Setelah bertolak dari Astana, Kazakhstan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyatakan akan memindahkan ibukota Indonesia dari Jakarta. SBY sepertinya terpikat dengan Astana, ibukota baru Kazakhstan, yang baru berusia belasan tahun.
Staf Khusus Presiden bidang Pemerintahan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, menyatakan, sejak awal Presiden SBY sudah mengajak semua komponen bangsa untuk ikut urun rembuk memikirkan masa depan ibukota negara. "Pemikiran ini diletakkan bukan untuk 1-2 tahun ke depan atau 5 tahun ini tapi ini gagasan mendasar untuk 10-30 tahun ke depan, ketika Indonesia hadir sebagai emerging country, atau negara maju," kata Velix kepada , Minggu 8 September 2013.
Velix menjelaskan, dalam wacana perpindahan ibukota negara sejak awal terbuka dan tidak tabu untuk merumuskan sejumlah skenario. Presiden SBY telah ajukan 3 skenario.
"Skenario pertama, penataan Jakarta secara ekstensif. Skenario dibangun atas dasar Jakarta tetap sebagai ibukota sehingga hanya perlu pembenahan berbagai persoalan yang kompleks saat ini," kata Velix.
Skenario kedua, ibukota tetap di Jakarta namun pusat pemerintahan bergeser atau dipindahkan ke suatu tempat baru. Lokasi baru ini, menurut Velix, tidak terlalu jauh dari Jakarta.
"Skenario ketiga disebut skenario radikal, dengan menetapkan pemindahan ibukota negara dan pusat pemerintahan secara total ke lokasi alternatif yang benar-benar baru," kata Velix.
Adapun syarat yang diajukan Presiden adalah kesiapan riset akademik, kapasitas ekonomi dan kesiapan politik-hukum. Kajian riset akademik harus melibatkan banyak pihak. "Ini memerlukan keputusan politik yang dilandasi payung hukum yang kuat. Ini keputusan strategis bagi masa depan bangsa," kata Velix.
Ane setuju di luar Pulau Jawa, tapi bukan di Sumatera. Potensi bencana alam nya terlalu besar.
Yg cenderung aman dr bencana alam besar kyk letusan gunung berapi or gempa kemungkinan di Kalimantan.
Klo mau pindah Ibu Kota or pusat pemerintahan jangan tanggung2.
Dulu, Alm. ayah ane yg veteran pernah cerita, menurut seorang Jenderal waktu jaman Bung Karno ke ayah ane, udah ada studi & planning soal pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan. Klo dr sudut pandang TNI waktu itu fokusnya ke pertahanan negara. Menurut studi itu, Ibu Kota di pulau Jawa sangat riskan sama serangan militer dari Australia. Klo di Kalimantan, berarti ada di tengah2 wilayah Indonesia. Klo ada invasi gak langsung ke Ibu Kota. Jd bisa fight di pulau lain dulu.