julianiraniAvatar border
TS
julianirani
Puan & Jokowi Bersaing Capres PDIP? Merasa Bukan Trah Sukarno, Puan Galau mau Nyapres


don't worry, my son!

Puan Maharani juga Dijagokan sebagai Capres
Sabtu, 07 September 2013 , 19:59:00 WIB

RMOL. Sampai saat ini, 33 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan masih belum satu suara soal siapa yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Berdasarkan aspirasi dan pandangan yang disampaikan dalam acara Rakernas III, elit PDIP di tingkat provinsi itu terbelah kepada tiga nama. Selain nama Joko Widodo, ada juga menguslkan Megawati Soekarnoputri. Bahkan Puan Maharani ikut disuarakan termasuk sosok yang layak untuk maju di Pilpres.

Demikian disampaikan Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira kepada wartawan di arena Rakernas, kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu (7/9). Andreas adalah yang memimpin forum penyampaian aspirasi dan pandangan dari DPD-DPD. Menurut Andreas, dalam forum itu, perwakilan DPD tidak hanya membahas soal pilpres. Tapi juga kesiapan pemilihan legislatif dan kondisi internal partai.

Lebih lanjut, Andreas mengatakan aspirasi daerah soal nama Jokowi tidak bisa dinilai hanya lewat presentase atau angka berapa banyaknya DPD yang mengusulkan. Karena, ada juga DPD yang menyerahkan agar nama capres menjadi wewenang dan keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan. "Pada dasarnya apa yang disampaikan DPD itu apa yang mereka rasakan. Apa yang mereka coba pahami dari pidato Ibu Ketum kemarin. Tapi pada akhirnya nanti Ketum yang putuskan," ujar Andreas. Kesimpulannya menurut Andreas, belum semua setuju dengan nama Jokowi langsung. DPD masih mempertimbangkan rasionalitas demi memenangkan Pemilu 2014
http://www.rmol.co/read/2013/09/07/1...ebagai-Capres-


Puan Maharani, pewaris tunggal Dinansti politik Megawati dan PDIP

Puan: PDIP Bukan Partai Trah Bung Karno
Rabu, 04/09/2013 16:38 WIB

Jakarta - PDIP akan gelar rakernas pada 6-8 September 2013 mendatang. Dalam rakernas tersebut akan dibahas mengenai kriteria capres PDIP dan strategi pemenangan pemilu 2014. "Kalau ada anggapan bahwa PDIP adalah partai trah Bung Karno, maka sebenarnya bukan. Jadi tidak menutup kemungkinan nantinya ketua umum ataupun capres ada di luar trah (Sukarno), buktinya di DPP cuma saya saja yang keluarga (Sukarno)," ungkap Ketua F-PDIP DPR RI, Puan Maharani di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2013).

Puan menyatakan bahwa kader-kader terbaik mungkin saja dijadikan sebagai capres. PDIP akan bandingkan antara popularitas dengan kinerja kader sebagai capres. "Popularitas itu bukan jaminan seorang kader dijadikan capres, kita juga akan lihat bagaimana kinerja kader tersebut, Jokowi pun bukan anak emas PDIP tapi kalau memang dia berkualitas kenapa enggak?" imbuh putri ketua umum PDIP ini. Lalu apakah mungkin Jokowi yang bukan dari trah Sukarno dicapreskan? "Loh jangan kait-kaitkan antara trah dengan kualitas, kualitas ya kualitas," tandasnya.
[url]http://news.detik..com/read/2013/09/04/163814/2349359/10/puan-pdip-bukan-partai-trah-bung-karno[/url]

Soal Wacana Jadi Ketum PDIP,
Puan Maharani Baru Mau Bicara Jelang Kongres 2015

Sabtu, 07 September 2013 , 18:32:00 WIB

RMOL. Pada saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan, paling tidak lima kali Megawati Soekarnoputri menyebut kata "regenerasi kepemimpinan". Regenerasi kepemimpinan ini bisa bermakna dua. Pertama terkait kepemimpinan nasional. Kedua regenerasi di tingkat internal atau pergantian posisi Ketua Umum PDI Perjuangan, yang saat ini dijabat Megawati.

Regenerasi pertama tergantung kepada Megawati. Sebab sesuai amanat Kongres, hanya Mega yang berhak menentukan siapa capres dari partai berlambang kepala banteng itu. Sementara regenerasi kedua adalah soal posisi orang nomor sat di partai itu setelah Megawati tak lagi menjabat. Di kalangan internal, ada yang percaya Megawati menyiapkan Puan Maharani. Hal ini terlihat dari sinyal dan juga gestur yang ditunjukkan Mega.

Dalam pidato yang sama misalnya, Megawati menyebut nama Puan, di samping Jokowi dan Ganjar Pranowo, sebagai produk dari apa yang sudah dipersiapkan PDI Perjuangan untuk regenerasi kepemimpinan. Di sisi, lain Puan belakangan ini semakin tampil percaya diri. Puan, yang dulu dikenal tertutup, mulai berani bicara saat dicegat media di tengah jalan atau doorstop. Retorika Puan pun semakin meningkat, baik saat ditanya maupun saat menyampaikan pidato.

Saat dimintai tanggapan, Puan masih enggan berkomentar tentang kesiapan dirinya menjadi Ketua Umum PDI-P menggantikan ibunya, Megawati. "Belum mau bahas itu. Kita masih mau bahas Pileg dan Pilpres dulu. Itu nanti dibahas di 2015 nanti," tegas Puan kepada wartawan di sela-sela Rakernas III PDIP, di kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu (7/9). Apakah Anda siap menjadi Ketua Umum? "Menjelang Kongres (pada tahun) 2015 baru saya jawab," elak Puan
http://www.rmol.co/read/2013/09/07/1...-Kongres-2015-

Guruh Soekarno: Jokowi dan Puan tak pantas jadi presiden
Selasa, 19 Maret 2013 12:26:08

Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sangat tinggi untuk calon presiden (Capres). Namun putra bungsu Soekarno, Guruh Soekarnoputra menganggap kemampuan Jokowi belum mumpuni. Belum saatnya Jokowi maju sebagai orang nomor satu Indonesia. "Kalau buat saya sebaiknya belum sekarang," ujar Guruh Soekarnoputra usai bertemu dengan Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (20/3).

Politisi PDIP ini mengaku Jokowi memang mempunyai kemampuan yang menonjol dibanding pemimpin-pemimpin lainnya, tetapi dinilai belum saatnya menjadi Presiden. Kemampuan menonjol tersebut dilihat dari kinerja dan dedikasinya dalam memimpin untuk sebuah daerah. "Bahwa Pak Jokowi mempunyai kemampuan memang apa, tapi saya belum bilang kapasitas sebagai seorang presiden. Bahwa pak Jokowi dibanding dengan pemimpin-pemimpin lainnya itu sangat menonjol, gimana kerjanya, dedikasinya, ketulusannya," jelasnya.

Anggota komisi X DPR ini malah tidak setuju Pemilu Presiden dilakukan secara langsung. Sebab, bertentangan dengan pancasila, sehingga elektabilitas seorang sebagai Capres tidak lah penting. "Buat saya UUD kita telah melenceng dari Pancasila dengan produk amandemen tahun 2002. Sehingga tentang pemilunya, pemilu langsung tidak sesuai dengan pancasila, sangat bertentangan dengan pancasila. Jadi saya enggak terlalu inilah tentang elektabilitas," paparnya.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dipandang tidak perlu maju sebagai Capres untuk Pilpres mendatang. Begitu pula, keponakannya Puan Maharani belum saatnya maju sebagai Cawapres, walaupun diusung oleh Yusril Ihza Mahendra untuk mendampinginya. "Kalau saya pribadi saya rasa enggak perlu lah. Nggak, kalau menurut saya Puan masih terlalu muda. Belum banyak makan asam garam," tegasnya.

PDIP yang identik tidak lepas dari trah Bung Karno dalam setiap mengusung Capres dinilai kolot. Sebab, urusan rakyat bukan bicara tentang trah. "Soal negara dan bangsa itu kita bukan main-main soal trah. Ini untuk rakyat Indonesia, bahwa seorang Puan itu keturunannya Bu Mega kakak saya kandung, tapi Puan masih terlalu muda belum banyak asam garam di dunia politik," terangnya.

Walaupun dia kader PDIP, tetapi Guruh melihat tidak ada sosok dari PDIP yang pantas menjadi pemimpin Indonesia. Begitu pula, calon eksternal untuk presiden dinilai tidak ada yang kompeten menjadi pemimpin bangsa. "Ga ada. Jangankan di PDIP, di Indonesia saja menurut saya ga ada. Seluruh indonesia ini enggak ada," tandasnya.
http://m.merdeka.com/politik/guruh-s...-presiden.html

PDIP Gagal Jalankan Fungsi Partai
Puan Maharani Dinilai Belum Pantas jadi Capres
Minggu, 02 Juni 2013 , 18:48:00

JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens menilai PDI Perjuangan telah gagal menjalankan fungsi sebagai partai yang harusnya mencetak politisi. Alasannya, PDIP masih sangat tergantung pada figur ketua umumnya, yakni Megawati Soekarnoputri. "PDI Perjuangan sekian lama pusatnya pada Ibu Mega. Kan PDI Perjuangan cuma partai keluarga," kata Boni di Jakarta, Minggu (2/6).

Menurut Boni, keluarga Soekarno tidak pernah melakukan regenerasi politik dan tidak pernah membentuk figur yang bisa menjadi seorang pemimpin. Kemunculan Megawati, lanjutnya, juga karana faktor kecelakaan sejarah. "Semua itu by accident dan faktor historis saja. Ibu Mega anak presiden dan seterusnya akan bergulir," ucap dia.

Bagaimana dengan sosok Puan Maharani yang juga anak Megawati? Boni menyebut Puan yang kini menjadi Ketua Fraksi PDIP DPR memang tengah dipersiapkan untuk menggantikan ibunya di pucuk pimpinan partai. Boni pun menganggapnya sebagai hal positif. Namun demikian, Boni menilai, sosok Puan belum tepat jika diusung sebagai calon presiden. "Puan tidak pernah dibentuk dan sejujurnya belum punya kapasitas sebagai seorang calon presiden. Artinya partai memang gagal," ujar Boni.
http://www.jpnn.com/read/2013/06/02/...s-jadi-Capres-

Puan: PDIP tak mau tergopoh-gopoh usung capres
Jumat, 6 September 2013 14:37:10

Sejumlah partai politik sudah menetapkan kandidat atau jago yang bakal diusung sebagai calon presiden 2014 mendatang. Namun, PDI Perjuangan hingga saat ini masih terlihat kalem dan belum memutuskan siapa yang bakal digadang sebagai capres. Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menegaskan partainya tidak gentar dan takut ketinggalan dengan partai lain yang telah mengusung calon. "Enggak, sama sekali enggak (ketinggalan)," ujar Puan di arena Rakernas PDIP, Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Jumat (6/9).

Menurut Puan, PDIP merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia. Dia menegaskan partainya tidak akan ikut-ikutan dengan partai lain yang telah mengusung capres. "Kita gak ikut-ikutan atau kemudian jadi tergopoh-gopoh, terburu-buru mengikuti apa yang sudah diputuskan oleh partai lain. Karena setiap partai memiliki mekanisme dan aturan-aturan sendiri," jelas Puan.

Lebih lanjut, Puan menambahkan, partainya memiliki pertimbangan sendiri dibandingkan harus terburu-buru mengusung capres 2014. Walaupun partainya terlebih dahulu akan fokus dalam pemenangan pemilu legislatif, namun nama-nama yang muncul akan diusulkan kepada Megawati. Termasuk juga nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang namanya makin tenar. "Jadi keputusan partai itu sudah dipertimbangkan masak-masak. Tentu saja itu akan jadi masukan kepada partai dan ibu ketua umum dalam memunculkan siapa yang akan maju dalam pilpres," tandasnya.
http://www.merdeka.com/politik/puan-...ng-capres.html

Puan Maharani: Jangan Paksa PDIP Capreskan Jokowi!
Jumat, 19/07/2013 20:00 WIB

Jakarta – Pernyataan peneliti LIPI bahwa PDIP bodoh jika tak mencapreskan Jokowi, mendapat tanggapan keras dari Ketua FPDIP Puan Maharani. Semua pihak diingatkan tidak memaksa partainya mengusung Jokowi sebagai bakal capres hanya karena hasil survey menunjukkan tingginya popularitas icon baru PDIP itu. “Kami mempunyai mekanisme sendiri. Jangan kami dipaksa mencalonkan seseorang yang mungkin dianggap cukup hasil surveinya,” tegas Puan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (19/7/2013).

Urusan pencapresan adalah perkara keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Berbagai survei yang bermuculan belakangan ini dia nilai tidak bisa memastikan realitas elektabilitas seorang bakal capres pada 2014 kelak. “Karena dinamika politik selalu berkembang setiap waktu. Kita nggak tahu 2014 bagaimana. Menuju 2014 waktunya masih banyak. Dinamika itu terus beganti,” paparnya.

PDIP baru akan memastikan pasangan capres dan cawapresnya setelah Pemilu Legislatif 2014. PDIP tak akan ikut-ikutan mendeklarasikan capresnya cepat-cepat seperti yang dilakukan partai lain. “Kalau partai lain punya capres dan cawapres, sah-sah saja. Tapi bukan berarti PDIP harus ikut-ikutan. Kita konsolidasi dan tunggu hasil Pemilu 2014, setelah itu akan ada keputusan,” pungkasnya.
[url]http://news.detik..com/comment/2013/07/19/200005/2308483/10/puan-maharani-jangan-paksa-pdip-capreskan-jokowi?nd772204topcom[/url]

RAKERNAS PDI PERJUANGAN
Mengapa Popularitas Jokowi Masih Perlu Dipertanyakan
oleh Mega, Puan dan Elit PDIP?
Sabtu, 07 September 2013 , 21:27:00 WIB


Jokowi

RMOL. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan yang sedang dihelat di Ancol, Jakarta, menarik untuk diamati. Ada semacam harap yang membuncah disana agar pimpinan tertinggi partai segera mengumumkan siapa yang akan dijagokan partai dalam pemilihan presiden tahun depan. Orang-orang yang berharap ini seperti sudah kebelet, mengandaikan PDIP sungguh-sungguh telah berada di puncak prestasi. Bagi mereka, barangkali, popularitas Joko Widodo yang kini adalah Gubernur DKI Jakarta bagaikan senjata pamungkas yang sudah tak perlu diuji lagi. Tinggalkan ditembakan ke arah lawan, maka lawan seberapa banyak pun akan terkapar, dan kemenangan diraih dengan mudah dan seketika.

Tetapi di sisi lain, masih ada juga elit PDIP yang berusaha untuk tetap tenang menghadapi angin sepoi-sepoi yang memang bisa melenakan dan meninabobokan ini. Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon, misalnya, menggarisbawahi kemungkinan ada pihak yang memanfaatkan Jokowi dan memompa popularitas mantan Walikota Solo itu menjadi seperti sekarang. "Perlu diwaspadai kenapa pemberitaan tentang Jokowi begitu besar," ujar Effendi seperti dikutip dari Antara. "Siapa yang bermain di balik itu (popularitas Jokowi). Apa dia jadi media darling disebabkan adanya kontrak atau ada design khusus yang dilakukan," tanya Effendi lagi.

Pertanyaan tajam Effendi Simbolon ini tentu bukan tanpa alasan. Kelihatannya Effendi Simbolon termasuk di antara segelintir elit PDIP yang khawatir cerita tentang popularitas Jokowi yang begitu tinggi akan mempengaruhi proses kaderisasi di tubuh partai itu, membuat anggota dan kader PDIP tersihir seakan-akan hanya ada Jokowi di PDIP. Dari pernyataan-pernyataannya itu, Effendi tampak sekali ingin menjaga akal sehat, membuat semua warga partai banteng tetap mengedepankan rasionalitas. Bagaimanapun PDIP adalah sebuah organisasi politik yang arah dan kecepatannya ditentukan oleh elemen-elemen yang menjadi bagian dari sang organ, bukan ditentukan oleh orang per orang.

Membiarkan seorang individu dikultuskan sama artinya dengan menyederhanakan persoalan dan memandang remeh tantangan yang dihadapi PDIP. Bagaimanapun PDIP harus bisa menghadapi tantangan secara ril, dan itu membutuhkan kerja keras semua pihak. Bukan sekadar hasil gocekan invisible hand yang bermain di belakang keremangan, ibarat dalang yang memainkan wayang. Dan tampaknya, Megawati Soekarnoputri sang ketua umum punya pikiran yang sama dengan Effendi Simbolon. Ketika membuka Rakernas kemarin, menyatakan dirinya tidak akan terpengaruhi oleh survei. Kelihatannya Megawati menyadari betul-betul bahwa bukan tidak mungkin survei berarti pula upaya merekayasa kesadaran publik.

Kini, di tengah gempita menanti siapa jago dari PDIP, kita perlu sama-sama menanti, kubu manakah yang memenangkan pertarungan di arena Rakernas? Kubu yang tergopoh-gopoh, atau kubu yang dengan tenang melihat permainan politik sebagai sebuah proses panjang yang membutuhkan kesabaran dan kesadaran. Dan yang paling penting, kerja keras semua elemen di tubuh partai
http://www.rmol.co/read/2013/09/07/1...Dipertanyakan-

--------------------------------

Secara garis keturunan dan pewaris tahta, Puan Maharani itu memang tidak memiliki trah Soekarno sama sekali, sebab ayahanndanya yaitu Taufik Kiemas almarhum, adalah orang Palembang, Sumatera. Dalam pakem tradisi adat jawa dan agama Islam, penentuan garis keturunan seorang anak wanita itu akan mengikuti garis keturunan ayah kandungnya, bukan garis keturunan ibu kandungnya.

Makanya kalau di dalam Islam, terlarang seorang wanita yang sudah bersuami sekali pun, menyantumkan nama suaminya di belakang namanya. Yang benar, si wanita itu meski sudah punya suami, diharuskan memakai nama ayah kandungnya di belakangnya. Jadi Puan Maharani itu akan dipanggil Puan maharani binti Taufik Kiemas. bukan Puan binti Megawati. Jadi, Puan Maharani memang tak bisa lagi meng-klaim kalau dirinya itu masih trah Soekarno sehingga dia tidak berhak mengaku dirinya masih masuik trah Dinasti Sukarno. Masalahnya dalam politik dinasti ini, PDIP itu identik dengan trah Sukarno. Oleh sebab itu kalau Puan dipaksakan menjadi Capres, termasuk juga Jokowi, mereka berdua tak bisa lagi mengusung kebesaran nama Sukarno seperti emaknya Puan dulu (Megawati), dimana kalau setiap ada kampanye, dia yang selalu mengusung poster bapaknya, Sukarno
Diubah oleh julianirani 08-09-2013 01:11
0
3.1K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan