dsurya83Avatar border
TS
dsurya83
ABDUL QADIR al JAELANI

Yg ini dah terlalu mainstream

yang ane maksud ini


Diriwayatkan bahwa saat mengandung beliau usia ibunya 60
tahun. Ada yang menyatakan bahwa pada usia 60 tahun tidak
ada wanita yang bisa hamil lagi. Ibu beliau bernama Fathimah binti
Syekh Abdullah Ash-Shauma’i. Setelah lahir Syekh Abdul Qodir
tidak mau menyusupada saat bulan Ramadhan, sehingga jika
masyarakat tidak dapat melihat hilal penentuan bulan
Ramadhan, masyarakat mendatangi ayah Syekh Abdul Qodir.
Jika ayah beliau menjawab “hari ini anakku tidak menyusu maka
orang-orangpun mengerti bahwa bulan Ramadhan telah tiba”.
Abul Hasan An-Nadawi, dalam kitabnya “Rijalul Fikri wal da’wah
wal Islam” (Tokoh-tokoh Intelektual Da’wah dan Islam)
mengisahkan tentang Syeikh Abdul Qadir Al-Jailanisebagai
berikut :
“Majelis beliau (Abdul Qadir) dihadiri oleh tujuh puluh ribu orang.
Di tangannya lebih dari lima ribu orang Yahudi dan Nasrani masuk
Islam, dan lebih dari seratus orang yang sesat bertaubat. Beliau
buka pintu bai’at dan taubat di bawah bimbingannya. Maka
masuklah ke dalam bimbingannya orang-orang yang jumlahnya
hanya diketahui oleh Allah, sehingga keadaan umat semakin
membaik dan keislaman mereka pun semakin mendalam.
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan Thariqat Qadiriyah
Saat usia 8 tahun, beliau sudah me-ninggalkan kota
kelahirannya menuju Baghdad, yang saat itu Baghdad dikenal
sebagai pusat ilmu pengetahuan. Selanjutnya pada tahun 521
H/1127 M, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengajar dan
menyampaikan fatwa-fatwa agama kepada masyarakat
hingga beliau dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun, be-liau
menghabiskan waktunya sebagai pengembara di Padang Pasir
Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh besar yang
harum namanya dalam dunia Islam.
Sejak itulah, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani disebut-sebut
sebagai tokoh sufi yang mendirikan Tariqhat Qodiriyah, sebuah
istilah yang tidak lain berasal dari namanya. Tariqhat ini terus
berkem-bang dan banyak diminati oleh kaum muslimin. Meski Irak
dan Syiria disebut sebagai pusat dari pergerakan Tariqhat ini,
namun pengikutnya berasal dari belahan negara muslim lainnya,
seperti Yaman, Turki, Mesir, India, hingga se-bagian Afrika dan
Asia.
Perkembangan Tariqhat ini semakin melesat, terlebih pada abad
ke ke 15 M. Di India misalnya, Tariqhat Qadiriyah berkembang
luas setelah Muhammad Ghawsh (1517 M) memimpin Tariqhat
ini. Dia juga mengaku sebagai keturunan dari Syaikh Abdul Qadir
al-Jailani. Di Turki ada Ismail Rumi (1041 H/1631 M) yang diberi
gelar mursyid kedua dari Tariqhat Qadiriyah. Adapun di Makkah,
penyebaran Tariqhat Qodiriyah sudah bermula sejak 1180
H/1669 M.
Berbeda dengan beberapa Tariqhat lainnya, Tariqhat Qadiriyah
dikenal sebagai Tariqhat yang luwes. Dalam pan-dangan shufi,
seseorang yang sudah mencapai derajat mursyid (guru) tidak
mesti harus mengikuti Tariqhat guru di atasnya lagi. Ia memiliki
hak untuk memperluas Tariqhat Qadiriyah dengan membuat
Tariqhat baru, asalkan sejalan dengan Tariqhat Qadiriyah.
Dari sifat keluwesannya ini, Tariqhat Qadiriyah memiliki banyak
anak cabang yang masing-masing memiliki mursyid-nya. Sebut
saja seperti Tariqhat Benawa yang berkembang pada abad
ke-19, Tariqhat Ghawtsiyah (1517), Thariqhat Junaidiyah
(1515 M), Thariqhat Kama-liyah (1584 M), Thariqhat Miyan
Khei (1550 M), dan Thariqhat Qumaishiyah (1584), yagn
semuanya berkembang di India. Di Turki terdapat Tariqhat Hin-
diyah, Khulusiyah, Nawshahi, Rumiyah (1631 M), Nabulsiyah,
dan Waslatiyyah. Adapun di Yaman ada Tariqhat Ahda-liyah,
Asadiyah, Mushariyyah, ‘Urabiy-yah, Yafi’iyah (718-768
H/1316 M) dan Zayla’iyah. Sedangkan di Afrika terdapat
Tariqhat Ammariyah, Bakka’iyah, Bu’aliyya, Manzaliyah dan
Tariqhat Jilala. Thariqat Jilala ini adalah sebuah nama lain yang
dialamatkan oleh masyarakat Maroko kepada Syaikh Abdul
Qadir al-Jailani.
Adapun di Indonesia, Thariqat Qa-diriyah berkembang pesat
yang berasal dari kawasan Makkah, Arab Saudi. Thariqat
Qadiriyah menyebar ke Indonesia pada abad ke-16, khususnya
di seluruh Pulau Jawa. Ada beberapa pesantren yang menjadi
pusat pergerakan Thariqat Qadiriyah ini. Sebut saja seperti
Pesan-tren Suryalaya Tasikmalaya (Jawa Ba-rat), Pesantren
Mranggen (Jawa Tengah), dan Pesantren Tebuireng Jombang
(Ja-wa Timur).
Sebagai informasi tambahan, orga-nisasi agama di Indonesia
yang tidak bisa dilepaskan dari Thariqat Qadiriyah adalah
Nahdhatul Ulama (NU) yang berdiri di Surabaya pada tahun
1926. Ada juga organisasi lain seperti al-Washliyah dan
Thariqat Qadiriyah Naqsa-bandiyah yang merupakan organisasi
resmi di Indonesia.
Karya-karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
Berikut adalah beberapa kitab yang menjadi karya tulis beliau:
1. Al-Ghunyah li Thalib Thariiq al-Haq fi al-Akhlaq wa al-
Tashawuf wa al-Adab al-Islamiyah.
2. Futuh al-Ghaib
3. Al-Fath al-Rabbani wa al-Faidl al-Rahmani
Demikianlah, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani yang hidup dengan
penuh pengabdiannya kepada Islam. Beliau wafat pada malam
Sabtu ba’da maghrib di daerah Babul Azajwafat, Baghdad,
pada tanggal 8 Rabiul Akhir 561 H / 1166 M. Jenazahnya
dimakamkan di madrasahnya sendiri setelah disaksikan oleh
ribuan jama’ah yang tak terhitung jumlahnya.

Terimakasih buat agan dan aganwati yg sudah mampir ke thread ane

Ane mau lo di kasih emoticon-Blue Guy Cendol (S) emoticon-Blue Guy Cendol (S) emoticon-Blue Guy Cendol (S)
0
4K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan