Jakarta - Langkah Microsoft membeli unit mobile Nokia senilai US$ 7,2 miliar (Rp 79 triliun) bisa menimbulkan aksi jual saham di investor perusahaan software tersebut. Ada alasan yang jelas di sini.

Salah satunya adalah Microsoft dan Nokia selama ini dinilai pengalamannya di industri ponsel pintar masih dangkal. Bahkan Jim Cramer, si analis nyeleneh dan penulis buku investasi terkenal, menyarankan investor langsung jual saham Microsoft begitu deal dengan Nokia terjadi.

"Saya kira kita harus mengkaji lagi dengan lebih cermat apa yang terjadi di sini terutama jika Anda ingin punya saham produsen ponsel," kata Kim Forrest, wakil presiden dan manajer portofolio dari Fort Pitt Capital Group, yang memegang 650.000 saham Microsoft, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (4/9/2013).

"Kami punya prediksi yang tidak terlalu cerah bagi para produsen ponsel ini. Karena pangsa pasarnya sudah sangat sempit," ujarnya.

Menurutnya, pembelian Nokia dalam nilai yang besar ini menunjukkan Microsoft ingin serius jadi produsen ponsel sehingga investor yang masih berpikir Microsoft adalah perusahaan perangkat lunak harus berpikir kembali, terutama mengenai arah perusahaan ke depan.

Perubahan arah Microsoft dari perusahaan perangkat lunak jadi produsen ponsel ini merupakan hal yang besar. Selama ini Microsoft tumbuh besar dari jualan perangkat lunak dan tergolong baru di dunia smartphone.

Tak hanya dua analis tadi yang meragukan Microsoft, Brendan Barnicle, analis riset senior dari Pacific Crest Securities juga skeptis terhadap akuisisi yang dilakukan perusahaan milik Bill Gates, orang terkaya kedua dunia ini.

"Ini berbahaya bagi Microsoft, saya sangat ragu semuanya akan berjalan dengan baik. Yang kita lihat di sini adalah Microsoft membeli anak usaha supaya bisnis Windows tetap berjalan," ujar Brendan.


matabelo