- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kutukan Goal Final Champions League!


TS
User telah dihapus
Kutukan Goal Final Champions League!
Quote:
Selamat malem para agan kaskuser semua, kali ini ane mau coba bikin Thread pertama selama ane ngaskus nih gan
, Dan sesuai judulnya, yap. ane mau share tentang Final Champions League di tahun 2005 dan 2006. Lho emang ada apa gan di final tersebut. Lets see gan!

Quote:

Quote:
Di Final UCL 2005, yaitu antara AC Milan vs Liverpool. Liverpool memenangkan gelar Liga Champions terakhir mereka pada tahun 2005, pada partai final yang digelar di Stadium Ataturk, Istanbul, Turki ini Liverpool bertemu dengan klub asal Italia, AC Milan. Hari itu, pada tanggal 25 Mei 2005, Liverpool tidak difavoritkan juara, karena saat itu Liverpool sedang tampil buruk di Liga Inggris.
Pada babak pertama, AC Milan bermain sangat baik, mereka berhasil mencetak gol pada detik 59′ melalui kapten Paolo Maldini. Liverpool pun meningkatkan serangan, tapi masih belum bisa menjebol gawang Dida. Pada Menit 28′, Pelatih Liverpool, Rafael Benitez mengganti Harry Kewell yang bermain buruk dengan Vladimir Smicer. Walaupun begitu, Liverpool masih belum bisa menjebol gawang AC Milan. AC Milan berhasil kembali mencetak gol melalui Hernan Crespo pada menit 39′ dan 44′. Babak pertama usai, AC Milan 3-0 Liverpool. Permainan yang sangat buruk dari para pemain Liverpool.
Pada babak kedua, Liverpool mengganti Steve Finnan dengan Dietmar Hamann. Hamann berhasil memotivasi rekan-rekannya untuk bermain lebih baik. Akhirnya lewat serangan balik, Liverpool berhasil mencetak gol melalui sundulan sang kapten Steven Gerrard pada menit 54′, pemain Liverpool pun mulai bersemangat. Dua menit kemudian, Liverpool kembali mencetak gol dari pemain pengganti Vladimir Smicer. 3-2 AC Milan mulai terkejar. Pada menit 59′ Gennaro Gattuso melakukan pelanggaran di kotak penalti. Xabi Alonso melakukan penalti yang berhasil ditepis Dida, tetapi bola tepisannya ditendang masuk kembali ke gawang oleh Xabi Alonso. Skor pun seri 3-3, tetapi kedua tim tetap bermain imbang hingga menit 90′.
Pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. AC Milan banyak melakukan serangan ke lini pertahanan Liverpool, tetapi berhasil diselamatkan kiper Liverpool, Jerzy Dudek. Skor 3-3 bertahan hingga perpanjangan waktu usai.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan adu penalti. Penendang AC Milan, Serginho dan Pirlo gagal menjebol gawang Dudek. Tendangan Serginho tidak terarah ke gawang sedangkan tendangan Pirlo masih bisa ditepis Jerzy Dudek. Sedangkan penendang Liverpool, Hamann dan Djibril Cisse berhasil mencetak gol. Tetapi, penendang ketiga dan keempat Milan, Tomasson dan Kaka berhasil menjebol gawang Dudek. Sedangkan penendang Liverpool, Riise gagal walaupun penendang keempat, Vladimir Smicer berhasil. Penendang terakhir AC Milan adalah Andriy Shevchenko, yang dikenal sangat mahir dalam eksekusi penalti. Namun, pada saat-saat penentuan, tendangan Shevchenko berhasil ditepis oleh Jerzy Dudek. Pertandingan berakhir, dengan kemenangan fantastik Liverpool, yang berhasil menjuarai Trofi Liga Champions yang kelima kalinya. Berawal dari kekalahan 3-0 di babak pertama, Liverpool berhasil mengejar pada babak kedua, dan memenangkan pertandingan di babak adu penalti. Benar-benar sebuah keajaiban
Pada babak pertama, AC Milan bermain sangat baik, mereka berhasil mencetak gol pada detik 59′ melalui kapten Paolo Maldini. Liverpool pun meningkatkan serangan, tapi masih belum bisa menjebol gawang Dida. Pada Menit 28′, Pelatih Liverpool, Rafael Benitez mengganti Harry Kewell yang bermain buruk dengan Vladimir Smicer. Walaupun begitu, Liverpool masih belum bisa menjebol gawang AC Milan. AC Milan berhasil kembali mencetak gol melalui Hernan Crespo pada menit 39′ dan 44′. Babak pertama usai, AC Milan 3-0 Liverpool. Permainan yang sangat buruk dari para pemain Liverpool.
Pada babak kedua, Liverpool mengganti Steve Finnan dengan Dietmar Hamann. Hamann berhasil memotivasi rekan-rekannya untuk bermain lebih baik. Akhirnya lewat serangan balik, Liverpool berhasil mencetak gol melalui sundulan sang kapten Steven Gerrard pada menit 54′, pemain Liverpool pun mulai bersemangat. Dua menit kemudian, Liverpool kembali mencetak gol dari pemain pengganti Vladimir Smicer. 3-2 AC Milan mulai terkejar. Pada menit 59′ Gennaro Gattuso melakukan pelanggaran di kotak penalti. Xabi Alonso melakukan penalti yang berhasil ditepis Dida, tetapi bola tepisannya ditendang masuk kembali ke gawang oleh Xabi Alonso. Skor pun seri 3-3, tetapi kedua tim tetap bermain imbang hingga menit 90′.
Pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. AC Milan banyak melakukan serangan ke lini pertahanan Liverpool, tetapi berhasil diselamatkan kiper Liverpool, Jerzy Dudek. Skor 3-3 bertahan hingga perpanjangan waktu usai.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan adu penalti. Penendang AC Milan, Serginho dan Pirlo gagal menjebol gawang Dudek. Tendangan Serginho tidak terarah ke gawang sedangkan tendangan Pirlo masih bisa ditepis Jerzy Dudek. Sedangkan penendang Liverpool, Hamann dan Djibril Cisse berhasil mencetak gol. Tetapi, penendang ketiga dan keempat Milan, Tomasson dan Kaka berhasil menjebol gawang Dudek. Sedangkan penendang Liverpool, Riise gagal walaupun penendang keempat, Vladimir Smicer berhasil. Penendang terakhir AC Milan adalah Andriy Shevchenko, yang dikenal sangat mahir dalam eksekusi penalti. Namun, pada saat-saat penentuan, tendangan Shevchenko berhasil ditepis oleh Jerzy Dudek. Pertandingan berakhir, dengan kemenangan fantastik Liverpool, yang berhasil menjuarai Trofi Liga Champions yang kelima kalinya. Berawal dari kekalahan 3-0 di babak pertama, Liverpool berhasil mengejar pada babak kedua, dan memenangkan pertandingan di babak adu penalti. Benar-benar sebuah keajaiban
Quote:
Taukah agan jika di Final UCL 2006 pencetak gol pertama sekaligus menjadi team yang kalah adalah seorang defender juga seperti Maldini???
Quote:
Di Final UCL 2006 antara Barcelona vs Arsenal


Quote:
Final Liga Champions 2006 di Stade de France mempertemukan dua tim lapar gelar dari daratan Eropa. Bagi Barcelona, ini final kelima, tapi yang pertama dalam 12 tahun atau sejak dibantai AC Milan di Athena tahun 1994. Bagi Arsenal, ini final pertama sepanjang keikutsertaan mereka di Liga Champions. The Gunners juga menjadi klub asal London pertama yang mencapai final.
Barca mencapai final sebagai jura grup, di di babak knock-out mengalahkah Chelsea, Benfica, dan Milan. Arsenal melewati fase penyisihan grup sebagai juara, mengempaskan Real Madrid, Juventus, dan Villarreal, tanpa kebobolan.
Bahkan Arsenal mencetak rekor sebagai tim yang tak kebobolan selama 919 menit, sejak Ajax Amsterdam membobol gawang Jens Lehmann di penyisihan grup. Lebih jelasnya, Arsenal hanya kebobolan dua gol dalam 12 laga sebelum mencapai final. Barcelona produktif dengan 114 gol di semua kompetisi sepanjang musim itu.
UEFA memutuskan menggelar final di Stade de France, setelah mempertimbangkan kapasitas stadion, infrastruktur, rencana promosional bandara dan kota. Pertimbangan lainnya, Stade de France berpengalaman menggelar laga internasional dan tingkat Eropa.
Di Barcelona, sebuah televisi selebar 70 meter dibentang di Mini Estadi, untuk acara nonton bareng sekitar 15.276 fans La Blaugrana. Sebelumnya, sekitar 1,2 juta penduduk Barca tumpah ruah di jalan-jalan merayakan sukses timnya menjuarai La Liga.
Pagi hari, beberapa jam sebelum final, masalah muncul. Assisten wasit Ole Hermann Borgan berpose dengan seragam Barcelona untuk Drammens Tidende -- surat kabar Norwegia. UEFA memutuskan mencopotnya, dan menunjuk Arild Sundet -- rekan senegara Borgan -- sebagai penggantinya.
Rune Pedersen, ketua asosiasi wasit Norwegia, mengatakan; "Ada peraturan tak tertulis bahwa wasit tidak boleh melakukan apapun yang bisa membuatnya diragukan netralitasnya."
Pemenang final ini akan mendapat trofi baru. Trofi lama menjadi milik abadi Liverpool, menyusul sukses Liverpool menjuarai Liga Champions kali kelima tahun berikutnya.
Barcelona menggunakan formasi 4-3-3, dengan Mark van Bommel dan Edmilson di lapangan tengah Bersama Deco. Xavi dan Andres Iniesta berada di depannya. Lionel Messi tidak bermain, kendati telah kembali dari cedera. Henrik Larsson menjadi pemain pengganti, dan tampil kali terakhir untuk Barca.
Arsenal memainkan formasi 4-5-1, dengan Emmanuel Eboue menggantikan Lauren -- yang mengalami cedera. Ashley Cole kembali ke posisi left-back kali ketiga. Ia lebih banyak absen akibat cedera. Thierry Henry sendirian di depan, Frederick Ljungberg bermain melebar di sisi kanan.
Arsenal menggunakan jersey kedua, dengan warga kuning. Barcelona mengenakan kostum tradisional, dengan biru dan maroon. Arsenal memenangkan undian koin kick off.
Thierry Henry mengancam lebih dulu lewat tembakan langsung ke gawang Victor Valdez. Menit ketujuh, Ludovic Giuly membuat Jens Lehmann berjibaku menyelamatkan gawangnya.
Memasuki menit ke-18, Lehmann menjadi orang pertama yang diganjar kartu merah di final Liga Champions, akibat mengganjal Samuel Eto'o di luar kotak penalti. Robert Pires dikorbankan agar Manuel Almunia bisa berdiri di bawah mistar. Giuly mencetak gol, tapi dianulir karena pelanggaran.
Menit ke-35, Sol Campbell mencetak gol, memanfaatkan umpan tembakan bebas. Wasit memberi tembakan bebas karena Carles Pujol menjatuhkan Eboue di kotak penalti. Pengamat mengatakan Eboue melakukan diving.
Di babak kedua, Arsenal tertekan hebat sejak menit pertama, dan Almunia beberapa kali harus kerja keras menyelamatkan gawangnya. Namun gol balasan Barcelona baru lahir menit ke-76. Samuel Eto'o memanfaatkan umpan matang Larsson -- yang masuk menit ke-61 untuk menggantikan Mark van Bommel.
Menit ke-80, Larsson mengirim umpan ke Juliano Belletti. Pemain yang masuk menggantikan Oleguer menit ke-71 itu mengkonversinya menjadi gol kemenangan.
Pergantian yang dilakukan Arsene Wenger, setelah gol pertama Barca, relatif tidak membawa pangaruh. Kehadiran Mathieu Flamini, menggantikan Cesc Fabregas, tidak mengubah performa lini tengah The Gunners.
Barca pulang dengan trofi Liga Champions, tapi musim berikutnya pelatih Frank Rijkaard gagal mengatasi kemunduran timnya. Ronaldinho bukan lagi yang terbaik. Deco mulai memperlihatkan penurunan prestasi. Sedangkan Messi memperlihatkan kematangan, yang memberi harapan baru.
Barca mencapai final sebagai jura grup, di di babak knock-out mengalahkah Chelsea, Benfica, dan Milan. Arsenal melewati fase penyisihan grup sebagai juara, mengempaskan Real Madrid, Juventus, dan Villarreal, tanpa kebobolan.
Bahkan Arsenal mencetak rekor sebagai tim yang tak kebobolan selama 919 menit, sejak Ajax Amsterdam membobol gawang Jens Lehmann di penyisihan grup. Lebih jelasnya, Arsenal hanya kebobolan dua gol dalam 12 laga sebelum mencapai final. Barcelona produktif dengan 114 gol di semua kompetisi sepanjang musim itu.
UEFA memutuskan menggelar final di Stade de France, setelah mempertimbangkan kapasitas stadion, infrastruktur, rencana promosional bandara dan kota. Pertimbangan lainnya, Stade de France berpengalaman menggelar laga internasional dan tingkat Eropa.
Di Barcelona, sebuah televisi selebar 70 meter dibentang di Mini Estadi, untuk acara nonton bareng sekitar 15.276 fans La Blaugrana. Sebelumnya, sekitar 1,2 juta penduduk Barca tumpah ruah di jalan-jalan merayakan sukses timnya menjuarai La Liga.
Pagi hari, beberapa jam sebelum final, masalah muncul. Assisten wasit Ole Hermann Borgan berpose dengan seragam Barcelona untuk Drammens Tidende -- surat kabar Norwegia. UEFA memutuskan mencopotnya, dan menunjuk Arild Sundet -- rekan senegara Borgan -- sebagai penggantinya.
Rune Pedersen, ketua asosiasi wasit Norwegia, mengatakan; "Ada peraturan tak tertulis bahwa wasit tidak boleh melakukan apapun yang bisa membuatnya diragukan netralitasnya."
Pemenang final ini akan mendapat trofi baru. Trofi lama menjadi milik abadi Liverpool, menyusul sukses Liverpool menjuarai Liga Champions kali kelima tahun berikutnya.
Barcelona menggunakan formasi 4-3-3, dengan Mark van Bommel dan Edmilson di lapangan tengah Bersama Deco. Xavi dan Andres Iniesta berada di depannya. Lionel Messi tidak bermain, kendati telah kembali dari cedera. Henrik Larsson menjadi pemain pengganti, dan tampil kali terakhir untuk Barca.
Arsenal memainkan formasi 4-5-1, dengan Emmanuel Eboue menggantikan Lauren -- yang mengalami cedera. Ashley Cole kembali ke posisi left-back kali ketiga. Ia lebih banyak absen akibat cedera. Thierry Henry sendirian di depan, Frederick Ljungberg bermain melebar di sisi kanan.
Arsenal menggunakan jersey kedua, dengan warga kuning. Barcelona mengenakan kostum tradisional, dengan biru dan maroon. Arsenal memenangkan undian koin kick off.
Thierry Henry mengancam lebih dulu lewat tembakan langsung ke gawang Victor Valdez. Menit ketujuh, Ludovic Giuly membuat Jens Lehmann berjibaku menyelamatkan gawangnya.
Memasuki menit ke-18, Lehmann menjadi orang pertama yang diganjar kartu merah di final Liga Champions, akibat mengganjal Samuel Eto'o di luar kotak penalti. Robert Pires dikorbankan agar Manuel Almunia bisa berdiri di bawah mistar. Giuly mencetak gol, tapi dianulir karena pelanggaran.
Menit ke-35, Sol Campbell mencetak gol, memanfaatkan umpan tembakan bebas. Wasit memberi tembakan bebas karena Carles Pujol menjatuhkan Eboue di kotak penalti. Pengamat mengatakan Eboue melakukan diving.
Di babak kedua, Arsenal tertekan hebat sejak menit pertama, dan Almunia beberapa kali harus kerja keras menyelamatkan gawangnya. Namun gol balasan Barcelona baru lahir menit ke-76. Samuel Eto'o memanfaatkan umpan matang Larsson -- yang masuk menit ke-61 untuk menggantikan Mark van Bommel.
Menit ke-80, Larsson mengirim umpan ke Juliano Belletti. Pemain yang masuk menggantikan Oleguer menit ke-71 itu mengkonversinya menjadi gol kemenangan.
Pergantian yang dilakukan Arsene Wenger, setelah gol pertama Barca, relatif tidak membawa pangaruh. Kehadiran Mathieu Flamini, menggantikan Cesc Fabregas, tidak mengubah performa lini tengah The Gunners.
Barca pulang dengan trofi Liga Champions, tapi musim berikutnya pelatih Frank Rijkaard gagal mengatasi kemunduran timnya. Ronaldinho bukan lagi yang terbaik. Deco mulai memperlihatkan penurunan prestasi. Sedangkan Messi memperlihatkan kematangan, yang memberi harapan baru.
Quote:
Dan sekali lagi gans, kali ini Goal Soll Cambel di menit awal yang membawa Arsenal unggul 1-0 atas Barcelona ternyata tidak membuat teamnya menang melawan Barcelona. Sama halnya dengan Paolo Maldini yang mencetak goal diawal laga yang juga tidak bisa membuat teamnya juara UCL. Apakah memang gol para defender ini menjadi kutukan di Final 2005 dan 2006?. Mungkin itu hanyalah cerita dari sepok bola yang bisa dinikmati oleh para footballer seperti saya.
Quote:
sekian thread saya yang berantakan gan. Tengkyu attensinya
sumber
sumber
0
2.4K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan