bagoes_djokdjaAvatar border
TS
bagoes_djokdja
Anies Baswedan dan Aktivis Cerdas Idealis
Halo gan, baru baru aja browsing di tetangga sebelah nemu tulisan yang menarik terkait Anies Baswedan. Salah satu calon yang maju Konvensi Demokrat. Sumbernya di sini SUMBER



Tak terasa dalam hitungan bulan, kita akan memasuki masa-masa kritis apa yang disebut dengan masa transisi kepemimpinan. Fase yang dimulai dengan pemilihan para wakil kita yang akan duduk di kursi “panas” legislatif baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun pusat, kemudian tahapan berikutnya yakni memilih orang nomor satu di negeri ini. Patut menjadi renungan bagi kita karena moment-moment tersebut menjadi tahapan penting dalam perjalanan bangsa kita selanjutnya..

Tak terasa ramadhan begitu cepat berlalu, idul fitripun seolah tertelan waktu lalu. hal menarik yang menjadi kaitan dengan moment diatas yakni hampir tak pernah luput dari perhatian kita di setiap sela-sela acara televisi, di sampul media cetak, majalah-majalah semua memanfaatkan moment puasa dan lebaran sebagai langkah narsis dengan memasang foto untuk memperkenalkan diri dalam cantuman nomer urut parpol tertentu. tak luput pula dalam setiap perjalanan kita, setiap sudut kota, kampung-kampung, bahkan yang membuat miris, di tempat ibadahpun menjadi alat dalam berkampanye gelap tersebut. karena sebagaimana kita ketahui tempat ibadah BUKAN SARANA UNTUK BERPOLITIK!!

Ketika kita menilik hal di atas tentu kita telah bisa memahami, ketika gong kampanye belum dibunyikan sebagai simbol dimulainya masa-masa perkenalan diri, Sudah melakukan pencurian start untuk menarik simpati, menciptakan citra dan persepsi dsb. cukup bagi kita untuk mengetahui kualitas para narsisor “orang-orang narsis” tersebut tidak taat aturan. Bagaimana mungkin beliau-beliau yang dengan senyum manisnya terpampang dalam ilegal campaign apabila terpilih nantinya sebagai anggota parlemen akan menjalankan tugas dengan baik, jika di awal-awal sudah tidak taat pada aturan. huft…

Mereka yang nantinya bertindak sebagai pembuat undang-undang, namun aturan main sudah mereka langgar sedari dini..maka kita memerlukan keberhati-hatian yang sangat dalam untuk memilih perwakilan kita di parlemen…

Nanti, ketika pemilu parlemen telah terlewati, Kita akan dihadapkan dengan pilpres. di negeri yang membentang dari sabang hingga merauke, diapit dua benua dan dua samudera yang 2/3 wilayahnya berada di lautan. yang SDA nya melimpah tak terhingga, dari seluruh jenis mineral yang ada, semuanya terdapat di negeri ini. Memilih orang nomor satu, yang akan memegang tongkat amanah dari etafe estafet pemegang tongkat sebelumnya. Sekaligus memegang amanah cita-cita bangsa.

Apabila kita menyaksikan dan mengikuti, berbagai media telah mulai menyoroti sosok yang dianggap layak untuk memegang amanah tersebut. berbagai lembaga surveipun mulai melakukan ”aksinya” untuk menyusun daftar yang mereka rilis, setelah melakukan riset dengan berbagai metode yang dilakukan.

Dalam survei nasional elektabilitas calon presiden yang digelar Lembaga Klimatologi Politik (LKP) yang dipublikasikan Senin, 02 September 2013. Joko Widodo kembali unggul dalam hasil survey calon presiden 2014 dengan 19,6 persen Di urutan selanjutnya ada Wiranto dengan 18,5 persen, Prabowo Subianto (15,4), Jusuf Kalla (7,6), Aburizal Bakrie (7,3 persen), dan Megawati (6,1). Berikutnya, Dahlan Iskan (3,4), Rhoma Irama (3,4), Mahfud Md. (3,3), Hatta Rajasa (2,5), dan Surya Paloh (2,4). Tokoh lainnya 1,3 persen. Sebanyak 9,2 persen responden mengaku belum punya pilihan. survei dilaksanakan pada 12-18 Agustus di 33 provinsi. Populasi survei ini adalah seluruh calon pemilih dalam pemilu 2014. Jumlah sampel 450 responden. Sampel diperoleh melalui teknik pengambilan secara berjenjang atau multistage random sampling.

Margin error sebesar 4,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara via telepon

Jokowi memang cukup fenomenal, hampir seluruh lembaga survei hingga saat tulisan ini dibuat, mencatatkan namanya bertengger pada posisi puncak teratas. Berbagai gebrakan yang dilakukan membuat berbagai orang berdecak kagum.

Apabila kita menelaah lebih dalam, sebenarnya kita perlu mencermati apakah telah layak jokowi akan duduk di kursi nomer satu republik ini, mengingat kompleksitas dalam memimpin negara memiliki skala yang jauh lebih besar.

Pemimpin negara memerlukan fluence yang kuat baik internal (dalam negeri) maupun eksternal (hubungan diplomatik luar negeri), substansi kepemimpinan tadi sangatlah penting dalam memutar roda pemerintahan. mengendalikan alat-alat negara, penegakan supremasi hukum, memutar laju pertumbuhan dan perekonomian hingga meningkatkan indeks pembangunan manusia, yang seutuhnya akan membangun kualitas manusia indonesia. Tentunya hal tersebut harus mensyaratkan daya juang yang tinggi dan kualitas intelektual yang mumpuni. dalam pengaruh eksternal, Pemimpin memerlukan karismatik yang kuat dalam membangun hubungan diplomatik baik dalam tingkat bilateral, regional, multinasional, maupun internasional, sehingga memiliki bargaining power dalam menjalankan national extern activity. yang menjadi pertanyaan besar, sudahkah hasil survei yang menjadi representasi kita, cukup memenuhi beberapa persyaratan kepemimpinan tersebut?

Apa yang dilakukan Jokowi sebenarnya cukup fenomenal bagi sebagian orang yang merindukan humanism approach dalam melakukan pendekatan, penyelenggaraan pemerintahan. Jokowi lebih bisa “memanusiakan” manusia yang jarang dilakukan kepala daerah di negeri ini. Dalam penataan PKL Jokowi melakukan pendekatan apa yang disebut “sosio-cultural”. atau pendekatan sosial dan budaya, lebih banyak diskusi. Blusukan ketempat kumuh bahkan meminimalsir tugas dari satpol PP. Namun pada hasil akhirnya juga tetap pada tujuan penataan yang berkesinambungan.. humanism sosio cultural approach inilah yang membuat simpati dan rasa empati bermunculan dari berbagai lapisan masyarakat.

Bangsa ini adalah bangsa yang besar, yang nantinya juga memerlukan sosok manusia yang besar, memiliki pengaruh yang besar, baik secara internal maupun eksternal. memerlukan sosok yang berprestasi dalam kancah internasional maupun nasional. anak bangsa yang dirindukan bukan hanya dalam sosio-kultural approach namun juga memiliki high intelectual personal, sosok penyemangat yang bersahaja, namun dengan prestasi yang diakui di tingkat dunia. yang kata-katanya mampu membakar semangat pemuda yang merupakan penggerak bangsa seperti apa yang dilakukan Ir. Soekarno. Memiliki keberanian yang disegani seperti Jenderal Soeharto, memiliki intelektualitas yang tinggi seperti Prof. Habibie. Siapakah dia?

Sosok DR. Anies Baswedan dapat dikatakan memenuhi kriteria tersebut. pada pidatonya mampu membakar semangat jiwa fresh graduated untuk merelakan waktunya sebagai pejuang dalam mendidik anak negeri di berbagai pelosok terpencil negeri ini dalam program indonesia mengajar. keberaniannya juga tak diragukan lagi sejak menjadi ketua senat mahasiswa ugm..

Hari itu cukup terik di suatu hari, di hari Jumat. Seperti biasa, setiap habis sholat Jumat di Gelanggang Mahasiswa, para mahasiswa akan menggunakan momen ini untuk demo. Habis Jumatan adalah momen yang menarik karena massa mahasiswa akan bergabung dengan jamaah sholat Jumat. Jadinya, terkumpul jumlah massa yang biasanya relatif banyak untuk demo. Hari itu mahasiswa berdemo menentang SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) yang di mata mahasiswa adalah judi yang dilegalkan oleh negara.

Seminggu sebelumnya, 15 tahun sejak NKK-BKK di tahun 1978, untuk pertama kalinya mahasiswa di Indonesia berhasil mengumpulkan massa sebanyak 13 ribu. Tabloid DeTak (sekarang detik..com) memuat laporan khusus tentang dahsyatnya massa demonstrasi itu. Massa yang begitu banyak itu menghentakkan Indonesia karena Suharto masih kuat-kuatnya bercokol. Semua koran dan majalah menurunkan headline tentang gerakan belasan ribu mahasiswa di Yogya. Belasan ribu mahasiswa itu menginspirasi kota-kota lain untuk bergerak dan memprotes SDSB.

Berbeda dengan minggu sebelumnya dimana militer kecolongan sehingga mahasiswa berhasil menerobos barikade aparat keamanan sehingga bisa demo ke jalan menuju DPR, hari itu militer benar-2 tidak mau kecolongan lagi. Bunderan UGM dikepung. Pasukan dari Korem Pamungkas, dibantu oleh Batalyon Artileri Medan dari Magelang mengepung kampus. Kala itu bukan jaman reformasi. Kala itu adalah jaman ORBA dengan rejim militer yang represif. Setiap demo pasti akan dihadang dengan pasukan rapih, professional dan amat terlatih untuk mengalahkan musuh.

Mobil-mobil lapis baja berseliweran dan diparkir di sekitar kampus. Helikopter tampak terbang rendah di atas kampus memandu pergerakan pasukan elit yang bergerak rapih jali, sistimatis! Tentara dengan tas ransel disertai antena tinggi menjulang bergerak sangat efisien, mengikuti perintah satu komando dari helikopter, cepat dan tanpa ba, bi, bu, mengepung mahasiswa yang sedang berdemo di Bunderan.

Dari mobil Komando, keluarlah tegap Komandan Militer menuju massa mahasiswa untuk negosiasi (atau intimidasi?) dan disambut oleh para pimpinan mahasiswa. Seorang Perwira Infanteri tempur dengan 2 Bunga Melati di Pundaknya berbicara. Gagah dia bilang ke Anies Baswedan yang saat itu menjadi pemimpin Senat Mahasiswa UGM supaya bubar.

Mereka tarik Anies Baswedan masuk ke dalam Markas Menwa UGM, di depan Bunderan UGM. Beberapa orang mahasiswa menemani. Di ruangan yang kecil itu penuh diisi oleh belasan intel dan pasukan berseragam. Suasana dalam ruangan terlihat tegang, mencekam. Debar jantung dan aliran darah mahasiswa yang ada di ruangan itu berpacu cepat.

„Anies!, lihat kampus sudah dikepung. Anda tidak bisa apa-apa lagi. Anda terkepung! Sekarang saya perintahkan kalian semua bubar!“, seperti mitralyur meledak dari mulut sang Letkol Komandan memberi perintah.

Suasana hening sebentar. Kemuadian Anies kalem menjawab: „Kami dan kampus kami memang terkepung tapi Bapak lihat ke sekeliling. Semua wartawan nasional dan internasional meliput pengepungan ini. Apa yang terjadi jika BBC atau CNN (saat itu Al Jazeera belum ada :d), memberitakan bahwa kendaraan lapis baja beserta helikopter tempur mengepung kampus UGM, kampus rakyat?“

„Bukankah pengepungan ini akan menghancurkan kredibilitas Pemerintah (ORBA) dan kehormatan korps tentara yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa?“

„Bukan kami (mahasiswa) yang tersandera! tapi Bapaklah (militer dan ORBA) yang justru tersandera karena akan dituduh telah melakukan kekerasan pada mahasiswa. Kalau sampai terjadi bentrokan, kami paling-paling luka kena popor senjata, tapi sesudah ini Bapak akan dicopot dan kredibilitas pemerintah akan rusak karena cara-cara yang Bapak pakai !“, jawab Anies.

(Untuk catatan: saat itu beberapa waktu sebelumnya, baru saja terjadi kekerasan di Dili, Timor Timur dan beberapa perwira TNI dicopot dari jabatannya)

Sang Komandan saat itu tertegun mendengar jawaban Anies yang tidak dia duga. Cerdik! Anies langsung menangkap momen ini bahwa posisinya lebih baik dalam negosiasi. Sedetik kemudian, Anies memimpin negosasi dengan memberi saran ke Sang Komandan.

„Tarik saja pasukan Bapak dari Kampus. Saya jamin mahasiswa hanya demo di kampus. Tidak akan turun ke jalan. Ini cuma demo biasa untuk menyatakan asiprasi nurani kami (masak harus dibubarkan?)”

Hanya dalam hitungan detik sang Komandan balik kanan. Tidak lama kemudian, berangsur-angsur kendaraan lapis baja beserta pasukan elit berantena tinggi meninggalkan Bunderan. Helikopter pun derunya sudah tidak terdengar lagi.

Hari itu mendapatkan pelajaran berharga dari Anies muda ; bahwa „akal sehat bisa mengatasi canggihnya peralatan tempur!“

Intelektualitasnya pun diakui di tingkat dunia, masuk dalam daftar 100 Intelektual Publik Dunia. Nama Anies Baswedan tercantum sebagai satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar yang dirilis majalah tersebut pada edisi April 2008. Anies berada pada jajaran nama-nama tokoh dunia antara lain tokoh perdamaian, Noam Chomsky, para penerima penghargaan Nobel, seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen, serta Vaclav Havel, filsuf, negarawan, sastrawan, dan ikon demokrasi dari Ceko. Sementara, World Economic Forum, berpusat di Davos, memilih Anies sebagai salah satu Young Global Leaders (Februari 2009). Kemudian, pada April 2010, Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang akhir April (2010). Dalam edisikhusus yang berjudul “20 Orang 20 Tahun”, Majalah Foresight menampilkan 20 tokoh yang diperkirakan skan menjadi perhatian dunia. Mereka akan berperan dalam perubahan dunia dua dekade mendatang. Nama Anies disematkan bersama 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Miliband, anggota Parlemen dan Sekjen Indian National CongressIndia Rahul Gandhi, serta politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS, Paul Ryan.
Sedangkan pada Juni 2010, Institute for International Policy Studies (IIPS) memberikan Nakasone Yasuhiro Awards kepada Anies. Satu bulan kemudian, Royal Islamic Strategic Studies Centre yang bermarkas di Yordania memasukkan Anies ke dalam daftar “500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia”.

Hanya dua kata .. Luar biasa!!
sosok muda yang bersahaja penuh dengan prestasi mendunia.. bukan hanya mengandalkan blusukan di kampung-kampung, di jalan-jalan atau di pasar-pasar… bahkan Anies yang dengan gelar doktor tersebut dengan program indonesia mengajarnya blusukan ke daerah terpencil pelosok negeri yang berhadapn dengan penduduk yang tak pernah mengenal huruf dan abjad sekalipun. tak pernah mengenal listrik sekalipun! bahkan wajah presidenpun tak pernah masyarakatnya ketahui karena media informasi yang sangat-sangat terbatas.. Anies blusukan kesitu!!
0
5.5K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan