- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Yogyakarta
Bingung mau kasih title apa gan,,,
TS
nf125
Bingung mau kasih title apa gan,,,
Selamat malam sugeng dalu juragan,
barusan ane liat berita ada kejadian tak terduga dan ane pun juga baru tahu, berikut spoilernya;
kalo agan melewati jalan kusumanegara pasti tau makam tsb..
Semoga 'mereka' yang merusak segera mengaku
barusan ane liat berita ada kejadian tak terduga dan ane pun juga baru tahu, berikut spoilernya;
Spoiler for SELASA, 17 SEPTEMBER 2013 | 17:01 WIB
Kelompok Bercadar Rusak Makam Keluarga Keraton:
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kompleks pemakaman milik keluarga Keraton Yogyakarta di kawasan Kusumanegara, Yogyakarta, dirusak oleh sejumlah kelompok pemuda pada Senin malam, 16 September 2013.
Kompleks pemakaman keluarga yang berisi 30 nisan berusia sekitar tahun 1930 hingga 1960-an itu pun rusak parah dan penuh coretan cat semprot. Pantauan Tempo, kompleks paling parah kerusakan di makam yang berada di sisi timur Taman Makam Pahlawan Kusumanegara itu adalah di ruang utama, tempat Ndoro Purbo, sebutan Raden Bekel Prawiro Purbo, dimakamkan bersama keluarganya.
Selain batu-batu nisan yang berjatuhan di lantai, ruang utama itu juga jadi semrawut akibat beberapa perlengkapan seperti payung, kelambu dipan, bunga kering, dan tempat kemenyan berceceran di lantai. Ruang utama itu diisi lima nisan.
Juru kunci makam Abugiran, 73 tahun, mengatakan bahwa peristiwa terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu, kakek lima cucu itu bersama enam juru kunci lain tengah terlelap karena tak ada penziarah yang datang. Tiba-tiba saja datang sekitar 30-an orang mengendarai sepeda motor. Sebagian besar mereka menggunakan cadar dan membawa pentungan besi. Mereka pun langsung merusak makam dan membangunkan para juru kunci.
"Ojo nyembah-nyembah makam, kuwi syirik! (jangan menyembah makam, itu syirik)," kata Abugiran, menirukan ucapan salah seorang pelaku. Para pelaku sendiri separonya masuk kompleks dan mulai merusak. Sedangkan sisanya berjaga di luar.
Tak puas merobohkan sejumlah nisan, para pelaku lantas mengambil cat semprot dari sakunya dan mulai mencorat coret nisan dan komplek makam denga tulisan "Syirik, Haram."
Usai beraksi, para pelaku pun kabur ke arah barat (keraton). Abugiran mengungkapkan, aksi itu berlangsung sekitar 10 menit saja. Tak ada pelaku yang menyakiti para juru kunci yang rata-rata sudah lansia itu. "Tak ada yang disakiti, selesai merusak langsung kabur," kata dia.
Setelah merusak, para pelaku pun meninggalkan secarik kertas yang lantas diserahkan pada pihak keraton Yogyakarta. Kertas itu, kata Abugiran, intinya berisi pesan larangan untuk melakukan aksi ziarah ke makam karena melanggar ajaran agama Islam.
Juru kunci lain, Raden Mas Kusyutardono, mengungkapkan bahwa makam itu sering kali dikunjungi para pedagang dan berbagai kalangan untuk berziarah. Artis dan sejumlah calon legislatif DPR RI pun pernah berziarah ke makam itu. "Ndoro Purbo semasa hidup dikenal sebagai orang yang sakti," kata Kusyutardono.
Atas aksi perusakan itu, makam tetap terbuka untuk umum, hanya saja belum dibereskan. Pihak juru kunci telah melaporkan aksi itu ke Keraton Yogyakarta juga kepolisian. Namun belum dipasangi garis polisi.
PRIBADI WICAKSONO
link:http://www.tempo.co/read/news/2013/09/17/058514143/Kelompok-Bercadar-Rusak-Makam-Keluarga-Keraton
Kompleks pemakaman keluarga yang berisi 30 nisan berusia sekitar tahun 1930 hingga 1960-an itu pun rusak parah dan penuh coretan cat semprot. Pantauan Tempo, kompleks paling parah kerusakan di makam yang berada di sisi timur Taman Makam Pahlawan Kusumanegara itu adalah di ruang utama, tempat Ndoro Purbo, sebutan Raden Bekel Prawiro Purbo, dimakamkan bersama keluarganya.
Selain batu-batu nisan yang berjatuhan di lantai, ruang utama itu juga jadi semrawut akibat beberapa perlengkapan seperti payung, kelambu dipan, bunga kering, dan tempat kemenyan berceceran di lantai. Ruang utama itu diisi lima nisan.
Juru kunci makam Abugiran, 73 tahun, mengatakan bahwa peristiwa terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu, kakek lima cucu itu bersama enam juru kunci lain tengah terlelap karena tak ada penziarah yang datang. Tiba-tiba saja datang sekitar 30-an orang mengendarai sepeda motor. Sebagian besar mereka menggunakan cadar dan membawa pentungan besi. Mereka pun langsung merusak makam dan membangunkan para juru kunci.
"Ojo nyembah-nyembah makam, kuwi syirik! (jangan menyembah makam, itu syirik)," kata Abugiran, menirukan ucapan salah seorang pelaku. Para pelaku sendiri separonya masuk kompleks dan mulai merusak. Sedangkan sisanya berjaga di luar.
Tak puas merobohkan sejumlah nisan, para pelaku lantas mengambil cat semprot dari sakunya dan mulai mencorat coret nisan dan komplek makam denga tulisan "Syirik, Haram."
Usai beraksi, para pelaku pun kabur ke arah barat (keraton). Abugiran mengungkapkan, aksi itu berlangsung sekitar 10 menit saja. Tak ada pelaku yang menyakiti para juru kunci yang rata-rata sudah lansia itu. "Tak ada yang disakiti, selesai merusak langsung kabur," kata dia.
Setelah merusak, para pelaku pun meninggalkan secarik kertas yang lantas diserahkan pada pihak keraton Yogyakarta. Kertas itu, kata Abugiran, intinya berisi pesan larangan untuk melakukan aksi ziarah ke makam karena melanggar ajaran agama Islam.
Juru kunci lain, Raden Mas Kusyutardono, mengungkapkan bahwa makam itu sering kali dikunjungi para pedagang dan berbagai kalangan untuk berziarah. Artis dan sejumlah calon legislatif DPR RI pun pernah berziarah ke makam itu. "Ndoro Purbo semasa hidup dikenal sebagai orang yang sakti," kata Kusyutardono.
Atas aksi perusakan itu, makam tetap terbuka untuk umum, hanya saja belum dibereskan. Pihak juru kunci telah melaporkan aksi itu ke Keraton Yogyakarta juga kepolisian. Namun belum dipasangi garis polisi.
PRIBADI WICAKSONO
link:http://www.tempo.co/read/news/2013/09/17/058514143/Kelompok-Bercadar-Rusak-Makam-Keluarga-Keraton
Spoiler for Mengapa Makam Cucu HB VI Dirusak Orang?
Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma Selasa, 17 September 2013 | 21:16 WIB:
Makam Kyiai Ageng Prawiropurbo yang merupakan cucu Sri Sultan Hamungkubuwono ke VI di Jalan Kusumanegara dirusak orang tak dikenal. | KOMPAS.com/wijaya kusuma
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Wibbie Maharddika, putra dari KRT Purbowijoyo, juru kunci III makam Kiai Ageng Prawiropurbo, menyatakan bahwa selama ini tidak mempunyai masalah atau musuh dengan siapa pun. Namun demikian, dia mengakui bahwa makam cucu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI ini banyak didatangi peziarah.
"Selama ini kerabat dengan masyarakat sekitar maupun warga yang lain hubungannya baik-baik saja, tidak ada masalah," terang Wibbie Maharddika saat ditemui di kompleks pemakaman Kiai Ageng Prawiropurbo, Selasa (17/9/2013) siang.
Ia pun terkejut ketika mendapat kabar bahwa makam Kiai Ageng Prawiropurbo dirusak oleh sekelompok orang. Sebab, kata Wibbie, selama hidupnya Kiai Ageng yang berdarah ningrat memutuskan untuk keluar dari keraton dan mengabdikan dirinya untuk membantu rakyat Yogyakarta.
Bahkan soal urusan ibadah, Kiai Ageng tidak pernah lupa dan sangat taat sehingga oleh masyarakat disebut kiai seperti ulama agama Islam zaman dulu.
Atas kebaikan dan pengabdian Kiai Ageng itulah, banyak anggota masyarakat yang datang ke makam untuk mendoakan. Bahkan, menurutnya, beberapa pejabat teras negeri ini dan para artis juga sempat datang berziarah.
Wibbie Maharddika menduga, pelaku perusakan merupakan kelompok yang menilai makam Kiai Ageng Prawiropurbo itu banyak didatangi orang untuk meminta berkah. Hal itu terlihat dari coretan pelaku di dalam kompleks makam. "Saya memang tidak tahu niat hati setiap peziarah yang datang ke sini," tandasnya.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa kegiatan di makam Kiai Ageng Prawiropurbo itu adalah pengajian. Biasanya acara yang diadakan pada malam Senin Legi itu adalah yasinan dan tahlil, sedangkan pada malam Rabu Legi digelar Mujahadah Dzikrul Ghofilin dan Shalawat Simthud Duror.
"Saya menyayangkan peristiwa perusakan ini, namun kita doakan saja mereka karena belum mengetahui yang sebenarnya," ucapnya.
Terkait langkah yang akan diambil, ia mengaku masih menunggu dari keputusan Keraton Yogyakarta. Seperti diberitakan sebelumnya makam Kiai Ageng Prawiropurbo yang merupakan cucu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI di Jalan Kusumanegara, tepatnya di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, pada Senin (16/9/2013) sekitar pukul 10.30 WIB dirusak oleh sekelompok orang. Meski tak mengalami kerusakan parah, barang-barang di dalam makam yang dibangun sejak 1933 itu pecah dirusak pelaku. (K75-12)
Editor : Farid Assifa
link:http://regional.kompas.com/read/2013/09/17/2116071/Mengapa.Makam.Cucu.HB.VI.Dirusak.Orang.
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Wibbie Maharddika, putra dari KRT Purbowijoyo, juru kunci III makam Kiai Ageng Prawiropurbo, menyatakan bahwa selama ini tidak mempunyai masalah atau musuh dengan siapa pun. Namun demikian, dia mengakui bahwa makam cucu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI ini banyak didatangi peziarah.
"Selama ini kerabat dengan masyarakat sekitar maupun warga yang lain hubungannya baik-baik saja, tidak ada masalah," terang Wibbie Maharddika saat ditemui di kompleks pemakaman Kiai Ageng Prawiropurbo, Selasa (17/9/2013) siang.
Ia pun terkejut ketika mendapat kabar bahwa makam Kiai Ageng Prawiropurbo dirusak oleh sekelompok orang. Sebab, kata Wibbie, selama hidupnya Kiai Ageng yang berdarah ningrat memutuskan untuk keluar dari keraton dan mengabdikan dirinya untuk membantu rakyat Yogyakarta.
Bahkan soal urusan ibadah, Kiai Ageng tidak pernah lupa dan sangat taat sehingga oleh masyarakat disebut kiai seperti ulama agama Islam zaman dulu.
Atas kebaikan dan pengabdian Kiai Ageng itulah, banyak anggota masyarakat yang datang ke makam untuk mendoakan. Bahkan, menurutnya, beberapa pejabat teras negeri ini dan para artis juga sempat datang berziarah.
Wibbie Maharddika menduga, pelaku perusakan merupakan kelompok yang menilai makam Kiai Ageng Prawiropurbo itu banyak didatangi orang untuk meminta berkah. Hal itu terlihat dari coretan pelaku di dalam kompleks makam. "Saya memang tidak tahu niat hati setiap peziarah yang datang ke sini," tandasnya.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa kegiatan di makam Kiai Ageng Prawiropurbo itu adalah pengajian. Biasanya acara yang diadakan pada malam Senin Legi itu adalah yasinan dan tahlil, sedangkan pada malam Rabu Legi digelar Mujahadah Dzikrul Ghofilin dan Shalawat Simthud Duror.
"Saya menyayangkan peristiwa perusakan ini, namun kita doakan saja mereka karena belum mengetahui yang sebenarnya," ucapnya.
Terkait langkah yang akan diambil, ia mengaku masih menunggu dari keputusan Keraton Yogyakarta. Seperti diberitakan sebelumnya makam Kiai Ageng Prawiropurbo yang merupakan cucu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI di Jalan Kusumanegara, tepatnya di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, pada Senin (16/9/2013) sekitar pukul 10.30 WIB dirusak oleh sekelompok orang. Meski tak mengalami kerusakan parah, barang-barang di dalam makam yang dibangun sejak 1933 itu pecah dirusak pelaku. (K75-12)
Editor : Farid Assifa
link:http://regional.kompas.com/read/2013/09/17/2116071/Mengapa.Makam.Cucu.HB.VI.Dirusak.Orang.
Spoiler for Keraton: Kami Tak Ajarkan Minta Wangsit di Makam:
TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga Keraton Yogyakarta, meminta para kerabat dan ahli waris menjaga diri paska aksi perusakan itu. »Kami meminta semua kerabat, khususnya ahli waris, lebih waspada. agar tidak menjadi gesekan lebih luas dan terulang,” kata Gusti Bendoro Pangeran Haryo Yudhaningrat, kepada Tempo.
Dia menyebutkan, perusakan itu bisa sebagai tanda pesan kepada Keraton Yogyakarta, yang selama ini kerap menggelar tradisi kebudayaan. Namun jika ajaran Islam dibenturkan pada tradisi budaya Keraton, menurutnya salah kaprah.
»Keraton tidak pernah mengajarkan meminta wangsit pada makam. Keraton Yogyakarta menjunjung tinggi nilai dan ajaran Islam. Kalau ke makam, hanya sebatas mendoakan, bukan meminta wangsit,” katanya.
Selama ini, kata dia, tradisi ritual budaya di Keraton tidak pernah membawa agama dan sifatnya terbuka. "Ketika benda bersejarah atau kuno dianggap bertuah, kemudian disembah dan didatangi masyarakat. Keraton Yogya tak pernah mengajarkan demikian," kata dia.
hal ini menanggapi kompleks pemakaman milik keluarga keraton Yogyakarta, khususnya dari trah Sultan Hamengku Buwono VI, yakni Raden Bekel Prawiro Purbo di kawasan Kusumanegara, Yogyakarta, dirusak kelompok pemuda, Senin malam (16/9).
Kompleks pemakaman keluarga yang berisi 30 nisan tua, sekitar tahun 1930-1960-an itu, rusak parah penuh coretan cat semprot. Nisan paling parah, di ruang utama tempat Ndoro Purbo, sebutan Raden Bekel Prawiro Purbo, dimakamkan bersama keluarga.
Juru kunci makam Abugiran, 73 tahun, mengatakan peristiwa terjadi sekitar pukul 23.30. Tiba-tiba datang sekitar 30-an orang mengendarai sepeda motor, sebagian besar menggunakan cadar, membawa pentungan besi.
Mereka langsung merusak makam dan membangunkan para juru kunci. »Ojo nyembah nyembah makam, kuwi syirik ! (jangan berdoa di makam, itu syirik),” Abugiran menirukan ucapan salah seorang pelaku perusakan.
PRIBADI WICAKSONO
link:http://id.berita.yahoo.com/keraton-kami-tak-ajarkan-minta-wangsit-di-makam-123316033.html
Dia menyebutkan, perusakan itu bisa sebagai tanda pesan kepada Keraton Yogyakarta, yang selama ini kerap menggelar tradisi kebudayaan. Namun jika ajaran Islam dibenturkan pada tradisi budaya Keraton, menurutnya salah kaprah.
»Keraton tidak pernah mengajarkan meminta wangsit pada makam. Keraton Yogyakarta menjunjung tinggi nilai dan ajaran Islam. Kalau ke makam, hanya sebatas mendoakan, bukan meminta wangsit,” katanya.
Selama ini, kata dia, tradisi ritual budaya di Keraton tidak pernah membawa agama dan sifatnya terbuka. "Ketika benda bersejarah atau kuno dianggap bertuah, kemudian disembah dan didatangi masyarakat. Keraton Yogya tak pernah mengajarkan demikian," kata dia.
hal ini menanggapi kompleks pemakaman milik keluarga keraton Yogyakarta, khususnya dari trah Sultan Hamengku Buwono VI, yakni Raden Bekel Prawiro Purbo di kawasan Kusumanegara, Yogyakarta, dirusak kelompok pemuda, Senin malam (16/9).
Kompleks pemakaman keluarga yang berisi 30 nisan tua, sekitar tahun 1930-1960-an itu, rusak parah penuh coretan cat semprot. Nisan paling parah, di ruang utama tempat Ndoro Purbo, sebutan Raden Bekel Prawiro Purbo, dimakamkan bersama keluarga.
Juru kunci makam Abugiran, 73 tahun, mengatakan peristiwa terjadi sekitar pukul 23.30. Tiba-tiba datang sekitar 30-an orang mengendarai sepeda motor, sebagian besar menggunakan cadar, membawa pentungan besi.
Mereka langsung merusak makam dan membangunkan para juru kunci. »Ojo nyembah nyembah makam, kuwi syirik ! (jangan berdoa di makam, itu syirik),” Abugiran menirukan ucapan salah seorang pelaku perusakan.
PRIBADI WICAKSONO
link:http://id.berita.yahoo.com/keraton-kami-tak-ajarkan-minta-wangsit-di-makam-123316033.html
Spoiler for Makam Cucu Sultan HB VI di Yogya Dirusak Sekelompok Orang Bercadar:
Yogyakarta - Makam Kyai Ageng Prawiro Purbo, cucu Sri Sultan Hamengku Buwono VI, dirusak sekelompok orang. Makam yang terletak di Dusun Taunan, Kelurahan Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta Jl Kusumanegara ini kondisinya tak karuan.
Cungkup makam dirobohkan. Ada bekas-bekas pukulan benda keras di nisan. Kendi di samping makam pecah. Payung-payung pusaka roboh dan terdapat coretan pilox di sekitar makam bertuliskan "Haram Syirik."
Penjaga makam, Abu Diran (73) menjelaskan, sekelompok orang bercadar atau berpenutup wajah dan berpakaian hitam datang sekitar pukul 22.30, Senin (16/9). Mereka menanyakan letak makam eyang Kyai Ageng Prawiro Purbo, kemudian masuk dan melakukan perusakan.
"Sekitar setengah jam melakukan perusakan, kemudian pergi. Ada yang bilang ke saya, Jangan nyembah kijing," kata Abu di makam Kyai Ageng Prawiro Purbo, Selasa (17/9/2013).
Pengelola kegiatan makam, Wibbie Maharddika mengatakan, kelompok tersebut jumlahnya sekitar 30-an orang dengan membawa sepeda motor. Sebagian masuk ke dalam makam, dan sebagian berjaga di luar.
"Mereka membawa seperti besi-besi. Saat kejadian tidak ada yang berani mencegah, karena yang jaga usianya sudah tua-tua dan hanya 5 orang yang berjaga," kata Wibbie.
Karena makam ini merupakan aset keraton, pengelola makam melaporkan kejadian tersebut ke pihak keraton. Menurut Wibbie, banyak yang berziarah di makam ini untuk mendoakan. Di makam ini juga diadakan kegiatan dzikir sebulan sekali pada hari kelahirannya.
Kyai Ageng Prawiro Purbo adalah putra GBPH Suryo Metaram bin Sultan HB VI yang meninggal tahun 1933. Kyai Ageng Prawiro Purbo dulunya dikenal sebagai sosok yang dekat kepada rakyat, yang lebih memilih tinggal di luar keraton
link:http://news.detik..com/read/2013/09/17/160726/2361272/10/makam-cucu-sultan-hb-vi-di-yogya-dirusak-sekelompok-orang-bercadar?9922032
Cungkup makam dirobohkan. Ada bekas-bekas pukulan benda keras di nisan. Kendi di samping makam pecah. Payung-payung pusaka roboh dan terdapat coretan pilox di sekitar makam bertuliskan "Haram Syirik."
Penjaga makam, Abu Diran (73) menjelaskan, sekelompok orang bercadar atau berpenutup wajah dan berpakaian hitam datang sekitar pukul 22.30, Senin (16/9). Mereka menanyakan letak makam eyang Kyai Ageng Prawiro Purbo, kemudian masuk dan melakukan perusakan.
"Sekitar setengah jam melakukan perusakan, kemudian pergi. Ada yang bilang ke saya, Jangan nyembah kijing," kata Abu di makam Kyai Ageng Prawiro Purbo, Selasa (17/9/2013).
Pengelola kegiatan makam, Wibbie Maharddika mengatakan, kelompok tersebut jumlahnya sekitar 30-an orang dengan membawa sepeda motor. Sebagian masuk ke dalam makam, dan sebagian berjaga di luar.
"Mereka membawa seperti besi-besi. Saat kejadian tidak ada yang berani mencegah, karena yang jaga usianya sudah tua-tua dan hanya 5 orang yang berjaga," kata Wibbie.
Karena makam ini merupakan aset keraton, pengelola makam melaporkan kejadian tersebut ke pihak keraton. Menurut Wibbie, banyak yang berziarah di makam ini untuk mendoakan. Di makam ini juga diadakan kegiatan dzikir sebulan sekali pada hari kelahirannya.
Kyai Ageng Prawiro Purbo adalah putra GBPH Suryo Metaram bin Sultan HB VI yang meninggal tahun 1933. Kyai Ageng Prawiro Purbo dulunya dikenal sebagai sosok yang dekat kepada rakyat, yang lebih memilih tinggal di luar keraton
link:http://news.detik..com/read/2013/09/17/160726/2361272/10/makam-cucu-sultan-hb-vi-di-yogya-dirusak-sekelompok-orang-bercadar?9922032
Spoiler for MAKAM CUCU SULTAN HB VI DIRUSAK
Keluarga Kyai Ageng Prawiro Purbo Enggan Melapor ke Polisi:
Harian Jogja.com, JOGJA—Sekelompok orang bercadar mengobrak-abrik bangunan makam cucu Sultan HB VI, Kyai Ageng Prawiro Purbo, atau yang dikenal dengan Makam Karang Kabolotan di Dusun Tahunan, Kelurahan Semaki, Umbulharjo, Senin (16/9/2013) malam.
Tidak ada korban jiwa dalam aksi itu. Massa yang datang hanya merusak beberapa bagian bangunan yang dianggap menjadi tempat pemujaan bagi para peziarah yang datang.
Kelompok ini meninggalkan surat bertuliskan Brigade Muslim. Selain itu, kelompok ini juga meninggalkan pesan agar peziarah tidak menyembah nisan karena merupakan tindakan syirik.
“Mereka bilang jangan menyembah nisan, itu tidak benar. Itu syirik dan memberikan kepada saya sebuah surat bertuliskan brigade muslim,” ucap salah satu penjaga sekaligus saksi mata, Abu Giran, 73, saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (17/9/2013).
Wibbie Maharddika, 45, cucu Kyai Ageng Prawiro Purbo mengaku keluarganya sejauh ini tidak melaporkan aksi perusakan itu ke polisi dan hanya melapor ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
“Kami belum lapor ke polisi, kami menganggap ada saudara kami yang belum mengenal betul makam ini,” ungkap dia.
Terkait tudingan syirik yang disampaikan para penyerang, Wibbie menyatakan pada dasarnya peziarah yang datang diharapkan tidak meminta sesuatu, tetapi mendoakan Kyai Ageng Prawiro Purbo.
Hanya memang belum semua peziarah memahami betul ilmu berziarah. “Kami dari pihak keluarga sudah berupaya menggelorakan itu, salah satunya dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti yasinan dan tahlilan setiap Senin Legi ataupun mujahadahan dan salawatan setiap Rabu Legi,” ujar dia.
Kyai Ageng Prawiro Purbo merupakan putra dari Gusti Pangeran Haryo Suryometaram, putra Sultan Hamengku Buwana VI. Semasa hidup, Kyai Ageng Prawiro Purbo lebih memilih hidup dengan cara menggelandang.
link:http://www.harianjogja.com/baca/2013/09/17/makam-cucu-sultan-hb-vi-dirusak-keluarga-kyai-ageng-prawiro-purbo-enggan-melapor-ke-polisi-448521
Tidak ada korban jiwa dalam aksi itu. Massa yang datang hanya merusak beberapa bagian bangunan yang dianggap menjadi tempat pemujaan bagi para peziarah yang datang.
Kelompok ini meninggalkan surat bertuliskan Brigade Muslim. Selain itu, kelompok ini juga meninggalkan pesan agar peziarah tidak menyembah nisan karena merupakan tindakan syirik.
“Mereka bilang jangan menyembah nisan, itu tidak benar. Itu syirik dan memberikan kepada saya sebuah surat bertuliskan brigade muslim,” ucap salah satu penjaga sekaligus saksi mata, Abu Giran, 73, saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (17/9/2013).
Wibbie Maharddika, 45, cucu Kyai Ageng Prawiro Purbo mengaku keluarganya sejauh ini tidak melaporkan aksi perusakan itu ke polisi dan hanya melapor ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
“Kami belum lapor ke polisi, kami menganggap ada saudara kami yang belum mengenal betul makam ini,” ungkap dia.
Terkait tudingan syirik yang disampaikan para penyerang, Wibbie menyatakan pada dasarnya peziarah yang datang diharapkan tidak meminta sesuatu, tetapi mendoakan Kyai Ageng Prawiro Purbo.
Hanya memang belum semua peziarah memahami betul ilmu berziarah. “Kami dari pihak keluarga sudah berupaya menggelorakan itu, salah satunya dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti yasinan dan tahlilan setiap Senin Legi ataupun mujahadahan dan salawatan setiap Rabu Legi,” ujar dia.
Kyai Ageng Prawiro Purbo merupakan putra dari Gusti Pangeran Haryo Suryometaram, putra Sultan Hamengku Buwana VI. Semasa hidup, Kyai Ageng Prawiro Purbo lebih memilih hidup dengan cara menggelandang.
link:http://www.harianjogja.com/baca/2013/09/17/makam-cucu-sultan-hb-vi-dirusak-keluarga-kyai-ageng-prawiro-purbo-enggan-melapor-ke-polisi-448521
kalo agan melewati jalan kusumanegara pasti tau makam tsb..
Spoiler for sedikit bukti:
Semoga 'mereka' yang merusak segera mengaku
Diubah oleh nf125 18-09-2013 05:37
0
3K
Kutip
33
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan