Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) bersama Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) dan Batan menggelar simulasi penanggulangan kecelakaan nuklir di Jalan Diponegoro Bandung, Kamis (5/9).
Simulasi melibatkan semua unsur terkait termasuk satuan TNI yang khusus menangani ancaman tersebut yakni Kompi Nuklir, Biologi, dan Kimia (Nubika) Zeni AD.

Skenario yang digelar pagi itu, kendaraan pengangkut zat radioaktif bertabrakan di jalan raya. Benturan itu diikuti ledakan-ledakan keras yang menghancurkan isinya. Kondisi itu pun membuat penanganan di lapangan dilakukan secara gabungan.

Penekanannya adalah terhadap bahaya radiasi yang ditimbulkan, terlebih lokasi kejadian berada di tempat umum. Potensi masyarakat terkontaminasi sangat besar. Inilah yang salah satunya coba ditangani secara optimal.

Prosedur pemeriksaan melalui detektor begitu banyak dilakukan terhadap personil dan pakaian yang digunakan. Sebagian petugas mengenakan kostum tertutup. Penyisiran benda berupa pecahan kendaraan pengangkut pun harus secara khusus.

Simulasi yang berlangsung satu jam itu juga memperlihatkan penanganan korban terkontaminasi dan upaya dekontaminasi dan rehabilitasi cemaran radiasi di sekitar lingkungan yang dilakukan Kompi Nubika.

Menurut Kepala Bapeten, As Natio Lasman, gladi tersebut harus digelar merujuk pada peraturan. Kegiatan itu bertujuan menguji kemampuan kekuatan nasional dalam merespon kecelakaan radiasi.

"Kegiatan ini juga untuk saling memahami SOP masing-masing. Ini sebagai bagian kesiapsiagaan. Dalam praktiknya, pengangkutan sumber radioaktif semuanya terkontrol, tapi kita tak memungkiri kemungkinan terjadinya hal di luar skenario," katanya.