f1lb3rtAvatar border
TS
f1lb3rt
SUTRA BAKTI SEORANG ANAK ( TOLONG DIBACA SAMPAI HABIS )
Demikianlah yang aku dengar, bahwa pada suatu saat Sang Buddha berdiam di Shravasti, di Hutan Jeta, di Taman Pelindung Anak-Anak Yatim Piatu dan Para Pertapa, bersama -sama dengan sekumpulan bhiksu - bhiksu besar, yang seluruhnya berjumlah seribu dua ratus lima puluh, dan dengan semua Bodhisattva, jumlahnya tiga puluh delapan ribu semuanya.

Pada waktu itu, Sang Bhagava memimpin kumpulan besar itu dalam perjalanan menuju selatan. Tiba - tiba mereka menjumpai seonggok tulang manusia disamping jalan. Sang Bhagava berpaling menghadapinya, dan bersikap Anjali dengan penuh hormat.

Ananda dengan bersikap Anjali kemudian bertanya kepada Sang Bhagava, "Tathagata adalah Guru Agung dari Tri Loka dan bapak yang terkasih dari makhluk -makhluk yang berasal dari empat jenis kelahiran. Beliau dihormati dan dicintai seluruh umat. Apakah sebabnya kini beliau menghormati seonggok tulang-tulang kering?" Sang Buddha berkata kepada Ananda, "Meskipun engkau adalah siswa-siswaku yang utama dan telah cukup lama menjadi anggota Sangha, engkau masih belum mencapai pengertian yang jauh. Onggokan tulang ini mungkin adalah milik para leluhurku pada kehidupan yang telah lalu. itulah sebabnya sekarang Aku bersujud". Sang Buddha melanjutkan pembicaraannya kepada Ananda, "Tulang-tulang yang kita lihat ini dapatlah dibagi menjadi dua kelompok. Yang satu adalah tulang-tulang lelaki, yang berat dan putih warnanya. Kelompok yang lain adalah tulang-tulang perempuan, yang ringan dan warnanya hitam."

Ananda berkata kepada Sang Buddha, "Duhai Sang Bhagava, sewaktu para lelaki masih hidup didunia mereka menghiasi badan dengan jubah, pengikat pinggang, sepatu, topi dan pakaian-pakaian indah lainnya sehingga mereka jelas-jelas nampak perkasa.ketika para perempuan masih hidup, mereka mengenakan kosmetik, minyak wangi, bedak dan wangi-wangian yang menarik untuk menghiasi tubuh mereka, sehingga dengan jelas menampakkan kewanitaannya. Namun tatkala para lelaki dan perempuan itu meniggal, semua yang tertinggal adalah tulang-tulang. Bagaimana seseorang dapat membedakannya? Ajarilah kami bagaimana membedakannya?"

Sang Buddha menjawab Ananda, " Ketika para lelaki ada di dunia, mereka memasuki rumah ibadah, mendengarkan penjelasan-penjelasan tentang Sutra -sutra dan Vinaya, menghormati Sang Tri Ratna dan menyebut nama-nama Buddha. Tatkala mereka meninggal tulang-tulangnya menjadi berat dan putih warnanya.

Kebanyakan wanita dalam dunia mempunyai sedikit kebijaksanaan dan dipenuhi emosi. mereka melahirkan dan membesarkan anak-anak , merasakannya sebagai kewajiban. Setiap anak meminum seribu dua ratus galon susu ibunya. Oleh karena penghisapan (penyedotan) dari badan ibu ini sang anak mengambil susu untuk makanannya, ibu menjadi letih dan menderita dan karenanya tulang-tulang mereka berobah menjadi hitam dan ringan."

Ketika Ananda mendengar kata-kata ini, dia merasakan kepedihan dalam hatinya, karena seolah-olah telah tertusuk pedang dan karenanya ia diam-diam menangis. Dia mengatakan kepada Sang Bhagava, "Bagaimanakah caranya seseorang dapat membalas kasih dan kebaikan ibunya?"

Sang BUddha mengatakan kepada Ananda, "Dengarkanlah baik-baik, dan Aku akan jelaskan hal ini kepadamu dengan terperinci. Janin tumbuh dalam kandungan selama sepuluh bulan perhitungan Candra Sengkala. Alangkah menderitanya ibu selama janin berada disitu! Pada bulan pertama kehamilan, hidup janin tidaklah menentu seperti titik embun pada daun yang kemungkinan tidak akan bertahan dari pagi hingga sore, tetapi akan menguap pada tengah hari!"

"Pada bulan kedua, janin menjadi kental seperti susu kental. Pada bulan ketiga, ia seperti darah yang mengental. Pada bulan keempat, janin mulai berwujud sedikit seperti manusia. Selama bulan kelima dalam kandungan, kelima anggota badan anak (dua kaki, dua tangan,dan kepala) mulai terbentuk. Pada bulan keenam kehamilan, anak mulai mengembangkan inti ke enam alat inderanya yaitu mata, telinga, hidung, lidah, badan dan pikiran.Selama bulan ketujuh, ketiga ratus enam puluh tulang-tulang dan persendian terbentuk, dan kedelapan puluh empat ribu pori-pori rambut juga telah sempurna. Dalam bulan kedelapan kehamilan, kecerdasan dan kesembilan lubang terbentuk. Pada bulan kesembilan, janin telah belajar menyerap berbagai zat makanan. misalnya janin dapat menyerap sari buah-buahan, akar tanaman tertentu, dan kelima macam padi-padian."

Bagian dalam tubuh ibu adalah organ yang padat, untuk fungsi menyimpan, dan ia tergantung ke arah bawah, sedangkan organ dalam yang hampa, berguna untuk mengolah, dan ia melingkar ke arah atas. Ini disamakan dengan ketiga gunung yang terbit dari permukaan bumi. kita boleh menyebt gunung-gunung ini Puncak Semeru, Gunung Karma dan Gunung Darah. Gunung-gunung Analogi ini bersatu, dan membentuk satu gugusan dengan puncak-puncak kesebelah atas dan lembah-lembah ke sebelah bawah. Begitu jugalah, pembekuan darah ibu dari organ-organ dalamnya membentuk zat tunggal yang menjadi makanan anak.

Selama bulan ke sepuluh kehamilan, badan janin disempurnakan dan siap untuk dilahirkan. Bila anak itu sangat berbakti dia akan lahir dengan telapak tangannya disatukan sebagai mnghormat dan kelahiran itu akan aman dan baik. Ibunya tidak akan terluka oleh kelahiran itu dan tidak akan menderita kesakitan. Tetapi, bila anak itu sangat pemberontak sifatnya hingga melakukan kelima perbuatan jahat ( membunuh Ayah, membunuh Ibu, membunuh Orang Suci, memecah belah Sangha dan Melukai seorang Buddha ) maka dia akan merusak kandungan ibunya, mengoyak jantung dan hati ibunya, akan tersangkut di tulang-tulang ibunya, Kelahiran itu akan seperti sayatan seribu pisau atau seperti seribu pedang tajam menikam jantungnya. Itulah kesakitan-kesakitan yang terjadi dalam kelahiran anak nakal dan yang pembangkang.

Untuk menjelaskan lebih jelas, ada 10 jenis kebaikan yang diperbuat oleh seorang ibu kepada anaknya :

Yang pertama ialah kebaikan didalam memberikan perlindungan dan penjagaan selama anak dalam kandungan.
Yang Kedua adalah kebaikan dalam menanggung penderitaan selama kelahiran.
Yang ketiga adalah kebaikan untuk melupakan semua kesakitan begitu anak telah dilahirkan.
Yang keempat adalah kebaikan dari memakan bahagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan yang manis bagi anak.
Yang kelima adalah kebaikan untuk memindahkan anak ke tempat yang kering dan dirinya sendiri berbaring di tempat yang basah.
Yang keenam adalah kebaikan menyusukan anak pada payudaranya dan memberi makan dan membesarkan anaknya.
Yang ketujuh adalah kebaikan dalam membersihkan yang kotor.
Yang kedelapan adalah kebaikan dari selalu memikirkan anak bila dia berjalan jauh.
Yang kesembilan adalah kebaikan karena kasih sayang yang dalam dan pengabdian.
Yang kesepuluh adalah kebaikan karena rasa kasihan yang dalam dan simpati.

1. Kebaikan didalam memberikan perlindungan dan penjagaan selama anak didalam kandungan

Sebab-sebab dan kondisi-kondisi dari banyak kalpa yang terkumpul bertumbuh menjadi berat, sehingga dalam hidup ini anak berakhir dalam kandungan ibunya. Dengan berlalunya bulan, kelima organ penting berkembang. Dalam waktu tujuh minggu, keenam alat indera mulai tumbuh, badan ibu menjadi seberat gunung, Diamnya dan gerakan-gerakan janin adalah laksana bencana angin kalpic, baju-baju ibu yang cantik tidak dapat dipakai dengan baik lagi, dan begitu juga cerminnya pun berdebu.

2. Kebaikan didalam menanggung derita selama kehamilan

Kehamilan berlangsung selama sepuluh bulan penanggalan Canda Sengkala, dan puncaknya ialah kesulitan dengan semakin dekatnya kelahiran, sementara itu, setiap pagi ibu merasa sangat sakit, dan sepanjang hari terasa mengantuk dan lamban, ketakutannya dan kegelisahannya sukar dilukiskan. kesedihan dan air mata memenuhi dadanya, Dia dengan khawatir mengatakan kepada keluarganya, bahwa dia hanya takut maut akan menimpa dirinya.

3. Kebaikan untuk melupakan semua kesakitan begitu anak telah lahir

Pada saat ibu akan melahirkan anak, Kelima organ semua terbuka lebar, Menyebabkan dia sangat letih dalam badan dan piliran, darah mengalir laksana seekor domba yang disembelih, tetapi ketika mendengar bahwa anaknya terlahir sehat, dia dipenuhi dengan kegembiraan yang melimpah, tetapi sesudah kegembiraan, kesedihan datang kembali, Dan rasa sakit kembali mengaduk-ngaduk bahagian dalam tubuhnya.

4. Kebaikan dari memakan bahagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan bahagian yang manis untuk anak

kebaikan kedua orangtua sangat besar dan dalam, penjagaan dan pengabdiannya tidak pernah berhenti, tidak pernah beristirahat, ibu senantiasa menyimpan yang manis untuk anak, dan tanpa mengeluh menelan yang pahit bagi dirinya, cintanya amat besar dan emosinya sukar tertahankan, kebaikannya adalah mendalam dan begitu juga kasihnya, hanya menginginkan anak mendapat cukup makanan, ibu yang kasih tidak membicarakan kelaparannya sendiri.

5. Kebaikan untuk memindahkan anak ke tempat yang kering dan dirinya sendiri di tempat basah.

Ibu rela berada di tempat yang basah agar dengan demikian anak dapat berada di tempat yang kering. Dengan kedua payudaranya dia memuaskan rasa lapar dan haus sang anak, menutupi dengan kainnya, dia melindungi anak dari angin dan dingin, dalam kebaikannya, kepala ibu jarang lega diatas bantal, dan bahkan dia melakukannya dengan gembira selama anak dapat merasa senang, Ibu yang baik tidak mencari penghiburan bagi dirnya sendiri.

6. Kebaikan menyusui anak pada payudaranya dan memberi makan serta memelihara anak

Ibu yang baik adalah bagaikan bumi yang besar, Ayah yang tegar laksana langit yang mengasihi, yang satu melindungi dari atas, yang lainnya menunjang dari bawah, kebaikan orangtua adalah sedemikian rupa sehingga mereka tidak membenci atau marah terhadap anaknya, dan tetap menyukainya, sekalipun anak terlahir lumpuh. sesudah ibu mengandung anak dalam kandungannya dan melahirkannya, orangtua bersama-sama memelihara dna melindunginya sampai akhir hayatnya.

7. Kebaikan dari membersihkan yang kotor

Mula-mula ibu mempunyai wajah yang cantik dan tubuh yang indah, semangatnya kuat dan bergelora, alis matanya seperti daun willow hijau yang segar, dan warna kulitnya bagaikan mawar merah jambu. tetapi kebaikan ibu begitu mendalam sehingga dia melepaskan wajah yang cantik, sekalipun mencuci yang kotor merusak badannya. ibu yang baik bertindak hanya demi untuk kepentingan putra-putrinya. dan dengan rela menerima kecantikannya yang memudar.

8. Kebaikan dari selalu memikirkan anak bila dia berjalan jauh.

Kematian dari orang yang dicintai sukar terlukiskan penderitaannya. Tetapi berpisah dari yang dikasihi juga sangat menyakitkan. bila anak berjalan jauh, ibu merasa khawatir dikampungnya, dari pagi hingga malam, hatinya selau bersama anaknya, dan air mata berderai jatuh dari matanya, seperti monyet menangis diam-diam, demikian dalam cinta seorang ibu kepada anaknya. sedikit demi sedikit hatinya hancur.

9. Kebaikan karena kasih sayang yang dalam dan pengabdian.

Alangkah besarnya kebaikan orang tua dan gejolak emosinya! kebaikannya mendalam dan sukar membalasnya, dengan rela mereka menderita untuk kepentingan anaknya. Bila anak bekerja berat, orang tua pun merasa tidak senang. bila mereka mendengar bahwa dia berjalan jauh, mereka khawatir bahwa pada waktu malam sang anak berbaring kedinginan. bahkan kesakitan sebentar yang dderita putra-putra atau putri-putrinya. akan menyebabkan orang tua lama bersusah hati.

10. Kebaikan dari rasa kasihan yang dalam dan simpati

Kebaikan orang tua adalah besar dan penting. perhatiannya yang lemah lembut tidak pernah berhenti. dari saat mereka bangun tiap pagi, pikiran mereka adalah pada anaknya. Apakah anak-anak dekat atau jauh, orang tua selalu memikirkan mereka. sekalipun seorang ibu hidup untuk seratus tahun. dia akan selalu mengkhawatirkan anaknya yang berumur delapan puluh tahun. Inginkah anda mengetahui bilakah kebaikan dan cinta yang demikian itu berakhir ? Ia bahkan idak mulai berkurang hingga akhir hidupnya.

Sang Buddha berkata kepada Ananda "Bila Aku merenung tentang makhluk-makhluk hidup, Aku melihat bahwa sekalipun mereka dilahirkan sebagai manusia, mereka adalah bodoh dan dungu dalam pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan mereka. mereka tidak mempertimbangkan kebaikan dan kebajikan orang tua mereka. mereka tidak menghormati dan melupakan kebaikan dan apa yang benar. mereka kurang manusiawi dan kurang berbakti atau patuh pada orang tua.

selama sepuluh bulan ibumengandung anak, dia merasakan kesusahan setiapkali dia bangun, seolah-olah ia mengangkat beban yang berat. sebagai seornag cacat yang parah, dia tak mampu menelan makanan dan minuman. bila waktu sepuluh bulan telah berlaludan waktu melahirkan telah datang, dia menderita segala macam kesakitan dan penderitaan supaya anak dapat dilahirkan. dia takut akan kematiannya, seperti seekor babi atau domba menuggu untuk disembelih. kemudian darah mengalir di atas tanah. Inilah penderitaan-penderitaan yang dialaminya.

Setelah anak lahir, dia menyimpan apa yang manis untuk anak dan menelan yan gpahit bagi dirinya sendiri. dia menggendong anak dan memberinya makan serta membersihkan kotorannya. tiada pekerjaan atau kesukaran yang ia tidak bersedia mengerjakan demi kepentingan anaknya. dia menahan baik rasa dingin dan panas dan tiada pernah menyebutkan apa yang telah dialaminya. dia memberikan tempat yang kering untuk anaknya dan dia sendiri tidur di tempat yang lembab, selama tiga tahun dia memberi makan anak dengan susu yang adalah darah badannya sendiri.

Orang tua terus-menerus mengajar dan membimbing anak-anaknya tentang apa yang patut dan bermoral, selama anak tumbuh menjadi dewasa. mereka mengatur perkimpoian bagi anak-anaknya dan menyediakan harta benda dan kekayaan atau mengusahakan cara-cara untuk mendapatkannya bagi anak-anak mereka. mereka bertanggung jawab dan bersusah susah sendiri dengan kerja keras dan semangat yang besar, dan tiada pernah membicarakan kasih sayang dan kebaikan mereka.

Bila putra atau putrinya sakit, orang tua khawatir dan takut sehingga mereka sendiri mungkin jatuh sakit. mereka berada di samping anak, terus menerus menjaganya, dna hanya bila anak sembuh orang tua menjadi gembira kembali. dengan cara ini. mereka menjaga dan membesarkan anak-anaknya dengan harapan yang terus-menerus bahwa keturunan mereka akan segera menjadi dewasa.

Alangkah sedihnya bila acap kali anak-anaknya justru tidak berbakti, sebagai balasannya bila berbicara dengan sanak saudara yang seharusnya mereka hormati, anak-anak tidak mau menunjukkan kepatuhan mereka. ketika mereka seharusnya bersikap hormat, mereka malah tidak mau bertingkah laku baik. mereka mendelik kepada orang yang seharusnya mereka segani dan menghina paman-paman dan bibi-bibi mereka. mereka memarahi saudara-saudaranya dan menghancurkan perasaan keluarganya yang ada di antara mereka. Anak-anak seperti itu tidak mempunyai rasa hormat atau perasaan yang patut.

Anak-anak mungkin bisa diajar dengan baik, tetapi mereka tetap tidak berbakti, mereka tidak akan memperdulikan pengajaran atau mematuhi aturan-aturan. Jarang sekali mereka menuruti bimbingan orang tua mereka. mereka menentang dan membangkang bila bergaul dengan saudara-saudara mereka. mereka datang dan pergi dari rumah tanpa memberi tahu kepada orang tua. kata-kata dan tindakan-tindakannya sangat sombong dan mereka bertindak tiba-tiba tanpa membicarakannya dengan yang lainnya. anak-anak yang demikian tidak mengacuhkan teguran-teguran dan hukuman-hukuman yang dibuat oleh orang tuanya dan tidak memperdulikan peringatan-peringatan paman-paman mereka. tetapi, mereka belum matang (dewasa) dan selalu perlu diperhatikan dan dilindungi oleh orang yang lebih tua.

Sebagaimana anak-anak demikian makin besar, mereka menjadi keras kepala dan tidak bisa diatur. mereka sama sekali tidak berterima kasih dan betul-betul melawan. mereka menantang dan penuh kebencian, membuang keluarga dan kawan-kawan mereka. mereka berteman dengan orang-orang jahat dan segera meniru kebiasaan-kebiasaan jahat mereka. mereka menganggap yang salah adalah benar.

Anak-anak yang demikian mungkin dipikat kawannya untuk meninggalkan keluarganya dan lari untuk hidup di kota lain, dan dengan demikian tidak mengakui orangtuanya, serta meninggalkan kota tempat lahir mereka. mereka mungkin menjadi pedagang atau pegawai negeri yang hidup dengan jemu dalam kesenangan dan kemewahan. mereka mungkin kimpoi dengan tergesa-gesa dan ikatan baru ini bahkan merupakan halangan lain yang semakin menghalangi mereka kembali ke rumah untuk waktu yang lama.

Atau, ketika mencoba hidup di kota lain, anak-anak ini tidak hati-hati dan mendapati dirinya difitnah atau dituduh berbuat jahat. mereka mungkin dipenjarakan dengan tidak adil. atau mereka jatuh sakit dan terlibat dalam malapetaka atau kesukaran-kesukaran, terkena penderitaan kemiskinan yang hebat, kelaparan, dan kurus kering. tetapi tak akan ada orang yang memperhatikan mereka. karena dibenci dan tak disukai orang-orang lain, mereka akan disia-siakan di jalan. dalam keadaan demikian, hidup mereka akan berakhir. tak seorang pun yang bersusah payah mencoba menolong mereka. Badan mereka membengkak, membusuk, hancur dan terkena matahari dan beterbangan dihembus angin. Tulang-tulang putih hancur sama sekali dan bertebaran. ketika anak-anak ini mati di tempat kotor di kota lain, mereka tidak akan pernah berkumpul kembali dengan gembira bersama sanak saudara atau keluarga. juga mereka tidak akan pernah tahu bagaimana orang tua mereka yang makin tua menangisi dan cemas tentang mereka. Orang tua mungkin menjadi buta karena menangis atau menjadi sakit karena putus asa dalam kesedihan yang amat sangat. terus menerus mengingat anak-anaknya, mereka mungkin meninggal tetapi bahkan tatkala menjadi hantu sekalipun, jiwa mereka tetap mengingatnya dan tak dapat melupakannya.

Anak-anak tidak berbakti lainnya mungkin tidak ada keinginan untuk belajar, tetapi sebagai gantinya tertarik akan ajran-ajaran aneh dan ganjil. anak-anak demikian mungkin menjadi jahat, kasar, dan keras kepala, menyenangi perbuatab-perbuatan yang sama sekali tidak menguntungkan. mungkin mereka terlibat dalam perkelahian dan pencurian, membuat diri mereka bertentangan dengan aturan hidup kota karena berminum dan berjudi. seolah-olah kejahatan mereka tidak cukup, mereka menarik saudara-saudaranya untuk ikut berbuat jahat sehingga menambah kesedihan orang tua mereka.

Kalaupun anak-anak yang demikian itu tinggal di rumah, mereka meninggalkan rumahpagi-pagi sekali dan tidak kembali sampai jauh malam. tidak pernah mereka menanyakan kesejahteraan orang tuanya atau memastikan apakah mereka tidak menderita panas atau dingin. mereka tidak menanyakan kesehatan orang tua mereka di waktu pagi atau di sore hari, bahkan juga tidak pada hari pertama atau kelima belas dari penanggalan bulan (Candra Sengkala). sebenarnya tidak pernah terpikir oleh anak yang tidak berbakti ini untuk menanyakan apakah orang tua mereka dapat tidur nyenyak dan beristirahat dengan tenang. anak-anak yang demikian memang sama sekali tidak memperhatikan kesehatan orang tuanya. bila orang tua mereka menjadi tua dan rupanya makin lama makin renta dan kurus mereka dibuat merasa malu di depan umum dan diejek serta diganggu.

0
4.7K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan