Assalamu'alaikum.
Ane mau berbagi pengalaman pribadi yang ane alami, yang berkenan silahkan disimak.

Namanya Ana, orang bilang mirip Meyda Safira

Saat itu ane diterma di salah satu SMP favorit di kota tempat tinggal ane. Ane masuk ke salah satu kelas yang terkenal bukan karena prestasi tetapi karena kenakalan siswanya. Di kelas 1 itulah pertama kali ane berkenalan dengan Ana gadis berjilbab yang memiliki paras menawan.

Tak jarang ane mencuri waktu untuk memandang wajahnya yang memang menarik. Hingga pada suatu ketika teman satu kelas ane mengetahui ketika ane memandangi Ana cukup lama. Sejak saat itu, ane sering dijodoh-jodohkan dengan Ana, maklum kenakalan anak remaja yang menginjak masa puber.
Tiga tahun belajar di kelas yang sama tidak membuat hubungan kami dekat, bahkan cenderung jauh. Ane hanyalah sebagai pengagum rahasianya.

Menginjak bangku SMA, kami bersekolah di SMA yg berbeda dan selama 3 tahun itu pula kami tidak pernah bertemu hingga kami dipertemukan kembali pada saat diadakannya seleksi penerimaan mahasiswa baru di Jogja. Berawal dari pertemuan di Jogja itulah komunikasi kami kembali terjalin.
Pada saat pengumuman, nama kami berdua tidak muncul. Sehingga ane memutuskan untuk kuliah di Semarang dan Ana kuliah di kampus lain di Jogja. Satu tahun berlalu dan komunikasi kami berdua tetap terjalin.

Pada suatu ketika ada seleksi penerimaan pegawai di salah satu perusahaan dan ane diterima untuk menempuh pendidikan pendahuluan di luar pulau Jawa.

Di sinilah kedekatan kami semakin nyata. Hanya berbekal sms dan telepon, ane memberanikan diri untuk menyatakan rasa cinta ane ke Ana. Tak disangka Ana pun menerimanya, dan hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan kedua orang tua Ana. LDR pun kami tempuh.

Empat bulan berselang dari awal mula "peresmian" hubungan kami, ane pulang ke kampung halaman di Jawa untuk menyiapkan berkas2 guna rekrutmen pegawai tetap perusahaan. Di sinilah ane menemukan kejenuhan hubungan kami berdua yang sepertinya hambar dan begitu2 saja. Puncaknya, ane tidak berkunjung ke rumahnya yang notabene masih satu kota dg rumah ane.

Sekembalinya dari Jawa ke tempat ane menempuh pendidikan, sikap Ana berubah total ke ane. Ana sudah cenderung menutup diri dan jarang berkomunikasi padahal pada saat itu kami masih berpacaran.

Singkat cerita akhirnya Ana memutuskan hubungan kami. Perlu diketahui bahwa pertemuan terakhir kali adalah pada saat kami sama2 mendaftar kuliah di Jogja. Sehingga selama berpacaran sampai dengan putus, kami tidak pernah bertatap muka.

Pada suatu ketika saat yang paling menyedihkan itu datang kurang lebih 4 bulan setelah hubungan kami kandas, yaitu disebarnya undangan pernikahan Ana dengan calon suaminya. Tak khayal perasaan ane bukan main sakitnya, mengingat pada saat itu ane masih sangat berharap bisa kembali menjalin hubungan dengan Ana. Tetapi takdir berkata lain. Ane telah menyianyiakan Ana.

Entah dari mana tiba2 Ana mengenal sosok yang kini akan menjadi calon imamnya itu. Lalu foto prewed mereka terpampang jelas di halaman awal profil akun sosmed Ana. Betapa sedihnya hati ini melihat gambar itu terpampang jelas.

Waktu berlalu, tetapi rasa sayang ane ke Ana seakan-akan masih terasa bekasnya. Ah, sudahlah.. Berdosa juga mengganggu istri orang.

Meskipun sudah menikah, komunikasi ane dengan Ana masih terjalin kalau hanya untuk sekedar saling menyapa. Hebatnya lagi, paras cantik nan jelita Ana masih terpancar sampai sekarang. Sungguh beruntung lelaki yg menjadi suami Ana.

Terakhir, di ramadhan tahun 2013 ini kami bertemu kembali di acara buka bersama sejak pertemuan terakhir kami di tahun 2008. Rasa menyesalpun kembali muncul di hati ane ketika bertatapan dengan Ana, mantan kekasih ane yang sekarang telah menjadi suami orang.

Ana, saya berdo'a agar kalian berdua menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah. Semoga pernikahanmu diberkahi oleh Alloh Swt. Tak lupa juga, maafkanlah ane yang dulu pernah menyianyiakanmu. Hapuslag masa lalumu, dan hiasilah dengan cinta terakhir milikmu.

Sekian, Wassalam