- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mau Daftar PNS? Masuk dulu gan


TS
af19
Mau Daftar PNS? Masuk dulu gan
Selamat malam agan-agan semua. Thread ini sama sekali tidak bermaksud untuk mengecilkan niat untuk menjadi PNS. Tapi semata-mata hanya memompa semangat mengabdi untuk negara 
langsunga aja gan cekidot :
Kenapa Harus Jadi Pegawai Negeri?
SEORANG bapak sedang pusing tidak kepalang. Bagaimana tidak, anak laki-lakinya yang sulung yang menjadi tumpuan cita-citanya menolak untuk jadi pengusaha. Anaknya bersikeras ingin jadi pegawai negeri. Alasannya sederhana menjadi pengusaha penuh resiko dan melelahkan, sementara jadi pegawai negeri kerjanya santai, uangnya pasti (meski tidak kerja serius dan sering bolospun gaji tidak berkurang), terus waktu tua dapat jaminan. Bapaknya marah besar dengan alasan tersebut.
Bapak ini pegawai negeri tapi bapak tidak bekerja dengan alasan seperti kamu.
Bapak mengabdikan diri pada negeri ini meski bapak sering merasa asing di negeri sendiri.
Bapak sering merasa tolol diantara para pemeras rakyat yang sah dimata hukum.
Jadi pengusaha itu lebih mulya, kamu bisa membantu memberi nafkah orang lain.
Bentak bapak. Si anak diam tidak menjawab dalam ketakutannya.
Karena dimarahi bapaknya, si anak kabur dari rumah. Seminggu tidak ditemukan. Bapak masygul mencari anaknya kesana kemari. Di minggu kedua nenek si anak telepon bahwa cucunya baik-baik saja ada di rumah neneknya. Mendengar kabar tersebut, bapak langsung datang ke rumah ibunya. Setelah bertemu anaknya terjadilah dialog dari hati kehati antara bapak dan anak.
“Mengapa kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, nak?”
“Di negeri ini jadi pengusaha susah, Pak, banyak birokrasi, mendingan saya jadi birokratnya aja.”
“Kalau kamu memang ingin kerja mengapa tidak di perusahaan swasta?”
“Bagaimana saya bisa tenang kerja di perusahaan swasta, sementara pemerintahnya saja sering mempersulit pengusaha swasta kecuali orang-orang yang dekat dengan pemerintahan?”
Anaknya terus memberikan jawaban-jawaban skeptis.
“Baiklah anaku, kalau memang itu keputusan kamu sekarang ikutlah denganku…”
Lalu si bapak membawa anaknya jalan-jalan memasuki perkampungan. Di perkampungan bapaknya menunjuk beberapa rumah paling sederhana, memang seluruh kampung tersebut rumahnya mayoritas sederhana.
Kalau kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, datanglah kamu ke lima rumah itu nak, dan mintalah sepuluh ribu rupiah tiap rumahnya lalu kamu bilang bulan depan kamu akan kembali lagi dan akan minta uang dengan jumlah yang sama.
Anaknya kebingungan dengan perkataan bapaknya. Bagaimana tidak, dia disuruh mengemis pada penduduk yang hanya untuk makanpun mereka kesulitan. Anaknya tidak mau menuruti perintah bapaknya, dia tetap diam.
Bapaknya kembali berkata dengan membentak. “Cepatlah kamu pergi meminta uang pada mereka, nak!! Bukankah kamu ingin jadi pegawai negeri? “
Anaknya tetap diam dan matanya mulai berkaca.
“Bapak……… bagaimana mungkin aku mengemis pada mereka, sementara mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja merasa kesulitan?”
Bapaknya kembali memaksa. “Cepatlah kamu pergi dan mintalah uang pada mereka!!!”
Kali ini anaknya menangis. “Aku tidak bisa, pak…….. Aku lebih baik bekerja dengan keras dan meneteskan keringat ini daripada aku harus meminta uang pada mereka.”
Bapaknya kembali berkata, kali ini dengan suara lembut dan penuh kebijakan. “Anakku……….. Negeri ini sedang sakit, kalau kamu jadi pegawai negeri hanya dengan alasan bekerja santai dan mendapatkan uang dengan pasti, kamu hanya akan menambah beban negeri ini. Beban rakyat yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja mereka merasa kesulitan. Gaji pegawai negeri itu didapat dari rakyat yang miskin ini nak. Lebih baik kamu jadi pengusaha dengan meneteskan keringat kamu sendiri untuk menafkahi keluarga kamu. Itu jauh lebih mulya dari pada kamu mengemis uang pada rakyat yang miskin ini!”
Hasil Copas...Isi diluar tanggung jawab penerbit
TS tidak mengaharpkan
atau apa. Tapi, mari kita langsung terjun ke AKSI nyata
Komentar Kaskuser

langsunga aja gan cekidot :
Quote:
Kenapa Harus Jadi Pegawai Negeri?
SEORANG bapak sedang pusing tidak kepalang. Bagaimana tidak, anak laki-lakinya yang sulung yang menjadi tumpuan cita-citanya menolak untuk jadi pengusaha. Anaknya bersikeras ingin jadi pegawai negeri. Alasannya sederhana menjadi pengusaha penuh resiko dan melelahkan, sementara jadi pegawai negeri kerjanya santai, uangnya pasti (meski tidak kerja serius dan sering bolospun gaji tidak berkurang), terus waktu tua dapat jaminan. Bapaknya marah besar dengan alasan tersebut.
Bapak ini pegawai negeri tapi bapak tidak bekerja dengan alasan seperti kamu.
Bapak mengabdikan diri pada negeri ini meski bapak sering merasa asing di negeri sendiri.
Bapak sering merasa tolol diantara para pemeras rakyat yang sah dimata hukum.
Jadi pengusaha itu lebih mulya, kamu bisa membantu memberi nafkah orang lain.
Bentak bapak. Si anak diam tidak menjawab dalam ketakutannya.
Karena dimarahi bapaknya, si anak kabur dari rumah. Seminggu tidak ditemukan. Bapak masygul mencari anaknya kesana kemari. Di minggu kedua nenek si anak telepon bahwa cucunya baik-baik saja ada di rumah neneknya. Mendengar kabar tersebut, bapak langsung datang ke rumah ibunya. Setelah bertemu anaknya terjadilah dialog dari hati kehati antara bapak dan anak.
“Mengapa kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, nak?”
“Di negeri ini jadi pengusaha susah, Pak, banyak birokrasi, mendingan saya jadi birokratnya aja.”
“Kalau kamu memang ingin kerja mengapa tidak di perusahaan swasta?”
“Bagaimana saya bisa tenang kerja di perusahaan swasta, sementara pemerintahnya saja sering mempersulit pengusaha swasta kecuali orang-orang yang dekat dengan pemerintahan?”
Anaknya terus memberikan jawaban-jawaban skeptis.
“Baiklah anaku, kalau memang itu keputusan kamu sekarang ikutlah denganku…”
Lalu si bapak membawa anaknya jalan-jalan memasuki perkampungan. Di perkampungan bapaknya menunjuk beberapa rumah paling sederhana, memang seluruh kampung tersebut rumahnya mayoritas sederhana.
Kalau kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, datanglah kamu ke lima rumah itu nak, dan mintalah sepuluh ribu rupiah tiap rumahnya lalu kamu bilang bulan depan kamu akan kembali lagi dan akan minta uang dengan jumlah yang sama.
Anaknya kebingungan dengan perkataan bapaknya. Bagaimana tidak, dia disuruh mengemis pada penduduk yang hanya untuk makanpun mereka kesulitan. Anaknya tidak mau menuruti perintah bapaknya, dia tetap diam.
Bapaknya kembali berkata dengan membentak. “Cepatlah kamu pergi meminta uang pada mereka, nak!! Bukankah kamu ingin jadi pegawai negeri? “
Anaknya tetap diam dan matanya mulai berkaca.
“Bapak……… bagaimana mungkin aku mengemis pada mereka, sementara mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja merasa kesulitan?”
Bapaknya kembali memaksa. “Cepatlah kamu pergi dan mintalah uang pada mereka!!!”
Kali ini anaknya menangis. “Aku tidak bisa, pak…….. Aku lebih baik bekerja dengan keras dan meneteskan keringat ini daripada aku harus meminta uang pada mereka.”
Bapaknya kembali berkata, kali ini dengan suara lembut dan penuh kebijakan. “Anakku……….. Negeri ini sedang sakit, kalau kamu jadi pegawai negeri hanya dengan alasan bekerja santai dan mendapatkan uang dengan pasti, kamu hanya akan menambah beban negeri ini. Beban rakyat yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja mereka merasa kesulitan. Gaji pegawai negeri itu didapat dari rakyat yang miskin ini nak. Lebih baik kamu jadi pengusaha dengan meneteskan keringat kamu sendiri untuk menafkahi keluarga kamu. Itu jauh lebih mulya dari pada kamu mengemis uang pada rakyat yang miskin ini!”
Hasil Copas...Isi diluar tanggung jawab penerbit

Quote:
Thread ini tidak bermaksud memojokkan satu golongan manapun, TS juga bukan seorang pengusaha. Thread ini semoga bisa memberikan pencerahan, terutama yang mau daftar PNS
Quote:
TS tidak mengaharpkan

Komentar Kaskuser
Quote:
Quote:
Original Posted By Nu_Depp►Hahahaha... gw pegawai pemerintah tapi bukan PNS, memang sih sebagian PNS kek gitu. sya bilang sebagian karna gak semua PNS kek begitu. Seperti halnya dalam sebuah organisasi pasti ada kelompok kecil di dalamnya.
Sepertinya tidak mudah untuk masuk kedalam kelompok yang dimaksud, biasanya kelompok tersebut mengesampingkan orang-orang yang bekerja taat aturan, tapi terdiri dari mereka yang siap berkomitmen dalam berlaku menyimpang dan berani tutup mata (HATI)
Memang sulit untuk merubah pandangan PNS baik oleh PNS itu sediri, seperti kristalisasi paradigma (mode vicky : ON). PNS yang baik pun ujungnya kebawa-bawa jelek, saya bilang kebawa jelek karna mereka gak bisa memperbaiki kesalahan yang mereka lihat (INGAT kesalahan PNS lain)
Alm. Ayah saya dulu PNS & Mertua saya Polisi, mereka jadi cerminan bagi saya bahwa PNS & Polisi tidak semuanya jelek. Alm Ayah menerapkan pribadi anti korup bahkan sampai anti korup waktu kerja, hampir semua rekan kerjanya tau karakter Ayah saya. Walau pun hasil yang didapat akhirnya gak sebanding "Ayah hanya bisa menyekolahkan anak2 sampai SMP" begitu ucapnya pada sang istri (Ibuku)
Kemudian Mertua saya Polisi, dari awal masuk sampai dengan menjelang pensiun (saat ini) kerja di bagian administrasi, sempat masuk reskrim (hanya 1 minggu) lalu dipindah kembali kebagian administrasi karna menolak menangkap maling ayam yang menurutnya si maling beralasan belum makan (untuk makan) itu juga dia menolak menangkap si maling setelah mendatangi rumah si maling yang memang tidak layak tinggal dan setelah menjumpai keluarga dan anak2 si maling. Mertua saya di panggil amin rais oleh rekan2nya setelah statmentnya mencuat yaitu "di Koperasi ini Kapolres adalah bawahan saya".
"Alhamdulillah, uang kas koperasi yang tadinya belasan juta sebelum Bapak jadi pengurus, kemudian menjadi 1 Milyar lebih sebelum Bapak dipindahkan ke bagian lain" katanya.
Gak cukup dan mungkin akan sangat panjang klo sya ceritain semuanya.
Tapi intinya mau dimanapun baik PNS, pegawai swasta atau pun pengusaha tetap ada kelompok-kelompok pelaku korup serta saling siku.
Sample ketika agan menjadi pengusaha sukses, dalam prosesnya pasti mengesampingkan etika antar pengusaha terutama dengan pengusaha kecil.
Supermarket, bahkan mini market pun klo diperhatikan sudah membunuh kios-kios kecil yang sejatinya kesehatan ekonomi masyarakat ada ketika perputaran uang ada di dalam negri sendiri, bukan seperti supermarket atau mini market yang keuntungannya disetor keluar negri.
Hahahaah tetep aja panjang ya
Oke sebagai masukan. Berlakulah baik dan hindari kesalahan dimanapun bumi dipijak, karna rejeki yang datang bukan hasil perhitungan matematis
Sample : Almahdulillah saya memiliki dua gelar kesarjanaan, 1 di sekolah swasta (biaya kebanyakan hasil jerih payah Ibuku mencari nafkah menjual makanan untuk mendapat makan, setelah statment keras Ayahku yang anti korup), ke 2 di salah satu universitas negri di Bandung, setelah lolos seleksi beasiswa dari Diknas, Alhamdulillah
Bakan yang lebih berasa untuk saat ini, gak lama setelah anak saya lahir bulan 2, tahun lalu. penghasilan saya sih jelas dibawah UMR daerah (mimpi sih pengen jadi pengusaha seperti Ibu saya & punya mental seperti Ayah saya).
Alhamdulillah Rejeki datang diluar hasil perhitungan matematis
Sepertinya tidak mudah untuk masuk kedalam kelompok yang dimaksud, biasanya kelompok tersebut mengesampingkan orang-orang yang bekerja taat aturan, tapi terdiri dari mereka yang siap berkomitmen dalam berlaku menyimpang dan berani tutup mata (HATI)
Memang sulit untuk merubah pandangan PNS baik oleh PNS itu sediri, seperti kristalisasi paradigma (mode vicky : ON). PNS yang baik pun ujungnya kebawa-bawa jelek, saya bilang kebawa jelek karna mereka gak bisa memperbaiki kesalahan yang mereka lihat (INGAT kesalahan PNS lain)
Alm. Ayah saya dulu PNS & Mertua saya Polisi, mereka jadi cerminan bagi saya bahwa PNS & Polisi tidak semuanya jelek. Alm Ayah menerapkan pribadi anti korup bahkan sampai anti korup waktu kerja, hampir semua rekan kerjanya tau karakter Ayah saya. Walau pun hasil yang didapat akhirnya gak sebanding "Ayah hanya bisa menyekolahkan anak2 sampai SMP" begitu ucapnya pada sang istri (Ibuku)
Kemudian Mertua saya Polisi, dari awal masuk sampai dengan menjelang pensiun (saat ini) kerja di bagian administrasi, sempat masuk reskrim (hanya 1 minggu) lalu dipindah kembali kebagian administrasi karna menolak menangkap maling ayam yang menurutnya si maling beralasan belum makan (untuk makan) itu juga dia menolak menangkap si maling setelah mendatangi rumah si maling yang memang tidak layak tinggal dan setelah menjumpai keluarga dan anak2 si maling. Mertua saya di panggil amin rais oleh rekan2nya setelah statmentnya mencuat yaitu "di Koperasi ini Kapolres adalah bawahan saya".
"Alhamdulillah, uang kas koperasi yang tadinya belasan juta sebelum Bapak jadi pengurus, kemudian menjadi 1 Milyar lebih sebelum Bapak dipindahkan ke bagian lain" katanya.
Gak cukup dan mungkin akan sangat panjang klo sya ceritain semuanya.
Tapi intinya mau dimanapun baik PNS, pegawai swasta atau pun pengusaha tetap ada kelompok-kelompok pelaku korup serta saling siku.
Sample ketika agan menjadi pengusaha sukses, dalam prosesnya pasti mengesampingkan etika antar pengusaha terutama dengan pengusaha kecil.
Supermarket, bahkan mini market pun klo diperhatikan sudah membunuh kios-kios kecil yang sejatinya kesehatan ekonomi masyarakat ada ketika perputaran uang ada di dalam negri sendiri, bukan seperti supermarket atau mini market yang keuntungannya disetor keluar negri.
Hahahaah tetep aja panjang ya

Oke sebagai masukan. Berlakulah baik dan hindari kesalahan dimanapun bumi dipijak, karna rejeki yang datang bukan hasil perhitungan matematis
Sample : Almahdulillah saya memiliki dua gelar kesarjanaan, 1 di sekolah swasta (biaya kebanyakan hasil jerih payah Ibuku mencari nafkah menjual makanan untuk mendapat makan, setelah statment keras Ayahku yang anti korup), ke 2 di salah satu universitas negri di Bandung, setelah lolos seleksi beasiswa dari Diknas, Alhamdulillah
Bakan yang lebih berasa untuk saat ini, gak lama setelah anak saya lahir bulan 2, tahun lalu. penghasilan saya sih jelas dibawah UMR daerah (mimpi sih pengen jadi pengusaha seperti Ibu saya & punya mental seperti Ayah saya).
Alhamdulillah Rejeki datang diluar hasil perhitungan matematis
Spoiler for Bukan berarti saya menyerah mencarinafkah ya :
Istri tercintaku diangkat jadi Head Teller di salah satu Bank Swasta
Quote:
Quote:
Original Posted By Tatadhar►bapak ane PNS gan tapi beliau kerja nya emang udh lama bgt mengabdi , skrg umur udh 50 , masih sibuk terus brtgkt pagi pulang malem tugasnya banyak, tiap hari kerja dirumah ngetik silabus macem2 nya bla bla ane gangerti, sampe olahraga dan makan pun susah nyari wktu
makanya kl ada yg blg pns itu enak ane tampol sini mulutnya

makanya kl ada yg blg pns itu enak ane tampol sini mulutnya

Diubah oleh af19 18-09-2013 10:28
0
4.5K
Kutip
36
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan