TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Erwin Makmur menghimbau masyarakat terutama yang berada di sekitar lahan pertanian untuk menghemat konsumsi air. Pasalnya, BMKG memprediksi hujan tidak akan turun selama lebih dari sebulan.
"Ini diakibatkan sempitnya lahan tangkapan air. Area penyimpan air berkurang," kata Erwin saat dihubungi Tempo, Jumat 6 September 2013.
Erwin menyarankan para petani mengalihkan komoditasnya untuk memilih tanaman palawija atau pertanian yang membutuhkan sedikit air. Meski masih terbilang normal, tapi diprediksi hujan tak akan turun sama sekali. Puncak kekeringan diramalkan terjadi pada September dan Oktober. "Diharapkan akhir November hujan akan sedikit turun lagi," ujarnya.
Berdasarkan pantuan BMKG, terdapat beberapa daerah yang berpotensi mengalami kekeringan. Diantaranya terjadi di daerah Banten bagian utara dan selatan, empat kabupaten di Jawa Tengah: Banyumas, Kudus, Pati dan Sukoharjo dan hampir sebagian besar wilayah Jawa Timur.
Beberapa wilayah Indonesia bagian tengah dan timur juga akan mengalami cuaca serupa terutama di bagian utara Bali, Nusa Tenggara Barat bagian tengah, sebagian besar di area Nusa Tenggara Timur, pantai barat yang berada di Sulawesi Selatan dan bagian selatan di Sulawesi Utara.
RAKOR KEWASPADAAN BENCANA KEKERINGAN DI JAWA TIMUR
Quote:
RAKOR KEWASPADAAN BENCANA KEKERINGAN DI JAWA TIMUR
Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan menghadapi Bencana Kekeringan di beberapa wilayah di Jawa Timur, Stasiun Meteorologi Junda Surabaya menghadiri undangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu narasumber pada Rapat Koordinasi di Aula BPBD Jatim, 04 September 2013.
Rakor diikuti oleh masing-masing Kepala BMKG Juanda Surabaya,Dinas PU Pengairan, dan Kepala BPBD dari seluruh Kabupaten /Kota yang berada di Wilayah Jawa Timur. Dalam Rapat Koordinasi dimaksud Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Bpk Blucher Doloksaribu, M.P memaparkan evaluasi kemarau dan prediksi cuaca Jawa Timur pada tahun 2013. Paparan dilanjutkan dengan Rencana Aksi Terpadu Dalam Menghadapi Dampak Fenomena Iklim di Jawa Timur oleh Bpk Anton Dharma,PM dari BPBD Provinsi Jatim. Rakor tersebut berjalan lancar sesuai tujuan dengan menampilkan diskusi-diskusi hangat tentang musim kemarau yang secara umum sudah memasuki Jawa Timur.