Jakarta, Karena menanyakan ukuran alat kelamin, kuesioner kesehatan reproduksi untuk siswa SMP menuai kontroversi di Aceh. Kuesioner yang sama beredar juga di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan sudah disosialisasikan sejak 2011.
Hal itu diakui sendiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Dr Mafilindati Nuraini, MKes. Menurutnya, sejauh ini kuesioner yang ditujukan untuk sekolah lanjutan itu tidak mendapat penolakan karena sudah disosialisasikan terlebih dahulu sejak 2 tahun yang lalu.
"Tahun 2011 sudah disosialisasikan, uji coba di kabupaten tapi bukan di Sleman. Tahun 2012, kita (Dinkes Sleman) sosialisasi, termasuk ke Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga). Nah, tahun ini kita melaksanakan," kata dr Mafilindati kepada detikHealth, seperti ditulis Jumat (6/9/2013).
Menurut dr Mafilindati, kuesioner berjudul 'Kuesioner Penjaringan Kesehatan Peserta Didik Sekolah Lanjutan' itu bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi. Di antaranya tentang pubertas dan perubahan fisik yang menyertainya.
Namun demikian, dr Mafilindati menolak jika dikatakan isi kuesioner tersebut terlalu vulgar. Meski ada visualisasi gambar-gambar payudara dan organ reproduksi, menurutnya tidak ada masalah karena hanya berupa siluet. Justru, gambar tersebut membuat informasinya lebih jelas.
"Vulgar gimana sih, justru itu informasi yang harus diketahui sejak dini. Daripada nanti tanya-tanya, dapat informasi berbeda dari sumber yang tidak jelas kan malah bahaya," kata dr Mafilindati.
Dikatakan pula oleh dr Mafilindati, kuesioner yang juga menanyakan ukuran alat kelamin itu dibuat oleh Kementerian Kesehatan. Selain di Sleman, kuesioner yang sama juga beredar di Kota Sabang, Nangroe Aceh Darusalam dan memicu kontroversi di tempat tersebut.
Spoiler for isi quisionernya:
Spoiler for Kalo menurut ane:
kuisioner yang amat sangat gak penting itu..
Spoiler for Terakhir dari Saya:
kalo ada yg salah..ditunggu ama komeng nyaaaa.....