- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jurnalis Diteriaki "Bunuh" oleh warga Register 45 Mesuji saat meliput


TS
aditya344
Jurnalis Diteriaki "Bunuh" oleh warga Register 45 Mesuji saat meliput
Permisi Gan..
Ane gk ada maksud apa", cuma mau berbagi informasi tentang konflik yang ada di MESUJI. forum ini bisa juga di sebut kliping gan
(kyk jaman SD), knp ane membuat Kliping ini
??? krna ane pngen tau gan sejauh mana sih pemerintah dalam menyelsaikan konflik ini,? appakah di biar-biarkan sampe hutan register 45 habis di ambil oleh perambah?
jujur ane aja yg asal nya dri mesuji jdi tidak tenang jika melewati daerah trsbut. SEMOGA PEMERINTAH DAPAT SEGERA MENYELESAIKAN KONFLIK INI
NB:
Jika Agan nemu Link di internet tentang Register 45 mesuji silahkan post replay ya gan
. . biar ane masukin ke daftar kliping ane 
Langsung AJA gan Baca Kliping ane ya
============================


Warga Mesuji Curhat ke Wakapolda Lampung
====================================
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Wakapolda Lampung Kombes (Pol) Winarno AS berkunjung ke Kabupaten Mesuji, Jumat (6/9/2013). Kedatangan orang nomor dua di jajaran Polda Lampung ke wilayah "Sai Bumi Serasan Segawi" ini disambut aksi curhat oleh warga dari Forum Komunikasi Mesuji Bersatu (FKMB) terkait rentetan aksi blokir jalintim oleh perambah register 45 beberapa hari lalu.
Curhat disampaikan salah seorang warga dari FKMB beberapa saat setelah wakapolda tiba di rumah dinas bupati Mesuji. Ratusan warga yang tergabung dalam FKMB tengah berada di rumdis bupati karena mendengar adanya isu perambah hutan register 45 akan melakukan aksi kembali. Di hadapan Wakapolda Kombes Winarno, warga menyampaikan kekecewaan dan kekesalan mereka atas rentetan aksi blokir jalintim yang dilakukan para perambah register 45. Aksi tersebut dinilai telah melampaui batas kewajaran. Ulah para perambah itu, menurut warga, justru kembali mencoreng nama Kabupaten Mesuji.
Menanggapi itu, Wakapolda Lampung Kombes (Pol) Winarno AS mengatakan, pihaknya berterimakasih dan mengapresiasi dukungan masyarakat Mesuji kepada Polri menjalankan tugas-tugas pengamanan selama ini, termasuk dalam menangani aksi demonstrasi pemblokiran jalintim beberapa hari terakhir ini. Dia menambahkan, pihaknya juga saat ini telah menangkap dan memproses belasan orang yang tertangkap membawa senjata api ilegal dan senjata tajam dalam aksi pemblokiran jalan yang yang terjadi beberapa hari lalu.
Blokir Jalintim, Khamamik: Seperti Negara Dalam Negara, Tidak Ada Aturan
==========================
sumber
Tribun Lampung
_______________________________
Bupati Mesuji Khamamik menyayangkan sikap tidak ramah yang ditunjukkan warga yang menduduki kawasan register 45 Mesuji terhadap upaya penyelesaian persoalan di kawasan hutan negara itu.
Bahkan, dari hari ke hari, warga yang disebut perambah itu makin menunjukkan sikap yang mengarah kepada tindak anarkisme.
Teranyar, aksi ratusan perambah yang memblokir jalintim yang menuntut pembebasan rekan mereka yang ditangkap polisi atas tuduhan melakukan tindak pidana penganiayaan.
Dalam aksi yang berlangsung sepanjang Rabu (4/9/2013), tidak hanya berdampak lumpuhnya arus lalu lintas di jalintim, namun juga berujung aksi anarkisme berupa perusakan kendaraan dan beberapa fasilitas lainnya.
Para jurnalis yang tengah melaksanakan tugas peliputan itu juga ikut menjadi sasaran intimidasi dari perambah.
"Ini seperti negara dalam negara, seperti nggak ada aturan. Pemerintah sebenarnya sudah cukup bijak, lahan yang ditempati itu adalah tanah negara," terang Khamamik, di hadapan awak media menyikapi maraknya aksi anarkisme dan premanisme yang dilakukan perambah akhir-akhir ini, Kamis (5/8/2013).
Semestinya, kata Khamamik, dengan kesadaran sendiri para perambah mesti segera meninggalkan kawasan hutan register 45.
"Tanah itu merupakan tanah yang penguasaannya ada pada negara. Saya rasa mereka harus mengertilah, jangan terlalu memaksakan kehendak," tegas Khamamik.
Kondisi di kawasan hutan register 45 Kabupaten Mesuji kian hari kian mengkhawatirkan.
Dari hari ke hari, makin banyak warga yang masuk dan mendirikan rumah dan gubuk di kawasan hutan negara itu.
Bahkan, jika diamati kondisi hutan register 45 saat ini nyaris menyerupai sebuah kawasan perumahan nasional (perumnas). (endra)
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-
Aksi warga register 45 Mesuji yang memblokir jalintim, Rabu, juga mengancam para pekerja media yang tengah melakukan tugas peliputan.
Pada aksi pemblokiran jalintim kedua pukul 17.00 wib petang kemarin, sejumlah jurnalis mendapatkan ancaman pembunuhan dari para perambah.
Tindak intimidasi kepada jurnalis ini sangat disayangkan Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Lampung Febrianto Ponahan.
"Ini tidak semestinya terjadi," ungkap Febrianto Pohan, Kamis (5/9/2013).
Intimidasi terhadap jurnalis itu bermula ketika mereka tengah meliput aksi perambah di depan Mapolres Mesuji.
Saat berada di depan Mapolres Mesuji, ada seorang perambah melemparkan batu ke arah warung. Melihat tindakan itu, para jurnalis, yang sebagian besar adalah jurnalis televisi, lalu berniat hendak mengabadikan peristiwa tersebut dengan kamera.
Saat mereka melihat jurnalis mengabadikan peristiwa itu, puluhan perambah langsung mengejar dengan membawa senjata api dan senjata tajam sambil berteriak bunuh.
"Para jurnalis yang berada di lokasi pun langsung menyelamatkan diri dengan bersembunyi di tempat yang dianggap aman," terang Febrianto.
Akibat peristiwa tersebut, para jurnalis yang meliput: Johan (TVRI), Mustakim (stringer Indosiar), Agustinus Raharja (MNCTV), Rahman Wijayanto (stringer Metro TV), Supriyadi (stringer Trans7), Robi Aritonang (Bass Radio), dan Amrullah (Radar TV) mengalami trauma.
"Sampai hari ini, mereka masih waswas dan belum dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Kami tentu menyangkan tindakan warga perambah terhadap jurnalis yang tengah melaksanakan tugas peliputan," tandas Febrianto. (endra)
Rabu, 4 September 2013 22:46
Tribun Lampung
_____________________________
Situasi di Register 45 Mesuji beberapa hari ini terus memanas. Ribuan warga kembali memblokir jalan lintas timur, Rabu (4/9/2013).
Persatuan Petani Moro-Moro Way Serdang (PPMWS) meminta pemerintah segera menyelesaikan konflik di Register 45.
"Sejak awal sudah jelas sekali akar masalahnya, konflik di Register 45 adalah akibat dari kebijakan pengelolaan kawasan hutan di era orde baru yang menyingkirkan keberadaan masyarakat," ujar Sahrul Sidin, Sekretaris Jenderal PPMWS, melalui rilisnya, Rabu (4/9/2013).
"Laporan TGPF Kasus Mesuji sudah menyebutkan hal tersebut," tambahnya.
Syahrul menegaskan, konflik semakin meluas karena pemerintah terkesan melakukan pembiaran dan menerapkan perlakuan yang berbeda terhadap masyarakat dan perusahaan pemegang konsesi.
"Hal inilah yang membuat konflik semakin kronis," ujarnya.
PPMWS meminta pemerintah menyelesaikan konflik yang sudah terjadi belasan tahun ini dengan cara-cara yang damai, arif, dan berkeadilan. Hal ini akan mencegah spiral kekerasan di Register 45.
Meski demikian, pihaknya mendukung upaya penegakan hukum terhadap oknum-oknum spekulan tanah yang menurutnya berkontribusi terhadap semakin meluasnya konflik di Register 45.
Konflik ini, menurut Syahrul, harus segera diakhiri dengan solusi yang berkeadilan.
Upaya penggusuran, kata dia lagi, terbukti tidak efektif.
"Semakin digusur, semakin banyak orang yang kembali. Hal ini yang harus menjadi perhatian dan evaluasi pemerintah," tambahnya.(endra)
13 Senjata Api Disita dari Perambah Hutan
Rabu, 11 September 2013 | 09:43 WIB
metrotvnews.com
________________________________

Metrotvnews.com, Bandar Lampung: Kepolisian Resor Mesuji, Lampung, menyita 13 senjata api rakitan dari tangan perambah hutan di kawasan Register 45 Mesuji, Lampung.
Sebanyak 12 senjata api laras pendek dan satu laras panjang itu disita polisi dari tangan para perambah yang kini masih terlibat konflik lahan. Senjata rakitan tersebut kerap digunakan saat terjadi kerusuhan dan bentrokan antarwarga di kawasan yang kini masih disengketakan itu.
Polisi menduga ribuan perambah di kawasan hutan lindung seluas 30.000 hektare tersebut masih menyimpan senjata api dan senjata tajam.
Maraknya kepemilikan senjata api ilegal di kawasan itu membuat aksi kejahatan dengan senjata api di sepanjang jalan lintas timur Sumatra meningkat tajam.
Kepala Polres Mesuji Ajun Komisaris Besar Trisna juga mengimbau kepada warga untuk menyerahkan senjata api milik mereka ke aparat keamanan. Ia menjamin tidak akan menindak secara hukum warga yang menyerahkan senjata api secara suka rela.
Saat ini polisi sedang menggencarkan razia senjata api di sekiktar kawasan Register 45 untuk mengurangi peredaran berbagai jenis senjata api di kawasan tersebut. Razia dilakukan hampir setiap hari karena peredaran senjata api meresahkan masyarakat Mesuji yang kerap dilanda konflik. (Ila Fadilasari)

Anak-anak di Mesuji Terbiasa Bawa Senjata Api Rakitan
Selasa, 24 September 2013 11:16 WIB
tribunnews.com
______________________________________
TRIBUNNEWS.COM, BANDARLAMPUNG - Polda Lampung memang sudah 'mengendus' adanya produksi senjata api rakitan dalam jumlah besar di sejumlah kabupaten.
Namun, aparat keamanan sepertinya luput mengawasi Desa Talang Gunung, Mesuji, Lampung, yang merupakan "gudang" tempat pembuatan senjata api.
Berdasarkan keterangan salah satu warga Mesuji, Suni (43), tidak cuma orang dewasa yang memegang senjata api, anak di bawah umur juga ikut menggunakannya untuk melindungi diri.
"Aparat seperti luput dalam melakukan pengawasan penggunaan senpi oleh orang sipil di sana," kata Suni, salam percakapan per telepon, Selasa (24/09/2013).
Suni mengatakan, senjata api rakitan buatan ala warga Talang Gunung itu, sebagian besar diperjualbelikan kepada warga yang menduduki kawasan Register 45.
Dalam ungkap kasus kejahatan pencurian dengan kekerasan maupun pencurian kendaraan bermotor, selama bulan September, Kepolisian Daerah Lampung mengamankan 84 unit senjata api dan 65 butir peluru. Terbanyak, penyalahgunaan senjata api itu wilayah Mesuji.
Kepala Polda Lampung Brigjen Heru Winarko mengungkapkan, Kabupaten Way Kanan disinyalisasi sebagai tempat industri rumah tangga pembuatan senjata api. "Kami tidak menduga jika Way Kanan termasuk tempat pembuatan senpi, tidak menutup kemungkinan wilayah lain pun yang rawan kriminalitas ada tempat pembuatan senpi," kata Heru.
Heru lantas mengimbau kepada masyarakat serta aparat desa agar segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan tempat-tempat yang dicurigai sebagai lokasi pembuatan senjata api.

Bentrok di Mesuji, 3 Tertembak
--------------------------------------------
2014-01-04 08:48:00
lampungpost
----------------
MESUJI (Lampost.Co): Situasi Kabupaten Mesuji memprihatinkan. Satu per satu warga tewas tertembak senjata api. Kali ini, keributan dua kelompok warga di Dusun Talanggunung, Kecamatan Mesuji Timur, menyebabkan tiga orang terkena tembakan, satu orang luka bacok.
Dari tiga yang tertembak, Tamsiu (35), warga Dusun Talanggunung, Kecamatan Mesuji Timur, tewas ditempat diterjang peluru, Jumat (3/1). Korban mengalami luka Dibagian punggung kanan dan disemayamkan dirumah duka menunggu visum dari pihak medis.
Sementara korban lain, Saripudin (55) alias Pot, mengalami luka tembak di kepala. Hingga berita ini ditulis belum diketahui keberadaanya. Terakhir Damas (45), luka tembak di perut di pinggang dan dibawa ke RS Penawar Medika. Ketiga korban adalah kakak beradik.
Sedangkan Naidi, satu dari pihak pelaku penembakan, mengalami luka bacok di telinga. Sedangkan para pelaku lain, juga satu keluarga, yakni Ali Kobra, Danu, Ledi dan Hendra menggunakan truk double kabin Strada Silver, kabur sambil membawa Naidi yang luka bacok.
Peristiwa berdarah itu terjadi pukul 12.00 di wilayah sawit 99, Airmati, kawasan Register 45, Sungaibuaya, Mesuji. Diduga, penyebab keributan dua keluarga bertetangga di Dusun Talanggunung hingga saling tembak itu adalah persoalan lahan Register 45.
Menurut keterangan yang dihimpun Lampung Post, persoalan yang menyebabkan Pot ditembak Hendra karena korban melarang pelaku melakukan pungutan terhadap warga di kawasan Register 45. "Karena Pot sudah diangkat menjadi kepala dusun oleh warga perambah di sekitar Airmati. Nah, pelaku ingin memungut Rp50 ribu/KK. Karena merasa dilarang, pelaku menembak korban tepat kepala. Namun, korban sempat menelpon keluarga di Dusun Talanggunung. Dan mengatakan ditembak pelaku," ujar saudara korban yang tiak mau disebut namanya.
Ketika coba dihubungi pihak keluarga, korban sudah tidak menjawab, meski telepon aktif. Versi lainnya menyebutkan, penyebab terjadinya tembak menembak itu karena Ali Kobra menjual lahan milik Pot seluas 10 ha. Dengan harga Rp100 juta. Merasa sebagai penggarap dan menanami lahan, Pot tidak terima. Hingga terjadi keributan dan menyebabkan Pot tertembak.
Warga Mesuji Bakar Mobil di Depan Mapolsek Tanjung Raya
Senin, 6 Januari 2014 15:29 WIB
tribunlampung
------------------------------------------


TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-Ratusan warga Kampung Harapan Mukti, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, merusak dan membakar barang bukti mobil pikap carry milik pelaku pencurian sawit yang diamankan di Mapolsek Tanjung Raya, Senin (6/1/2014) siang.
Aksi pembakaran barang bukti pikap itu diduga sebagai pelampiasan kekesalan warga atas maraknya aksi pencurian sawit di wilayah itu.
Aksi itu bermula ketika ratusan warga Kampung Harapan Mukti ramai-ramai mendatangi Mapolsek Tanjung Raya.
Mereka hendak menanyakan tindak lanjut penangkapan dua pelaku pencurian sawit di areal sawit PT SIP oleh anggota Polsek Tanjung Raya, beberapa hari lalu.
Kedua tersangka yang diamankan polisi itu: Prawoto (Bewok)dan Jumari.
"Warga melampiaskan kekesalannya dengan membakar barang bukti mobil carry," kata Kapolres Mesuji AKBP Trisna kepada wartawan di Mapolsek Tanjung Raya usai kejadian. (endra)
Aroma Politik Register 45
2014-01-06 06:18:00
lampungpost
------------------
KONFLIK berdarah di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, bak cerita bersambung tanpa batas. Kasus teranyar ialah baku tembak antarwarga di Register 45 pada Jumat (3/1). Semua sudah tahu pangkal soalnya, yaitu masalah tanah. Ada ketimpangan kepemilikan lahan yang sangat menganga antara industri dan warga di Lampung.
Industri perkebunan di Lampung seluas 3.894.158,66 hektare dikelola 68 perusahaan, yang terdiri dari 11 BUMN dan 57 swasta. Pada sisi lain, lahan garapan petani sekitar 1,1 juta hektare. Rata-rata setiap petani memiliki 0,3 hektare.
Ketimpangan itulah yang hingga kini belum menemukan solusinya, termasuk persoalan lahan di Register 45. Padahal, Kementerian Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan pada 21 Juni 2012 sudah membentuk sebuah tim khusus menangani persoalan Mesuji. Tidak tanggung-tanggung, tim beranggotakan 22 orang dari lintas instansi.
Rapat perdana tim khusus pada awal Agustus 2012 menetapkan target sangat muluk, yaitu penyelesaian konflik tanah di kawasan Register 45 Mesuji ditargetkan selesai pada Desember 2012. Sudah setahun berlalu melampaui tenggat, Register 45 tetap diselimuti persoalan.
Register 45 merupakan hutan milik negara yang ditetapkan menjadi hutan produksi. Sesuai Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, lahan itu tidak boleh dikelola tanpa izin tertulis dari Menteri Kehutanan.
Wilayah Register 45 seluas 43.100 hektare saat ini dihuni 10 ribu orang. Mereka menempati secara ilegal, mendirikan bangunan permanen, dan mengubah fungsi kawasan.
Saat tim khusus bentukan Kementerian Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan gagal mengemban misi, tiba-tiba muncul kebijakan Kementerian Kehutanan untuk menata kembali kepemilikan dan pengelolaan lahan di Register 45.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan 7.000 hektare lahan dikeluarkan statusnya dari Register 45. Pihaknya sudah menyerahkan kewenangan tersebut kepada pemerintah setempat untuk membagikan tanah tersebut kepada warga yang berhak.
Persoalan baru muncul, siapa warga yang berhak mendapatkan pembagian tanah. Apakah 10 ribu perambah yang datang dari sejumlah daerah atau penduduk asli Mesuji? Kita berharap ada penyelesaian masalah secara komprehensif di Mesuji. Jangan ada kebijakan yang beraroma jangka pendek, seperti pencitraan untuk mendulang suara dalam pemilu. Pembagian lahan itu kental beraroma pencitraan.
Persoalan utama yang harus diselesaikan ialah negara harus menjalankan Undang-Undang Agraria. Selain itu, harus diselesaikan tumpang tindih antara regulasi di bidang kehutanan, perkebunan, dan tata ruang. Negara juga harus menghormati hak ulayat dan tidak gampang mengklaim lahan-lahan sebagai tanah negara.
Tidak kalah pentingnya ialah Pemerintah Pusat harus mengakui tim khusus yang dibentuknya telah gagal menyelesaikan kasus Mesuji. Sudah saatnya kasus Mesuji diselesaikan pemerintah daerah setempat dengan dukungan dana dari Pemerintah Pusat. Hindari penyelesaian kasus Register 45 dari kepentingan politik sesaat dan sesat.
Ditodong Pistol, Polisi vs Pol PP Mesuji Nyaris Bentrok
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
29-01-2014
lampung post
MESUJI (Lampost.co): Keributan yang dipicu penodongan senjata api oleh seorang anggota Polisi terhadap anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mewarnai simulasi pengamanan Pemilu 2014 di Lapangan Desa Jayasakti, Kecamatan Pancajaya, Mesuji, Selasa (28/1).
Keributan yang terjadi antara pasukan gabungan pengamanan Pemilu itu merembet hingga nyaris terjadi bentrok massal. Penodongan bermula pada pukul 13.00. Lalu berlanjut pada pukul 17.30, di mana satu peleton Pol PP yang hendak pulang dihadang puluhan anggota polisi.
Anggota Pol PP Zaenal Effendi mengatakan ia ditodong oleh seorang anggota polisi bernama Doli. “Pas jam istirahat, saya menegur sahabat saya yang seorang anggota Polisi. Namanya Aidil. Tetapi teguran saya disambut oleh anggota polisi yang lain bernama Doli yang langsung marah dan menodongkan pistol di leher saya,” kata Zaenal.
Lalu kata Zaenal, Doli berkata kasar dan mengancam dirinya. “Saya pecahkan kepala kamu,” kata Zaenal menirukan ucapan Doli.
Keributan berhenti. Lalu saat pasukan Pol PP pulang, mereka dihadang Doli yang merupakan anggota Sabhara Polres Mesuji. Bersama dengan kawan-kawannya, Doli mengadang dan menghentikan mobil patroli pengangkut pasukan Pol PP. “Zaenal meninju pintu mobil dan mencengkeram kerah baju anggota Pol PP bernama Heriyanto,” ujar Zaenal.
Tidak hanya itu, Marga Lando mengatakan pasukan Tim Walet Polres Mesuji juga ikut mengejar pasukan Pol PP dan melepaskan tembakan ke udara. “Senjata yang dipakai sepertinya pelontar gas air mata. Tembakannya ke udara. Tetapi kami terus jalan saja,” kata Marga Lando, anggota Pol PP lainnya. (*)
Laporan: M. Ridwan Anas
Editor : Kristianto
tanggal 2014-04-03 21:39:00
sumber lampung post
http://lamposS E N S O Rberita/kelompok-perambah-bentrok-di-mesuji-1-tewas-
Ane gk ada maksud apa", cuma mau berbagi informasi tentang konflik yang ada di MESUJI. forum ini bisa juga di sebut kliping gan



jujur ane aja yg asal nya dri mesuji jdi tidak tenang jika melewati daerah trsbut. SEMOGA PEMERINTAH DAPAT SEGERA MENYELESAIKAN KONFLIK INI
NB:
Jika Agan nemu Link di internet tentang Register 45 mesuji silahkan post replay ya gan


Langsung AJA gan Baca Kliping ane ya

============================
Spoiler for Suasana Pemblokiran Jl. Lintas Timur Mesuji:


Spoiler for Warga Mesuji Curhat ke Wakapolda Lampung:
Warga Mesuji Curhat ke Wakapolda Lampung
====================================
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Wakapolda Lampung Kombes (Pol) Winarno AS berkunjung ke Kabupaten Mesuji, Jumat (6/9/2013). Kedatangan orang nomor dua di jajaran Polda Lampung ke wilayah "Sai Bumi Serasan Segawi" ini disambut aksi curhat oleh warga dari Forum Komunikasi Mesuji Bersatu (FKMB) terkait rentetan aksi blokir jalintim oleh perambah register 45 beberapa hari lalu.
Curhat disampaikan salah seorang warga dari FKMB beberapa saat setelah wakapolda tiba di rumah dinas bupati Mesuji. Ratusan warga yang tergabung dalam FKMB tengah berada di rumdis bupati karena mendengar adanya isu perambah hutan register 45 akan melakukan aksi kembali. Di hadapan Wakapolda Kombes Winarno, warga menyampaikan kekecewaan dan kekesalan mereka atas rentetan aksi blokir jalintim yang dilakukan para perambah register 45. Aksi tersebut dinilai telah melampaui batas kewajaran. Ulah para perambah itu, menurut warga, justru kembali mencoreng nama Kabupaten Mesuji.
Menanggapi itu, Wakapolda Lampung Kombes (Pol) Winarno AS mengatakan, pihaknya berterimakasih dan mengapresiasi dukungan masyarakat Mesuji kepada Polri menjalankan tugas-tugas pengamanan selama ini, termasuk dalam menangani aksi demonstrasi pemblokiran jalintim beberapa hari terakhir ini. Dia menambahkan, pihaknya juga saat ini telah menangkap dan memproses belasan orang yang tertangkap membawa senjata api ilegal dan senjata tajam dalam aksi pemblokiran jalan yang yang terjadi beberapa hari lalu.
Spoiler for Blokir Jalintim, Khamamik: Seperti Negara Dalam Negara, Tidak Ada Aturan:
Blokir Jalintim, Khamamik: Seperti Negara Dalam Negara, Tidak Ada Aturan
==========================
sumber
Tribun Lampung
_______________________________
Bupati Mesuji Khamamik menyayangkan sikap tidak ramah yang ditunjukkan warga yang menduduki kawasan register 45 Mesuji terhadap upaya penyelesaian persoalan di kawasan hutan negara itu.
Bahkan, dari hari ke hari, warga yang disebut perambah itu makin menunjukkan sikap yang mengarah kepada tindak anarkisme.
Teranyar, aksi ratusan perambah yang memblokir jalintim yang menuntut pembebasan rekan mereka yang ditangkap polisi atas tuduhan melakukan tindak pidana penganiayaan.
Dalam aksi yang berlangsung sepanjang Rabu (4/9/2013), tidak hanya berdampak lumpuhnya arus lalu lintas di jalintim, namun juga berujung aksi anarkisme berupa perusakan kendaraan dan beberapa fasilitas lainnya.
Para jurnalis yang tengah melaksanakan tugas peliputan itu juga ikut menjadi sasaran intimidasi dari perambah.
"Ini seperti negara dalam negara, seperti nggak ada aturan. Pemerintah sebenarnya sudah cukup bijak, lahan yang ditempati itu adalah tanah negara," terang Khamamik, di hadapan awak media menyikapi maraknya aksi anarkisme dan premanisme yang dilakukan perambah akhir-akhir ini, Kamis (5/8/2013).
Semestinya, kata Khamamik, dengan kesadaran sendiri para perambah mesti segera meninggalkan kawasan hutan register 45.
"Tanah itu merupakan tanah yang penguasaannya ada pada negara. Saya rasa mereka harus mengertilah, jangan terlalu memaksakan kehendak," tegas Khamamik.
Kondisi di kawasan hutan register 45 Kabupaten Mesuji kian hari kian mengkhawatirkan.
Dari hari ke hari, makin banyak warga yang masuk dan mendirikan rumah dan gubuk di kawasan hutan negara itu.
Bahkan, jika diamati kondisi hutan register 45 saat ini nyaris menyerupai sebuah kawasan perumahan nasional (perumnas). (endra)
Spoiler for Jurnalis Diteriaki "Bunuh" oleh warga Register 45 Mesuji saat meliput:
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-
Aksi warga register 45 Mesuji yang memblokir jalintim, Rabu, juga mengancam para pekerja media yang tengah melakukan tugas peliputan.
Pada aksi pemblokiran jalintim kedua pukul 17.00 wib petang kemarin, sejumlah jurnalis mendapatkan ancaman pembunuhan dari para perambah.
Tindak intimidasi kepada jurnalis ini sangat disayangkan Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Lampung Febrianto Ponahan.
"Ini tidak semestinya terjadi," ungkap Febrianto Pohan, Kamis (5/9/2013).
Intimidasi terhadap jurnalis itu bermula ketika mereka tengah meliput aksi perambah di depan Mapolres Mesuji.
Saat berada di depan Mapolres Mesuji, ada seorang perambah melemparkan batu ke arah warung. Melihat tindakan itu, para jurnalis, yang sebagian besar adalah jurnalis televisi, lalu berniat hendak mengabadikan peristiwa tersebut dengan kamera.
Saat mereka melihat jurnalis mengabadikan peristiwa itu, puluhan perambah langsung mengejar dengan membawa senjata api dan senjata tajam sambil berteriak bunuh.
"Para jurnalis yang berada di lokasi pun langsung menyelamatkan diri dengan bersembunyi di tempat yang dianggap aman," terang Febrianto.
Akibat peristiwa tersebut, para jurnalis yang meliput: Johan (TVRI), Mustakim (stringer Indosiar), Agustinus Raharja (MNCTV), Rahman Wijayanto (stringer Metro TV), Supriyadi (stringer Trans7), Robi Aritonang (Bass Radio), dan Amrullah (Radar TV) mengalami trauma.
"Sampai hari ini, mereka masih waswas dan belum dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Kami tentu menyangkan tindakan warga perambah terhadap jurnalis yang tengah melaksanakan tugas peliputan," tandas Febrianto. (endra)
Spoiler for PPMWS Minta Pemerintah Segera Menyelesaikan Konflik di Register 45:
Rabu, 4 September 2013 22:46
Tribun Lampung
_____________________________
Situasi di Register 45 Mesuji beberapa hari ini terus memanas. Ribuan warga kembali memblokir jalan lintas timur, Rabu (4/9/2013).
Persatuan Petani Moro-Moro Way Serdang (PPMWS) meminta pemerintah segera menyelesaikan konflik di Register 45.
"Sejak awal sudah jelas sekali akar masalahnya, konflik di Register 45 adalah akibat dari kebijakan pengelolaan kawasan hutan di era orde baru yang menyingkirkan keberadaan masyarakat," ujar Sahrul Sidin, Sekretaris Jenderal PPMWS, melalui rilisnya, Rabu (4/9/2013).
"Laporan TGPF Kasus Mesuji sudah menyebutkan hal tersebut," tambahnya.
Syahrul menegaskan, konflik semakin meluas karena pemerintah terkesan melakukan pembiaran dan menerapkan perlakuan yang berbeda terhadap masyarakat dan perusahaan pemegang konsesi.
"Hal inilah yang membuat konflik semakin kronis," ujarnya.
PPMWS meminta pemerintah menyelesaikan konflik yang sudah terjadi belasan tahun ini dengan cara-cara yang damai, arif, dan berkeadilan. Hal ini akan mencegah spiral kekerasan di Register 45.
Meski demikian, pihaknya mendukung upaya penegakan hukum terhadap oknum-oknum spekulan tanah yang menurutnya berkontribusi terhadap semakin meluasnya konflik di Register 45.
Konflik ini, menurut Syahrul, harus segera diakhiri dengan solusi yang berkeadilan.
Upaya penggusuran, kata dia lagi, terbukti tidak efektif.
"Semakin digusur, semakin banyak orang yang kembali. Hal ini yang harus menjadi perhatian dan evaluasi pemerintah," tambahnya.(endra)
Spoiler for 13 Senjata Api Disita dari Perambah Hutan:
13 Senjata Api Disita dari Perambah Hutan
Rabu, 11 September 2013 | 09:43 WIB
metrotvnews.com
________________________________

Metrotvnews.com, Bandar Lampung: Kepolisian Resor Mesuji, Lampung, menyita 13 senjata api rakitan dari tangan perambah hutan di kawasan Register 45 Mesuji, Lampung.
Sebanyak 12 senjata api laras pendek dan satu laras panjang itu disita polisi dari tangan para perambah yang kini masih terlibat konflik lahan. Senjata rakitan tersebut kerap digunakan saat terjadi kerusuhan dan bentrokan antarwarga di kawasan yang kini masih disengketakan itu.
Polisi menduga ribuan perambah di kawasan hutan lindung seluas 30.000 hektare tersebut masih menyimpan senjata api dan senjata tajam.
Maraknya kepemilikan senjata api ilegal di kawasan itu membuat aksi kejahatan dengan senjata api di sepanjang jalan lintas timur Sumatra meningkat tajam.
Kepala Polres Mesuji Ajun Komisaris Besar Trisna juga mengimbau kepada warga untuk menyerahkan senjata api milik mereka ke aparat keamanan. Ia menjamin tidak akan menindak secara hukum warga yang menyerahkan senjata api secara suka rela.
Saat ini polisi sedang menggencarkan razia senjata api di sekiktar kawasan Register 45 untuk mengurangi peredaran berbagai jenis senjata api di kawasan tersebut. Razia dilakukan hampir setiap hari karena peredaran senjata api meresahkan masyarakat Mesuji yang kerap dilanda konflik. (Ila Fadilasari)

Spoiler for Anak-anak di Mesuji Terbiasa Bawa Senjata Api Rakitan:
Anak-anak di Mesuji Terbiasa Bawa Senjata Api Rakitan
Selasa, 24 September 2013 11:16 WIB
tribunnews.com
______________________________________
TRIBUNNEWS.COM, BANDARLAMPUNG - Polda Lampung memang sudah 'mengendus' adanya produksi senjata api rakitan dalam jumlah besar di sejumlah kabupaten.
Namun, aparat keamanan sepertinya luput mengawasi Desa Talang Gunung, Mesuji, Lampung, yang merupakan "gudang" tempat pembuatan senjata api.
Berdasarkan keterangan salah satu warga Mesuji, Suni (43), tidak cuma orang dewasa yang memegang senjata api, anak di bawah umur juga ikut menggunakannya untuk melindungi diri.
"Aparat seperti luput dalam melakukan pengawasan penggunaan senpi oleh orang sipil di sana," kata Suni, salam percakapan per telepon, Selasa (24/09/2013).
Suni mengatakan, senjata api rakitan buatan ala warga Talang Gunung itu, sebagian besar diperjualbelikan kepada warga yang menduduki kawasan Register 45.
Dalam ungkap kasus kejahatan pencurian dengan kekerasan maupun pencurian kendaraan bermotor, selama bulan September, Kepolisian Daerah Lampung mengamankan 84 unit senjata api dan 65 butir peluru. Terbanyak, penyalahgunaan senjata api itu wilayah Mesuji.
Kepala Polda Lampung Brigjen Heru Winarko mengungkapkan, Kabupaten Way Kanan disinyalisasi sebagai tempat industri rumah tangga pembuatan senjata api. "Kami tidak menduga jika Way Kanan termasuk tempat pembuatan senpi, tidak menutup kemungkinan wilayah lain pun yang rawan kriminalitas ada tempat pembuatan senpi," kata Heru.
Heru lantas mengimbau kepada masyarakat serta aparat desa agar segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan tempat-tempat yang dicurigai sebagai lokasi pembuatan senjata api.

Spoiler for Bentrok di Mesuji, 3 Tertembak:
Bentrok di Mesuji, 3 Tertembak
--------------------------------------------
2014-01-04 08:48:00
lampungpost
----------------
MESUJI (Lampost.Co): Situasi Kabupaten Mesuji memprihatinkan. Satu per satu warga tewas tertembak senjata api. Kali ini, keributan dua kelompok warga di Dusun Talanggunung, Kecamatan Mesuji Timur, menyebabkan tiga orang terkena tembakan, satu orang luka bacok.
Dari tiga yang tertembak, Tamsiu (35), warga Dusun Talanggunung, Kecamatan Mesuji Timur, tewas ditempat diterjang peluru, Jumat (3/1). Korban mengalami luka Dibagian punggung kanan dan disemayamkan dirumah duka menunggu visum dari pihak medis.
Sementara korban lain, Saripudin (55) alias Pot, mengalami luka tembak di kepala. Hingga berita ini ditulis belum diketahui keberadaanya. Terakhir Damas (45), luka tembak di perut di pinggang dan dibawa ke RS Penawar Medika. Ketiga korban adalah kakak beradik.
Sedangkan Naidi, satu dari pihak pelaku penembakan, mengalami luka bacok di telinga. Sedangkan para pelaku lain, juga satu keluarga, yakni Ali Kobra, Danu, Ledi dan Hendra menggunakan truk double kabin Strada Silver, kabur sambil membawa Naidi yang luka bacok.
Peristiwa berdarah itu terjadi pukul 12.00 di wilayah sawit 99, Airmati, kawasan Register 45, Sungaibuaya, Mesuji. Diduga, penyebab keributan dua keluarga bertetangga di Dusun Talanggunung hingga saling tembak itu adalah persoalan lahan Register 45.
Menurut keterangan yang dihimpun Lampung Post, persoalan yang menyebabkan Pot ditembak Hendra karena korban melarang pelaku melakukan pungutan terhadap warga di kawasan Register 45. "Karena Pot sudah diangkat menjadi kepala dusun oleh warga perambah di sekitar Airmati. Nah, pelaku ingin memungut Rp50 ribu/KK. Karena merasa dilarang, pelaku menembak korban tepat kepala. Namun, korban sempat menelpon keluarga di Dusun Talanggunung. Dan mengatakan ditembak pelaku," ujar saudara korban yang tiak mau disebut namanya.
Ketika coba dihubungi pihak keluarga, korban sudah tidak menjawab, meski telepon aktif. Versi lainnya menyebutkan, penyebab terjadinya tembak menembak itu karena Ali Kobra menjual lahan milik Pot seluas 10 ha. Dengan harga Rp100 juta. Merasa sebagai penggarap dan menanami lahan, Pot tidak terima. Hingga terjadi keributan dan menyebabkan Pot tertembak.
Spoiler for Warga Mesuji Bakar Mobil di Depan Mapolsek Tanjung Raya:
Warga Mesuji Bakar Mobil di Depan Mapolsek Tanjung Raya
Senin, 6 Januari 2014 15:29 WIB
tribunlampung
------------------------------------------


TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-Ratusan warga Kampung Harapan Mukti, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, merusak dan membakar barang bukti mobil pikap carry milik pelaku pencurian sawit yang diamankan di Mapolsek Tanjung Raya, Senin (6/1/2014) siang.
Aksi pembakaran barang bukti pikap itu diduga sebagai pelampiasan kekesalan warga atas maraknya aksi pencurian sawit di wilayah itu.
Aksi itu bermula ketika ratusan warga Kampung Harapan Mukti ramai-ramai mendatangi Mapolsek Tanjung Raya.
Mereka hendak menanyakan tindak lanjut penangkapan dua pelaku pencurian sawit di areal sawit PT SIP oleh anggota Polsek Tanjung Raya, beberapa hari lalu.
Kedua tersangka yang diamankan polisi itu: Prawoto (Bewok)dan Jumari.
"Warga melampiaskan kekesalannya dengan membakar barang bukti mobil carry," kata Kapolres Mesuji AKBP Trisna kepada wartawan di Mapolsek Tanjung Raya usai kejadian. (endra)
Spoiler for Aroma Politik Register 45:
Aroma Politik Register 45
2014-01-06 06:18:00
lampungpost
------------------
KONFLIK berdarah di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, bak cerita bersambung tanpa batas. Kasus teranyar ialah baku tembak antarwarga di Register 45 pada Jumat (3/1). Semua sudah tahu pangkal soalnya, yaitu masalah tanah. Ada ketimpangan kepemilikan lahan yang sangat menganga antara industri dan warga di Lampung.
Industri perkebunan di Lampung seluas 3.894.158,66 hektare dikelola 68 perusahaan, yang terdiri dari 11 BUMN dan 57 swasta. Pada sisi lain, lahan garapan petani sekitar 1,1 juta hektare. Rata-rata setiap petani memiliki 0,3 hektare.
Ketimpangan itulah yang hingga kini belum menemukan solusinya, termasuk persoalan lahan di Register 45. Padahal, Kementerian Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan pada 21 Juni 2012 sudah membentuk sebuah tim khusus menangani persoalan Mesuji. Tidak tanggung-tanggung, tim beranggotakan 22 orang dari lintas instansi.
Rapat perdana tim khusus pada awal Agustus 2012 menetapkan target sangat muluk, yaitu penyelesaian konflik tanah di kawasan Register 45 Mesuji ditargetkan selesai pada Desember 2012. Sudah setahun berlalu melampaui tenggat, Register 45 tetap diselimuti persoalan.
Register 45 merupakan hutan milik negara yang ditetapkan menjadi hutan produksi. Sesuai Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, lahan itu tidak boleh dikelola tanpa izin tertulis dari Menteri Kehutanan.
Wilayah Register 45 seluas 43.100 hektare saat ini dihuni 10 ribu orang. Mereka menempati secara ilegal, mendirikan bangunan permanen, dan mengubah fungsi kawasan.
Saat tim khusus bentukan Kementerian Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan gagal mengemban misi, tiba-tiba muncul kebijakan Kementerian Kehutanan untuk menata kembali kepemilikan dan pengelolaan lahan di Register 45.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan 7.000 hektare lahan dikeluarkan statusnya dari Register 45. Pihaknya sudah menyerahkan kewenangan tersebut kepada pemerintah setempat untuk membagikan tanah tersebut kepada warga yang berhak.
Persoalan baru muncul, siapa warga yang berhak mendapatkan pembagian tanah. Apakah 10 ribu perambah yang datang dari sejumlah daerah atau penduduk asli Mesuji? Kita berharap ada penyelesaian masalah secara komprehensif di Mesuji. Jangan ada kebijakan yang beraroma jangka pendek, seperti pencitraan untuk mendulang suara dalam pemilu. Pembagian lahan itu kental beraroma pencitraan.
Persoalan utama yang harus diselesaikan ialah negara harus menjalankan Undang-Undang Agraria. Selain itu, harus diselesaikan tumpang tindih antara regulasi di bidang kehutanan, perkebunan, dan tata ruang. Negara juga harus menghormati hak ulayat dan tidak gampang mengklaim lahan-lahan sebagai tanah negara.
Tidak kalah pentingnya ialah Pemerintah Pusat harus mengakui tim khusus yang dibentuknya telah gagal menyelesaikan kasus Mesuji. Sudah saatnya kasus Mesuji diselesaikan pemerintah daerah setempat dengan dukungan dana dari Pemerintah Pusat. Hindari penyelesaian kasus Register 45 dari kepentingan politik sesaat dan sesat.
Spoiler for Ditodong Pistol, Polisi vs Pol PP Mesuji Nyaris Bentrok:
Ditodong Pistol, Polisi vs Pol PP Mesuji Nyaris Bentrok
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
29-01-2014
lampung post
MESUJI (Lampost.co): Keributan yang dipicu penodongan senjata api oleh seorang anggota Polisi terhadap anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mewarnai simulasi pengamanan Pemilu 2014 di Lapangan Desa Jayasakti, Kecamatan Pancajaya, Mesuji, Selasa (28/1).
Keributan yang terjadi antara pasukan gabungan pengamanan Pemilu itu merembet hingga nyaris terjadi bentrok massal. Penodongan bermula pada pukul 13.00. Lalu berlanjut pada pukul 17.30, di mana satu peleton Pol PP yang hendak pulang dihadang puluhan anggota polisi.
Anggota Pol PP Zaenal Effendi mengatakan ia ditodong oleh seorang anggota polisi bernama Doli. “Pas jam istirahat, saya menegur sahabat saya yang seorang anggota Polisi. Namanya Aidil. Tetapi teguran saya disambut oleh anggota polisi yang lain bernama Doli yang langsung marah dan menodongkan pistol di leher saya,” kata Zaenal.
Lalu kata Zaenal, Doli berkata kasar dan mengancam dirinya. “Saya pecahkan kepala kamu,” kata Zaenal menirukan ucapan Doli.
Keributan berhenti. Lalu saat pasukan Pol PP pulang, mereka dihadang Doli yang merupakan anggota Sabhara Polres Mesuji. Bersama dengan kawan-kawannya, Doli mengadang dan menghentikan mobil patroli pengangkut pasukan Pol PP. “Zaenal meninju pintu mobil dan mencengkeram kerah baju anggota Pol PP bernama Heriyanto,” ujar Zaenal.
Tidak hanya itu, Marga Lando mengatakan pasukan Tim Walet Polres Mesuji juga ikut mengejar pasukan Pol PP dan melepaskan tembakan ke udara. “Senjata yang dipakai sepertinya pelontar gas air mata. Tembakannya ke udara. Tetapi kami terus jalan saja,” kata Marga Lando, anggota Pol PP lainnya. (*)
Laporan: M. Ridwan Anas
Editor : Kristianto
Spoiler for Kelompok Perambah Bentrok di Mesuji, 1 Tewas:
tanggal 2014-04-03 21:39:00
sumber lampung post
http://lamposS E N S O Rberita/kelompok-perambah-bentrok-di-mesuji-1-tewas-
Diubah oleh aditya344 04-04-2014 08:50
0
7.4K
Kutip
57
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan