- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Confession of Broken Heart


TS
silentteller
Confession of Broken Heart
Part 1 - Confession
"Kamu udah jadian sama dia?" selidikku.
"Engga jadian. Aku sama dia cuma deket. Tapi ga sampe jadian".
"Ga mungkin kalo ga jadian bio twitternya dia sampe kayak gitu".
Jemariku gigih menekan tombol telepon ke satu nama. Wanita itu.
"Aku ga tau".
"Jujur sama aku. Kamu udah jadian?".
"Engga. Aku ga jadian sama dia".
Telepon di seberang tetap tak diangkat.
"Sejak kapan kamu dekat sama dia?".
"Dari kita berantem akhir bulan lalu".
Drrrt.. Handphone dia bergetar, ada sms masuk.
"Ada apa sayang tadi telepon? AKu ga tau kalo kamu telepon".
"Ini apa?" kataku sambil menunjukkan layar handphonenya.
"Ga mungkin kalo kalian belum jadian dia panggil kamu sayang" lanjutku mengendalikan emosi yang sebenarnya sudah di ubun-ubun.
"Kamu telepon aja dia lagi tanya, kalo kamu ga percaya".
"Memang aku ga percaya kok. Makanya ini aku telepon. Kamu bohong khan sama aku".
"Percuma aku mau jelasin, kamu tetap anggap aku bohong".
"Tapi kenyataannya emang bohong khan", jemariku terus coba menelepon lagi.
"Halo"
"Halo Lina? Kamu udah jadian sama Anto ya?".
"Ini siapa ya?" katanya dengan nada riang.
"Udah jadian ya sama Anto?" tanyaku dengan nada tak mau kalah riang.
"Iya, aku udah jadian" kata wanita itu.
Aku tersenyum.
"Oh udah jadian? Soalnya dia bilang belum. Berapa lama jadiannya?".
"Ini Caca ya?".
"Iya ini aku".
"Udah 2 mingguan ini."
Ubun-ubunku panas, airmataku sudah kering, hatiku sudah mati rasa.
"Memang kamu belum putus sama dia?" tanyanya penasaran
"Memang dia bilang aku sama dia udah putus?"
"Iya, dia bilang gitu. Makanya aku pikir ga ada salahnya aku ngembangin rasa"
Aku masih tetap tersenyum ke arahnya.
"Trus mau kamu sendiri gimana?"
"Ya menurut kamu?" jawabnya nyolot
"Ya jelas aku ga mungkin mau dia sama wanita lain dong."
"Ya aku sih terserah dia gimana."
"Ya sudah. Nih, dia mau ngomong sama kamu"
"Halo, Lin. Aku lebih milih Caca daripada kamu. Iya, aku belum putus dengan dia."
Aku hanya mendengarkan percakapannya dengan seksama.
Untuk wanita seperti dia, aku merasa bukan bandingan.
"Kamu bisa dapat yang lebih baik dari wanita itu" batinku sambil mataku tetap menenelanjanginya
"Kamu udah jadian sama dia?" selidikku.
"Engga jadian. Aku sama dia cuma deket. Tapi ga sampe jadian".
"Ga mungkin kalo ga jadian bio twitternya dia sampe kayak gitu".
Jemariku gigih menekan tombol telepon ke satu nama. Wanita itu.
"Aku ga tau".
"Jujur sama aku. Kamu udah jadian?".
"Engga. Aku ga jadian sama dia".
Telepon di seberang tetap tak diangkat.
"Sejak kapan kamu dekat sama dia?".
"Dari kita berantem akhir bulan lalu".
Drrrt.. Handphone dia bergetar, ada sms masuk.
"Ada apa sayang tadi telepon? AKu ga tau kalo kamu telepon".
"Ini apa?" kataku sambil menunjukkan layar handphonenya.
"Ga mungkin kalo kalian belum jadian dia panggil kamu sayang" lanjutku mengendalikan emosi yang sebenarnya sudah di ubun-ubun.
"Kamu telepon aja dia lagi tanya, kalo kamu ga percaya".
"Memang aku ga percaya kok. Makanya ini aku telepon. Kamu bohong khan sama aku".
"Percuma aku mau jelasin, kamu tetap anggap aku bohong".
"Tapi kenyataannya emang bohong khan", jemariku terus coba menelepon lagi.
"Halo"
"Halo Lina? Kamu udah jadian sama Anto ya?".
"Ini siapa ya?" katanya dengan nada riang.
"Udah jadian ya sama Anto?" tanyaku dengan nada tak mau kalah riang.
"Iya, aku udah jadian" kata wanita itu.
Aku tersenyum.
"Oh udah jadian? Soalnya dia bilang belum. Berapa lama jadiannya?".
"Ini Caca ya?".
"Iya ini aku".
"Udah 2 mingguan ini."
Ubun-ubunku panas, airmataku sudah kering, hatiku sudah mati rasa.
"Memang kamu belum putus sama dia?" tanyanya penasaran
"Memang dia bilang aku sama dia udah putus?"
"Iya, dia bilang gitu. Makanya aku pikir ga ada salahnya aku ngembangin rasa"
Aku masih tetap tersenyum ke arahnya.
"Trus mau kamu sendiri gimana?"
"Ya menurut kamu?" jawabnya nyolot
"Ya jelas aku ga mungkin mau dia sama wanita lain dong."
"Ya aku sih terserah dia gimana."
"Ya sudah. Nih, dia mau ngomong sama kamu"
"Halo, Lin. Aku lebih milih Caca daripada kamu. Iya, aku belum putus dengan dia."
Aku hanya mendengarkan percakapannya dengan seksama.
Untuk wanita seperti dia, aku merasa bukan bandingan.
"Kamu bisa dapat yang lebih baik dari wanita itu" batinku sambil mataku tetap menenelanjanginya
Diubah oleh silentteller 13-09-2013 12:03


anasabila memberi reputasi
1
696
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan