Jakarta - Sepi pengunjung. Itulah kondisi di Pasar Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat, setelah sepekan diresmikan. Saban hari, satu kios hanya diramaikan oleh sekitar 2-3 orang saja. Pedagang pun menjadi "buntung".

Iwan (40), salah satu pedagang di tempat itu hanya dapat pasrah menunggu datangnya pembeli.

"Mungkin karena masih baru orang belum pada tahu. Mau tidak mau harus bersabar. Ini risiko," kata Iwan kepada Beritasatu, Rabu (11/9).

Sementara itu, Ketua Asosiasi PKL Seluruh Indonesia, Hoiza Siregar, berkomentar pedas soal kondisi "mandek" di Pasar Blok G Tanah Abang.

Pembeli, katanya, tidak mau berbelanja ke Blok G karena terlalu jauh. "Buat apa belanja ke Blok G. Apalagi, dagangan PKL Blok G tidak ada bedanya dengan kaki lima lainnya," ujarnya.

"Kondisi ini yang saya khawatirkan sejak awal relokasi PKL. Pemda memang sukses membuat jalan Tanah Abang lancar, tetapi PKL jadi telantar. Kios-kios tak ada pengunjung," lanjutnya.

Dengan nada tegas, Hoiza pun meminta Pemerintah Prov DKI jangan cuma melulu memikirkan pencitraan. Hendaknya, Pemprov juga mendengarkan rintihan eks PKL Tanah Abang yang direlokasi.

"Di Negara lain, kewajiban pemerintah menyejahterakan rakyatnya. Kalau seperti di Blok G Tanah Abang saya lihat bukan menyejahterakan tetapi mematikan sumber kehidupan ribuan keluarga eks PKL, karena tak ada lagi pendapatan," keluhnya.

http://www.beritasatu.com/megapolita...encitraan.html


Kaskuser pasti tau dong, yang namanya sewa tempat dipinggir jalan pasti mahal karena rame banyak orang lalu lalang. mereka pkl yang dipinggir jalan berdagang menyalahin aturan, ketika dipindahkan ke lokasi yg benar mereka protes sepi. kalau gitu caranya semua pedagang aja turun semua jualan dipinggir jalan wong pasti rame ! sekalian aja tu jualan disepanjang trotoar jalan sudirman gw jamin pasti laris. makin rusak aja pola pikir pkl