- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kecelakaan Kerja Bagai “anak haram”, Karyawan PT Arun NGL Terancam Dipecat


TS
brigent
Kecelakaan Kerja Bagai “anak haram”, Karyawan PT Arun NGL Terancam Dipecat
Lhokseumawe - Meskipun telah menerima ratusan penghargaan bukan berarti musibah tidak akan pernah datang, resiko boleh saja dipetakan, namun resiko pasti akan datang diluar jangkau manusia, karena resiko hanya bisa diminimalisir.
PT Arun NGL yang telah beberapa kali menerima penghargaan berupa pedang emas, ISO bahkan lebih dari itu, namun perusahaan tersebut sangat takut dengan kecelakaan pada jam kerja.
Tidak tanggung-tanggung setiap kecelakaan kerja dianggar “aib” yang pantas disembunyikan demi penghargaan emas. Bahkan karyawan tidak mendapatkan jaminan keselamatan kerja apalagi biaya rumah sakit, hingga dipermainkan agar bisa dipecat.
Rekor terbaik sebelumnya, PT Arun NGL mencatat 820.082 jam kerja dari 4.222 hari. Hari Tanpa Kecelakaan 24.616.174 dari 2793 hari.
Seperti kasus yang menimpa seorang karyawan PT Arun bidang keamanan (security), Irsan Maulana (28) warga Paloh Dayah Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe. Dia tersengat arus tegangan tinggi saat menjaga keamanan didalam lokasi pabrik perusahaan itu. Selasa, 27 Agustus 2013, sore.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, Irsan, pada, 27 Agustus 2013, masuk kerja jam 15.00 Wib hingga jam 23.00 Wib. pada 17.00 Wib dia menyisir lokasi pabrik yang sebelumnya pernah menjadi target pencurian kabel.
Dia penasaran saat melihat ada jejak, rumput terinjak agak mati, dia terus menelusuri hingga sampai pada sebuah kotak travo tegangan arus tinggi. Dia melihat travo sudah terbuka dan ada sebuah kunci jenis ring ukuran 15/17 diatas kotak travo itu.
Dia sempat mengamati kotak travo itu apa isi didalamnya dan sempat terfikir kenapa bisa terbuka. Dia semakin penasaran karena sebelumnya dilokasi yang sama sempat terjadi pencurian kabel travo.
Disitulah dia tersengat listrik berkekuatan tinggi saat mengambil kunci diatas kota travo itu. “disitu dia tidak ingat apa-apa lagi tapi terekam CCTV” kata sumber itu.
Menurut sumber dari Yayasan Arun Hospital mengatakan korban dibawa kerumah sakit jam delapan malam. Dia mendapat penanganan medis pada luka bakar yang sangat serius di bagian kepala sebelah kiri sepanjang 8 centimeter, kepala bagian belakang 5 jahitan, tangan, perut.
Meskipun kecelakaan atau musibah yang diluar jangkaun atau prediksi manusia, namun pihak PT Arun justru menerima bagai “anak haram” yang memalukan. Dikalangan karyawan dan manjemen terdengar nasib korban bisa terancam karena bisa berpengaruh terhadap penilaian untuk mendapatkan penghargaan. “pihak manajemen sudah rebut seakan tidak menerima kejadian ini” Kata sumber itu.
Tidak tanggung-tanggung dia benar-benar dikawal agar tidak ketahuan, bahkan dia disarankan untuk pulang walaupun kondisi badannya yang dipenuhi luka bakar sangat lemas. “dia disuruh pulang, hanya empat jam di RS biar terlihat tidak kenapa-napa oleh manajemen, bahkan dia disuruh hati-hati dengan jebakan, bisa-bisa dia dipecat” Kata sumber itu.
Pihak keluarga merasa anaknya diperlakukan bagai “binatang perahan”, tidak ada jaminan keselamatan kerja, jaminan social atau jaminan kesehatan lainnya. “resep saja harus dibayar pakai uang sendiri tidak ditanggung oleh Arun hospital atau perusahaan, ini ada foto resepnya bahkan tau nggak bang dia terncam dipermainkan agar bisa dipecat” Kata sumber itu.
Informasi dari internal PT Arun NGL menyebutkan seluruh tenaga keamanan adalah rekrutan subkontraktor (outsorsing). PT Arun lebih memilih aman tidak mau bermasalah, sehingga korban tersebut terancam di pecat.
Bahkan, jaminan kesehatan juga tidak didapat, hingga resep obat harus ditebus oleh keluarga. Pihak PT Arun NGL yang dimintai keterangan soal ini malah menghindar dan saling lempar dari atas kebawah, sehingga hingga informasi ini diturunkan pihak PT Arun NGL belum berhasil dimintai konfirmasi. [brigent kaskuser]
Baca: Dusta-dusta PT Arun NGL
PT Arun NGL yang telah beberapa kali menerima penghargaan berupa pedang emas, ISO bahkan lebih dari itu, namun perusahaan tersebut sangat takut dengan kecelakaan pada jam kerja.
Tidak tanggung-tanggung setiap kecelakaan kerja dianggar “aib” yang pantas disembunyikan demi penghargaan emas. Bahkan karyawan tidak mendapatkan jaminan keselamatan kerja apalagi biaya rumah sakit, hingga dipermainkan agar bisa dipecat.
Rekor terbaik sebelumnya, PT Arun NGL mencatat 820.082 jam kerja dari 4.222 hari. Hari Tanpa Kecelakaan 24.616.174 dari 2793 hari.
Seperti kasus yang menimpa seorang karyawan PT Arun bidang keamanan (security), Irsan Maulana (28) warga Paloh Dayah Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe. Dia tersengat arus tegangan tinggi saat menjaga keamanan didalam lokasi pabrik perusahaan itu. Selasa, 27 Agustus 2013, sore.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, Irsan, pada, 27 Agustus 2013, masuk kerja jam 15.00 Wib hingga jam 23.00 Wib. pada 17.00 Wib dia menyisir lokasi pabrik yang sebelumnya pernah menjadi target pencurian kabel.
Dia penasaran saat melihat ada jejak, rumput terinjak agak mati, dia terus menelusuri hingga sampai pada sebuah kotak travo tegangan arus tinggi. Dia melihat travo sudah terbuka dan ada sebuah kunci jenis ring ukuran 15/17 diatas kotak travo itu.
Dia sempat mengamati kotak travo itu apa isi didalamnya dan sempat terfikir kenapa bisa terbuka. Dia semakin penasaran karena sebelumnya dilokasi yang sama sempat terjadi pencurian kabel travo.
Disitulah dia tersengat listrik berkekuatan tinggi saat mengambil kunci diatas kota travo itu. “disitu dia tidak ingat apa-apa lagi tapi terekam CCTV” kata sumber itu.
Menurut sumber dari Yayasan Arun Hospital mengatakan korban dibawa kerumah sakit jam delapan malam. Dia mendapat penanganan medis pada luka bakar yang sangat serius di bagian kepala sebelah kiri sepanjang 8 centimeter, kepala bagian belakang 5 jahitan, tangan, perut.
Meskipun kecelakaan atau musibah yang diluar jangkaun atau prediksi manusia, namun pihak PT Arun justru menerima bagai “anak haram” yang memalukan. Dikalangan karyawan dan manjemen terdengar nasib korban bisa terancam karena bisa berpengaruh terhadap penilaian untuk mendapatkan penghargaan. “pihak manajemen sudah rebut seakan tidak menerima kejadian ini” Kata sumber itu.
Tidak tanggung-tanggung dia benar-benar dikawal agar tidak ketahuan, bahkan dia disarankan untuk pulang walaupun kondisi badannya yang dipenuhi luka bakar sangat lemas. “dia disuruh pulang, hanya empat jam di RS biar terlihat tidak kenapa-napa oleh manajemen, bahkan dia disuruh hati-hati dengan jebakan, bisa-bisa dia dipecat” Kata sumber itu.
Pihak keluarga merasa anaknya diperlakukan bagai “binatang perahan”, tidak ada jaminan keselamatan kerja, jaminan social atau jaminan kesehatan lainnya. “resep saja harus dibayar pakai uang sendiri tidak ditanggung oleh Arun hospital atau perusahaan, ini ada foto resepnya bahkan tau nggak bang dia terncam dipermainkan agar bisa dipecat” Kata sumber itu.
Informasi dari internal PT Arun NGL menyebutkan seluruh tenaga keamanan adalah rekrutan subkontraktor (outsorsing). PT Arun lebih memilih aman tidak mau bermasalah, sehingga korban tersebut terancam di pecat.
Bahkan, jaminan kesehatan juga tidak didapat, hingga resep obat harus ditebus oleh keluarga. Pihak PT Arun NGL yang dimintai keterangan soal ini malah menghindar dan saling lempar dari atas kebawah, sehingga hingga informasi ini diturunkan pihak PT Arun NGL belum berhasil dimintai konfirmasi. [brigent kaskuser]
Baca: Dusta-dusta PT Arun NGL
0
6.4K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan