Ahok Sebut Mobil Murah Hanya Taktik Dagang Produsen Otomotif
Mulya Nurbilkis - detikfinance - Senin, 16/09/2013 14:25 WIB
Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menganggap kehadiran mobil murah atau low cost and green car (LCGC) hanya sebagai strategi atau taktik dagang pabrikan mobil untuk meraih pembeli sebanyak-banyaknya.
Menurut Ahok, berdasarkan pengalaman terdahulu, konsep mobil murah sejatinya sudah ada untuk menyasar calon pembeli pertama pemilik mobil. Ahok mencontohkan, mobil Toyota Kijang pertama kali keluar juga dijual murah namun seiring berjalannya waktu kini Toyota Kijang bukan lagi sebagai mobil murah.
Ahok juga punya contoh lain, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia pertama kali keluar beberapa tahun lalu juga dibanderol murah di bawah Rp 100 juta. Ia juga punya keyakinan hal yang sama pun bakal terjadi pada mobil LCGC yang kini sedang ramai jadi perbincangan.
Menurutnya dengan harga mobil murah (LCGC) off the road dipatok maksimal Rp 95 juta, maka yang mampu membeli adalah kelas menengah ke atas. Apalagi Kebutuhan Hidup Layak di Jakarta Rp 2,2 juta untuk lajang, dinilai tak mampu membeli mobil.
"Kalau pegawai biasa juga susah beli mobil Rp 90 juta. Itu juga kelas menengah. Industri mobil dulu, orang baru kaya belinya Kijang. Sekarang orang baru kaya nggak beli Innova, turun beli Avanza. Lama-lama juga mahal. Jadi artinya ini soal teknik pemasaran kendaraan saja," jelas kata Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/9/2013)
Ahok membandingkan di luar negeri, mobil itu mendapat insentif karena memakai bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan. Bila mobil itu berbahan bakar ramah lingkungan dari energi terbarukan, maka wajar diberi insentif pemerintah.
"Bukan soal mobil murahnya. Dia murah karena ada insentif dari pemerintahnya kan? Sebenarnya yang mau kita lihat itu green car-nya. Soal green car-nya. Kita pengen yang lebih banyak di kota mobil-mobil yang ramah lingkungan. Makanya diberi insentif," kata Ahok menekankan tentang konsep green car.
Kebijakan ini juga berpotensi membuat jalanan Jakarta macet karena dibanjiri mobil murah. Alasan Ahok, pertumbuhan otomotif di Jakarta paling tinggi.
"Rata-rata industri otomotif di Jakarta paling besar. Orang-orang naik motor, ekonomi naik dikit pasti naik mobil," kata dia.
Sebelumnya Ahok gusar dengan kebijakan pemerintah pusat tentang LCGC yang ternyata tetap memakai energi tak terbarukan (unrenewable energy) Bahan Bakar Minyak (BBM). Ahok menilai dengan mengeluarkan aturan mengenai mobil murah, pemerintah pusat dinilai tidak konsisten. Lantaran di satu sisi ingin mengurangi konsumsi BBM namun di satu sisi memberikan peluang menggunakan BBM yang lebih banyak dengan adanya mobil murah ini.
[URL="http://finance.detik..com/read/2013/09/16/142516/2359900/1036/ahok-sebut-mobil-murah-hanya-taktik-dagang-produsen-otomotif"]sumber[/URL]