- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tergelitik oleh Supernya Om Mario Teguh


TS
mbahlancik
Tergelitik oleh Supernya Om Mario Teguh
Quote:
“Hidup ini memang tak semudah nasehat, tapi jika nasehat itu bersumber dari firman tuhan, beranikah engkau mencelanya?”, demikian status super dari Om Mario Teguh hari ini di akun resmi Facebooknya. Mengingat kondisi rakyat Indonesia yang hampir seratus persen memiliki Agama dan Tuhan yang disembah, saya merasa tergelitik dengan ungkapan beliau. Laksana sindiran. Bagaimana tidak, sering sekali saat saya browsing ke jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter atau sekedar surfing baca-baca berita dari situs-situs ternama berikut komentar-komentar para pembacanya, mata saya terasa tak asing dengan komentar pembaca semacam “ah… Sok suci lu, urusi dirimu sendiri yang gak bener itu! Jangan bawa-bawa agama segala” atau seperti “kamu aja belum bener, sok nasehatin segala!”, bahkan ada juga komentar pedas dan kotor yang sebenarnya tidak begitu pantas di ucapkan dan ditulis oleh orang yang mengaku memiliki Tuhan. Ironisnya, komentar-komentar semacam itu timbul ketika ada seseorang yang ‘kebetulan’ membuat tulisan atau ucapannya dimuat oleh suatu media yang isinya mengandung nasehat atau sekedar mengomentari atas hal-hal yang dianggap ‘kurang pas’ menurut kacamata pemahaman suatu agama tertentu. Apalagi yang membuat tulisan tersebut adalah orang yang berpendidikan agama namun di sisi yang lain dia di ‘anggap’ mempunyai borok yang sudah terlihat dimana-mana.
Yang menjadi sorotan saya sebenarnya adalah jika nasehat tersebut sumbernya dari firman Tuhan, bagaimana bisa muncul nada celaan dan cercaan dari mereka yang dinasehati atau diberitahu padahal jelas-jelas nasehat itu sumbernya dari Tuhan yang tertulis dikitab suciNya. Sebenarnya tidak akan menjadi masalah siapa yang menasehati, bahkan sekalipun dia adalah orang yang berbeda agama namun jika nasehatnya benar dan tidak bertentangan dengan ajaran agama yang di anut, maka tidak ada alasan untuk menolak nasehat tersebut apalagi mencelanya.
“lihatlah isi ucapannya, bukan orangnya” demikian pepatah memberitahu kita bahwa nasehat bisa diterima dari mana saja dan siapa saja tanpa melihat siapa yang menasehati. Mutiara tetaplah dinamakan mutiara walau di comberan sekalipun. Apalagi jika nasehat tersebut benar-benar dari firman Tuhan, apa masih bisa mencelanya?
Perlu di ingat, bahwa tulisan adalah lisan kedua manusia. Tulisan yang baik dan bermanfaat pasti ada balasan indah dariNya, begitu juga tulisan yang isinya buruk juga akan mendapatkan balasan dariNya. Sama halnya ucapan.
Bila yang menasehati kebetulan tidak bisa melakukan seperti apa yang dinasehatkannya, biarkanlah karena yang jelas Tuhan telah mengancam orang-orang yang hanya bisa menasehati namun tak bisa melakukannya sendiri. Jika budi pekertinya jauh dari pekerti baik, biarlah itu urusannya dengan Tuhannya. Tugas yang dinasehati adalah mendengarkan dan melakukan hal sesuai nasehat tersebut jika sekiranya bisa berdampak positif dan membawa kebaikan dalam hidup.
Bukannya saya ’sok’, namun tugas saya sebagai umat beragama adalah menasehati diri saya sendiri dan kepada sesama, karena agama saya juga memerintahkan untuk saling menasehati kepada sesama.
Akhirnya, semoga kita senantiasa ingat bahwa semua perbuatan baik maupun buruk akan mendapat balasan dariNya. Dia maha tahu atas apa yang kita perbuat, kita ucapkan dan apa yang telah kita tulis..
:-)
sumper
0
2.4K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan