- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pesawat Cessna Jatuh di Batam Gaan!!!
TS
andreshrgms
Pesawat Cessna Jatuh di Batam Gaan!!!
Assalamualaikum Gaan!
Huh , telat ngepost nih , abisnya baru dapat jatah main sekarang . Awal nya sih sempet kaget pas kawan ku ngasih tau kalo ada pesawat jatuh di perairan Batam , ya sontak cari-cari informasi di internet , eeh akhirnya nemu juga . Yup , pesawat tersebut adalah pesawat latih jenis Cessna 152 milih FlyBest Batam ( Flight School Batam ) . dari pada bicara panjang lebar gak jelas lg , baik simak ke bawah yoo!
Quote:
BATAM - Pesawat latih Cessna 152 PK-KFC milik Flybest Flight Academy Hang Nadim Batam jatuh di perairan Batam persisnya di sebelah timur Pulau Ngenang, Kamis (12/9) sekitar pukul 07.00 WIB. Pesawat ini jatuh di laut Pulau Ngenang diduga akibat gangguan pada mesin.
Kepala Bandara Hang Nadim, Suprasetyo mengatakan, pesawat meninggalkan Bandara Hang Nadim atau take off sekitar pukul 06.45 pagi. Saat meninggalkan bandara kondisi pesawat dalam keadaan laik terbang. "Cuaca bagus, tidak ada masalah. Demikian juga dengan komunikasi antara Hang Nadim dengan awak pesawat sebelum meninggalkan bandara tidak ada masalah," jelasnya.
Namun, sekitar 10 menit setelah take off, tepatnya pukul 06.55 WIB, pesawat lepas kendali dari radar komunikasi Air Traffic Control (ATC) Hang Nadim. "Jam 06.55 terjadi lost contact antara Hang Nadim dengan pilot, kami langsung memberitahukan pihak Flybest dan SAR. Saat itu langsung dilakukan pencarian, dan tak lama diketahui bahwa pesawat tersebut jatuh di perairan Ngenang," ungkap Suprasetyo.
"Kita belum dapat memastikan penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut. Karena kami masih menunggu tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Hari ini tim KNKT langsung turun untuk memeriksa pesawat," beber kabandara.
Sementara itu, Indah Irwansyah, Kepala Keselamatan Penerbangan Hang Nadim Batam menyebutkan, pesawat latih itu sendiri kata dia diketahui berada di koordinat 1'1'N 104' 11"00E. Namun saat itu pesawat belum ditemukan keberadaannya.
Masih kata Indah, dari percakapan antara instruktur Lia Rossa dengan ATC Tanjungpinang kalau saat itu mereka minta request untuk kembali ke Batam dengan alasan engine trouble (mesin rusak). "Namun sebelum sampai di Hang Nadim, tepat pukul 6.55 WIB pilot pesawat atau instruktur pesawat lost contact baik dengan ATC Tanjungpinang maupun dengan ATC Hang Nadim, artinya mereka sudah jatuh tepat pukul 07.00 WIB," ungkapnya.
Sebelum jatuh, pesawat nahas tersebut kata Indah sudah terbang melewati rute dari Hang Nadim, Tanjung Kasam, Jembatan 5 Barelang, Pulau Numbing, Pulau Mantang, Tanjung Uban lalu kembali ke Jembatan 5 dan jatuh di perairan timur Pulau Ngenang.
Pascajatuhnya pesawat latih yang dikendalikan Agus Nabil, 20, siswa penerbang Flybest dan Lia Rossa, 29, instruktur penerbang, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Chief Instruktur Flybest Kapten Dennis yang ada di home base Hang Nadim. "Dari situ Kapten Dennis langsung menerbangkan pesawat latih lainnya untuk mencari keberadaan pesawat. Dan benar saja pesawat itu jatuh di perairan tepatnya di perairan Ngenang. Setelah itu kami langsung koordinasikan dengan Tim Basarnas dan TNI AL," kata Indah.
Sementara itu, Dennis saat ditemui wartawan di kantornya, saat ditanya apa penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut enggan berkomentar. "Maaf saya tidak bisa memberikan informasi, apa yang sudah terjadi dengan pesawat kami," katanya dalam bahasa Inggris.
Bangkai Pesawat Ditemukan Dalam Kondisi Telentang
Pantauan Batam Pos (Jawa Pos Group) di TKP, pesawat pertama kali ditemukan oleh Aci nelayan Pulau Ngenang yang sedang mancing. Saat itu pesawat dalam kondisi terbalik, hidung atau baling-balingnya hancur. Para nelayan ini langsung menolong kedua korban dari dalam pesawat dan dilarikan ke Punggur selanjutnya dibawa ke RS Awal Bros Batam.
Lokasi jatuhnya pesawat ini sekitar 15 menit dari pelabuhan rakyat Telagapunggur dalam. Di sini air lumayan bergelombang maklum saja karena langsung berbatasan dengan Tanjung Uban yang memang terkenal arus derasnya. Beruntung saat perjalanan Batam Pos dan crew menyewa pompong dengan kapasitas besar PK 40.
Menurut Kepala Pos TNI AL Punggur, Letda Setiyo Mulyono, yang ditemui saat evakuasi bangkai pesawat di laut Ngenang, upaya evakuasi berjalan mulus dibantu
tim Basarnas, TNI AL, KPLP dan Polair Polda Kepri. Para petugas mengikat bangkai pesawat ke kapal agar tidak lepas.
"Saat ditemukan bangkai pesawat mengapung dengan kondisi roda ke permukaan air. Rencananya akan ditarik ke Batam atau dekat ke home base pesawat untuk dilakukan investigasi oleh KNKT," kata dia.
"Kedua korban atas nama Lia Rossa dan Agus Nabil selamat dan hanya luka-luka ringan. Tadi sudah dibawa ke Punggur Batam," tambahnya.
Cuaca dan Jarak Pandang Normal
Di tempat terpisah Kepala BMKG Hang Nadim Batam Philip Mustamu melaui prakirawan Nizam Mawardi menyebutkan, saat kejadian pagi sekitar pukul 6.30 WIB hingga pesawat jatuh kecepatan angin berkisar 6-7 knot atau 12-13 km/jam. Kondisi ini kata dia termasuk normal.
"Kondisi awan cerah berawan. Arah angin dari selatan. Angin di ketinggian dari permukaan laut berkisar 5-10 knot, tidak jauh dengan angin permukaan dan jarak pandang 7 km atau normal dimana kalau untuk pesawat kecil seperti Cessna," tuturnya.
Ia menyebut Lia Rossa, sang instruktur orangnya terkenal cukup ramah bahkan sering curhat dengan staf-staf BMKG. Wanita asal Amerika ini kata dia sering minta data angin, cuaca, jarak pandang saat akan membawa anak didiknya terbang. "Saya kaget pas dengar kejadian itu. Dia orangnya supel. Dia itu instrukstur cewek satu-satunya di Flybest. Beliau kalau dari info anak-anak didiknya yang juga sering diajak meminta data cuaca tinggalnya di mes di Sukajadi," katanya.
Sementara itu Agus Nabil beserta rekan-rekannya yang lain merupakan anak-anak yang familiar dengan crew BMKG Hang Nadim. "Mungkin karena mereka terbiasa sesuai prosedur di negara asalnya, jadinya informasi cuaca itu sangat penting," tambahnya.
Sekali Kuliah Rp 655 Jutaan
Kampus Flybest Flight Academic sendiri diketahu buka di Batam pada 16 Januari 2012 lalu dengan alasan untuk mencetak pilot yang memang masih minim di Indonesia. Lokasi kampusnys berada di areal Bandara Hang Nadim, tepatnya bersebelahan dengan kantor BMKG dan ATC Hang Nadim Batam. Kampus ini diresmikan setelah mendapat sertifikasi dari Dirjen Perhubungan.
Sekolah ini merupakan sekolah penerbangan ke-15 yang ada di Indonesia. Saat itu Direktur Flybest Academic, Karin Item menyebutkan, satu instrukturnya hanya menangani maksimal 6 siswa. Agar proses belajar mengajar lebih efektif.
Awal dibuka Flybest Academic memiliki 4 instruktur. Sedangkan fasilitas belajar yang dimiliki Flybest Academic yakni simulator penerbangan, ruang belajar yang memadai serta memiliki tujuh unit pesawat. "Empat tahun kedepan, kita akan memiliki 14 pesawat latih yang jenisnya Cessna 152 dan Cessna 172," kata Karin Item saat itu.
Sedangkan biaya perkuliahan menurutnya ada 3 lisensi di antaranya Private Pilot Lisense (PPL) yang biayanya 12.000 Dolar AS, Instrument Rating (IR) yang biayanya 12.000 Dolar AS serta Commercial Pilot Lisense (CPL) biayanya 33.000 dolar AS. Sehingga biaya total sampai tamat ada 57.000 Dolar AS atau setara dengan Rp 655 juta untuk satu siswa dengan masa kuliah sekitar 1,5 tahun.
Sedangkan koordinat latihan penerbangan yang diizinkan oleh pihak bandara Hang Nandim yakni sekitar radial 169 derajat, tepatnya di atas jembatan 5 Barelang. Ini agar tidak menganggu kelancaran kegiatan dan sudah kordinasi dengan Air Trafic Control (ATC) Batam, Tanjungpinang dan Tanjungpinang.
Kepala Bandara Hang Nadim, Suprasetyo mengatakan, pesawat meninggalkan Bandara Hang Nadim atau take off sekitar pukul 06.45 pagi. Saat meninggalkan bandara kondisi pesawat dalam keadaan laik terbang. "Cuaca bagus, tidak ada masalah. Demikian juga dengan komunikasi antara Hang Nadim dengan awak pesawat sebelum meninggalkan bandara tidak ada masalah," jelasnya.
Namun, sekitar 10 menit setelah take off, tepatnya pukul 06.55 WIB, pesawat lepas kendali dari radar komunikasi Air Traffic Control (ATC) Hang Nadim. "Jam 06.55 terjadi lost contact antara Hang Nadim dengan pilot, kami langsung memberitahukan pihak Flybest dan SAR. Saat itu langsung dilakukan pencarian, dan tak lama diketahui bahwa pesawat tersebut jatuh di perairan Ngenang," ungkap Suprasetyo.
"Kita belum dapat memastikan penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut. Karena kami masih menunggu tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Hari ini tim KNKT langsung turun untuk memeriksa pesawat," beber kabandara.
Sementara itu, Indah Irwansyah, Kepala Keselamatan Penerbangan Hang Nadim Batam menyebutkan, pesawat latih itu sendiri kata dia diketahui berada di koordinat 1'1'N 104' 11"00E. Namun saat itu pesawat belum ditemukan keberadaannya.
Masih kata Indah, dari percakapan antara instruktur Lia Rossa dengan ATC Tanjungpinang kalau saat itu mereka minta request untuk kembali ke Batam dengan alasan engine trouble (mesin rusak). "Namun sebelum sampai di Hang Nadim, tepat pukul 6.55 WIB pilot pesawat atau instruktur pesawat lost contact baik dengan ATC Tanjungpinang maupun dengan ATC Hang Nadim, artinya mereka sudah jatuh tepat pukul 07.00 WIB," ungkapnya.
Sebelum jatuh, pesawat nahas tersebut kata Indah sudah terbang melewati rute dari Hang Nadim, Tanjung Kasam, Jembatan 5 Barelang, Pulau Numbing, Pulau Mantang, Tanjung Uban lalu kembali ke Jembatan 5 dan jatuh di perairan timur Pulau Ngenang.
Pascajatuhnya pesawat latih yang dikendalikan Agus Nabil, 20, siswa penerbang Flybest dan Lia Rossa, 29, instruktur penerbang, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Chief Instruktur Flybest Kapten Dennis yang ada di home base Hang Nadim. "Dari situ Kapten Dennis langsung menerbangkan pesawat latih lainnya untuk mencari keberadaan pesawat. Dan benar saja pesawat itu jatuh di perairan tepatnya di perairan Ngenang. Setelah itu kami langsung koordinasikan dengan Tim Basarnas dan TNI AL," kata Indah.
Sementara itu, Dennis saat ditemui wartawan di kantornya, saat ditanya apa penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut enggan berkomentar. "Maaf saya tidak bisa memberikan informasi, apa yang sudah terjadi dengan pesawat kami," katanya dalam bahasa Inggris.
Bangkai Pesawat Ditemukan Dalam Kondisi Telentang
Pantauan Batam Pos (Jawa Pos Group) di TKP, pesawat pertama kali ditemukan oleh Aci nelayan Pulau Ngenang yang sedang mancing. Saat itu pesawat dalam kondisi terbalik, hidung atau baling-balingnya hancur. Para nelayan ini langsung menolong kedua korban dari dalam pesawat dan dilarikan ke Punggur selanjutnya dibawa ke RS Awal Bros Batam.
Lokasi jatuhnya pesawat ini sekitar 15 menit dari pelabuhan rakyat Telagapunggur dalam. Di sini air lumayan bergelombang maklum saja karena langsung berbatasan dengan Tanjung Uban yang memang terkenal arus derasnya. Beruntung saat perjalanan Batam Pos dan crew menyewa pompong dengan kapasitas besar PK 40.
Menurut Kepala Pos TNI AL Punggur, Letda Setiyo Mulyono, yang ditemui saat evakuasi bangkai pesawat di laut Ngenang, upaya evakuasi berjalan mulus dibantu
tim Basarnas, TNI AL, KPLP dan Polair Polda Kepri. Para petugas mengikat bangkai pesawat ke kapal agar tidak lepas.
"Saat ditemukan bangkai pesawat mengapung dengan kondisi roda ke permukaan air. Rencananya akan ditarik ke Batam atau dekat ke home base pesawat untuk dilakukan investigasi oleh KNKT," kata dia.
"Kedua korban atas nama Lia Rossa dan Agus Nabil selamat dan hanya luka-luka ringan. Tadi sudah dibawa ke Punggur Batam," tambahnya.
Cuaca dan Jarak Pandang Normal
Di tempat terpisah Kepala BMKG Hang Nadim Batam Philip Mustamu melaui prakirawan Nizam Mawardi menyebutkan, saat kejadian pagi sekitar pukul 6.30 WIB hingga pesawat jatuh kecepatan angin berkisar 6-7 knot atau 12-13 km/jam. Kondisi ini kata dia termasuk normal.
"Kondisi awan cerah berawan. Arah angin dari selatan. Angin di ketinggian dari permukaan laut berkisar 5-10 knot, tidak jauh dengan angin permukaan dan jarak pandang 7 km atau normal dimana kalau untuk pesawat kecil seperti Cessna," tuturnya.
Ia menyebut Lia Rossa, sang instruktur orangnya terkenal cukup ramah bahkan sering curhat dengan staf-staf BMKG. Wanita asal Amerika ini kata dia sering minta data angin, cuaca, jarak pandang saat akan membawa anak didiknya terbang. "Saya kaget pas dengar kejadian itu. Dia orangnya supel. Dia itu instrukstur cewek satu-satunya di Flybest. Beliau kalau dari info anak-anak didiknya yang juga sering diajak meminta data cuaca tinggalnya di mes di Sukajadi," katanya.
Sementara itu Agus Nabil beserta rekan-rekannya yang lain merupakan anak-anak yang familiar dengan crew BMKG Hang Nadim. "Mungkin karena mereka terbiasa sesuai prosedur di negara asalnya, jadinya informasi cuaca itu sangat penting," tambahnya.
Sekali Kuliah Rp 655 Jutaan
Kampus Flybest Flight Academic sendiri diketahu buka di Batam pada 16 Januari 2012 lalu dengan alasan untuk mencetak pilot yang memang masih minim di Indonesia. Lokasi kampusnys berada di areal Bandara Hang Nadim, tepatnya bersebelahan dengan kantor BMKG dan ATC Hang Nadim Batam. Kampus ini diresmikan setelah mendapat sertifikasi dari Dirjen Perhubungan.
Sekolah ini merupakan sekolah penerbangan ke-15 yang ada di Indonesia. Saat itu Direktur Flybest Academic, Karin Item menyebutkan, satu instrukturnya hanya menangani maksimal 6 siswa. Agar proses belajar mengajar lebih efektif.
Awal dibuka Flybest Academic memiliki 4 instruktur. Sedangkan fasilitas belajar yang dimiliki Flybest Academic yakni simulator penerbangan, ruang belajar yang memadai serta memiliki tujuh unit pesawat. "Empat tahun kedepan, kita akan memiliki 14 pesawat latih yang jenisnya Cessna 152 dan Cessna 172," kata Karin Item saat itu.
Sedangkan biaya perkuliahan menurutnya ada 3 lisensi di antaranya Private Pilot Lisense (PPL) yang biayanya 12.000 Dolar AS, Instrument Rating (IR) yang biayanya 12.000 Dolar AS serta Commercial Pilot Lisense (CPL) biayanya 33.000 dolar AS. Sehingga biaya total sampai tamat ada 57.000 Dolar AS atau setara dengan Rp 655 juta untuk satu siswa dengan masa kuliah sekitar 1,5 tahun.
Sedangkan koordinat latihan penerbangan yang diizinkan oleh pihak bandara Hang Nandim yakni sekitar radial 169 derajat, tepatnya di atas jembatan 5 Barelang. Ini agar tidak menganggu kelancaran kegiatan dan sudah kordinasi dengan Air Trafic Control (ATC) Batam, Tanjungpinang dan Tanjungpinang.
Spoiler for Untuk Penampakan:
Ngeri juga ya gan lagi terbang tiba tiba mati tu mesin . tapi buat Bu Instruktur Penerbangan nya serta si pelajar nya semoga cepet membaik ya buukk . dan mudah-mudahan ini menjadi kecelakaan terakhir di dunia penerbangan Indonesia
Quote:
Quote:
Terima Kasih telah masuk ke Thread saya Gan!
Quote:
Di Rate 5 Yaaa
Quote:
Sangat menerima
Quote:
Sangat Menolak
Sekian dan terima kasih Gaan!
Diubah oleh andreshrgms 13-09-2013 16:31
0
3K
Kutip
22
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan