Leipzig – Pengadilan Jerman memutuskan seorang gadis muslim harus mengikuti pelajaran renang di sekolah, walau harus bercampur dengan siswa laki-laki. Namun demikian, untuk tetap memenuhi syariat Islam, siswi itu diperkenankan menggunakan burkini, yakni pakaian renang yang membalut seluruh tubuh, termasuk kepala.

Dilansir dari laman Daily Mail, Kamis, 12 September 2013, hasil putusan ini merupakan jawaban dari gugatan seorang siswi muslim di Frankfurt yang menolak ikut pelajaran berenang pada tahun 2011 silam.Saat itu, ia yang masih berusia 11 tahun, bersama keluarganya mengajukan gugatan ke pengadilan agar dibebaskan dari pelajaran berenang. Pasalnya, ia tidak mau bergabung dengan siswa laki-laki yang bukan muhrimnya.

Namun, pengadilan negara bagian Hessen menolak gugatan itu. Kasus kemudian diteruskan ke Pengadilan Federal di Kota Leipzig. Setelah proses selama dua tahun, pengadilan pun memutuskan siswi muslim ini tetap wajib mengikuti pelajaran renang dan bisa mengenakan burkini sebagai solusinya.

Putusan ini merupakan salah satu yang penting bagi negara yang memiliki lebih dari 5 juta penduduk muslim. Kebanyakan dari mereka adalah keturunan Turki. Sementara siswi ini adalah keturunan Maroko.

Gadis itu telah mengeluh bahwa dia merasa tidak nyaman kalau harus berenang dengan siswa laki-laki yang bertelanjang dada. Namun, pengadilan mengatakan ia juga harus menghadapi realitas sosial di Jerman, sementara keyakinannya tetap harus dijalani. Pengadilan juga berdalih, pria bertelanjang dada banyak terlihat di Jerman, terutama saat musim panas tiba. Ini menunjukkan bukan di kolam renang saja para pria suka bertelanjang dada.

Hakim Werner Neumann, yang menangani perkara ini, mengatakan sistem pendidikan dalam masyarakat majemuk tidak bisa mengakomodasi setiap keprihatinan agama. Sementara burkini akan mengakomodasi keyakinan Muslim gadis itu.