- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kumpulan Kisah Mistis (#True Story)


TS
nfn.lukman
Kumpulan Kisah Mistis (#True Story)

Ini adalah thread #2 ane tentang kejadian-kejadian misteri yang pernah dialamin oleh ane, sodara, temen, dan tetangga-tetangga ane. Tread ane yang #1 ane anggep gagal gan, karena cerita yang ane kisah-in kurang serem katanya. Ehehe

Perlu diketahui, memang ditempat ane tinggal merupakan pedesaan dan tidak terlalu ramai karena jauh dari jalan raya, kira-kira naik motor sekitar 15menit baru bisa nyampai di jalan raya. Ane tinggal di kabupaten Lumajang yang notabennya merupakan kabupaten kecil yang ada di provinsi Jatim. Didaerah ane pun banyak sekali kejadian-kejadian mistis yang terjadi.
Ini merupakan kumpulan kisah-kisah mistis benar-benar pernah terjadi.


1. Hantu Penghuni Kebun Tebu
Quote:
Kisah ini dialamin oleh kakak teman SMP ane.
Sebagai supir truk, kakak teman ane memang sering pulang larut malam. Tapi malam itu berbeda dari malam-malam sebelumnya. Karena malam itu dia (kakak teman ane) harus lembur untuk mengangkut tebu ke pabrik hingga larut malam. Hari kamis malam jumat yang menyeramkan dia lewati dengan temannya yang ikut mengantar tebu ke pabrik. Entah kenapa saat itu perasaannya kurang begitu enak. Apalagi saat tiba-tiba truk yang dikendarainya mogok ditengah perjalanan menuju ke pabrik. Suasana saat itu benar-benar mencekam, mereka berdua berada di dalam truk yang mogok dan berada ditengah kebun tebu yang jauh dari perkampungan. Temannya sontak kaget saat melihat tempat mereka berada saat ini merupakan tempat yang diceritakan oleh pengendara truk lain kalau tempat tersebut angker dan sering sekali terlihat penampakan didaerah itu. Mereka berdua merinding seketika saat ada suara langkah kaki orang yang berjalan dari arah belakang truk. Mereka hanya diam sambil melihat ke arah cendela sebelah kanan, mereka berdua merinding sebisa bisanya saat ada sosok perempuan dengan pakaian model lama (kebaya) yang mengenakan selendang sambil menggendong seorang anak kecil di punggungnya. Mereka tidak bisa berteriak dan hanya bisa saling memandang. Saat mereka ingin kembali melihat sosok tadi, sosok tersebut sudah lenyap. Mereka pun sedikit tenang, dan dengan perasaan sedikit ragu, mereka melihat ke sekitar arah truk dari cendela. Betapa terkejutnya mereka ketika dari kaca depan truk muncul sosok tadi dengan tiba-tiba. Keesokan harinya mereka ditemukan pingsan oleh para pegawai pabrik yang melintas. Yang mereka berdua ingat, hanya wajah yang hancur dan menyeramkan yang tadi malam muncul secari tiba-tiba didepan mereka. Ternyata, saat mereka melewati daerah perkebunan tebu, mereka lupa tidak mengucapkan salam yang memang hal itu harus selalu dilakukan oleh para pengemudi yang melewati kawasan tersebut pada malam hari.
Sebagai supir truk, kakak teman ane memang sering pulang larut malam. Tapi malam itu berbeda dari malam-malam sebelumnya. Karena malam itu dia (kakak teman ane) harus lembur untuk mengangkut tebu ke pabrik hingga larut malam. Hari kamis malam jumat yang menyeramkan dia lewati dengan temannya yang ikut mengantar tebu ke pabrik. Entah kenapa saat itu perasaannya kurang begitu enak. Apalagi saat tiba-tiba truk yang dikendarainya mogok ditengah perjalanan menuju ke pabrik. Suasana saat itu benar-benar mencekam, mereka berdua berada di dalam truk yang mogok dan berada ditengah kebun tebu yang jauh dari perkampungan. Temannya sontak kaget saat melihat tempat mereka berada saat ini merupakan tempat yang diceritakan oleh pengendara truk lain kalau tempat tersebut angker dan sering sekali terlihat penampakan didaerah itu. Mereka berdua merinding seketika saat ada suara langkah kaki orang yang berjalan dari arah belakang truk. Mereka hanya diam sambil melihat ke arah cendela sebelah kanan, mereka berdua merinding sebisa bisanya saat ada sosok perempuan dengan pakaian model lama (kebaya) yang mengenakan selendang sambil menggendong seorang anak kecil di punggungnya. Mereka tidak bisa berteriak dan hanya bisa saling memandang. Saat mereka ingin kembali melihat sosok tadi, sosok tersebut sudah lenyap. Mereka pun sedikit tenang, dan dengan perasaan sedikit ragu, mereka melihat ke sekitar arah truk dari cendela. Betapa terkejutnya mereka ketika dari kaca depan truk muncul sosok tadi dengan tiba-tiba. Keesokan harinya mereka ditemukan pingsan oleh para pegawai pabrik yang melintas. Yang mereka berdua ingat, hanya wajah yang hancur dan menyeramkan yang tadi malam muncul secari tiba-tiba didepan mereka. Ternyata, saat mereka melewati daerah perkebunan tebu, mereka lupa tidak mengucapkan salam yang memang hal itu harus selalu dilakukan oleh para pengemudi yang melewati kawasan tersebut pada malam hari.
2. Pocong Penunggu Beringin Sekolah
Quote:
Cerita kali ini dialamin oleh 2 temen SMP ane.
Namanya anak muda, pasti saat malam minggu pengennya apel, atau paling tidak keluar bareng teman-temannya. 2 orang teman ane saat itu pengeng nongkrong di warung lalapan yang ada dipinggir jalan raya. Mereka pun berangkat sehabis isyak dengan menggunakan sepeda kebo miliknya, mereka pun bergantian untuk membonceng. Saat berangkat teman ane yang berinisial "R" kebagian untuk membonceng teman ane si "P". Setelah mengayuh kurang lebih 15 menitan, akhirnya mereka sampai di warung lalapan yang dituju. Mereka berdua pun langsung memesan 2 porsi lalapan ayam, dan mulai saling mengobrol. Tak terasa lalapan ayam mereka sudah tinggal tulang dan jam menunjukkan pukul 9 malam lebih. Mereka pun memutuskan untuk pulang, soalnya jalan yang nanti dilewati sangat sepi. Kini giliran teman ane si "P" yang membonceng. Si "P" mulai mengayuh agak cepat ketika melewati persawaan. Hingga bulu kudu mereka berdua mulai merinding saat mendekati area sekolah tempat kami belajar, kawasan daerah sekolah kami memang diapit oleh persawahan dan kebun tebu, perumahan warga terdekat pun masih berjarak 200 meter dari sekolah kami. Entah mengapa mata mereka berdua tertuju pada pohon beringin didepan sekolah yang dekat dengan jalan yang mereka lintasi. Bulu kudu mereka pun seakan mau rontok saat mereka melihat 2 sosok pocong sedang berada dipohon beringin yang hanya berjarak 2 meter dari mereka, pocong tersebut mempunyai mata yang berwarna merah menyala dan wajah yang rusak seperti luka bakar yang parah dengan kain putih yang lusuh. 2 pocong tersebut terus memandangi mereka berdua dengan mata merah mereka (pocong) yang seperti mata kucing. Mereka pun ingin berteriak tetapi mereka seperti orang bisu dengan mulut menganga tanpa suara sedikit pun yang keluar dari mulut mereka. Sepeda yang dikayuh si "P" pun tidak bergerak sedikit pun walaupun dikayuh sekuat tenaga. Mereka hanya bisa berdoa sejadi-jadinya sambil berharap ada seseorang yang melintas dijalan tersebut. Tak seberapa lama kemudian, ada motor yang lewat dan seketika itu juga sepeda yang mereka berdua naiki melaju dengan kencang. Mereka berdua pun bercucuran keringat serta tangan dan kaki mereka pun gemetaran, sampai-sampai mereka hampir nyungsep di got sawah. Sejak saat itu mereka berdua enggan duduk dibawah pohon beringin yang biasanya dijadikan tempat tongkrongan ane dan teman-teman ane waktu istirahat.
Perlu diketahui juga, bahwasannya sekolah ane tersebut dibangun diatas tanah bekas pemakaman umum. Banyak kejadian-kejadian mistis yang terjadi selama 3 tahun ane sekolah di situ. Kapan-kapan akan ane kisahin kejadian-kejadian mistis yang lainnya dari sekolahan ane.
Namanya anak muda, pasti saat malam minggu pengennya apel, atau paling tidak keluar bareng teman-temannya. 2 orang teman ane saat itu pengeng nongkrong di warung lalapan yang ada dipinggir jalan raya. Mereka pun berangkat sehabis isyak dengan menggunakan sepeda kebo miliknya, mereka pun bergantian untuk membonceng. Saat berangkat teman ane yang berinisial "R" kebagian untuk membonceng teman ane si "P". Setelah mengayuh kurang lebih 15 menitan, akhirnya mereka sampai di warung lalapan yang dituju. Mereka berdua pun langsung memesan 2 porsi lalapan ayam, dan mulai saling mengobrol. Tak terasa lalapan ayam mereka sudah tinggal tulang dan jam menunjukkan pukul 9 malam lebih. Mereka pun memutuskan untuk pulang, soalnya jalan yang nanti dilewati sangat sepi. Kini giliran teman ane si "P" yang membonceng. Si "P" mulai mengayuh agak cepat ketika melewati persawaan. Hingga bulu kudu mereka berdua mulai merinding saat mendekati area sekolah tempat kami belajar, kawasan daerah sekolah kami memang diapit oleh persawahan dan kebun tebu, perumahan warga terdekat pun masih berjarak 200 meter dari sekolah kami. Entah mengapa mata mereka berdua tertuju pada pohon beringin didepan sekolah yang dekat dengan jalan yang mereka lintasi. Bulu kudu mereka pun seakan mau rontok saat mereka melihat 2 sosok pocong sedang berada dipohon beringin yang hanya berjarak 2 meter dari mereka, pocong tersebut mempunyai mata yang berwarna merah menyala dan wajah yang rusak seperti luka bakar yang parah dengan kain putih yang lusuh. 2 pocong tersebut terus memandangi mereka berdua dengan mata merah mereka (pocong) yang seperti mata kucing. Mereka pun ingin berteriak tetapi mereka seperti orang bisu dengan mulut menganga tanpa suara sedikit pun yang keluar dari mulut mereka. Sepeda yang dikayuh si "P" pun tidak bergerak sedikit pun walaupun dikayuh sekuat tenaga. Mereka hanya bisa berdoa sejadi-jadinya sambil berharap ada seseorang yang melintas dijalan tersebut. Tak seberapa lama kemudian, ada motor yang lewat dan seketika itu juga sepeda yang mereka berdua naiki melaju dengan kencang. Mereka berdua pun bercucuran keringat serta tangan dan kaki mereka pun gemetaran, sampai-sampai mereka hampir nyungsep di got sawah. Sejak saat itu mereka berdua enggan duduk dibawah pohon beringin yang biasanya dijadikan tempat tongkrongan ane dan teman-teman ane waktu istirahat.
Perlu diketahui juga, bahwasannya sekolah ane tersebut dibangun diatas tanah bekas pemakaman umum. Banyak kejadian-kejadian mistis yang terjadi selama 3 tahun ane sekolah di situ. Kapan-kapan akan ane kisahin kejadian-kejadian mistis yang lainnya dari sekolahan ane.
3. Persami Yang Menyeramkan
Quote:
Kalau yang satu ini, ane yang ngalamin sendiri gan.
Waktu itu ane masih duduk dibangku kelas 2 SMP. Hari itu merupakan hari sabtu, dan hari dimana ane akan naik tingkat dari ramu ke rakit (tingkatan pramukan penggalang gan). Sejak pukul 3 sore ane sudah standby di sekolah untuk mengikuti acara persami yang diadakan oleh kelompok pramuka sekolah ane. Tepat pukul 4, akhirnya upacara pembukaan dilaksanakan. Enaknya pada persami saat itu, ane dan teman-teman ane tidak perlu susah payah untuk membangun tenda, karena kita menempati ruang kelas. Ruang kelas 3A untuk anak cewek, dan 3B untuk anak cowok. Ane saat itu merasa bersyukur karena tidak menempati kelas 3A yang memang terkenal angker. Mitosnya, disitu ada penunggunya, yaitu mbak kunti. Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam, ane dan teman-teman ane yang dari tadi asik mengobrol didepan ruang kantor disuruh tidur olek kakak pembina, karena tengah malam nanti akan diadakan "jerit malam". Ane pun segera bangun dari tempat duduk ane. Entah mengapa mata ane ngeliat sesuatu yang aneh pada salah satu cendela diruang kelas 2A. Kaca cendela paling ujung barat sendiri seperti didorong-dorong oleh seseorang. Ane pun segara lapor ke salah satu kakak pembina, dan dia segera mengecek ke TKP, hasilnya pun nihil, tidak ada seorang pun diruang kelas itu. Yang lebih aneh, saat kakak pembina ane mendekat ke kelas 2A tersebut, kaca cendela yang tadinya gerak-gerak sendiri tiba-tiba berhenti. Akhirnya, ane segera menuju ke kelas 3B bersama teman-teman untuk tidur. Baru saja ane memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara jeritan dari dari kelas 3A. Teman-teman pun segera berhamburan keluar dan menuju ke kelas 3A. Dan kami mendapati salah satu teman cewek kami sedang menangis sambil menutup wajahnya. Tak lama kemudian kakak pembina kami datang dan mulai bertanya-tanya tentang sebab-musabab mengapa teman tadi ane berteriak. Ternyata, saat teman cewek ane tadi mau tidur, tiba-tiba ada sesosok wanita dengan rambut yang panjang dengan gaun putihnya melintas disamping teman cewek ane tadi. Teman-teman yang lainnya pun sontak ketakutan, dan memutuskan untuk berdoa bersama untuk keselamatan semuanya, dan setelah berdoa bersama kami pun kembali tidur. Akhirnya, tengah malam pun tiba. Kami dibangunkan oleh kakak pembina untuk memulai jerit malam. Kami mulai melangkah keluar sekolah menuju lapangan sepak bola yang berada didepan kantor kecamatan yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari sekolah ane. Awalnya kami berangkat bersama-sama dengan berjalan kaki melewati area perkebunan tebu, sungai kecil, dan persahawan. Akhirnya kami sampai juga di lapangan. Jerit malamnya pun dimulai dengan melepaskan 1 per 1 peserta jerit malam untuk kembali ke sekolah. Anak cewek dilepas ber-2, sedangkan untuk anak cowok dilepas 1 per satu, tiap anak pun diberi jarak 200 meter dari anak lainnya. Akhirnya giliran ane tiba, sebelum ane sudah ada 2 cewek yang diberangkatkan. Suasana saat itu sangat sepi, dengan hawa yang dingin dengan penerangan yang kurang membuat ane semakin merinding dan takut melihat kanan-kiri ane yang cuma ada tanaman tebu. Walaupun didepan dan dibelakang ane ada teman ane, tapi jarak yang jauh juga membuat ane agak was-was. Akhirnya, ane udah setengah jalan, tiba-tiba tidak sengaja ane melihat ke arak kiri ane dan ada sesuatu yang ganjil disebelah sungai. Ane melihat cewek yang duduk disebelah timur sungai, cewek tersebut berambut panjang dan berbaju putih, serta posisi cewek tersebut membelakangi ane. Ane sempat kaget dan takut, tapi ane berpikir mungkin itu kakak pembina yang lagi menakut-nakuti peserta jerit malam. Ane langsung lari waktu itu gan, tapi tak lama kemudian seperti ada yang mengikuti ane, ane pun mempercepat langkah kaki ane dan tidak berani untuk menoleh kebelang. Akhirnya ane pun sampai di sekolah ane dan bergabung dengan teman-teman ane yang lain. Tak terasa, hari sudah pagi, kami pun bersiap-siap untuk melakukan upacara penutupan dan diakhiri dengan kenaikan tingkat kami. Tepat jam 8 upacara diakhiri, ane dan teman-teman ane pulang kerumah masing-masing. Ane pulang melewati jalan yang tadi malam kami buat jerit malam, alahkah kagetnya ane ketika disebelah timur sungai ternyata tidak ada "bok" (tempat duduk dari semen) yang tadi malam ane liat ada seorang cewek duduk disitu. Lantas siapakah cewek yang tadi malam ane lihat? Dan dimanakah "bok" tersebut. Seminggu kemudian ane bertanya kepada kakak pembina ane, apakah waktu persami ada yang menyamar menjadi hantu? Dan ternyata tidak ada sama sekali penyamaran-penyamaran jadi hantu. Jadi siapakah cewek itu? Ane pikir itu sih mbak kunti barangkali ya...

Waktu itu ane masih duduk dibangku kelas 2 SMP. Hari itu merupakan hari sabtu, dan hari dimana ane akan naik tingkat dari ramu ke rakit (tingkatan pramukan penggalang gan). Sejak pukul 3 sore ane sudah standby di sekolah untuk mengikuti acara persami yang diadakan oleh kelompok pramuka sekolah ane. Tepat pukul 4, akhirnya upacara pembukaan dilaksanakan. Enaknya pada persami saat itu, ane dan teman-teman ane tidak perlu susah payah untuk membangun tenda, karena kita menempati ruang kelas. Ruang kelas 3A untuk anak cewek, dan 3B untuk anak cowok. Ane saat itu merasa bersyukur karena tidak menempati kelas 3A yang memang terkenal angker. Mitosnya, disitu ada penunggunya, yaitu mbak kunti. Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam, ane dan teman-teman ane yang dari tadi asik mengobrol didepan ruang kantor disuruh tidur olek kakak pembina, karena tengah malam nanti akan diadakan "jerit malam". Ane pun segera bangun dari tempat duduk ane. Entah mengapa mata ane ngeliat sesuatu yang aneh pada salah satu cendela diruang kelas 2A. Kaca cendela paling ujung barat sendiri seperti didorong-dorong oleh seseorang. Ane pun segara lapor ke salah satu kakak pembina, dan dia segera mengecek ke TKP, hasilnya pun nihil, tidak ada seorang pun diruang kelas itu. Yang lebih aneh, saat kakak pembina ane mendekat ke kelas 2A tersebut, kaca cendela yang tadinya gerak-gerak sendiri tiba-tiba berhenti. Akhirnya, ane segera menuju ke kelas 3B bersama teman-teman untuk tidur. Baru saja ane memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara jeritan dari dari kelas 3A. Teman-teman pun segera berhamburan keluar dan menuju ke kelas 3A. Dan kami mendapati salah satu teman cewek kami sedang menangis sambil menutup wajahnya. Tak lama kemudian kakak pembina kami datang dan mulai bertanya-tanya tentang sebab-musabab mengapa teman tadi ane berteriak. Ternyata, saat teman cewek ane tadi mau tidur, tiba-tiba ada sesosok wanita dengan rambut yang panjang dengan gaun putihnya melintas disamping teman cewek ane tadi. Teman-teman yang lainnya pun sontak ketakutan, dan memutuskan untuk berdoa bersama untuk keselamatan semuanya, dan setelah berdoa bersama kami pun kembali tidur. Akhirnya, tengah malam pun tiba. Kami dibangunkan oleh kakak pembina untuk memulai jerit malam. Kami mulai melangkah keluar sekolah menuju lapangan sepak bola yang berada didepan kantor kecamatan yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari sekolah ane. Awalnya kami berangkat bersama-sama dengan berjalan kaki melewati area perkebunan tebu, sungai kecil, dan persahawan. Akhirnya kami sampai juga di lapangan. Jerit malamnya pun dimulai dengan melepaskan 1 per 1 peserta jerit malam untuk kembali ke sekolah. Anak cewek dilepas ber-2, sedangkan untuk anak cowok dilepas 1 per satu, tiap anak pun diberi jarak 200 meter dari anak lainnya. Akhirnya giliran ane tiba, sebelum ane sudah ada 2 cewek yang diberangkatkan. Suasana saat itu sangat sepi, dengan hawa yang dingin dengan penerangan yang kurang membuat ane semakin merinding dan takut melihat kanan-kiri ane yang cuma ada tanaman tebu. Walaupun didepan dan dibelakang ane ada teman ane, tapi jarak yang jauh juga membuat ane agak was-was. Akhirnya, ane udah setengah jalan, tiba-tiba tidak sengaja ane melihat ke arak kiri ane dan ada sesuatu yang ganjil disebelah sungai. Ane melihat cewek yang duduk disebelah timur sungai, cewek tersebut berambut panjang dan berbaju putih, serta posisi cewek tersebut membelakangi ane. Ane sempat kaget dan takut, tapi ane berpikir mungkin itu kakak pembina yang lagi menakut-nakuti peserta jerit malam. Ane langsung lari waktu itu gan, tapi tak lama kemudian seperti ada yang mengikuti ane, ane pun mempercepat langkah kaki ane dan tidak berani untuk menoleh kebelang. Akhirnya ane pun sampai di sekolah ane dan bergabung dengan teman-teman ane yang lain. Tak terasa, hari sudah pagi, kami pun bersiap-siap untuk melakukan upacara penutupan dan diakhiri dengan kenaikan tingkat kami. Tepat jam 8 upacara diakhiri, ane dan teman-teman ane pulang kerumah masing-masing. Ane pulang melewati jalan yang tadi malam kami buat jerit malam, alahkah kagetnya ane ketika disebelah timur sungai ternyata tidak ada "bok" (tempat duduk dari semen) yang tadi malam ane liat ada seorang cewek duduk disitu. Lantas siapakah cewek yang tadi malam ane lihat? Dan dimanakah "bok" tersebut. Seminggu kemudian ane bertanya kepada kakak pembina ane, apakah waktu persami ada yang menyamar menjadi hantu? Dan ternyata tidak ada sama sekali penyamaran-penyamaran jadi hantu. Jadi siapakah cewek itu? Ane pikir itu sih mbak kunti barangkali ya...

Quote:
ane update lagi ceritanya besok gan, ane mau tidur dulu...


Jangan lupa lempar cendolnya gan

Rate juga sekalian gan

Diubah oleh nfn.lukman 14-09-2013 05:27


a.rizzky memberi reputasi
1
9.9K
Kutip
42
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan