sebentar..., kayaknya ada sih saya tulis di BAP-nya Yola waktu itu, memangnya kenapa yah mas?"
Aku : "Pelakunya bukan cuma Mira pak, dan kemungkinan Yola adalah target pembunuhan berikutnya".
Polisi : "Kamu yakin mas? Kalo gitu alamatnya segera saya smskan, cari, dan tunggu saya menyusul kesana".
"kalo sempat nanti temui saya di Kantor Polisi, ada Mira datang menyerahkan diri, tapi ybs belum bisa saya mintai keterangannya karena masih kelihatan syok".
Tapi kok aku malahan merasa aneh disini, tidak mungkin bagiku kalau Mira melakukan semua ini sendirian, semuanya terlalu rapi dan bahkan nyaris sempurna. Akupun langsung pergi meninggalkan petugas pendaftaran itu dan keluar dari klinik, sambil berjalan menghampiri si tukang ojek aku mencoba mengingat jurusan bus yang ditumpangi Asni diwaktu hari kematiannya,
??...nah aku ingat, "ayo pak, antar saya ke Desa Sindangkerta, ongkosnya nanti saya tambahin deh" kataku kepada si tukang ojek itu, meski aku sendiri masih bingung dengan cara dan tujuanku untuk pergi kesana.
Dalam perjalanan, kami sempat melewati pasar, akupun sempat melihat tokonya Pak Jusman yang tutup dan toko milik Azwar yang tetap ramai pengunjung. "Lho, tunggu, tunggu, kok mobilnya Pak Jusman nggak ada didepan tokonya ya? trus tadi pagi mobilnya juga nggak ada didepan rumahnya juga?" pikirku.
Sambil dalam perjalanan diatas motor ojek itu aku menghubungi Pak Polisi :
Aku : "Halo pak, maaf ganggu pak, tapi ini penting sekali, kira-kira bapak tau alamat rumahnya Yola nggak?"
Polisi : "Ehm sebentar..., kayaknya ada sih saya tulis di BAP-nya Yola waktu itu, memangnya kenapa yah mas?"
Aku : "Pelakunya bukan cuma Mira pak, dan kemungkinan Yola adalah target pembunuhan berikutnya".
Polisi : "Kamu yakin mas? Kalo gitu alamatnya segera saya smskan, cari, dan tunggu saya menyusul kesana".
(Maaf kalo ending ceritanya terpisah soalnya kaga cukup ditaruh di pejwan)
(SOLVEDby greenvespa & adithellman)
Spoiler for Ending:
0
4.7K
Kutip
62
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan