- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Produsen Tempe Tahu Ancam Mogok


TS
riankimi
Produsen Tempe Tahu Ancam Mogok
Produsen Tempe Tahu Ancam Mogok, Ini Jawaban Pemerintah
Perajin tempe dan tahu berniat mogok produksi pada Senin 9 September.

Pemerintah akhirnya menanggapi rencana perajin tempe dan tahu yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), yang berniat melakukan mogok produksi pada Senin 9 September mendatang.
Menteri Pertanian, Suswono, saat ditemui semalam berkomentar bahwa seharusnya para produsen tempe tahu tidak perlu mogok. Sebab, produsen masih bisa dapat untung.
"Produsen kan harusnya tinggal menyesuaikan, harga jual tinggal dinaikkan. Kalau mereka mogok, kasihan para pekerjanya," jelas Suswono.
"Jadi, kalau menurut saya tidak perlu mogoklah. Mari kita cari solusi tengahnya, tetap bekerja dan sesuaikan harga jualnya," tambahnya.
Menurut Suswono, sebagai produsen seharusnya mereka mengetahui kalau kenaikan harga impor kedelai yang terjadi saat ini wajar berdampak pada harga yang tinggi.
Justru kenaikan harga ini, jelasnya, menarik bagi petani. Sebab, selama ini petani tidak pernah menikmati keuntungan yang memadai ketika importasi kedelai dibuka secara luas.
Ketika kedelai tidak menguntungkan, lanjut Suswono, perawatannya pun tidak sungguh-sungguh. Petani lebih memilih bercocok tanam tebu ataupun jagung, karena lebih menguntungkan. Akibatnya, luas lahan kedelai turun tapi luas produksi meningkat.
"Sekarang pilih mana, membangkitkan gairah petani dulu atau manjakan konsumen? Tapi idealnya sih dua-duanya, produsen tinggal naikkan harga jual saja," kata Suswono. (ren)
Perajin tempe dan tahu berniat mogok produksi pada Senin 9 September.

Pemerintah akhirnya menanggapi rencana perajin tempe dan tahu yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), yang berniat melakukan mogok produksi pada Senin 9 September mendatang.
Menteri Pertanian, Suswono, saat ditemui semalam berkomentar bahwa seharusnya para produsen tempe tahu tidak perlu mogok. Sebab, produsen masih bisa dapat untung.
"Produsen kan harusnya tinggal menyesuaikan, harga jual tinggal dinaikkan. Kalau mereka mogok, kasihan para pekerjanya," jelas Suswono.
"Jadi, kalau menurut saya tidak perlu mogoklah. Mari kita cari solusi tengahnya, tetap bekerja dan sesuaikan harga jualnya," tambahnya.
Menurut Suswono, sebagai produsen seharusnya mereka mengetahui kalau kenaikan harga impor kedelai yang terjadi saat ini wajar berdampak pada harga yang tinggi.
Justru kenaikan harga ini, jelasnya, menarik bagi petani. Sebab, selama ini petani tidak pernah menikmati keuntungan yang memadai ketika importasi kedelai dibuka secara luas.
Ketika kedelai tidak menguntungkan, lanjut Suswono, perawatannya pun tidak sungguh-sungguh. Petani lebih memilih bercocok tanam tebu ataupun jagung, karena lebih menguntungkan. Akibatnya, luas lahan kedelai turun tapi luas produksi meningkat.
"Sekarang pilih mana, membangkitkan gairah petani dulu atau manjakan konsumen? Tapi idealnya sih dua-duanya, produsen tinggal naikkan harga jual saja," kata Suswono. (ren)
0
1K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan