ane mau share dikit ni gan yang berhubungan dengan miss world 2013 di negara kita tercinta
dan di siang ini ada HT yg mengusung tentang ajang kontes kecantikan wanita sedunia tersebut.
HOT THREAD
ane gak ada niat buat melawan atau menyanggah apa yang telah TS jabarkan di post tersebut. dan bahkan ane amat stuju sama pendapat topik post diatas yang mana si TS tsb menjabarkan pendapatnya dari segi logika, karna pendapat dari segi agama amat sangat kurang bisa di terima oleh pembaca di negara kesatuan suku, budaya dan agama ini.
tp ane mau ralat dikit dari post yg dah ts bawakan mengenai potensi promosi lokasi / negara dengan adanya event ini.
ts menyebutkan sbb:
Quote:
"Salah satu argumen peserta kontes putri2an macam Miss Universe itu adalah, mereka bisa menaikkan turis mancanegara, meningkatkan pariwisata.
Well yeah, mari kita lihat datanya, Kawan. Venezuela adalah negera yg memenangkan Miss Universe 2008 dan 2009, kalian tahu berapa pertumbuhan turis mancanegara mereka setelah wanita mereka menang? Minus 3%. Jepang yang memenangkan tahun 2007, pertumbuhan turisnya setelah
menang, nol sekian persen saja."
kl itukan data2 efek promosi negara pemenang miss world, bukan lokasi dimana ajang tersebut diselenggarakan dan untuk saat ini kita masih blm punya sumber yg menyatakan langsung efek promosi dari lokasi dimana ajang tahunan tersebut digelar. ane ada data lokasi daftar ajang tsb di selenggarakan, walau gak terlalu detail tetapi smoga bermanfaat
lokasi miss word tahun2 sebelumnya
Dan ini ada pendapat dari salah satu parpol yang bisa dijadikan referensi untuk kita smua. Tp ane skali lagi memohon dengan sangat agar agan tidak memaknainya sebelah mata
Quote:
PKB: Miss World jangan dimaknai negatif, ini ajang diplomasi perdamaian PKB: Miss World jangan dimaknai negatif, ini ajang diplomasi perdamaian Submitted by admin on Fri 06/09/2013 - 17:15
JAKARTA, 6/9 (SOLUSInews): Kalangan Partai Kebangkitan bangsa meminta penyelenggaraan Miss World di Indonesia sebaiknya tidak dimaknai secara negatif. Sebab, bagi salah satu Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di DPR RI, Marwan Djafar, kegiatan ini bisa menjadi sarana untuk melakukan diplomasi perdamaian dunia.
"Acara Miss World secara positif kita pandang secara diplomasi budaya dan wisata. Kita juga mendorong supaya panitia membuat guiden sebagai wahana diplomasi perdamaian dunia," katanya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (6/9). Disebutnya, itu merupakan hal menarik ketika di belahan negara lain sedang terjadi pergolakan seperti di Timur Tengah. Artinya, ajang ini bisa dijadikan momentum untuk menyuarakan perdamaian dunia. " Indonesia sebagai warga mayoritas muslim, bisa menjadi pelopor untuk itu," tambah anggota Komisi IV DPR RI ini.
Selain itu, menurutnya, kegiatan ini juga bisa digunakan sebagai ajang untuk mengentaskan kemiskinan melalui berbagai kegiatan sosial
dan para kontestan Miss World bisa sebagai duta. "Itu bisa disuarakan oleh para kontestan. Saya pikir itu bagus," tuturnya. Begitu juga dengan penggunaan batik dalam kegiatan tersebut bisa dijadikan sebagai sarana diplomasi budaya secara internasional.
Kegiatan Miss World ini merupakan sarana yang penting untuk diplomasi internasional tersebut. "Kita menjunjung tinggi masyarakat kita yang multikulutural. Acara ini harus kita pandang dari sisi positif dan jangan negatif. Jadi tidak perlu ada pro dan kontra. Saya juga mengajak masyarakat secara umum untuk memaknai kegiatan ini secara positif," demikian Marwan Djafar.
Sementara itu, Ketua MPR RI, Sidharta Danusubroto, menilai, ada sisi positif dari penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia. Tidak hanya mempromosikan pariwisata, tetapi juga budaya Indonesia agar lebih dikenal dunia.
Indonesia mencatat sejarah sebagai penyelenggara Miss World 2013. Ajang ini merupakan yang pertama dihelat di Indonesia dan Asia Tenggara, setelah diselenggarakan sebanyak 62 kali. Karenanya, penyelenggaraan Miss World 2013 ini pun mendapatkan respons positif dari Sidharto Danusubroto, Ketua MPR. “Meminta kepada penyelenggara agar menjaga budaya Indonesia. Tapi jangan ditentang penyelenggaraannya, kan tidak baik juga nama Indonesia kalau begitu,” kata Sidharto Danusubroto. Masih menurutnya, pihak penyelenggara sudah memberi pernyataan akan tetap menjaga nilai-nilai budaya Indonesia. Seperti penggunaan baju adat bagi sekitar 130 peserta itu akan bagus. Bisa digunakan sebagai promosi memperkenalkan budaya Indonesia. “Sementara Bali yang dipilih sebagai lokasi karantina juga tidak asing dengan budaya Miss World. Event ini akan jadi promosi gratis untuk Indonesia di dunia internasional,” tambahnya.
Saat ini dunia lebih mengenal keindahan Pulau Bali daripada Negara Indonesia secara keseluruhan. Banyak turis asing sering liburan di Bali, sehingga kultur budaya Bali pun menyesuaikan dengan penyelenggaran tersebut. “Apalagi Gubernur Bali sudah setuju karena dinilai menguntungkan pariwisata Indonesia, seharusnya kita dukung. Negara kita ini kan terdiri dari beragam suku dan agama. Janganlah memaksakan kehendak. Kita ambil sisi positifnya saja. Ini bisa meningkatkan nilai pariwisata Indonesia di mata dunia,” paparnya. Dikatakannya, Miss World juga tidak berpengaruh terhadap moral anak bangsa. “Moral itu terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti pendidikan di dalam keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan di lingkungannya. Tidak bisa satu acara semacam ini lantas langsung dianggap merusak moral bangsa. Masalah moral itu kembali lagi ke individunya. Kalau pendidikan dalam hal moralitas dan agamanya sudah bagus, saya kira Miss World tidak berpengaruh terhadap moral anak negeri ini,” tambahnya.
Pria ramah ini pun meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan dengan aksi penolakan. Masyarakat harus berpikir jernih. Semuanya harus tetap bertindak dengan damai
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Saya juga meminta aparat keamanan menjaga penyelenggaraan Miss World ini dengan maksimal. Aparat harus berhasil menciptakan suasana yang kondusif. Sebab, Miss World ini menjadi sorotan Dunia. Ini menyangkut nama baik Indonesia,” demikian Sidharta Danusubroto.
Banyak kemaslahatan
Secara terpisah, Fajar Rizal Ulhaq, Direktur Eksekutif Maarif Institute for Culture and Humanity membuka suara terkait Miss World 2013. Dia meminta agar masyarakat tidak terprovokasi dengan pihak tertentu yang mencoba menggagalkan acara tersebut. "Saya mengimbau kepada masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh opini negatif dari kalangan tertentu, yang belum tentu benar," katanya eksklusif di Maarif Institute for Culture and Humanity, Jakarta Selatan.
Lebih lanjut dia menjelaskan perihal keputusan Maarif Institute untuk mendukung ajang ini karena acara tersebut mengedepankan sisi kemaslahatan umat. Mengedepankan perekonomian di bidang pariwisata dan panutan untuk menjadi sosok inspiratif. "Saya mendukung Miss World 2013 untuk maju terus, asal bisa memberi tontonan yang inspiratif dan positif kepada masyarakat," tambahnya.
Fajar Rizal Ulhaq juga memberi apresiasi kepada pihak panitia yang mengajak para kontestan Miss World berkunjung ke tempat-tempat wisata di Bali. Menurutnya, hal ini mampu memberi efek yang luar bisa dan menguntungkan dari segi diplomasi budaya di Indonesia dengan wisatawan mancanegara.
"Di Miss World nanti, kontestan akan mengunjungi tempat-tempat wisata di Bali. Dengan begitu dari sisi diplomasi budaya sangat menguntungkan, karena bisa memberi efek positif dan mendongkrak animo para wisatawan mancanegara. Hal ini secara ekonomi bisa memperbaiki krisis yang sedang terjadi," demikian Fajar Rizal Ulhaq.
(jr-ozc/S)
sumber mata air pegunungan
skali lagi ane gak ada maksud buat menambah kelam serangkaian pro dan kontra tentang adanya ajang Miss World tersebut. ane gak ada maksud memecah belah bangsa ini. ane hanya ingin share apa yang ada di pikiran ane. moga2 agan skalian dapat memaklumi. amin
ane gak nolak
tp ane gak berharap