Kartun adalah bentuk dua dimensi seni visual yang berilustrasi. Sedangkan definisi khusus telah berubah dari waktu ke waktu, untuk saat ini kartun pada gambar biasanya non-realistis atau semi-realistis atau lukisan ditujukan untuk sindiran, karikatur, atau humor, atau dengan gaya artistik karya tersebut. Seorang seniman yang menciptakan kartun disebut kartunis.

Semakin berkembangnya teknik cetak, proses pembuatan kartun menjadi lebih efektif dan efisien. Terlebih lagi setelah berkembangnya teknik digital. Seiring dengan kemajuan jaman para kartunis mengadakan inovasi terhadap kartun. Yang kemudian memunculkan film kartun. Nah, awal munculnya film kartun sebagai gambar kartun yang bergerak dipelopori oleh gambar kartun dengan bentuk kuda, yang merupakan hasil olaham dari foto yang dibuat oleh Edweard Muybridge pada abad ke-19, kawan. Gambar yang sederhana berada di antara komik strip dan awal film animasi. Kartun merujuk pada animasi dimana istilah ini menjadi sesuatu yang umum pada perkembangan selanjutnya. Film kartun dapat di saksikan pada layar televise atau bioskop dan dimuat dengan menampilkan gambar ilustrasi yang dibuat seakan-akan bisa bergerak. Kata kartun biasanya disingkat toon. Film kartun kebanyakan menjadi program konsumsi anak-anak yang memuat cerita fable, manusia super, petualangan dan jenis tema film kartun lainnya.

1. Kartun Humor

2. Kartun Editorial atau Politik

3. Kartun Sosial

Sumber : PAKARTI - Persatuan Kartunis Indonesia

Pakarti sendiri berdiri pada tahun 1989, di Ancol, dan berawal dari ajang kumpul-kumpul beberapa kartunis dari berbagai daerah di Indonesia, lalu tercetuslah ide untuk membentuk sebuah organisasi, yang dapat dijadikan wadah untuk mendukung profesi mereka sebagai kartunis, yang saat itu memang terbilang sulit untuk menembus media massa, tempat di mana kartun saat itu memang hanya bisa dikenal melalui media massa.

“Selain itu, organisasi ini memang sengaja dibentuk sebagai tempat sharing dan edukasi mengenai kartun,” jelas Jan Praba - Presiden PAKARTI


Saat ini, Pakarti telah memiliki anggota sekitar 500-an orang, di seluruh Indonesia, mulai dari mereka yang memang menjadikan kartun sebagai profesi, hingga mereka yang memang baru mengenal dan ingin belajar banyak mengenai kartun.

Sebagai sebuah wadah berkumpulnya kartunis di Indonesia, di Pakarti juga kerap mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk mendukung berbagai seniman, yang saat ini nasibnya kurang diperhatikan. Pada bulan April lalu, misalnya, mereka mengadakan acara membuat 1000 wajah karikatur Pak Raden, untuk memberi dukungan moral kepada seniman itu.


Menurut Jan, saat ini perkembangan dunia kartun di Indonesia begitu bagus, terlebih ketika adanya jejaring sosial, seperti facebook, dan lain-lain. Karena melalui jejaring sosial itu, kini seorang kartunis bisa mempromosikan hasil-hasil karyanya dengan gratis, dan dengan jangkauan audiens yang begitu luas.

“Hal ini sangatlah berbeda, ketika di era 80-an, dimana saat itu hanya ada media massa yang hanya bisa di jadikan alat untuk berpromosi, dan kita juga harus bersaing dengan banyak kartunis,” kata Jan.


Menurut Jan, saat ini profesi kartunis bisa dijadikan pekerjaan yang cukup menggiurkan hasilnya. Namun, tentu saja itu tergantung dari seberapa kreatifnya si kartunis mengemas hasil karyanya. Kalau dia pintar mengemas hasil karyanya, sehingga terlihat menarik ketika dipublikasikan di berbagai media, maka pastinya dia bakal dikenal, yang ujung-ujungnya tentu akan mendatangkan pemasukan bagi dirinya. “Kartun saat ini bisa dibuat di dalam berbagai media, seperti t-shirt, mug, sepatu, dan lain-lain. Jadi, jangan takut utuk menjadi kartunis,” kata Jan.

Dan apa yang kini diperoleh para kartunis yang tergabung dalam Pakarti adalah sesuai apa yang dijanjikan Tuhan, bahwa Tuhan tak akan mengubah nasib suatu kaum apabila kaum itu tidak mau berjuang mengubah nasibnya sendiri.
Sumber : Berbagai Sumber

Museum Kartun Indonesia Bali, sebuah museum yang terletak di Jalan Sunset Road 85, Kuta, Bali. museum yang akan mengajak anda menikmati isi museum dengan suguhan berbeda. Bukan barang-barang kuno atau ruangan berdebu yang menunjukkan seuntai cerita di masa lalu yang antik, tapi museum berikut ini adalah museum yang penuh dengan nuansa seni pop masa kini. Museum kartun, sesuai namanya adalah museum yang akan mengajak anda menysuri cerita Indonesia dari masa lalu hingga saat ini dalam goresan-goresan kreatif para kartunis Indonesia.

Anda mungkin merupakan penikmat kartun, walaupun misalnya kartun-kartun luar. Kartun merupakan salah satu media yang efektif dalam menyampaikan gagasan pada sesorang. Membaca komik yang berisi kartun-kartun tentu menjadi hiburan membaca yang berbeda jika dibandingkan dengan membaca buku cerita atau novel yang isinya tulisan saja. Lebih menyegarkan membaca komik tentunya. Selain itu, kartun juga menjadi grafis pendukung dalam sebuah tulisan. Anda tentu tak melewatkan karikatur yang menempel di sebuah artikel, bukan? Belum lagi, dewasa ini, kartun menjadi isi media elektronik yang tak pupus dimakan zaman. Tua muda, laki-laki atau perempuan, semua suka Film Kartun.


Tingginya ketertarikan masyarakat terhadap kartun ini kemudian membangkitkan para seniman dan creator muda Indonesia untuk mengumpulkan karya-karya kreatif dari tangan-tangan berbakat kartunis dalam satu tempat. Setelah melakukan seleksi di berbagai kota, maka Bali terpilih menjadi lokasi di mana Museum Kartun ini berada. Bali dianggap menjadi lokasi yang paling pas untuk mengakomodasi segala kartun buatan para kartunis dari ujung ke ujung Indonesia.


Pada bulan Maret 2008, Museum Kartun Indonesia Bali ini resmi didirikan dan menjadi museum kartun pertama di Asia Tenggara dan satu-satunya di Indonesia, wah hebat kan? Jika anda pergi ke Bali, jangan sia-siakan kesempatan anda untuk mengunjungi dan menikmati setiap karya para kartunis lokal di sini.


Isi dari museum ini memang berbeda dari museum lain. Bukan hanya dari desain interiornya yang dibuat dengan gaya modern, tapi juga dari kisah karya yang dipajang dan kegiatan lain yang disediakan pihak museum. Kartun yang terpajang di setiap ruangan bukan tanpa cerita. Museum ini mengajak anda menyusuri perjalanan kartun dari zaman Presiden pertama kita, Soekarno, hingga saat ini. Pesannya pun beragam, tentang moral, politik, dan anekdot lainnya. Semakin cinta Indonesia, kalau ke sini.


Karya-karya yang dipajang di sini juga dari berbagai kartunis aik senior maupun para komunitas seni. Jika mengenal tokoh kartun Indonesia seperti, GM Sudarta, Pramono R Pra-Moedjo, gatot Eka Cahyono, dan lain sebagainya anda bisa menemukan karya-karya mereka di sini. Belum lagi, berbagai komunitas kartun di seluruh Indonesia yang ikut bergabung, total ada 300 lebih kurang kartun yang dipamerkan di dalam Museum Kartun Indonesia Bali tersebut.