AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
Wowww ... Kayak Lagu Dankdut aja, Indonesia bakal punya Capres Termiskin di Dunia?

Ical aka ARB

Utang abadi perusahaan Bakrie
Rabu, 11 September 2013 07:35:00

Bukan rahasia lagi jika kerajaan bisnis milik konglomerat Aburizal Bakrie terbelit masalah utang. Persoalan ini seolah tidak lepas dari sepak terjang kelompok bisnis PT Bakrie & Brothers Tbk. Selama ini, kelompok usaha Bakrie selalu bisa berkelit dari masalah ini. Caranya hanya dengan cara menjual aset-aset milik anak usaha yang nantinya dijadikan modal untuk membayar utang dan ekspansi perusahaan.

Daftar panjang perusahaan Bakrie yang sudah dilego sahamnya ke investor lain adalah Seamless Pipe Indonesia Jaya, Bakrie Pipe Indonesia, South East Asian Pipe Indonesia, South East Asian Pipe, Bakrie Construction, Bakrie Building Industries hingga yang terbaru adalah menjual saham PT Energi Mega Persada Tbk. Meskipun selalu mencoba mencari celah dan jalan keluar dari persoalan utang, beberapa kali anak usaha grup Bakrie terbentur dengan jalan buntu hingga akhirnya digugat pailit oleh debitur.

Salah satu anak usahanya yang digugat pailit adalah Bakrie Life, perusahaan yang bergerak di lini bisnis asuransi. Bakrie Life mengalami gagal bayar pada 2008 sebesar Rp 360 miliar kepada nasabah diamond investa. Seiring perjalanan, utang Bakrie Life kepada nasabah tersisa Rp 270 miliar. Kesulitan likuiditas yang dialami Bakrie Life membuat pihak Bakrie belum juga dapat melunasi utang-utangnya pada nasabah. Yang terbaru, anak usahanya yang bergerak di bidang properti, PT Bakrieland Development juga digugat pailit oleh The Bank of New York Mellon cabang London terhadap anak usaha Bakrieland yakni BLD Investment Pte yang memiliki utang USD 155 juta.

Persoalan utang yang terus menggelayut kerajaan bisnis Bakrie bukan hal baru. "Sejak 2008 keuangan perusahaan Bakrie sangat parah dan utangnnya sudah besar sekali, tidak menghasilkan keuntungan. Mereka beli aset menggunakan uang utang. Mereka membeli aset dengan harga mahal, ketika aset itu dijual dengan harga murah bukan menutupi utang malah nambah utang," ujar Analis Pasar Modal Kiswoyo Adijoe kepada merdeka.com, Selasa (10/9) malam. Menurutnya, lilitan utang sudah menjerat hampir di seluruh anak usaha perusahaan Bakrie dan sudah berlangsung selama lima tahun terakhir. Gugatan pailit yang dialamatkan ke Bakrieland dan anak usahanya, salah satu dampak dari sistem bisnis perusahaan Bakrie yang bertumpu pada utang. "Sekarang mereka terbentur dengan persoalan ini karena tagihan utangnya besar, yang tagihan kecil juga ada. Karena ini besar aja makanya dipailitkan," ucapnya.

Selama ini, Bakrie bisa berkelit dari jeratan utang. Salah satu yang paling dramatis adalah keberhasilan menghindari bangkrut pada 2011 ketika Bakrie harus membayar utang jatuh tempo USD 1,35 miliar. Caranya meminta jaminan pada Credit Suisse, dengan menjaminkan Bumi dan berani menjanjikan imbal hasil besar bagi debitur. Namun, bukan berarti perusahaan Bakrie bisa lepas dari jerat utang yang sudah menggurita. "Tidak bakal lunas utang Bakrie. Udah dari 2008 melakukan itu, gali lubang tutup lubang," ucapnya.

Kiswoyo mengakui bahwa strategi Bakrie dalam menjalankan bisnisnya sulit ditebak. Yang sudah jadi rahasia umum, jika sang bigbos yakni Ical tidak menyuntikan dana besar, maka akan sulit menyelamatkan aset-asetnya. Dia melihat, perusahaan-perusahaan Bakrie tengah dilanda kerugian akibat mengandalkan utang untuk ekspansi bisnisnya. "Mereka membeli aset kemahalan terus belinya pakai utang," katanya.
http://www.merdeka.com/uang/utang-ab...an-bakrie.html

Bakal sulit cari utang, Bakrie makin miskin
Kamis, 13 Juni 2013 08:38:00

Kelompok usaha konglomerat Aburizal Bakrie terlilit utang, masyarakat telah lama mengetahuinya. Rupanya, permasalahan kerajaan bisnisnya ternyata maha berat, dan terus menggelayuti calon presiden yang diusung Partai Golkar ini. Laporan keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menyatakan utang perseroan kini Rp 6,44 triliun. Memang telah jauh menurun dibanding jumlah utang pada 2011 yang mencapai Rp 10,71 triliun.

Namun, jelaga yang menodai 10 anak perusahaan Bakrie sulit dihapus. Pasalnya, penyakit lama diidap grup usaha yang sempat jatuh sebelum reformasi 1998 ini belum disembuhkan. Yaitu kebiasaan gali lubang tutup lubang. Alias membayar utang perusahaan lama, dengan mencari debitor baru. Direktur Eksekutif Lembaga Riset Ekonomi KataData, Metta Dharmasaputra, yang tahun lalu memeriksa utang Grup Bakrie, menyatakan satu-satunya alasan kelompok usaha ini bisa bangkit saat diterjang krisis ekonomi Asia pada 1997, berkat peralihan ke bisnis batu bara pada awal abad 21.

Ical, panggilan akrab Aburizal Bakrie , berhasil membeli 100 persen saham Kaltim Coal pada 2003, dengan cara berutang, lantas memasukkan tambang batu bara itu ke dalam lini usaha PT Bumi Modern Inti yang baru beralih ke bisnis tambang lima tahun sebelumnya. Aksi ini disusul kemudian akuisisi 80 persen saham tambang batu bara Arutmin, juga di Kalimantan. Dia memberi nama baru perusahaan ini Bumi Resources. Bisnis batu bara mendatangkan untung luar biasa pada sang induk perusahaan, Bakrie and Brothers. Harga bahan bakar non-fosil itu melonjak, sangat terbantu pertumbuhan ekonomi China selama satu dekade terakhir yang menuntut pasokan energi melimpah, sehingga permintaan ekspor stabil.

Dari keberhasilan mengembangkan Bumi menjadi perusahaan tambang terbesar di Indonesia, Bakrie kembali berutang ke mana-mana. Ekspansi bisnis dilakukan, anak dan cucu perusahaan didirikan. Namun, di tengah semua gurita usaha itu, inti konglomerasi Bakrie adalah batu bara, lain tidak. Dari utang, Bakrie bisa mendapat lebih banyak lagi utang sekaligus menumpuk pundi-pundi uangnya. Bahkan, Ical sendiri mengakui jalan berutang untuk membeli Kaltim Coal adalah salah satu keputusan terpenting dalam hidupnya. Sebab, dari seorang calon pengusaha bangkrut, dia berhasil menjadi orang terkaya di Tanah Air versi Majalah Forbes 2007. "Saya sendiri juga pernah menghadapi masalah saat krisis ekonomi 1997-1998. Saat itu saya jatuh miskin. Bahkan saya jauh lebih miskin dari pengemis. Ini karena saya memiliki utang yang sangat besar. Utang saya saat itu sekitar USD 1 miliar," ungkap Bakrie dalam tulisan situs pribadinya, icalbakrie.com, tertanggal 4 Juli 2010.

Sayangnya, krisis global menghantam seluruh dunia pada 2008. Ditambah lagi bisnis batu bara jatuh sejak akhir 2010. Kali ini, pukulan terhadap Bakrie terlalu telak dan kemungkinan sulit diatasi kembali dengan cara berutang. "Ruang berutang itu menjadi sempit, karena harga batu bara diperkirakan dalam waktu cukup panjang tidak akan naik seperti dulu. Nah ini yang menjadi berbeda posisinya," kata Metta saat dihubungi merdeka.com, Rabu (12/6) malam.

Selama ini, Bakrie bisa berkelit dari jeratan utang. Salah satu yang paling dramatis adalah keberhasilan menghindari bangkrut pada 2011 ketika Bakrie harus membayar utang jatuh tempo USD 1,35 miliar. Caranya meminta jaminan pada Credit Suisse, dengan menjaminkan Bumi dan berani menjanjikan imbal hasil besar bagi debitor. "Namanya debitur sepanjang dia lihat return bisa di-manage dia mau kasih (pinjaman), kalau kita lihat Bakrie berani memberi return tinggi," ungkap Metta.

Dari situ, Bumi menjadi kata kunci utama. Itu sebabnya, ketika Nathaniel Rotschild hendak merebut perusahaan batu bara tersebut tahun lalu, Bakrie mati-matian mempertahankan. Sampai sekarang, perceraian dengan investor asal Inggris itu belum tuntas. Total seluruh saham Bumi Plc yang harus dikembalikan oleh Bumi Resources adalah sekitar USD 437 juta. Sedangkan untuk biaya selisih tukar guling saham antara Bumi Resources dengan Bumi Plc adalah sekitar USD 278 juta yang dibayarkan Longhaul Investment.

Direktur Keuangan BNBR Eddy Suparno sudah menegaskan, dengan cara apapun, Bumi tidak boleh lepas dari kekuasaan Bakrie. "Salah satu sumber pendanaan penyelesaian kerja sama ini melalui divestasi aset serta beberapa sumber lain yang kami jajaki," ungkapnya usai konferensi pers BNBR di JS Luwansa, Jakarta, kemarin. Usaha menyelamatkan inti usaha Bakrie itu memang membuat pendarahan pada anak-anak usaha BNBR. Mengobatinya hanya dengan cara menjual aset. Perusahaan yang sudah tercatat dijual sahamnya ke investor lain adalah Seamless Pipe Indonesia Jaya, Bakrie Pipe Indonesia, South East Asian Pipe Indonesia, South East Asian Pipe, Bakrie Construction, Bakrie Building Industries hingga yang terbaru adalah menjual saham PT Energi Mega Persada Tbk. "Kami mengharapkan minimal (utang berkurang) 15-20 persen, caranya yang kami akan melakukan, penjualan sebagian aset," kata Eddy.

Penjualan saham ini sebagian tidak dilakukan dengan cara stock split, alias memperbesar volume lembar saham untuk menjaga porsi kepemilikan meski nilai perusahaan turun. Artinya, aset Bakrie kini benar-benar dijual, bukan sekadar otak-atik akuntansi, walau tidak dilepas total. Menurut Metta, hal ini sudah semestinya. Ambruknya bisnis batu bara tidak memberi banyak ruang bagi Bakrie untuk bermanuver, termasuk berutang kepada debitur asing. Sebab secara fundamental, aset Bakrie sudah termasuk kronis. Pemodal manapun sudah malas memberi pinjaman besar kepada perusahaan yang tidak sehat.

Melihat ngototnya BRNB merebut Bumi kembali, Metta melihat ada indikasi konglomerasi ini berharap bisnis batu bara bisa menyelamatkan nasib dari kebangkrutan. "Dia harus melepaskan asetnya, kalau berharap harga batu bara naik seperti menunggu godot. Problemnya, aset-aset sudah dijaminkan kepada debitor, ditambah krisis global, otomatis jaminan mereka turun dibawah nilai yang dipersyaratkan, mau tidak mau, mereka harus melepas aset," tandasnya.

Jurus Bakrie berutang memang terbukti menyimpan kunci kelemahan paling fatal yang bisa dialami pengusaha paling kawakan sekalipun. Setiap bisnis yang dibangun dari hasil pinjaman, sebetulnya rentan ambruk ketika ada krisis besar tak terduga. "Dulu (cara Bakrie mengelola utang) dilakukan dengan ditutup dengan utang baru lagi. Tapi itu kan ada batasnya, sampai berapa kuat dia bisa melakukannya lagi. Ketika ada satu problem force majeure, rontok semua seperti rumah kartu," kata Metta.

Lepas dari utang Bakrie and Brothers, jika ditambah kewajiban perusahaan lainnya, Lembaga KataData menaksir kewajiban pinjaman Bakrie yang harus dilunasi tahun lalu mencapai Rp 78 triliun. Sejalan dengan itu, sejak tiga tahun terakhir, Ical tak lagi masuk jajaran orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes. Masuk deretan 40 besar pun tidak. Pada 2011 harta kekayaan kandidat calon presiden 2014 ini sudah turun hingga USD 1,2 miliar atau 57 persen. Padahal, tahun sebelumnya, Ical bertengger di posisi orang terkaya nomor 10 di Indonesia dengan total harta USD 2,1 miliar.

Ical sendiri yang bilang bahwa dia pernah lebih miskin dari pengemis pada 1997 dan dia pernah selamat. Sampai sekarang, Ketua Golkar ini tak pernah mengungkapkan secara terbuka apakah dia optimis bisa keluar dari jerat utang di media massa manapun. "Saya telah pergi ke 220 bank di seluruh dunia untuk menyelesaikan masalah saya. Akhirnya dengan usaha keras pada 2001 saya bisa bangkit kembali dan utang saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali," tulis Ical tiga tahun lalu. Saat itu dia masih sangat percaya diri.

Tidak ada yang bisa menjamin dia bisa selamat kali ini, seperti yang sudah-sudah. Metta pun mengaku, harus dibandingkan dulu secara cermat kondisi keuangan saat keuangan Grup Bakrie morat-marit pada 1999 dengan sekarang untuk melihat seberapa panjang napas konglomerat kawakan itu. Yang jelas, tak ada lagi aset berharga meyakinkan digunakan buat berutang. Sesuai dasar ilmu ekonomi, kehilangan aset sama dengan berkurangnya kekayaan riil seseorang.
http://www.merdeka.com/uang/bakal-su...in-miskin.html

Utang menumpuk ganggu langkah Bakrie menuju kursi presiden?
Rabu, 10 Juli 2013 07:30:00

Ketua umum partai Golkar Aburizal Bakrie bersiap maju menjadi calon presiden pada pemilihan umum 2014 nanti. Sejumlah kalangan menilai langkah ini tergolong berat. Pasalnya, Bakrie saat ini tengah terlilit masalah utang dalam dunia bisnisnya dan biaya politik pada proses pilpres tidak murah. Pertanyaan selanjutnya dari mana Bakrie mendapat dana jika kinerja usahanya sebagai salah satu mesin penyokong dana sedang ambruk?

Perusahaan induk Bakrie yakni PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) belum lama ini merilis bahwa beban utang perusahaannya sekarang mencapai Rp 6,44 triliun. Langkah penyelamatan yang dilakukan Bakrie diklaim efektif. Dia pun langsung memutuskan untuk menjual pelbagai aset maupun sahamnya. Menurut laporan keuangan yang didapatkan merdeka.com, berikut daftar utang-utang yang dimiliki oleh Bakrie dengan jatuh tempo tahun 2012 bersama afiliasinya.

1. Bakrie & Brothers mencapai Rp 5,4 triliun
2. Bumi Resources USD 638 juta atau setara Rp 6,38 triliun
3. Bakrieland Development Rp 17,707 triliun
4. Energi Mega Persada Rp 11,215 triliun
5 Bakrie Sumatera Plantations Rp 9,644 triliun
6. Bakrie Telecom Rp 7,844 triliun
7. Bumi Resources Minerals Rp 3,338 triliun
8. Berau Coal Energy Rp 1,535 triliun
9. Visi Media Asia Rp 822,276 miliar
10. Darma Henwa Rp 406,165 miliar.

Sementara, beberapa kekayaan Bakrie yang menjadi tumbal untuk dilepas antara lain Lido Nirwana Parahyangan, Bakrie Toll Road, Bakrie Telecom (Esia), Bakrie Building Industries, PT Energi Mega Persada, Bakrie Pipe Industries dan PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Rencananya Bakrie juga ingin menjual perusahaan media VIVA grup yang menaungi tiga media besar yakni TvOne, ANTV dan portal berita Vivanews. Pengusaha terkaya ke-5 Indonesia Chairul Tanjung sudah terang-terangan mengakui berhasrat membeli tunai perusahaan Bakrie yang masih meraup untung besar tersebut.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan, Taipan MNC Harry Tanoesoedibjo turut melakukan penawaran. Presiden Direktur BNBR, Bobby Gofur Umar, mengungkapkan strategi penyelamatan perusahaan ialah dengan hanya berfokus pada sektor tertentu dan melepas sisanya. Sektor yang akan tetap dipertahankan ialah sumber daya alam (SDA) dan infrastruktur.

Pesimisme terhadap pencapresan Bakrie salah satunya datang dari politikus senior Partai Golkar Zainal Bintang. Bintang menilai runtuhnya kerajaan bisnis Bakrie memberi preseden buruk di mata masyarakat. Menurut Bintang, selama ini Ical, untuk meningkatkan tingkat elektabilitas mengandalkan uang. "Ical lagi menaikkan pamor dan elektabilitasnya, tetapi sudah terganjal dengan kerajaan bisnisnya yang anjlok," kata Zainal.

Menanggapi hal tersebut Juru Bicara Bakrie, Lula Mara, menegaskan utang merupakan hal yang lumrah dalam dunia bisnis. Hal yang terpenting ialah bagaimana kemampuan perusahaan untuk membayar utang tersebut. "Semua perusahaan baik itu asing maupun lokal pasti punya utang," ujarnya pada merdeka.com di Jakarta, Selasa (9/7) malam. Lula menambahkan, saat ini, Bakrie bukanlah seorang pebisnis. " Aburizal Bakrie tidak lagi sebagai pebisnis tapi sebagai ketum partai Golkar. Beliau tak memiliki utang pribadi," jelasnya.

Politisi Partai Golkar Nudirman Munir mengatakan bahwa harus dilakukan pembedaan antara kepentingan bisnis dan partai politik. "Bisnis jatuh bangun sudah biasa. Yang jelas dalam kepemimpinan Ical, Golkar mengalami banyak kemajuan," tutur Nudirman. Bendahara Umum Partai Golkar Setya Novanto turut mengungkapkan persiapan dana untuk menghadapi Pilpres 2014 sepenuhnya menjadi tanggung jawab partai. "Di dalam partai jelas semua pendanaan partai berjalan dengan baik," ucap Setya.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menegaskan partai berlambang pohon beringin itu merupakan partai kaya sehingga keuangan bukan menjadi masalah. "Golkar merupakan partai kaya yang finansialnya berdasarkan sistem," kata Idrus.
http://www.merdeka.com/uang/utang-me...-presiden.html

Bakrie 'Miskin' Gara-Gara Utang Rp75 Triliun
Kamis, 29 November 2012 11:36 wib

JAKARTA - Aburizal Bakrie, pemimpin Grup Bakrie terdepak dari jajaran 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Pemicunya, Grup Bakrie memiliki utang 'segunung'. Tapi sebenarnya, berapa besar utang Bakrie. Sayangnya, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), induk perusahaan Bakrie pun enggan menjelaskan perihal besaran utangnya ini.

Founder Independent Research & Advisory Indonesia Lin Che Wei menuturkan, menurut risetnya, sepuluh perusahaan utama Bakrie memiliki utang sebesar USD7,84 miliar, setara dengan Rp75,26 triliun. "Nilai aset Bakrie turun karena pergerakan harga komoditas. Ketika harga naik, mereka menggandakan taruhan mereka. Namun, sulit bagi mereka untuk menjual aset untuk membayar utang, karena banyak saham mereka sudah digadaikan," jelas dia seperti dilansir Forbes, Kamis (29/11/2012).

Sebelumnya, Grup Bakrie berhasil selamat ketika menjelang kebangkrutannya. Kelompok usaha ini terancam bangkrut krisis keuangan Asia pada 1998 dan krisis satu dekade kemudian, pada 2008. Pertanyaannya, Bakrie selamat sebanyak dua kali dari ancaman kebangkruitan, apakah mereka bisa selamat lagi kali ini?
http://economy.okezone.com/read/2012...g-rp75-triliun

Ical Pernah Lebih Miskin daripada Pengemis
Sabtu, 5 Mei 2012 | 14:22 WIB


Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie

SURABAYA, KOMPAS.com — Menjadi seorang pengusaha sukses tidak dilalui dengan mudah oleh Aburizal Bakrie yang akrab disapa Ical. Saat Indonesia dilanda krisis, Ical mengaku menjadi orang termiskin, bahkan lebih miskin dari seorang pengemis. ''Pengemis mungkin masih menyimpan sedikit uang meskipun hasil pemberian orang. Tapi saat krisis, uang saya memang miliaran, tapi utang saya triliunan,'' katanya dalam forum temu pelajar SMA dan SMK di Surabaya, Sabtu (5/5/2012). Dalam kondisi seperti itu, kata Ical, sebagai pengusaha, tidak lantas patah semangat dan putus asa. ''Harus ada ide-ide kreatif dan berani untuk kembali menyelamatkan perusahaan,'' ujarnya.

Dalam forum itu, Ical dalam kapasitasnya sebagai pengusaha memberikan kiat-kiat sukses berwirausaha kepada puluhan pelajar SMA/SMK Gema 45 Surabaya. Ical menekankan pentingnya kerja sama dengan semua pihak untuk memajukan usaha. ''Modal memang penting, tapi bukan utama. Yang terpenting adalah ide kreatif dan jaringan yang luas untuk membuka akses kerja sama,'' katanya. Di hadapan puluhan pelajar, Ketua Umum Partai Golkar itu bercerita tentang perjalanan hidupnya dari masih kecil yang kerap disuruh berdagang ke Pasar Kembang Jepun Surabaya, hingga keinginannya memiliki usaha perkebunan dengan modal yang sangat minim. Forum tersebut adalah salah satu agenda safari politik Aburizal Bakrie di Jawa Timur sejak Jumat (4/5/2012). Selanjutnya, Ical diagendakan membuka Rakerda Partai Golkar Surabaya dan berdialog dengan pedagang Pasar Atom Surabaya yang sebagian besar warga keturunan Tionghoa.
http://regional.kompas.com/read/2012...ipada.Pengemis

------------------------------

Termiskin di Dunia ....


Aku orang tak punya ....


Mudah-mudahan beliau bisa terpilih menggantikan Pak SBY sebagai presiden sehingga kekayaannya bisa kembali seperti sedia kala .... emoticon-Big Grin
Diubah oleh AkuCintaNanea 11-09-2013 14:12
0
5.2K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan