- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Safety Riding buat anak, perlukah?
TS
Ab_5525_hY
Safety Riding buat anak, perlukah?
Setelah “sukses” dengan trid ane sebelumnya, Ane mau coba mengajak kaskuser lagi untuk sekedar bertindak safety riding buat anak2nya.
Ok, Kita mulai saja…
pendahuluan
Fenomena tentang kecelakaan yang diakibatkan anak-anak di bawah umur itu memang mencemaskan. Sudah seharusnya menjadi masalah bersama. Sebenarnya masalah ini jangan hanya dibebankan ke pundak polisi saja, Sekolah harus dilibatkan dan terutama orang tua.
Banyak orang tua, memanjakan anak-anak dengan fasilitas kendaraan meski dia belum dewasa. Mereka seringkali lalai membiarkan anak belum cukup umur membawa kendaraan sendiri. hingga saat ini sekitar empat ribu anak cedera saat berkendaraan. "Anak itu kan tidak berdiri sendiri. Ada pengaruh lingkungan sekolah, rumah, dan kehidupan keluarga,"
Pendekatan persuasif lebih efektif daripada sanksi hukum.
Demi menekan kecelakaan anak di bawah umur, Polda Metro Jaya berjanji melakukan razia berkala.
Tapi membentuk disiplin bukan hanya tugas polisi, melainkan juga orang tua dan sekolah.
Ane dulu waktu seumuran 13 taun lagi seneng2nya utak atik Tamiya, main gangsing, bola gebok, otak atik sepeda pake balon/aqua plastik biar suaranya mirip motor, belajar naek motor yang ga bisa2, dan karya Ane yang paling spektakuler adalah bikin sendiri mainan remote pake kabel (saking kepengennya mainan RC wireless)…
…
Setelah ane iseng2 wawancara ke orangtua2 si anak, berjuta2 alasan klasik dari mereka…
Isi…
Yap, dari berbagai jawaban, hanya menjurus ke satu muara…
Yaitu memanjakan anak dengan fasilitas.!!!
Tanpa Kita sadari (dengan beberapa catatan) sebenarnya Kita sedang menyiapkan anak Kita untuk menjadi bom waktu bagi Kita.
Kok bisa gitu?
Sekarang gini, coba kita liat di jalan raya,… banyak anak masih ingusan (masih meler2 ingusnya) bawa motor kentjank semi racing kepot sana kepot sini…
Kalo kenapa2 di jalan, siapa yang rugi?
Salahin polisi?
Salahin sekolah?
Salahin yang nabrak?
Salahin jalan raya?
Sebenernya jangan salahin satu pihak saja,.
Semua pihak juga salah…
- Orang tua, enteng banget beliin anaknya motor (mentang2 proses kredit motor itu gampang).
Si anak minta beliin motor kenceng, ya orang tua manut (daripada si anak ngancem2 mau bunuh diri)
- Si Anak, secara tidak disadari mereka sedang dalam proses pencarian jati diri.
Mereka berusaha menarik perhatian umum dengan cara membuat motornya jadi berisik, ngejreng, rame, bikin motor ala drag.
- Sekolah, secara ga langsung memberikan izin untuk membawa kendaraan ke sekolah.
- Polisi, yah… You know laaahhh… anget2 tai ayam… ngadain razia kalo pas tanggal muda aja, atau kalo lagi ada curanmor.
- Lingkungan sekitar, lingkungan yang terlalu permisif liat keadaan seperti ini.
Lalu apa upaya Kita untuk mengurangi sindrom ABG itu?
Upaya dari Keluarga.
Note: berlaku untuk anak laki2 usia 10 – 15 tahun.
Upaya pihak sekolah
Selain dari usaha Kita, pihak sekolah juga berperan dalam tumbuh kembang anak.
kesimpulan
Ya Kita Cuma bisa berusaha, tapi minimal Kita bisa meminimalisasisasi peluang untuk terjadinya laka lantas terhadap anak Kita.
Kalo bukan Kita, siapa lagi?
intinya...
safety riding untuk anak itu adalah hal yang mutlak, karena di tangan merekalah masa depan menanti...
#halahsoknasionalispret
penutup
Kalau ada masukan dari kaskuser, silahkan di post di sini.
Insya Allah Ane masukin ke trid.
Terimakasih kaskus… :
Kunjungi trid ane yang lainnya…
Curhatan biker bermotor jadul
Ok, Kita mulai saja…
pendahuluan
Fenomena tentang kecelakaan yang diakibatkan anak-anak di bawah umur itu memang mencemaskan. Sudah seharusnya menjadi masalah bersama. Sebenarnya masalah ini jangan hanya dibebankan ke pundak polisi saja, Sekolah harus dilibatkan dan terutama orang tua.
Banyak orang tua, memanjakan anak-anak dengan fasilitas kendaraan meski dia belum dewasa. Mereka seringkali lalai membiarkan anak belum cukup umur membawa kendaraan sendiri. hingga saat ini sekitar empat ribu anak cedera saat berkendaraan. "Anak itu kan tidak berdiri sendiri. Ada pengaruh lingkungan sekolah, rumah, dan kehidupan keluarga,"
Pendekatan persuasif lebih efektif daripada sanksi hukum.
Demi menekan kecelakaan anak di bawah umur, Polda Metro Jaya berjanji melakukan razia berkala.
Tapi membentuk disiplin bukan hanya tugas polisi, melainkan juga orang tua dan sekolah.
Ane dulu waktu seumuran 13 taun lagi seneng2nya utak atik Tamiya, main gangsing, bola gebok, otak atik sepeda pake balon/aqua plastik biar suaranya mirip motor, belajar naek motor yang ga bisa2, dan karya Ane yang paling spektakuler adalah bikin sendiri mainan remote pake kabel (saking kepengennya mainan RC wireless)…
…
Spoiler for Sekedar flashback:
Spoiler for jaman sekarang:
Setelah ane iseng2 wawancara ke orangtua2 si anak, berjuta2 alasan klasik dari mereka…
Spoiler for wawancara:
Isi…
Yap, dari berbagai jawaban, hanya menjurus ke satu muara…
Yaitu memanjakan anak dengan fasilitas.!!!
Tanpa Kita sadari (dengan beberapa catatan) sebenarnya Kita sedang menyiapkan anak Kita untuk menjadi bom waktu bagi Kita.
Kok bisa gitu?
Sekarang gini, coba kita liat di jalan raya,… banyak anak masih ingusan (masih meler2 ingusnya) bawa motor kentjank semi racing kepot sana kepot sini…
Kalo kenapa2 di jalan, siapa yang rugi?
Salahin polisi?
Salahin sekolah?
Salahin yang nabrak?
Salahin jalan raya?
Sebenernya jangan salahin satu pihak saja,.
Semua pihak juga salah…
- Orang tua, enteng banget beliin anaknya motor (mentang2 proses kredit motor itu gampang).
Si anak minta beliin motor kenceng, ya orang tua manut (daripada si anak ngancem2 mau bunuh diri)
- Si Anak, secara tidak disadari mereka sedang dalam proses pencarian jati diri.
Mereka berusaha menarik perhatian umum dengan cara membuat motornya jadi berisik, ngejreng, rame, bikin motor ala drag.
- Sekolah, secara ga langsung memberikan izin untuk membawa kendaraan ke sekolah.
- Polisi, yah… You know laaahhh… anget2 tai ayam… ngadain razia kalo pas tanggal muda aja, atau kalo lagi ada curanmor.
- Lingkungan sekitar, lingkungan yang terlalu permisif liat keadaan seperti ini.
Lalu apa upaya Kita untuk mengurangi sindrom ABG itu?
Upaya dari Keluarga.
Note: berlaku untuk anak laki2 usia 10 – 15 tahun.
Spoiler for upaya kita:
Upaya pihak sekolah
Selain dari usaha Kita, pihak sekolah juga berperan dalam tumbuh kembang anak.
Spoiler for usaha sekolah:
kesimpulan
Ya Kita Cuma bisa berusaha, tapi minimal Kita bisa meminimalisasisasi peluang untuk terjadinya laka lantas terhadap anak Kita.
Kalo bukan Kita, siapa lagi?
intinya...
safety riding untuk anak itu adalah hal yang mutlak, karena di tangan merekalah masa depan menanti...
#halahsoknasionalispret
penutup
Kalau ada masukan dari kaskuser, silahkan di post di sini.
Insya Allah Ane masukin ke trid.
Terimakasih kaskus… :
Kunjungi trid ane yang lainnya…
Curhatan biker bermotor jadul
0
2.3K
17
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan